Anda di halaman 1dari 16

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

APLIKASI TEORI “SELF CARE” OREM

A. DATA DEMOGRAFI
1. Nama : Ny. R No. MR : 238417
2. Umur : 68 th Tgl Msk : 09/11/15
3. Jenis kelamin : Perempuan Tgl Pgkjn : 10/11/15
4. Status kesehatan :
 Sekitar ± 5 tahun SMRS pasien pernah dirawat dengan keluhan kaki dan
tangan kiri lemas dan sulit digerakkan.
 1 hari SMRS tangan dan kaki pasien tidak dapat digerakkan, kesadaran
pasien menurun.
 Pada riwayat sakit dahulu didapat Riwayat fraktur femur kaki kiri dan sudah
dioperasi tahun 2010
 Riwayat HT (+) sekitar tahun 2009 sampai sekarang
 Riwayat DM (-)
 Riwayat Asma (-).
5. Status perkembangan : Lansia
6. Orientasi sosial budaya :
Suku Batak, saat ini pasien sudah tidak bekerja.
7. Sistem pelayanan kesehatan
Untuk mengatasi masalah kesehatan pasien memanfaatkan Puskesmas/RS
terdekat. Perawaatan saat ini dibiayai melalui yayasan gereja.
8. Sistem keluarga :
Pasien sudah menikah namun suaminya sudah lama meninggal, mempunyai 2
anak tetapi anaknya tidak pernah merawatnya, pasien dirawat oleh yayasan
gereja, Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan keluarganya.
9. Tinggal dengan siapa :
Pasien tinggal dengan anak yang ke dua anaknya tetapi anaknya tidak pernah
mengurusnya, pasien diurus oleh orang yayasan gereja. Tempat tinggal pasien
didaerah bogor.

108
10. Lingkungan :
Tinggal didaerah bogor. Tersedia sarana transportasi berbagai macam. Jarak
dekat dari rumah ke puskesmas dan RS. Pasien tidak bekerja.
11. Sumber-sumber :
Orang - orang gereja dan keyakinan akan Tuhan merupakan sumber kekuatan
pasien.
12. Status lokasi :
Status Lokalis : Ekstremitas kiri.
B. KEBUTUHAN SELF CARE UMUM (GENERAL)
1. Udara :
pasien tidak sadarkan diri kesadaran Somnolen, RR 25 x/menit, ronchi -/-,
Terpasang oksigen 3 liter/menit.
2. Cairan :
Mukosa bibir lembab, intake per NGT 1050 cc/8jam, Pemeriksaan TTV : TD
180/90 mmhg, N 89 x/menit, Suhu 37 o C. Medapatkan cairan parentral Asering /
24 jam.
3. Nutrisi :
Pasien makan melalui NGT dibantu oleh perawat, diit cair 6 x 300 cc/ hari,
pasien tampak kurus, BB 40 kg TB 163 cm.
4. Eliminasi :
Pasien terpasang kateter, BAB menggunakan pampers dan dibantu oleh keluarga
dan perawat.
5. Aktivitas/istirahat :
mobilisasi dan ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
6. Pencegahan bahaya (Prevention Hazards)
Tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan. Masalah keperawatan : gangguan
perfusi jaringan cerebral, gangguan nutrisi : kurang, gangguan mobilisasi fisik,
self care deficite.
7. Promosi normaly :
Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan anggota keluarga, pasien
lain, dan tim kesehatan . Pasien tidak kooperatif dengan program perawatan dan
pengobatan yang direncanakan.

