PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TA 2020/2021
ABSTRAK
Puji dan syukur kita panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan literature review yang berjudul : Komunikasi
pada Pasien dengan Dukungan Ventilasi: Tinjauan Integratif ‘’
Penulis menyadari dalam penyusunan literature review ini masih banyak terdapat
kekurangan baik teknik penulisan maupun isinya. Hal ini di karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran dan
kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna perbaikan di masa yang akan datang.
Sebelumnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. H. Junaidy Suparman Rustam,
MNS selaku pembimbing akademik dalam mata kuliah Keperawatan Kritis, yang telah
membantu, membimbing serta memberikan saran demi kelancaran dalam penyusunan literature
review ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk kita semua dan semoga
literature review ini berguna bagi kita semua. Aamiin.
Bukittinggi,Desember 2020
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Diskusi........................................................................................................................6
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan.............................................................................................................12
4.2 saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Komunikasi yang tidak efektif dapat menimbulkan stres pada pasien selama pemberian
ventilasi, termasuk tekanan psiko-emosional yang muncul dari kecenderungan depresi,
kecemasan, frustrasi, ketakutan dan kemarahan, panik, gangguan tidur, penurunan harga
diri, dan kehilangan kendali, 4 dan juga pasien tidak dapat menyampaikan apa yang
mereka butuhkan atau keluhannya kepada perawat dan tenaga medis. 5 Oleh karena itu
perawat harus lebih waspada karena perlu adanya komunikasi yang efektif pada pasien
dengan dukungan ventilasi. Metode komunikasi yang tepat dapat mengurangi kesusahan
pasien selama dukungan ventilasi. 4 Untuk memberikan intervensi komunikasi yang
efektif, diperlukan kajian ulang dan sintesis pengetahuan dari bukti-bukti yang ada.
1. Mampu memaparkan informasi dengan evidence bese di area keperawatan terkait dengan
Komunikasi pada Pasien dengan Dukungan Ventilasi: Tinjauan Integratif
2. Mengidentifikasi jurnal terkait dengan Komunikasi pada Pasien dengan Dukungan
Ventilasi: Tinjauan Integratif
3. Mampu menelaah jurnal yang terkait dengan Efek Perawatan Kenyamanan Terintegrasi
dengan Komunikasi pada Pasien dengan Dukungan Ventilasi: Tinjauan Integratif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi adalah kebutuhan dasar manusia. Ini adalah proses dalam upaya membangun
saling pengertian. Tappen seperti yang dikutip dalam Riley 1 mendefinisikan komunikasi
sebagai pertukaran ide, perasaan, pendapat, dan nasihat yang terjadi antara dua orang atau
lebih yang bekerja sama. Dukungan ventilasi biasanya digunakan sebagai kehidupan
dukungan pada pasien dengan gagal napas atau setelah operasi besar. Meskipun dukungan
ventilasi dapat berfungsi sebagai perawatan yang menyelamatkan jiwa, konsekuensi dari
ketidakmampuan untuk berkomunikasi selalu menjadi perhatian. 2 Kondisi yang
menyebabkan masalah ventilasi seringkali merupakan konsekuensi dari tabung
endotrakeal yang mencegah aliran udara melalui pita suara. Seringkali diperparah dengan
Dua puluh satu publikasi memenuhi kriteria inklusi dari penelitian ini. Menurut garis besar
penelitian, 21 penelitian dikategorikan sebagai berikut: 11 penelitian (52,38%)
menggambarkan dampak komunikasi yang tidak efektif pada pasien dengan dukungan
ventilasi, 9 penelitian (42,86%) membahas faktor-faktor terkait komunikasi tidak efektif
pada pasien dengan dukungan ventilasi, dan 6 penelitian (28,57%) mengeksplorasi metode
atau strategi untuk meningkatkan komunikasi efektif pada pasien dengan dukungan
ventilasi.Dalam sebuah studi oleh Happ et al 8, dari 158 pasien yang diwawancarai secara
retrospektif tentang pengalaman mereka selama dukungan ventilasi, 47% melaporkan
perasaan cemas yang terutama dikaitkan dengan ketidakmampuan mereka untuk
berkomunikasi selama dukungan ventilasi. Selain itu, kurangnya kemampuan komunikasi
menyebabkan sulitnya pasien dalam mengekspresikan diri, serta kesulitan pasien untuk
berkomunikasi dengan tenaga medis. Penghalang ini meningkatkan kecemasan di antara
pasien dengan dukungan ventilasi.
