KEDAULATAN
KEDAULATAN
TEMA : “KEDAULATAN”
Email : ivanamickael632@gmail.com
No. BP : 2010003600281
A. PENDAHULUAN
Negara merupakan subjek hukum internasional yang paling penting (par excellence)
internasional, negara memiliki hak dan kewajiban menurut hukum internasional. Menurut R.
Kranenburg, negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh kelompok manusia yang
disebut bangsa. Suatu negara dapat dikatakan sebagai subjek internasional harus memiliki
beberapa unsur atau syarat. Unsur atau syarat dari suatu negara antara lain, adanya penduduk
yang tetap (a permanent population), adanya wilayah tertentu (a defined territory), adanya
kemampuan melakukan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into relations with
Kedaulatan merupakan atribut penting bagi suatu negara. Prinsip kedaulatan di dalam
Piagam PBB merupakan salah satu prinsip dasar yang paling penting dan dihormati terutama di
dalam kesamaan posisi hak antar negara di dunia. Hal ini merupakan salah satu prinsip atau
doktrin yang disebut dengan “jus cogens” atau “peremptory norms”, yaitu suatu norma yang
1
diterima sebagai norma dasar hukum internasional secara keseluruhan dan sebagai suatu norma
yang tidak boleh dilanggar. Kedaulatan jika dilihat dari aspek wilayah suatu negara mengandung
arti bahwa negara mempunyai kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam
batas-batas wilayah negara yang bersangkutan. Setiap negara agar tetap dipercayakan sebagai
pribadi internasional akan selalu berusaha untuk mempertahankan kedaulatannya. Dalam konteks
hubungan internasional, tiap-tiap negara telah menerima prinsip saling menghormati kedaulatan
suatu negara.
Bangsa Indonesia adalah negara yang merdeka dan berdaulat, serta telah diakui di mata
dunia internasional. Namun pada kenyataannya, kedaulatan diri dan kedaulatan Bangsa
Indonesia hingga kini belum mengalami tumbuh-kembang yang maksimal. Hal tersebut dapat
dilihat dari aspek ekonomi, budaya, dan juga politik. Setelah kemerdekaan, Bangsa Indonesia
berusaha mengubah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, tetapi hingga saat ini hal
tersebut belum berhasil atau dapat dikatakan bahwa kedaulatan ekonomi Bangsa Indonesia
belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Jika dilihat dari segi aspek kebudayaan, Indonesia masih
kerap kali mengalami konflik dengan negara tetangga terkait dengan warisan budaya bangsa.
Ditinjau dari aspek politik, kedaulatan politik Bangsa Indonesia dalam mengatur tata kelola
kehidupan bernegara masih sangat tergantung dan sering mendapat tekanan kekuatan asing.
Ancaman kekuatan asing yang secara perlahan dan kini bersifat masif terhadap kedaulatan diri
dan Bangsa Indonesia cenderung dinikmati dan tidak disadari sebagai suatu ancaman.
Sampai saat ini konsep dan realisasi kedaulatan diri dan bangsa sering menimbulkan
perbedaan dan kontroversi dalam pemaknaan serta realisasinya. Kedaulatan negara juga
berdaulat, rakyat Indonesia sulit merealisasikan kedaulatan diri secara maksimal dan
2
bermartabat. Sebaliknaya, negara yang berdaulat tanpa memberi ruang kedaulatan diri rakyatnya
akan menjadi praktek kekuasaaan yang otoritarian. Para pendiri bangsa dengan cerdas telah
merumuskan bahwa perjuangan mencapai kedaulatan politik dari penjajahan merupakan sarana
atau suatu jembatan emas untuk membangun dan memfasilitasi kesejahteraan dan keamanan
rakyat tanpa harus mengorbankan kedaulatan dirinya. Hal tersebutlah yang sejak awal mendasari
para pendiri bangsa menetapkan bentuk negara yang dipilih adalah republik bukan monarki dan
kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Negara Indonesia menganut negara hukum agar
keadilan dapat ditegakkan sesuai dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, penting untuk
memahami pentingnya kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
Rumusan Masalah:
B. PEMBAHASAN
a. Definisi Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “sovereignty”, dalam Bahasa Perancis
disebut “souverainete”, dan dalam bahasa Itali disebut ”sovranus”, yang asal katanya berasal
dari Bahasa Latin ”superanus”, yang berarti yang tertinggi atau teratas (supreme). Kedaulatan
3
(sovereignty) juga dapat dipakai sebagai sinonim untuk istilah kemerdekaan (independent).
Kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum suatu negara. Konsep
kedaulatan berarti kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dalam suatu negara yang ditujukan
Kedaulatan mempunyai pengertian negatif dan positif. Kedaulatan dalam arti negatif
berarti bahwa Negara tidak tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum internasional yang
mempunyai status yang lebih tinggi atau kekuasaan apapun dan dari manapun tanpa persetujuan
negara yang bersangkutan. Kedaulatan dalam pengertian positif berarti kedaulatan memberikan
titulernya kepada Negara pemimpin tertinggi atas Negaranya, hal ini yang dinamakan wewenang
Berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan negara lain, kedaulatan mempunyai dua
pengertian, yaitu kedaulatan ke dalam dan ke luar. Kedaulatan ke dalam adalah kedaulatan suatu
negara untuk mengatur segala kepentingan rakyatnya tanpa campur tangan negara lain. Dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kedaulatan tersebut tampak pada tujuan negara, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan kedaulatan keluar adalah
kedaulatan suatu negara untuk mengadakan hubungan atau kerjasama dengan negara-negara lain
demi kepentingan bangsa dan Negara. Hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan
bersama. Hal ini juga menandakan bahwa bahwa negara Indonesia mempunyai kedudukan yang
4
Negara dikatakan berdaulat atau sovereign karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau
ciri hakiki oleh suatu negara. Prinsip kedaulatan negara menetapkan bahwa suatu negara
memiliki kekuasaan atas suatu wilayah atau teritorial dan hak-hak yang kemudian timbul dari
melakukan campur tangan terhadap keberadaan negara lain. Apabila suatu negara dikatakan
berdaulat, hal ini dimaksudkan bahwa negara tersebut mempunyai kekuasaan tertinggi.
Walaupun demikian, kekuasaan tertinggi ini mempunyai batasan. Ruang keberlakuan kekuasaan
tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah tersebut, yang berarti bahwa kekuasaan terbatas pada
batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu dan kekuasaan akan berakhir ketika
(equality) antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem
hukum internasional. Kedaulatan dan kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut
yang melekat pada negara merdeka sebagai subjek hukum internasional. Berdasarkan konsep
1. Aspek ekstern kedaulatan adalah hak bagi setiap Negara untuk secara bebas menentukan
hubungannya dengan berbagai negara atau kelompok-kelompok lain tanpa tekanan atau
2. Aspek intern kedaulatan yaitu hak atau wewenang eksklusif suatu negara untuk
menentukan bentuk lembaga, cara kerja lembaga, dan hak untuk membuat undang-undang yang
3. Aspek teritorial kedaulatan berarti kekuasaan penuh dan eksklusif yang dimiliki oleh
suatu Negara atas individu-individu dan benda-benda yang terdapat di wilayah tersebut.