109
C. KEBUTUHAN SELF CARE CARA PENGEMBANGAN (DEVELOPMENTAL
SELF-CARE REQUISITES)
1. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
Pasien memerlukan support dari keluarga untuk pasien. keluarga kooperatif saat
diberi pemahaman tentang pengetahuan tanda dan gejala stroke, pentingnya
oksigenasi, mobilisasi bertahap jika hemodinamik stabil, pencegahan dekubitus
dan kekakuan otot dan sendi, Excercise ROM apasif/aktif, aktivitas harian
lainnya, diet makan yang tepatMembutuhkan edukasi atau penjelasan dan
bantuan: pemahaman penyakitnya dan agar penyakitnya tidak semakin parah.
Membutuhkan exercise untuk menghilangkan kekakuan dan sendi lebih luas.
D. KEBUTUHAN SELF CARE DEVIASI KESEHATAN
1. Keberadaan regimen/pengobatan medikal :
Therapi injeksi : cefriaxone 1 gram ( 2 x 2 gram dalam drip dext 5 % 100 cc, jam
06, 18), ceticolin 1 gram ( 2 x 1 gram, jam 06, 18).
Pemeriksaan Radiologi : hasil CT Scan Kepala : Infark Lobus Temporal Dekstra.
Hasil Thoraks foto : TB paru. Pemeriksaan laboratorium : LED 69 mm/dl (0-20),
albumin 2,73 g/dl (3,4 – 4,8), Hb 10 gr/dl Kesadaran akan potensi/resiko masalah
terkait dengan regimen/pengobatan
Tidak menyadari/tidak mengetahui efek samping penyakit yang dialami.
2. Modifikasi citra diri terkait dengan perubahan status kesehatan
Pasien adaptasi dengan keterbatasan aktivitasnya dan hospitalisasi. Pasien tidak
kooperatif dengan rencana pengobatan dan perawatan.
3. Penyesuaian gaya hidup terkait dengan perubahan status kesehatan dan regimen
medikal
Keluarga menanyakan kondisinya dan kemungkinan kesembuhan. Pasien minta
pulang paksa dan tidak mau meneruskan pengobatan. Pasien tidak kooperatif
dengan rencana pengobatan dan perawatan dan pasien pulang dibawa ke
rumah.

110
E. MASALAH DAN RENCANA MEDIKAL
1. Diagnosa medikal
hemiparese sinistra ec stroke Non Hemorrage.
2. Teraphi
cefriaxone 1 gram ( 2 x 2 gram dalam drip dext 5 % 100 cc, jam 06, 18),
ceticolin 1 gram ( 2 x 1 gram, jam 06, 18).
.

Jakarta , 10/11/15

Dian Noviati Kurniasih


20144980007

111
F. ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


DS : Gangguan perfusi jaringan Iskemik jaringan serebri
DO cerebral ( interupsi aliran darah
 pasien tidak sadarkan Aliran darah serebral
diri menurun)
 kesadaran Somnolen,
 pemeriksaan TTV : TD
180/90 mmhg, N 89
x/menit, Suhu 37 o C.
RR 25 x/menit,
 pasien menggunakan
oksigen 3 liter/menit.
 Pada riwayat sakit
dahulu didapat Riwayat
fraktur femur kaki kiri
dan sudah dioperasi
tahun 2010
 Riwayat HT (+) sekitar
tahun 2009 sampai
sekarang
 Pemeriksaan
Radiologi : hasil CT
Scan Kepala : Infark
Lobus Temporal
Dekstra.
 Pemeriksaan
laboratorium : LED 69
mm/dl (0-20), albumin
2,73 g/dl (3,4 – 4,8), Hb
10 gr/dl

112
DS : Gangguan nutrisi: kurang Intake nutrisi tidak adekuat
DO
 Intake per NGT 1050
cc/8jam,
 Medapatkan cairan
parentral Asering /24
jam.
 Pasien makan melalui
NGT dibantu oleh
perawat, diit cair 6 x
300 cc/ hari,
 pasien tampak kurus,
BB 40 kg TB 163 cm.
 Hasil Thoraks foto : TB
paru.
 Pemeriksaan
laboratorium : LED 69
mm/dl (0-20), albumin
2,73 g/dl (3,4 – 4,8), Hb
10 gr/dl
DS : mobilisasi fisik kelemahan neuromuskuler
DO pada anggota gerak
 kesadaran Somnolen, sebelah kiri (penurunan
 Pasien terpasang kateter rentang gerak)

 BAB menggunakan
pampers dan dibantu
oleh keluarga dan
perawat
 mobilisasi dan ADL
pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
 Tangan dan kaki kiri
tidak dapat

113
digerakkanPemeriksaan
Radiologi : hasil CT
Scan Kepala : Infark
Lobus Temporal
Dekstra.
DS : Self care deficite Penurunan fungsi tulang
DO
 pasien tidak sadarkan
diri
 kesadaran Somnolen,
 pasien tampak
menggunakan oksigen 3
liter/menit.
 Intake per NGT 1050
cc/8jam,
 Medapatkan cairan
parentral Asering /24
jam.
 Pasien makan melalui
NGT dibantu oleh
perawat, diit cair 6 x
300 cc/ hari,
 Pasien terpasang kateter
 BAB menggunakan
pampers dan dibantu
oleh keluarga dan
perawat
 Tangan dan kaki kiri
tidak dapat
digerakkanPemeriksaan
Radiologi : hasil CT
Scan Kepala : Infark
Lobus Temporal

