Pedoman Pengorganisasian Unit Gizi
Pedoman Pengorganisasian Unit Gizi
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
makanan dan minuman bagi pasien. Menurut Depkes (2002), dalam penyelenggaraan
makanan dan minuman untuk mendapatkan makanan dan minuman untuk mendapatkan
makanan yang bermanfaat dan tidak membahayakan bagi yang memakannya. Rumah
sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan
sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata memiliki
dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah sakit dalam
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat
darurat, pelayanan medik, dan pelayanan nonmedik menggunakan teknologi yang dapat
Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh
dalam perilaku sehari-hari. Manusia pada hakekatnya telah mengenal akan arti dan guna
makanan secara harfiah, tetapi pada dasarnya manusia belum meyadari sepenuhnya
perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makan dan sosial budaya klien, sehingga makanan
perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makanan yang disajikan dapat diterima klien
(Mukrie, 1990).
Pelayanan makan pasien di rumah sakit bertujuan untuk mencukupi kebutuhan zat-
zat gizi pasien guna menunjang proses penyembuhan dan mencapai status gizi optimal.
Pelayanan makanan juga merupakan komponen yang cukup besar dalam pembiayaan
rumah sakit sehingga perlu dikelola secara efisien dan efektif (Depkes, 1991). Makanan
yang dihasilkan dan disajikan di rumah sakit berfungsi sebagai salah satu komponen
kegiatan dalam upaya penyembuhan pasien. Penilaian hidangan merupakan salah satu
evaluasi pelayanan gizi dan sisa makanan pasien dapat dijadikan sebagai indikator
Makanan yang disajikan dikatakan bermutu baik jika makanan tersebut mempunyai
cita rasa yang tinggi, penampilan, dan penyajian yang menarik sehingga mendorong
pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan dan dapat mempercepat proses
penyembuhan.
Penyajian makanan di rumah sakit tentunya membutuhkan tenaga ahli gizi untuk
mengatur diet pasien dengan penyakit tertentu. Untuk melakukan tugas tersebut ahli gizi
membutuhkan beberapa tenaga pendamping yang lain, seperti : juru masak, petugas
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Rumah Sakit Harapan Bunda dulu merupakan pelayanan Balai Pengobatan (BP/RB
HARAPAN BUNDA) berdiri pada tanggal 15 Mei 2000 yang mempunyai total 10 Tempat
Tidur, dengan Sumber Daya Manusia berjumlah : 3 dokter umum (part time), 5 Perawat, 5
Asisten , 5 Tenaga non medis , Fasilitas Laboratorium ( KSO ).
Pada saat ini Pengembangan Rumah Sakit Harapan Bunda dibangun diatas tanah seluas
keseluruhan ± 20.000, m2 dengan luas bangunan ± 6.000 m2, luas parkir/taman dan kebun ±
14.000 m2 dan telah memiliki tempat tidur dengan kapasitas 89 unit Tempat Tidur (TT) untuk
rawat inap dengan rincian :
BAB III
VISI DAN MISI RS HARAPAN BUNDA
Menjadi rumah sakit yang nyaman, ramah dan mampu bersaing dengan konsep Agro Hospital
MISI :
MOTTO :
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan kepuasan pasien Rumah Sakit Harapan Bunda telah
menanamkan motto kepada seluruh karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Harapan Bunda
yaitu : “ KAMI RAMAH dan PEDULI “
BAB IV
Direktur
Komite Keperawatan
Manager Pelayanan Medik Manager Keuangan dan Umum
Ka. UGD
Ka. Farmasi
Ka. Laboratorium
Ka. Rawat Inap
Ka. Gizi
BAB V
DIREKTUR
MANAJER PELAYANAN
MEDIS
KEPALA BIDANG
PENUNJANG MEDIS
BAB VI
URAIAN JABATAN
Nama jabatan : Kepala Unit Gizi
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Komunikasi antar disiplin ilmu sangat diperlukan untuk memberikan asuhan yang
terbaik bagi pasien. Sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, dietisien harus
berkolaborasi dengan dokter, perawat, bagian logistic, farmasi dan tenaga kesehatan
lainnya yang terkait dalam memberikan pelayanan asuhan gizi. Oleh karenanya perlu
mengetahui peranan masing masing tenaga kesehatan tersebut dalam memberikan
pelayanan.
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
a. Bertanggung jawab dalam aspek gizi yang terkait dengan keadaan klinis pasien.
b. Menentukan preksripsi diet awal (order diet awal)
c. Bersama dietisien menetapkan preskripsi diet definitive.
d. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai peranan terapi gizi.
e. Merujuk klien/pasien yang membutuhkan asuhan gizi atau konseling gizi.
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait masalah gizi secaraberkala bersama
dietisien, perawat dan tenaga kesehatan lainselama klien/pasien dalam masa
perawatan.