Sebuah studi korelasional oleh Khalaila 3 menemukan tekanan psikologis yang lebih tinggi
berkorelasi dengan perasaan takut dan marah yang lebih tinggi. Tingkat ketakutan yang
lebih tinggi berkorelasi dengan tingkat kemarahan yang lebih besar. Begitu pula dalam
studi yang dilakukan Carrol 5 juga menggambarkan ketakutan dan kemarahan pada pasien
dengan dukungan ventilasi sebagai Dampak komunikasi yang tidak efektif pada pasien
dengan dukungan ventilasi Kegelisahan Komunikasi yang tidak efektif dapat berkontribusi
pada eksaserbasi emosi negatif dan akut Songklanagarind Journal of Nursing, 2017 Volume
37 Tambahan: 25-31 27
Komunikasi pada Pasien dengan Dukungan Ventilasi Rustam J, Kongsuwan W. hasil dari
emosi negatif. Ini karena mereka tidak tahu mengapa mereka tidak bisa berkomunikasi.
Sebuah studi retrospektif pasien yang dirawat dengan ventilasi mekanis oleh Happ et al 10
menemukan bahwa lama rawat inap ventilasi mekanis diintubasi secara signifikan terkait
dengan perasaan marah dan takut. Mereka juga dilaporkan bahwa semakin tinggi tingkat
keparahan penyakit, semakin tinggi pula kemarahan atas ketidakmampuan mereka untuk
berkomunikasi secara verbal. Berdasarkan bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perasaan takut dan marah pada pasien ventilasi mekanik berpengaruh paling signifikan
pada pasien nonverbal yang berisiko meninggal. N kehilangan kendali atas situasi mereka.
Kehilangan kontrol pada pasien dengan dukungan ventilasi ditandai dengan kebutuhan
yang tidak terpenuhi, perasaan ketergantungan, dan tidak manusiawi. 5 Demikian pula,
Patak et al 11 Juga disebutkan bahwa pasien tidak dapat berkomunikasi selama dukungan
ventilasi mengakibatkan perasaan kehilangan kendali. Pasien dapat kehilangan kendali
ketika kebutuhan mereka tidak terpenuhi selama perawatan ventilasi mekanis karena
ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi secara lisan dengan anggota keluarga dan
juga penyedia layanan kesehatan
BAB III
EVIDENCE BASE PRACTICE REVIEW
Bagaimana cara meberikan komunikasi yang efektif pada pasien yang terpasang ventilator
mekanik ?
4.1 Kesimpulan
Komunikasi yang tidak efektif mempengaruhi tekanan emosional pasien. Banyak faktor
yang dikaitkan dengan komunikasi infektif. Beberapa strategi untuk meningkatkan
komunikasi yang efektif berhasil digunakan. Meskipun demikian, masih terdapat penelitian
yang kurang memadai untuk mengidentifikasi metode komunikasi yang sesuai dengan
faktor-faktor yang terkait dengan komunikasi yang tidak efektif.
4.2 . Saran
Penulis mengetahui bahwa literatur ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga literatur ini bisa
mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi
untuk menyempurnakan literatur ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Riley JB. Komunikasi dalam keperawatan. Edisi ke-7. Tampa, Florida: Elseiver; 2012
2. Nilsen ML, Sereika S, Happ MB. Karakteristik perawat dan pasien terkait dengan durasi
pembicaraan perawat selama pertemuan pasien di ICU. Paru-paru Jantung. 2013; 42
(1): 5-12. doi: 10.1016 / j.hrt / ng.2012.10.003 Meril Sebuah inen M,
3. Happ MB, Sereika S, Garrett K, dkk. Penggunaan desain kohort sekuensial kuasi-
eksperimental dalam studi efektivitas pasien-perawat dengan strategi komunikasi
asissted (SPEACS). Contemp Clin Trials. 2008; 29 (5): 801-8. doi: 10.1016 /
j.cct.2008.05.010