5
Dalam mengimplementasikan politik bebas-aktif, suatu negara harus memperhatikan
prinsip kedaulatan negara. Pada dasarnya, setiap negara yang berdaulat memiliki hak-hak dasar
(basic rights) dan kewajiban dasar (basic duties) sebagaimana yang terdapat pada Draft
Declaration on the Rights and Duties of States tahun 1949. Hak dasar yang dimiliki oleh suatu
Negara berupa kekuasaan seperti: (1) Kedaulatan dan persamaan negara (independence and
equality of states); (2) Yurisdiksi teritorial (territorial jurisdiction); dan (3) Mempertahankan diri
(self-defence) atau mengembangkan diri (self-preservation). Kewajiban dasar yang dimiliki oleh
suatu Negara antara lain: (1) Tidak menyatakan perang (not resorting to war); (2) Tidak
menyulut kerusuhan sipil di suatu negara (civil strife); (3) Menaati hak asasi orang; (4)
Menyelesaikan sengketa secara damai; (5) Melaksanakan kewajiban dengan itikad baik (good
Prinsip kedaulatan negara merupakan prinsip penting dalam Piagam PBB, seperti terdapat
dalam Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi, “The organization is based on the principle of the
sovereign equality of all its members”. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Piagam PBB ini
dipertegas lagi dalam Resolusi Majelis Umum No. 2625 Tahun 1970 (General Assembly
among States in accordance with the Charter of the United Nations) yang menyatakan bahwa
setiap Negara menimati persamaan kedaulatan dan setiap Negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama sebagai anggota masyarakat tanpa membedakan sistem ekonomi, sosial, dan politik.
c. Kedaulatan Rakyat
dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Kedaulatan
6
rakyat merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan sistem tertentu yang memenuhi
kehendak umum yang tidak hanya ditunjukkan kepada hal terkait penyelenggaraan kekuasaan
berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban
bangsa Indonesia. Sedangkan kedaulatan rakyat dalam rumusan konseptual barat, merupakan
kedaulatan rakyat yang bersumber dari faham individualisme dan kolektivisme yang berlaku
pada bangsa Eropa. Hal tersebut tentu berbeda dan tidak dapat begitu saja disama-ratakan.
Kedaulatan rakyat di Indonesia berarti bahwa sekalipun kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat, bukan berarti rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan peradilan dan bahkan
pembentukan peraturan, melainkan kedaulatan rakyat yang dimaksud ialah menghendaki agar
setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat (demokrasi). Oleh karena itu,
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dimana MPR adalah lembaga tertinggi negara karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
Negara Indonesia adalah penganut teori kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum sehingga
jelas bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat
menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah
sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Konsep-konsep
Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945, yaitu:
1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik {Pasal 1 ayat (1)}
7
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (Pasal 3)
(Pasal 7C)
Negara Indonesia memiliki tujuan untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan
kepada warga negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasaan dalam batas undang-undang,
karena undang-undang sendiri merupakan penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat. Jadi,
rakyatlah yang mewakili kekuasaan tertinggi atau berdaulat dalam negara. Indonesia sendiri
merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Paham tersebut tergambar jelas secara
konstitusional dan fundamental dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang
antara lain menegaskan salah satu dasar negara yang berbunyi: ”Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dan dalam Pasal 1 ayat (2) Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan adalah di tangan rakyat”.
Berdasarkan dua dasar konstitusional dan fundamental tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Indonesia merupakan negara demokrasi yang tidak dapat dibantah. Hal itu menjelaskan bahwa
8
konsepsi dasar tentang kedaulatan rakyat di dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat yang
pluralis dikarenakan dalam negara Indonesia tidak hanya melibatkan dua entitas belaka yaitu
penguasa (negara) dengan yang dikuasai (rakyat), tetapi erdapat berbagai kekuatan sosial dan
sehingga menghasilkan sejumlah keputusan yang dihasilkan baik melalui pemungutan suara,
kompromi, maupun aklamasi. Kata ”kerakyatan” dan “kedaulatan di tangan rakyat” itulah yang
Sekalipun kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, bukan berarti
setiap rakyat berhak turut andil dalam pemerintahan, peradilan, dan bahkan pembentukan
peraturan, melainkan kedaulatan rakyat menghendaki agar setiap tindakan pemerintah harus
berdasarkan kemauan rakyat. Maka dari itu, kedaulatan rakyat Indonesia tidak dilakukan
ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, MPR merupakan lembaga tertinggi negara, karena
lembaga tersebut dikatakan sebagai miniatur (penjelmaan kecil) dari seluruh rakyat Indonesia.
Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa Indonesia dan esensi dasar
dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa Indonesia. Kultur dan budaya bangsa
Indonesia lahir dari suku-suku bangsa Indonesia yang bermukim sejak lama, suku-suku bangsa
inilah yang membentuk nilai-nilai Pancasila. Suku bangsa dan golongan inilah yang memiliki
nilai-nilai budaya yang berbeda, yang terus bergesekan, bersinergi sehingga dapat membentuk
nilai-nilai persatuan Indonesia. Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas,
yakni asas kerakyatan dan asas musyawarah. Asas kerakyatan adalah asas kesadaran akan cinta
9
kepada rakyat, berjiwa kerakyatan, menghayati kesadaran senasib, dan seperjuangan dan cita-
cita bersama. Sedangkan asas musyawarah untuk mufakat adalah asas yang memperhatikan
aspirasi atau kehendak seluruh rakyat Indonesia, baik melalui forum permusyawaratan maupun
C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Kedaulatan dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai wewenang tertinggi dari suatu
kesatuan politik. Kedaulatan dalam suatu negara diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam
negara yang tidak berasal dari kekuasaan lainnya. Aspek utama kedaulatan berdasarkan hukum
internasional antara lain aspek ekstern, aspek intern kedaulatan, dan aspek teritorial kedaulatan.
Dalam hukum internasional, kedaulatan negara (state sovereignty) dan kesederajatan (equality)
antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar bekerjanya sistem hukum
internasional. Kedaulatan dan kesederajatan negara merupakan dasar pesona dan atribut yang
dalam sebuah negara yang menghendaki kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rumusan
kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling
sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara.
Prinsip-Prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UUD 1945,
antara lain Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alenia IV yang berbunyi: ”Kerakyatan
Pasal 1 ayat (2) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa: “Kedaulatan
10
adalah di tangan rakyat”. Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan
rakyat yang berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan
peradaban bangsa Indonesia. Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa
Indonesia dan esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural bangsa Indonesia.
Kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, mengandung dua asas, yakni asas kerakyatan dan asas
musyawarah.
b. Saran
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap masyarakat diharapkan dapat mengetahui
serta memaknai prinsip dan konsep kedaulatan itu sendiri. Selain itu, setiap warga negara
diharapkan dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka
pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Iman Santoso M, Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara dalam Sudut Pandang Keimigrasian,
Binamulia Hukum, Volume 7, Nomor 1, 2018.
Mohamad Faisal Ridho, Kedaulatan Rakyat sebagai Perwujudan Demokrasi Indonesia, Adalah
Buletin Hukum & Keadilan, Volume 1, Nomor 8e, 2017.
Isharyanto, Kedaulatan Rakyat dan Sistem Perwakilan Menurut UUD 1945, Penerbit WR,
Yogyakarta, 2016.
Sigit Riyanto, Kedaulatan Negara dalam Kerangka Hukum Internasional Kontemporer, Yustisia,
Edisi 84, 2012.
Nike K Rumokoy, Kedaulatan dan Kekuasaan dalam UUD 1945 dalam Pembentukan Hukum di
Indonesia, Jurnal Hukum Unsrat, Volume 23, Nomor 9, 2017.
Jana Maftei, Sovereignty in International Law, Acta Universitatis Danubius, Volume 11, Nomor
1, 2015.
Khairus Fahmi. Prinsip Kedaulatan Rakyat dalam Penentuan Sistem Pemilihan Umum Anggota
Legislatif, Jurnal Konstitusi, Volume 7, Nomor 3, 2010.
Anton Priyatno, Kedaulatan Rakyat dan Politik Hukum, Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Th
XII, Nomor 2, 1999.
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
12
Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang-
Undangan Di Indonesia, Lex Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.
13
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai
Bentuk Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan
Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan
Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17,
No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi dan Laurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi
Pancasila Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat
Pancasila dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak
Asasi Manusia, Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada
Masa Pandemi Covid-19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1,
Universitas Pancasila, Jakarta, 2020.
14