114
Dekstra.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan Iskemik jaringan serebri
( interupsi aliran darah Aliran darah serebral menurun)
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi tidak adekuat
3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler pada
anggota gerak sebelah kiri (penurunan rentang gerak)
4. Self care deficite berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
H. RENCANA , IMPLEMANTASI & EVALUASI KEPERAWATAN
Desain Nursing System, Regulatory operation dan Control Operation

Self care terapiutik yang dibutuhkan


Area defisit Udara
Keadekuatan inadekwat
Diagnosa Keperawatan Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan
Iskemik jaringan serebri ( interupsi aliran darah Aliran
darah serebral menurun)

Tujuan :
Tujuan dan kriteria hasil
Perfusi cerebral adekuat untuk mencegah perluasan daerah
infark setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam
waktu 3 x 24 jam
Kriteria hasil:

 TD dalam batas normal


 Tidak ada tanda-tanda PTIK
 Saturasi oksigen > 90%
 Kadar gula darah normal

Desain nursing system Wholly Compensatory


 Monitor indikator-indikator yang dapat menurunkan
Intervensi 10 november 2015 perfusi cerebral seperti Tekanan darah, irama dan
(meliputi arahan, dukungan, frekuensi jantung, Tanda-tanda PTIK, Saturasi oksigen,
tindakan langsung, Kadar gula darah.
pendidikan kes, dan  Monitor tanda-tanda perluasan daerah infark cerebral :
memberikan lingkungan yang Ukur GCS, Pemeriksaan nervus kranial, Evaluasi
mendukung) kemampuan wicara, Evaluasi kekuatan otot, dan
Evaluasi pupil (ukuran dan kesimetrisan)
 Pantau tanda-tanda vital seperti: adanya hipertensi,
frekuensi dan irama jantung, irama pernapasan seperti
adanya periode apnea, evaluasi pupil, catat ukuran,

115
bentuk, kesamaan dan reaksinya terhadap cahaya.
 Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan
yang tenang, batasi pengunjung. Berikan istirahat
secara periodik antara aktivitas keperawatan, batasi
lamanya setiap prosedur
 Kaji regiditas nukal, kedutan, kegelisahan yang
meningkat peka rangsang dan serangan kejang
 Pertahankan tidur dengan elevasi kepala TT 30o-45o
 Cegah terjadinya mengedan saat defikasi.
 Berikan oksigen sesuai indikasi
 Kolaborasi pemberian cefriaxone 1 gram ( 2 x 2 gram
dalam drip dext 5 % 100 cc, jam 06, 18), ceticolin 1
gram ( 2 x 1 gram, jam 06, 18).

Regulate/ Implementasi  Memonitor indikator-indikator yang dapat menurunkan


( 11- 13 november 2015 ) perfusi cerebral seperti Tekanan darah, irama dan
(meliputi arahan, dukungan, frekuensi jantung, Tanda-tanda PTIK, Saturasi oksigen,
tindakan langsung, Kadar gula darah.
pendidikan kes, dan  Memonitor tanda-tanda perluasan daerah infark
memberikan lingkungan yang cerebral : Ukur GCS, Pemeriksaan nervus kranial,
mendukung) Evaluasi kemampuan wicara, Evaluasi kekuatan otot,
dan Evaluasi pupil (ukuran dan kesimetrisan)
 memantau tanda-tanda vital seperti: adanya hipertensi,
frekuensi dan irama jantung, irama pernapasan seperti
adanya periode apnea, evaluasi pupil, catat ukuran,
bentuk, kesamaan dan reaksinya terhadap cahaya.
 mempertahankan keadaan tirah baring, ciptakan
lingkungan yang tenang, batasi pengunjung. Berikan
istirahat secara periodik antara aktivitas keperawatan,
batasi lamanya setiap prosedur
 mengkaji regiditas nukal, kedutan, kegelisahan yang
meningkat peka rangsang dan serangan kejang
 mempertahankan tidur dengan elevasi kepala TT 30o-
45o
 mencegah terjadinya mengedan saat defikasi.
 memberikan oksigen sesuai indikasi
 meemberian cefriaxone 2 gram dalam drip dext 5 %
100 cc dan ceticolin 1 gram

Control/ Evaluasi (13 S :


november 2015)
O:

 pasien tampak sudah sadar


 kesadaran compos mentis
 pemeriksaan TTV : TD 130/80 mmhg, N 84 x/menit,
Suhu 36 o C.
RR 22 x/menit,
 pasien tidak menggunakan oksigen.

