Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dilakukan berbagai cara untuk pemeriksaan penglihatan warna seperti anomaloskop, isihara, dan
Fansworth 100 hue tes.
Uji yang sering digunakan salah satunya adalah uji Ishihara:
Uji Ishihara
Merupakan uji untuk mengetahui adanya defek penglihatan warna, didasarkan pada menentukan
angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna .
Menurut Guyton (1997) Metode Ishihara yaitu metode yang dapat dipakai untuk menentukan
dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada pengunaan kartu bertitik-titik. Kartu ini
disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna.
Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan warna dengan memakai satu seri gambar titik bola
kecil dengan warna dan besar berbeda (gambar pseudokromatik), sehingga dalam keseluruhan
terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna melihatnya.
Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian ataupun
sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. Pada pemeriksaan pasien diminta
melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik .
Penyakit tertentu dapat terjadi ganguan penglihatan warna seperti buta warna merah dan hijau
pada atrofi saraf optik, optik neuropati toksi dengan pengecualian neuropati iskemik, glaukoma
dengan atrofi optik yang memberikan ganguan penglihatan biru-kuning

Gambaran Klinis
Buta warna dikenal berdasarkan Istilah Yunani protos (pertama), biru, duetros (kedua) dan tritos
(ketiga) yang pada warna 1. Merah. 2.hiaju, 3. Biru. Yang dimaksud dengan anopia adalah
menyatakan cacat sedang, annomali berarti cacat parsial.

1. Trikromat Seseorang yang mampu membedakan ketiga macam warna


2. Dikromat adalah orang yang dapat membedakan 2 komponen warna dan mengalami
kerusakan pada 1 jenis pigmen kerucut.
3. Kerusakan pada 2 pigmen sel kerucut akan menyebabkan orang hanya mampu melihat
satu komponen yang disebut monokromat.
4. Akromatopsia Pada keadaan tertentu dapat terjadi seluruh komponen pigmen warna
kerucut tidak normal sehingga pasien tidak dapat mengenal warna sama sekali yang
disebut sebagai akromatopsia .

1.Trikromat keadaan pasien yang mempunyai 3 pigmen kerucut yang mengatur fungsi
penglihatan.

a. Trikromat anomali, kelainan terdapat pada short-wavelenght pigment (blue). Pigmen biru ini
bergeser ke area hijau dari spectrum merah. pasien mempunyai ketiga pigmen kerucut akan
tetapi satu tidak normal, kemungkinan gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih
pigmen kerucut. Pada anomali ini perbandingan merah hijau yang dipilih pada anomaloskop
berbeda dibanding dengan orang normal.
b. Deutronomali, disebabkan oleh kelainan bentuk pigmen middle-wavelenght (green). Dengan
cacat pada hijau sehingga diperlukan lebih banyak hijau, karena terjadi gangguan lebih banyak
daripada warna hijau.
c. Protanomali adalah tipe anomalous trichromacy dimana terjadi kelainan terhadap long-
wavelenght (red) pigmen, sehingga menyebabkan rendahnya sensitifitas warna merah. Artinya
penderita protanomali tidak akan mempu membedakan warna dan melihat campuran warna
yang dilihat oleh mata normal. Penderita juga akan mengalami penglihatan yang buram
terhadap warna spektrum merah. Hal ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan
warna merah dan hitam.

2. Dikromat keadaan pasien yang mempunyai 2 pigmen kerucut yang mengakibatkansukar


membedakan warna tertentu.

a. Protanopia, keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warna merah hijau.

b. Deutranopia, kurang pigmen hijau.

c. Trinopia, dimana terdapat kesukaran membedakan dengan warna merah dari kuning

3. Monokromat atau akromatopsia dimana hanya terdapat satu jenis kerucut, yang sering
mengeluh fotofobia, tajam penglihatan yang kurang.

Buta warna dapat ditemukan pada penyakit makula, saraf optic, sedang pada kelainan retina
ditemukan cacat relative penglihatan warna biru dan kuning sedang kelainan saraf kelainan
optic memberikan kelainan melihat warna merah dan hijau.

Bentuk buta warna dikenal juga :


a. Monokromatisme rod (batang) atau disebut juga suatu akromatopsia di mana terdapat
kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan kurang
dari 6/60, nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi akibat kelainan
sentral hingga terdapat gangguan penglihatan warna total, hemeralopia (buta silang) tidak
terdapat buta senja, dengan kelainan refraksi tinggi.
Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan pigmen abnormal.
b. Monokromatisme cone (kerucut), di mana terdapat hanya sedikit cacat, hal yang jarang,
tajam penglihatan normal, tidak nistagmus .

(Ilyas sidarta ,yulianti Sri Rahayu. Buku ilmu penyakit mata


2012, hal 83-88, Edisi IV ;2012)

Anda mungkin juga menyukai