ARIS MARWOTO-I.8309004 Dan DANANG WIDIYANTO N. - I. 8309011
ARIS MARWOTO-I.8309004 Dan DANANG WIDIYANTO N. - I. 8309011
id
Disusun Oleh:
ARIS MARWOTO-I.8309004
DANANG WIDIYANTO N. – I. 8309011
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Teknik Kimia Dosen Pembimbing
Dosen Penguji I
Dosen Penguji II
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT ynag telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) ini
dengan baik. Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Progam Diploma III Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan selesainya Tugas Akhir ini dan tersusunnya laporan Tugas Akhir
ini, maka kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Sunu H Pranolo, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Bregas STS, S.T., M.T., selaku Ketua Progam Studi Diploma III Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Bapak Dr. Margono, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Progam Diploma III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
terselesainya Tugas Akhir ini.
Untuk pengembangan laporan kearah lebih baik, kritik dan saran atas
laporan Tugas Akhir ini sangat kami harapkan. Akhir kata semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca yang memerlukannya.
Penyusun
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul................................................................................................ i
Intisari ............................................................................................................ x
Abstract .......................................................................................................... xi
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
INTISARI
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Tugas Akhir 1
Pembuatan Inkubator untuk Proses Fermentasi Pembuatan Yoghurt
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
D iploma III Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Inkubator untuk Proses Fermentasi Pembuatan Yoghurt
BAB II
LANDASAN TEORI
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Inkubator untuk Proses Fermentasi Pembuatan Yoghurt
laktat, tumbuh sangat baik pada pH 6,5 dan pertumbuhannya terhenti pada
keasaman pH 4,2 - 4,4.
Bakteri Laktobacilus tumbuh sangat baik pada pH 5,5 dan
pertumbuhannya terhenti pada keasaman pH 3,8 - 3,8. Helferich dan Westhoff
(1980) menyatakan bahwa bakteri ini mempunyai suhu optimum untuk
pertumbuhannya dan menyukai suasana agak asam (pH 5,5). Suhu optimum bagi
pertumbuahan S. thermophilus adalah 37°C dan L. bulgaricus 45°C. Jika kedua
bakteri itu diinokulasi pada suhu 45°C (pH 6,6 -6,8), S. thermophilus mula-mula
tumbuh Iebih baik dan setelah pH menurun karena dihasilkan asam laktat, maka
L. bulgaricus akan tumbuh lebih baik (Pederson, 1977).
Menurut Moon dan Reinbold (1975), kultur campuran S. thermophilus dan
L. bulgaricus menghasilkan lebih banyak asam daripada bila hanya digunakan
satu jenis kultur. Karena itu perbandingan kedua bakteri ini harus dipertahankan
1:1 agar asam yang diproduksi terbentuk dengan cepat (Anonymous, 1979).
Laktosa dalam susu digunakan sumber energi dan sumber karbon selama
pertumbuhan biakan yoghurt. Menurut Helferich dan Westhoff (1980) sebanyak
0,5 persen dari 5 persen laktosa yang ada dalam susu, digunakan oleh kultur untuk
pertumbuhannya dan sisanya diubah menjadi asal laktat. Akumulasi asam laktat
menyebabkan penurunan pH atau menaikkan keasaman susu.
2.1.2. Inkubator
Desain inkubator tidak hanya terpaku pada fungsi saja tapi juga dari segi
estetika tanpa melupakan fungsi utamanya. Fitur utama dari sebuah inkubator
adalah suhu. Proses fermentasi memerlukan kondisi suhu yang terkendali
biasanya antara 30ºC, 37ºC atau 45ºC. Kondisi suhu yang terkendali tersebut
dicapai dengan alat yang disebut inkubator.
Panas yang diperlukan oleh udara dalam ruang inkubator dapat ditentukan
dengan rumus:
Q = m . Cp .