116
A : masalah teratasi
P : motivasi pasien untuk melakukan perubahan secara
perlahan dari Wholly Compensatory ke partial
compensatory hingga Supportive Educative

Self care terapiutik yang dibutuhkan


Area defisit NUTRISI

Keadekuatan Inadekwat
Diagnosa Keperawatan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
nutrisi tidak adekuat.

Tujuan :
Tujuan dan kriteria hasil
Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam
Kriteria hasil:

 Intake dan output nutrisi seimbang


 Intake per oral1050 cc/8jam,
 Pasien makan melalui mulut dibantu oleh perawat, diit
cair 6 x 300 cc/ hari,
 pasien tampak ada peningkatan BB
 Hasil Thoraks foto : perbaikan
 Pemeriksaan laboratorium : LED (0-20), albumin g/dl
(3,4 – 4,8), Hb stabil

Desain nursing system Wholly Compensatory


 Kaji intake dan output nutrisi
Intervensi 10 november  Beri makan dengan posisi semi fowler
2015(meliputi arahan,  Beri makan melalui NGT sesuai diit 6 x 300 cc
dukungan, tindakan  Timbang BB
langsung, pendidikan kes,  Evaluasi pemasangan NGT
dan memberikan lingkungan  Pantau pemeriksaan laboratorium
yang mendukung)
 Kolaborasi pemberikan obat antiemetik sesuai indikasi

Regulate/ Implementasi  mengkaji intake dan output nutrisi


( 11 – 13 november 2015 )  memberikan makan dalam posisi semi fowler
(meliputi arahan, dukungan,  memberi makan melalui NGT sesuai diit 6 x 300 cc
tindakan langsung,  mengevaluasi pemasangan NGT
pendidikan kes, dan  Pantau pemeriksaan laboratorium HB, LED, dan
memberikan lingkungan yang albumin
mendukung)  mengkolaborasi pemberikan obat sesuai indikasi

Control/ Evaluasi S :
13 november 2015

117
O:

 Tampak NGT pasien tercabut oleh pasien


 Tampak pasien masih Medapatkan cairan parentral
Asering /24 jam.
 Tamapak Pasien makan sedikit karena kesulitan
menelan
 diit cair 6 x 300 cc/ hari,
A : Masalah gangguan nutrisi teratasi
P : Pemantauan nutrisi dan evaluasi pemasangan NGT
kembali (pasien pulang atas permintaan sendiri).

Self care terapiutik yang dibutuhkan


Area defisit Aktivitas istirahat

Keadekuatan Inadekwat
Diagnosa Keperawatan Gangguan mobilisasi fisik b.d kelemahan neuromuskuler
pada anggota gerak sebelah kiri (penurunan rentang gerak)

Tujuan :
Tujuan dan kriteria hasil
Mobilisasi fisik meningkat secara optimal setelah
dilakukan perawatan selama 5 hari
Kriteria evaluasi :
 Peningkatan kekuatan otot pada anggota gerak seelah
dextra
 Tidak ada kontraktur/foot drop
 Dapat berpartisipasi dalam perawatan sehari-hari

Desain nursing system Wholly Compensatory


 Kaji kemampuan fungsional masing-masing anggota
Intervensi 10 november 2015 gerak
(meliputi arahan, dukungan,  Ubah posisi minimal setiap 2 jam sekali
tindakan langsung,  Lakukan latihan ROM pasif dan aktif pada anggota
pendidikan kes, dan gerak
memberikan lingkungan yang  Tinggikan tangan dan kepala.
mendukung)  Posisikan lutut dan pangul dalam posisi ekstensi.
 Observasi daerah yang terkena termasuk warna, edema,
atau tanda lain dari gangguan sirkulasi.
 Baringkan pasien dengan tepat menggunakan ganjalan
bantal di TT perlindungan tumit dan siku saat tidur
 Kaji ekstremitas bawah secara teratur terhadap
kemerahan, nyeri tekan dan suhu
 Pasang stoking elastik sambil melakukan mobilisasi
 Ajarkan keluarga untuk melakukan ROM pada pasien,
Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan

118
pasif pada semua ektremitas. Anjurkan latihan seperti
kuadrisef/gluteal, meremes bola karet, melebarkan jari-
jari kaki/telapak
 Kolaborasi Pemberian obat sesuai indikasi dan Tim
rehabilitasi Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara
aktif latihan ambulasi pasien
Regulate/ Implementasi  mengkaji kemampuan fungsional masing-masing
(11-13 november 2015 ) anggota gerak
(meliputi arahan, dukungan,  mengubah posisi minimal setiap 2 jam sekali
tindakan langsung,  melakukan latihan ROM pasif dan aktif pada anggota
pendidikan kes, dan gerak
memberikan lingkungan yang  meninggikan tangan dan kepala.
mendukung)  memposisikan lutut dan pangul dalam posisi ekstensi.
 mengobservasi daerah yang terkena termasuk warna,
edema, atau tanda lain dari gangguan sirkulasi.
 membaringkan pasien dengan tepat menggunakan
ganjalan bantal di TT perlindungan tumit dan siku saat
tidur
 mengkaji ekstremitas bawah secara teratur terhadap
kemerahan, nyeri tekan dan suhu
 memasang stoking elastik sambil melakukan mobilisasi
 mengajarkan keluarga untuk melakukan ROM pada
pasien, Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif
dan pasif pada semua ektremitas. Anjurkan latihan
seperti kuadrisef/gluteal, meremes bola karet,
melebarkan jari-jari kaki/telapak
 mengkolaborasi Pemberian obat sesuai indikasi dan
Tim rehabilitasi Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
secara aktif latihan ambulasi pasien
Control/ Evaluasi S :.
13 november 2015
O:

 kesadaran composmentis
 Pasien tidak terpasang kateter
 BAB dibantu oleh keluarga dan perawat ke kamar
mandi
 mobilisasi dan ADL pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
 Tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan
 Belum ada hasil Pemeriksaan Radiologi : hasil CT Scan
Kepala terbaru.
A : Masalah kurang pengetahuan teratasi
P : Motivasi & ingatkan keluarga untuk melakukan ROM
pada pasien, Mulailah melakukan latihan rentang gerak
aktif dan pasif pada semua ektremitas. Anjurkan latihan
seperti kuadrisef/gluteal, meremes bola karet, melebarkan
jari-jari kaki/telapak

119
Self care terapiutik yang dibutuhkan
Area defisit Self care deficite

Keadekuatan Inadekwat
Diagnosa Keperawatan Self care deficite b.d. penurunan fungsi tulang

Tujuan :
Tujuan dan kriteria hasil
Pemenuhan self care terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam.
Kriteria hasil:

 pasien tamapak sadar, kesadaran composmentis,


tampak tidak menggunakan oksigen, Intake per oral
1050 cc/8jam, tidak terpasang infus, Makan melalui
oral, Pasien tidak menggunakan kateter, BAB dibantu
oleh keluarga dan perawat menggunakan pispot, dan
Tangan dan kaki kiri dapat digerakkan

Desain nursing system Wholly Compensatory


 Kaji tingkat kemampuan
Intervensi 10 november 2015  Bantu pasien BAB,BAK ke kamar mandi
(meliputi arahan, dukungan,  Fasilitasi pasien saat melakukan perawatan diri
tindakan langsung,  Beri pujian saat pasien berhasil melakukan perawatan
pendidikan kes, dan diri
memberikan lingkungan yang  Libatkan keluarga untuk membantu perawatan diri
mendukung) pasien
 Evaluasi pemasangan Kateter
 Evaluasi IVFD Asering / 24 jam.

Regulate/ Implementasi  mengkaji tingkat kemampuan


(11-13 november 2015 )  membantu pasien BAB,BAK ke kamar mandi
(meliputi arahan, dukungan,  menfasilitasi pasien saat melakukan perawatan diri
tindakan langsung,  memberi pujian saat pasien berhasil melakukan
pendidikan kes, dan perawatan diri
memberikan lingkungan yang  melibatkan keluarga untuk membantu perawatan diri
mendukung) pasien
 mengevaluasi pemasangan Kateter
 mengevaluasi IVFD

Control/ Evaluasi S :
13 november 2015
O:

 pasien sadarkan diri, kesadaran composmentis,


 pasien tampak tidak menggunakan oksigen karena
dilepas pasien., masih Medapatkan cairan parentral
Asering /24 jam.

