I. PENDAHULUAN
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah
pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan.
Sanitasi Total adalah kondisi ketika suatu komunitas : Tidak Buang Air Besar (BAB)
sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang aman,
Mengelola sampah dengan benar, Mengelola Limbah Cair rumah tangga dengan aman.
III. TUJUAN
a. Umum
Meningkatnya jumlah desa di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Brabasan yang bebas
dari buang air besar sembarangan.
b. Khusus
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap perubahan perilaku hiegine sanitasi
lingkungan terutama dalam hal buang air besar pada tempatnya.
VI. KEGIATAN
a. Kegiatan Pokok
- Sosialisasi STBM
- Pelatihan STBM
- Orientasi kader kesling
- Pendampingan STBM di Desa
b. Rincian Kegiatan
Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Program STBM sudah dilakukan di hampir seluruh provinsi di Indonesia, namun ada
sebagian provinsi di Indonesia yang daerahnya belum menerapkan program tersebut seperti
provinsi Sumatera Utara, Papua dan Kep.Riau . Untuk itu pada bulan april 2014 Dinas Kesehatan
Provinsi lampung melaksanakan sosialisasi STBM di kota Bandar Lampung yang diikuti oleh tim
penggerak PKK dan 7 kabupaten atau kota provinsi lampung yang masing-masing diwakili oleh
kepala seksi kesehatan lingkungan dan pemegang program, dengan harapan agar program ini
memperoleh dukungan dari sektor manapun.
1
Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pada Tahun 2015 pelatihan STBM khususnya untuk pilar pertama yaitu stop BAB
dilaksanakan di wilayah Puskesmas Rawat Inap Brabasan. Peserta dalam pelatihan STBM ini
terdiri dari pengelola program kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan Bandar lampung,
sanitarian puskesmas, bidan PTT, perawat poskeskel, ibu-ibu PKK, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam pelatihan ini fasilitator memberikan materi mengenai STBM yang membedakan antara
metode pemicuan dengan penyuluhan adalah dimana dalam memicu masyarakat tidak diberikan
bantuan apapun, semua hasil dari pemberdayaan masyarakat. Masyarakat yang menjadi
pemimpin, petugas dari tim pemicu hanya menimbulkan rasa jijik, rasa malu dan rasa takut sakit
untuk buang air besar sembarangan, sehingga timbul rasa membutuhkan jamban dari masyarakat
itu sendiri dan terpicu untuk segera membangun jamban.
Dengan menerapkan metode pemberdayaan masyarakat, jamban tersebut dibangun
masyarakat itu sendiri sehingga akan timbul rasa memiliki dan rasa butuh dengan harapan
masyarakat menggunakan jamban karena sudah terjadi perubahan perilaku masyarakat untuk
tidak lagi buang air besar sembarangan. Fasilitator juga berbagi pengalaman dalam hal pemicuan
STBM yang telah dilakukan di daerah lain, apa kendala yang biasa ditemukan di masyarakat dan
apa kiat-kiat agar pemicu STBM berhasil dan dapat diterapkan di Provinsi Lampung.
VI.SASARAN
Sasaran STBM adalah masyarakat sekitar wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Brabasan.
2
VIII.JADWAL
BULAN
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemberdayaan masyarakat
1. melalui pemicuan STBM - 18 14 13 9 6 20 9 7 10 15
dan orientasi kader kesling
Verivikasi desa yang telah
2. 5-20
dilakukan STBM
IX.EVALUASI PELAKSANAAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan, dan
kunjungan serta pelaporan hasil yang dicapai pada bulan – bulan tersebut.