Dimana:
Q = jumlah kalor (kJ)
m = massa udara dalam ruang inkubator (kg)
Cp = kapasitas panas udara (kJ/kg.K)
= perbedaan suhu (K)
(Kern, D. Q. 1983)
2.2. Kerangka Pemikiran
Inkubator ini berbentuk almari yang terbuat dari kayu. Pemilihan kayu
sebagai bahan utama dikarenaka kayu merupakan isolator yang baik dan
ekonomis. Inkubator ini digunakan untuk fermentasi yoghurt. Alat ini dilengkapi
pemanas dan pengontrol suhu.
Penyusunan laporan
BAB III
METODOLOGI
.
3.1. Spesifikasi
1. Menentukan kapasitas dan dimensi inkubator.
Dimensi inkubator
Panjang = 64 cm = 0,64 m
Lebar = 30 cm = 0,30 m
Tinggi = 60 cm = 0,60 m
Volume = p . l . t
= ( 0,64 x 0,3 x 0,6 ) m3
= 0,1152 m 3
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Inkubator untuk Proses Fermentasi Pembuatan Yoghurt
Dimana:
Q = jumlah kalor (kJ)
m = massa udara dalam ruang inkubator (kg)
= berat jenis udara pada 1 atm (1,2 kg/m3)
v = volume ruang inkubator (m 3)
Cp = kapasitas panas udara (1,005 kJ/kg.K)
= perbedaan suhu (K)
heater regulator dengan daya 500 Watt, karena dipasaran hanya ada daya
500 Watt dan 1000 Watt
b. Heater regulator
Heater regulator merupakan alat untuk mengkonversi energi
listrik menjadi kalor atau panas. Heater regulator ini juga dapat
mengatur besar kecilnya kalor atau panas yang penulis butuhkan.
Heater ini mempunyai daya sebesar 500 Watt dan mampu
menaikan suhu hingga 60ºC. Gambar Heater regulator disajikan
pada gambar III.2
c. Blower
Blower disini berfungsi menghembuskan udara ke elemen
panas agar panas di dalam ruang inkubator merata. Blower ini
e. Adaptor
Adaptor ini berfungsi mengubah arus AC menjadi arus DC
pada blower. Adaptor yang digunakan adalah adaptor universal
dengan 220 volt dan 18 Watt. Gambar adaptor disajikan pada
gambar III.5
3.2. Lokasi
Tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Start up:
a) Nyalakan blower dengan cara menggeser polaritas pada adaptor
dengan posisi polaritas negatif (-), atur kecepatan putarnya dengan
menggeser voltase adaptor. Semakin tinggi voltase (max 12 volt),
semakin cepat kecepatan putarnya. Blower berfungsi untuk
mensirkulasikan panas agar merata di dalam inkubator.
b) Nyalakan heater dengan cara memutar regulator, atur skala regulator
untuk panas yang diinginkan :
6 39
7 42
8 45
9 48
10 51
11 55
12 58
13 60
Shut down :
a) Turunkan level regulator heater ke level 1.
b) Matikan regulator heater.
c) Matikan blower dengan menggeser polaritas ke positif (+).
d) Keluarkan bahan yang sudah diinkubasi.
a. Membuat Starter
1. Membuat susu skim dengan takaran 8 gr dalam 100 ml
2. Dimasukan ke dalam kuvet 5 ml sebanyak 20 buah
3. Disterilisasi pada tekanan 10 psi selama 15 menit
4. Didinginkan pada suhu kamar
5. Memasukan bakteri Lactobacillus bulgaricus pada 10 kuvet dan 10
kuvet lagi untuk Streptococcus thermophilus
6. Diinkubasi pada suhu 37o C selama 12 jam
b. Membuat Media
1. Merendam kedelai selama 4-6 jam sebanyak 500 gr
2. Mencuci kedelai
3. Merebus kedelai sampai mendidih
4. Mencuci kedelai lagi
5. Memblender kedelai dengan menambahkan aquadest sebanyak 2L
6. Disaring diambil filtratnya yang berupa susu kedelai
7. Susu kedelai lalu dididihkan dan ditambahkan gula pasir, gelatin
(nutri jell) dan skim diaduk agar homogeny
8. Didinginkan hingga suhu kamar (30oC)
9. Memasukan starter 10 ml Lactobacillus bulgaricus dan 10 ml
Streptococcus thermophilus
10. Dihomogenkan lalu diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam atau
45 oC selama 4-6 jam
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Alat Inkubator
Inkubator ini berbentuk almari dibuat dari kayu dengan tebal 1,5 cm
dengan dua rak/lantai yang berlubang agar udara panas dapat naik ke ruang
rak/lantai dua. Terdapat heater sebagai elemen pemanas dan blower untuk
meratakan panasnya yang di letakkan di rak/lantai bawah. Inkubator ini
dilengkapi dengan termometer, untuk dapat mengamati suhu ruang inkubator
melalui kaca di bagian depan.