120
 Pasien makan melalui oral dibantu oleh perawat, diit
cair 6 x 300 cc/ hari, karena NGT dicabut pasien.
 Tampak kateter dicabut oleh pasien
 BAB menggunakan pampers dan dibantu oleh keluarga
dan perawat
 Tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan
A : Masalah self care tidak terpenuhi
P : Motivasi & ingatkan klien meningkatkan self care
( untuk kooperatif dalam pengobatan, pasien pulang
atas permintaan sendiri)..

121
RESUME IV
Ny. R (68 th) : hemiparese sinistra ec stroke Non Hemorrage

Deskripsi pasien Ny. R (68 th)


Keluhan Utama :
Tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan.

Riwayat perjalanan penyakit :


Sekitar ± 5 tahun SMRS pasien pernah dirawat dengan
keluhan kaki dan tangan kiri lemas dan sulit digerakkan.
1 hari SMRS tangan dan kaki pasien tidak dapat
digerakkan, kesadaran pasien menurun. Pada riwayat
sakit dahulu didapat Riwayat fraktur femur kaki kiri dan
sudah dioperasi tahun 2010, Riwayat HT (+) sekitar
tahun 2009 sampai sekarang, Riwayat DM (-), Riwayat
Asma (-).

Pemeriksaan fisik didapatkan :


Udara : pasien tidak sadarkan diri kesadaran Somnolen,
RR 25 x/menit, ronchi -/-, Terpasang oksigen 3
liter/menit.
Cairan : Mukosa bibir lembab, intake per NGT 1050
cc/8jam, Pemeriksaan TTV : TD 180/90 mmhg, N 89
x/menit, Suhu 37 o C. Medapatkan cairan parentral
Asering /24 jam.
Nutrisi : Pasien makan melalui NGT dibantu oleh
perawat, diit cair 6 x 300 cc/ hari, pasien tampak kurus,
BB 40 kg TB 163 cm.
Eliminasi : Pasien terpasang kateter, BAB
menggunakan pampers dan dibantu oleh keluarga dan
perawat.
Aktivitas/istirahat : mobilisasi dan ADL pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
Interaksi sosial : Pasien tidak mampu
berkomunikasi dengan baik dengan anggota keluarga,
pasien lain, dan tim kesehatan.
Pasien tidak kooperatif dengan program perawatan dan
pengobatan yang direncanakan.
Status Lokalis : Ekstremitas kiri.

Pemeriksaan Radiologi : hasil CT Scan Kepala : Infark


Lobus Temporal Dekstra. Hasil Thoraks foto : TB paru.
Pemeriksaan laboratorium : LED 69 mm/dl (0-20),
albumin 2,73 g/dl (3,4 – 4,8), Hb 10 gr/dl.

Masalah keperawatan : gangguan perfusi jaringan


cerebral, gangguan nutrisi : kurang, gangguan mobilisasi
fisik, self care deficite.

122
Self Care Limitation atau Membutuhkan penjelasan dan bantuan tentang :
Self Care deficit pengetahuan tanda dan gejala stroke, pentingnya
oksigenasi, mobilisasi bertahap jika hemodinamik stabil,
pencegahan dekubitus dan kekakuan otot dan sendi,
Excercise ROM apasif/aktif, aktivitas harian lainnya,
diet makan yang tepat.

Type Of Nursing System Desain nursing system : Wholly Compensatory .


Pasien dan keluarga disiapkan segera mandiri secara
bertahap dengan Partial Compensatory dan Supportive
Educative.

Technological Wholly Compensatory adalah sistem keperawatan yang


Dimension diperlukan oleh Ny R dan Supportive Educative
diperlukan baik untuk pasien maupun untuk keluarga
agar dapat memberikan dukungan ke pasien.

Conclusion Dengan self care theory dari Orem’s pasien dapat


meningkatkan pemenuhan self care mampu
berpartisipasi dalam pemenuhan self care, melalui
perubahan secara perlahan dari Wholly Compensatory
ke partial compensatory hingga Supportive Educative.

123

Anda mungkin juga menyukai