2. Perawat
a. Melakukan skrining gizi pasien pada asesmen awal perawatan.
b. Merujuk pasien yang berisiko maupun sudah terjadi malnutrisi dan atau kondisi
khusus ke dietisien.
c. Melakukan pengukuran antropometri yaitu penimbangan berat badan, tinggi badan/
panjang badan secara berkala.
d. Melakukan pemantauan, mencatat asupan makanan dan respon klinis klien/pasien
terhadap diet yang diberikan dan menyampaikan informasi kepada dietisien bila
terjadi perubahan kondisi pasien.
e. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarga terkait pemberian makanan
melalui oral/enteral dan parenteral.
3. Farmasi
Mempersiapkan obat dan zat gizi terkait seperti vitamin, mineral, elektrolit dan nutrisi
parenteral.
4. Logistic Melakukan kerjasama untuk pengadaan bahan atau barang di unit gizi
5. Tenaga kesehatan lain misalnya adalah tenaga terapi okupasi dan terapi wicara
berkaitan dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi pada pasien dengan gangguan
menelan yang berat.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Dalam pelaksanaan pekerjaan di sebuah organisasi tentunya diperlukan tenaga agar seluruh
kegiatan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu perlu kiranya dibuat suatu pola
ketenagaaan yang merupakan standar ketenagaan yang harus dipenuhi. Berikut ini adalah pola
ketenagaan beserta kualifikasi personil di Unit Gizi RS Harapan Bunda.
Kualifikasi
Kekurangan
No Nama Jabatan
Tenaga
Pendidikan Jumlah
BAB IX
PENILAIAN KINERJA
Penilaian karya/kinerja untuk seluruh petugas Unit Gizi dilakukan dalam segi
administrative dan profesi. Penilaian dilakukan dengan cara “self assessment” serta penilaian
dari atasan atau rekan kerjanya. Dimana penilaian dilakukan tiap enam (6) bulan sekali. Serta
akan di evaluasi kinerja masing – masing petugas tersebut.
1. DATA KARYAWAN
2.KRITERIA PENILAIAN
Kriteria penilaan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberi penilaian
NILA KUANTITATI
I KUALITATIF F KETERANGAN
RS HARAPAN BUNDA
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Tanda Tangan
( .............................)
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiatan orientasi di unit gizi di berlakukan bagi karyawan/petugas baru. Petugas tersebut
manjalani orientasi selama 2 bulan untuk menjalankan tugas sesuai dengan bidang yang yang
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Dalam rangka koordinasi serta evaluasi pelayanan di Unit gizi, maka diadakan rapat
berkala yang wajib dihadiri oleh seluruh petugas Unit gizi. Rapat tersebut terdiri dari:
1. Rapat rutin
2. Rapat tidak terjadwal
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
Rapat tidak terjadwal diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu
hal yang perlu dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN
1. Perencanaan asuhan gizi sesuai dengan standar pelayanan
a. Definisi
Prosentase rencana asuhan gizi yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan asuhan gizi.
Standar pelayanan asuhan gizi :
1) Rencana asesmen/pengkajian dan asuhan gizi yang diberikan tepat waktu.
2) Rencana asuhan gizi yang tercatat dalam Rekam Medik.
3) Rencana asuhan direvisi sesuai dengan respon pasien
4) Monitoring pelaksanaan rencana asuhan dilakukan
5) Kesesuaian intervensi dengan kondisi pasien Skor : 100 %
b. Sumber data: buku cacatan harian
c. Prosedur:
1) Pilih data pasien, maksimum 20 minimum 10
2) Lakukan audit berdasarkan standar di atas
3) Jawaban “ya” menunjukkan sesuai dengan standar, Jawaban “tidak”
menunjukkan tidak sesuai dengan standar. Jawaban “tidak aplikatif”
menunjukkan bila tidak aplikatif untuk standar tersebut.
4) Hitung dengan formula berikut
Jumlah pernyataan “ya”x 100 %
Jumlah catatan medik yang dikaji
5) Lakukan rekapitulasi dan tentukan apakah skor minimum tercapai atau tidak
6) Bila tidak mencapai skor minimum, lakukan identifikasi masalah dan tindak
lanjutnya.
No Nama pasien Asuhan gizi lengkap (ya/tidak)
1 A Ya
2 B Tidak
Dst Dst
2. Keberhasilan konseling gizi
a. Definisi:
Prosentase perubahan sign dan simptoms dari problem gizi pada kunjungan awal
terhadap target pada kunjungan kunjungan konseling berikutnya.
b. Signs dan simptoms meliputi antara lain riwayat diet, antropometri, hasil
laboratorium, hasil pemeriksaan fisik dan klinis .
c. Skor = 100 %
d. Formula:
∑ pasien dg perubahan sign simptoms menjadi baik x 100 %
∑ pasien yang diberikan konseling