Besar kecilnya panas dapat diatur melalui regulator. Panas yang dihasilkan
akan diratakan dengan kipas yang di letakkan di belakang heater. Panas keluar
melalui lubang-lubang kecil pada box heater. Selama proses dilakukan
pemantauan suhu pada termometer yang ada.
Pengoperasian inkubator ini pertama menyalakan blower dengan cara
menggeser polaritas pada adaptor pada posisi polaritas negatif (-). Kemudian
menyalakan heater dengan cara menyalakan regulator heater, mengatur level
regulator untuk panas yang diinginkan. Menunggu panas naik dari suhu ruangan
ke suhu yang diinginkan. Amati suhu dalam inkubator pada termometer. Setelah
mencapai suhu yang dikehendaki (konstan), inkubator dapat digunakan untuk
inkubasi.
4.1.2 Pengujian
64
Skala 1
60
Skala 2
56 Skala 3
52 Skala 4
Suhu (ºC)
Skala 5
48
Skala 6
44
Skala 7
40 Skala 8
36 Skala 9
Skala 10
32
Skala 11
28
Skala 12
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270
Skala 13
Waktu (menit)
Gambar IV.2 Grafik Hubungan antara waktu (menit) dengan suhu (ºC) ruang inkubator
pada skala tertentu
4.2 Pembahasan
cukup lama. Dalam prakteknya untuk menaikan suhu awal 30oC menjadi 60oC
dalam ruang inkubator dengan volume 0,1152 m 3 dan daya pemanas 300 Watt
membutuhkan waktu 190 menit. Hasil ini sangat jauh berbeda dari perhitungan
waktu yang yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang diinginkan sangat lama
antara lain perpindahan panas dari sumber panas ke udara yang kurang sempurna
dan kecilnya luas kontak permukaan sumber panas dengan udara. Selain itu faktor
di atas, efisiensi alat juga mempengaruhi. Alat pemanas inkubator ini hanya
menghasilkan efisiensi sebesar 75%. Perhitungan efisiensi ini dapat dilihat pada
lampiran hal L.3. Uraian di atas menjelaskan bahwa inkubator ini mempunyai
inkubator.
fermentasi pada suhu 37oC selama 24 jam, waktu yang diperlukan incubator untuk
mencapai suhu ini adalah 90. Dan inkubator ini juga dapat melakukan fermentasi
pada suhu 45oC selama 6 jam, waktu yang diperlukan inkubator untuk mencapai
suhu ini adalah 120. Dari kedua percobaan di atas yoghurt yang dihasilkan
bertekstur lembut, cair semi padat, mempunyai pH 4 dan mempunyai rasa asam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Inkubator berhasil dibuat untuk proses fermentasi yoghurt.
2. Suhu ruang inkubator dapat terkontrol.
3. Untuk mencapai suhu yang diinginkan membutuhkan waktu yang
cukup lama.
5.2 Saran
1. Perlu adanya alat pengukur suhu yang lebih akurat dan mudah diamati.
2. Perlu adanya tempat khusus untuk penempatan box heater.
3. Menambah luas permukaan kontak antara sumber panas dengan udara
20