Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PATOFISIOLOGI

ULKUS PEPTIKUM

Dosen Pengampu :
Tri Sumarni S,Kep.,Ns.,

Disusun oleh:

Anggi Gusti Dewi 200106016


Anggraeny Rara Sasmitha 200106020
Egi Hilmi Ramadani 200106044

PROGRAM STUDI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto, 10 November 2021

Penyusun
Ulkus Peptikum
1. Pengertian
Ulkus peptikum juga dikenal dengan tukak lambung Ini adalah luka atau
peradangan yang disebabkan oleh terkikisnya lapisan dinding lambung. Ulkus
peptikum ditandai dengan munculnya rasa nyeri pada lambung atau bahkan
perdarahan pada kasus yang lebih parah.
2. Penyebab
Ulkus peptikum bisa muncul pada lambung, duodenum (bagian pertama
usus kecil), atau kerongkongan (esofagus). Berikut adalah beberapa penyebab
ulkus peptikum yang perlu diketahui:
a. Infeksi bakteri Helicobacter pylori.
b. Penggunaan obat anti inflamasi non-steroid, seperti ibuprofen, aspirin, atau
diclofenac.
c. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
d. Stres yang tidak segera diatasi.
e. Masalah kesehatan, seperti tumor pankreas dan pengobatan radiasi pada area
lambung.
3. Tanda gejala
Hal yang paling sering dirasakan pada pasien dengan ulkus peptikum
adalah nyeri perut yang biasanya terasa di bagian ulu hati dan muncul setelah
makan. Nyeri yang dirasakan biasanya seperti rasa terbakar atau perih. Rasa
nyeri dapat membaik bila pasien makan atau dengan pemberian antasida. Pada
beberapa pasien, rasa nyeri dapat dirasa seperti rasa lapar. Pada beberapa pasien
lainnya, terutama pada pasien usia lanjut, gejala nyeri bisa saja tidak muncul.
Terdapat beberapa perbedaan gejala antara ulkus gaster dan ulkus
duodenum, yaitu:
a. Perbaikan nyeri
Nyeri pada pasien dengan ulkus gaster tidak selalu membaik setelah
makan. Makanan terkadang malah menjadi pencetus nyeri pada pasien ulkus
gaster. Pasien dengan ulkus duodenum memiliki ciri khas nyeri yang
membaik dengan makan.
b. Waktu terjadinya nyeri
Pada ulkus gaster, nyeri terjadi segera setelah pasien makan. Sementara
itu, pada ulkus duodenum, nyeri terjadi 2-3 jam sesudah makan atau saat
pasien merasa lapar.
c. Nyeri yang mengganggu saat tidur
Pasien dengan ulkus duodenum sering mengalami nyeri perut yang
mengganggu hingga pasien terbangun dari tidurnya. Nyeri terjadi pada
kisaran tengah malam hingga jam 3 pagi. Sementara itu, pasien dengan ulkus
gaster lebih jarang mengalami gejala ini.
Gejala lain yang dapat menyertai nyeri perut pada pasien dengan ulkus
peptikum adalah:
 Cepat kenyang, rasa penuh di ulu hati, kembung, mual, dan muntah
 Perdarahan saluran cerna yang ditandai dengan BAB hitam atau muntah
darah
4. Patofisiologi
Patofisiologi ulkus peptikum adalah adanya ketidakseimbangan antara faktor
protektif dari mukosa gaster dan faktor destruktif, sehingga terjadi kerusakan
mukosa yang menyebabkan ulkus pada traktus gastrointestinal. Faktor protektif
antara lain mukus, bikarbonat, prostaglandin, sel epitel, sel progenitor mukosa,
dan aliran darah mukosa. Faktor destruktif antara lain penggunaan nonsteroidal
antiinflammatory drugs (NSAID), Helicobacter pylori, asam lambung, dan
pepsin.
Infeksi Helicobacter pylori merupakan penyebab ulkus peptikum terbanyak.
Mekanisme kerusakan mukosa oleh bakteri Helicobacter pylori merupakan
proses yang kompleks, namun pada dasarnya bakteri Helicobacter pylori
mengandung enzim urease yang mampu memproduksi ammonia (NH3) dari
urea. Amonia akan bereaksi dengan asam lambung (HCl) membentuk
monochloramine (NH2Cl).
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dapat membantu diagnosis ulkus peptikum adalah
teropong saluran cerna (endoskopi/esofagogastroduodenoskopi). Pemeriksaan
dilakukan pada pasien berusia > 55 tahun yang pertama kali mengalami gejala
ulkus dengan tanda bahaya berupa:
 Perdarahan saluran cerna
 Anemia
 Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
 Gangguan menelan atau nyeri menelan
 Muntah berulang dan menetap
 Riwayat keganasan saluran cerna pada anggota keluarga
Bila tidak tersedia fasilitas teropong, pasien dapat diperiksa dengan
pemeriksaan rontgen perut dengan kontras ganda. Pasien yang memenuhi tanda
bahaya tetapi belum mencapai usia 55 tahun juga perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk mendeteksi infeksi Helicobacter pylori. Pemeriksaan untuk
bakteri tersebut tersedia melalui metode biopsi, kultur, pemeriksaan darah, atau
pemeriksaan napas urea (urea breath test).
6. Penatalaksanaan
Pilihan pengobatan untuk mengatasi ulkus peptikum bergantung pada
kondisi pasien dan penyebab ulkus peptikumnya. Pengobatan yang perlu
dilakukan adalah:
 Membasmi H. pylori dengan obat penghambat pompa proton (PPI) dan
antibiotik
 Pemberian obat penekan asam lambung (PPI, antagonis reseptor H2, atau
antasida)
 Penghentian obat-obatan penyebab ulkus dan perbaikan kondisi penyebab
ulkus
 Pembedahan
Konsultasikan pilihan pengobatan ulkus dengan dokter untuk pengobatan
yang optimal.
7. Jenis penyakit
Terdapat dua jenis ulkus peptikum, yaitu ulkus peptikum primer dan ulkus
peptikum sekunder. Ulkus peptikum primer adalah ulkus yang terjadinya
terutama dipengaruhi langsung oleh sekresi asam lambung dan pepsin yang
berlebihan. Sedangkan ulkus peptikum sekunder didasarkan adanya gangguan
ketahanan mukosa saluran cerna, yang dapat terjadi setelah mengalami
penyakit/trauma berat (stress ulcer), luka bakar (Curling’s ulcer), penyakit
intrakranial (Rokitansky-Cushing’s ulcer), minum aspirin atau kortikosteroid,
dan penyakit hati kronis.
DAFAR PUSTAKA

Ulkus peptikum - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2021). Di akses 24


November 2021, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Ulkus_peptikum
Ulkus: Gejala, Penyebab, dan Mengobati. (2021). Di akses 24 November 2021, dari
https://aido.id/diseases/ulkus/detail
Epidemiologi Ulkus Peptikum - Alomedika. (2019). Di akses 24 November 2021, dari
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/ulkus-
peptikum/epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai