PROPOSAL
Disusun oleh:
P17320120077 Rismawati
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian
Diusulkan oleh:
Menyetujui,
Mengetahui,
NIP: 197004251993031003
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
iv
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 14
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 14
vi
DAFTAR TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus di penuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima
kebutuhan dasar yang paling penting meliputi: kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Perry&Potter,2006).
Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap
orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang
optimal (Guyton & Hall, 2007).
Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan (Guyton & Hall, 2007). Perubahan pola tidur umumnya disebabkan oleh
tuntutan aktivitas sehari-hari yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan untuk
tidur, akibatnya sering mengantuk yang berlebihan pada siang harinya (Potter &
Perry, 2005). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya
ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur
(kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti
lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan
aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse et al, 1998).
Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak
menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam
tidurnya. Kondisi kurang tidur pun banyak ditemui dikalangan dewasa muda
terutama mahasiswa yang nantinya bisa menimbulkan banyak efek, seperti
berkurangnya konsentrasi belajar dan gangguan kesehatan.
Selain itu, keluhan berupa kesulitan tidur lebih sering dilaporkan daripada
keluhan lain yang berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang
dewasa bervariasi dari 15% sampai 40% dan semakin meningkat pada lansia.
Sedangkan pada anak usia 3 tahun sebanyak 14% mengalami kesulitan tidur dan
50-80% anak mengalami gangguan belajar akibat kualitas tidur yang tidak baik
(Laking & Puri, 2011).
2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari ada
tidaknya pengaruh pola tidur terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Tidur
2.1.1 Definisi
Tidur dapat didefenisikan sebagai keadaan teratur, kambuhan, mudah
reversible yang ditandai dengan keadaan yang relatif diam dan peningkatan pada
ambang respon terhadap rangsangan luar relatif terhadap keadaan terjaga. (Buku
Saku Psikiatrik, 2003:333)
a. Menurut Perry dan Potter ( 2005 ) tidur adalah suatu keadaan yang berulang -
ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.
b. Menurut Guyton ( 1997 ) tidur adalah sebagai suatu keadaan bawah sadar
dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik
atau dengan rangsangan lainnya.
c. Menurut Yolanda Amirta ( 2007 ), makna dasar tidur adalah suatu keadaan
dimana otak dan pikiran serta tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa
tidur sangat penting bagi tubuh. Karena pada saat tidur sebagian organ tubuh
termasuk otak akan beristirahat. Jika kita kurang tidur maka otak kita pun kurang
istirahat, hal itu menyebabkan konsentrasi belajar menjadi terganggu. Jam
biologis merupakan pengatur waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara
otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk
menentukan waktu bangun dan tidur kita. Setiap orang memiliki jam biologis yang
berbeda-beda tergantung pada umurnya. Jika kita melawan jam biologis maka
akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang
relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur,
frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur
(Depkes dalam Siallagan, 2010).
Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stress pekerjaan,
hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada insomnia dan
penggunaan medikasi untuktidur. Penggunaan jangka panjang medikasi tersebut
dapat mengganggu pola tidur dan memperburuk masalah tidur (Potter & Perry,
2003).
Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan
seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang
dibutuhkan (Asmadi, 2008).
Tidur 14–18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM.
Setiap siklus sekitar 45-60 menit.
2) Bayi
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam
hari dan punya pola terbangun sebentar.
3) Toddler
Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam
hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap
pada umur 2-3 tahun.
4) Pra Sekolah
Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang
pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan
tidur sore hari.
5) Usia Sekolah
Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif
konstan.
5
6) Remaja
7) Dewasa Muda
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50%
tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III – IV.
8) Dewasa Pertengahan
Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia
dan sulit untuk dapat tidur.
9) Dewasa Tua
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata
berkurang kadang – kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering
terbangun sewaktu tidur malam hari.
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur,
atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat
terbangun. Ada tiga macam insomnia :
6
3) Tidur Apnea
4) Narkolepsi
Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di siang
hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang waktu
dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah kelainan
neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang melibatkan system
saraf pusat tubuh.
5) Paralisis Tidur
a. Status Kesehatan
7
b. Lingkungan
c. Stres Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal
ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM
(Asmadi, 2008).
d. Diet / Nutrisi
e. Gaya Hidup
f. Obat – Obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan
8
beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat
menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).
g. Motivasi
9
konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun
belajar secara pribadi akan tergangguikan.
10
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Menurut Tonienase (2007) konsentrasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti di bawah ini:
a. Lingkungan
1. Suara. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan
bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang
tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat
yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun
bangunan.
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor
yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang
belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun
hangat.
4. Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, misalnya
terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi,
sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain media dan sarana belajar
merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebihdapat berkonsentrasi.
b. Modalitas Belajar
11
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi
yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam
mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan
konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka
kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan
gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk
dalam Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada
saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa
itu sendiri.
c. Pergaulan
d. Psikologi
Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa
dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar
dan keluarga. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kedadaan psikologis siswa,
karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya
akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin
menurun.
a. Tidak memiliki motivasi diri : Motivasi kuat yang timbul dalam diri seorang
siswa dapat mendorongnya belajar sangat diperlukan. Ada siswa yang
12
membutuhkan rangsangan seperti hadiah yang baik dari orangtua ketika
mereka berprestasi. Namun orangtua juga harus hati-hati dalam memberikan
rangsangan berupa hadiah agar anak tetap mau belajar meskipun tidak
diberikan hadiah.
b. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif : suasana yang ramai dan
bising tentu saja dapat mengganggu siswa yang ingin belajar dalam situasi yang
tenang. Namun, ada juga tipe siswa yang dapat belajar dengan mendengarkan
musik.
c. Kondisi kesehatan siswa : bila siswa terlihat tidak serius pada materi pelajaran
yang sedang dialaminya, sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk menghakimi
bahwa ia malas belajar karena bisa jadi kondisi kesehatannya yang sedang
bermasalah.
d. Siswa merasa jenuh : beban pelajaran yang ditanggung oleh siswa sangat
banyak, apalagi mereka harus mengikuti kegiatan belajar dilembaga
pendidikan formal (kursus). Oleh karena itu sebaiknya siswa diberikan waktu
istirahat sejenak untuk membuat diri mereka menjadi relaks.
e. Menurut Slameto (2010) seseorang sering mengalami kesulitan berkonsentrasi,
yang disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang
dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut
dan lain-lain), pikiran kacau/masalah-masalah kesehatan yang terganggu
(badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.
13
Faktor Internal:
1. Kesehatan jasmani
2. Minat belajar
3. Perasaan Gelisah
4. Tertekan
5. Perasaan Emosi
Faktor Eksternal:
1. Lingkungan
2. Modalitas Belajar
3. Pergaulan
4. Psikologi
Keterangan:
= Variabel Dependen
14
1. Hipotesis Null (Ho)
Pola tidur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Pola tidur berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung
15
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional,
dengan metode deskriptif kualitatif.
17
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek dan objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 96).
3.3.2 Sampel
Menurut Sabar (2007), sampel adalah Sebagian dari subjek dalam
popoulasi yan diteliti, yang sudah mampu secara representative dalam mewakili
populasinya.
Angket atau kuesiober adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66)
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
18
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J. Meleong, 2010: 186).
Pernyataan
No Indikator
Ya Tidak
1 Apakah anda mendisiplinkan waktu tidur anda?
2 Apakah anda tidur selama 8 jam sehari?
3 Ketika kurang tidur apakah anda mengalami masalah sulit
berkonsentrasi?
4 Apa anda sering merasa letih dan tertekan pada waktu pagi
dan siang hari akibat pola tidur yang tidak teratur?
5 Apakah anda memiliki ngangguan kesehatan sehingga
sulit tidur?
6 Apakah anda memiliki ngangguan kesehatan sehingga
sulit tidur?
7 Apakah anda sering menahan ngantuk ketika belajar
karena kurangnya tidur?
8 Apakah anda sering merasa pusing akibat pola tidur yang
tidak teratur?
No Indikator
19
5 Apakah anda selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen ketika
pembelajaran?
20
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, F. I. (2019). Hubungan Pola tidur Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di
Kelas Xd MA Al-Qodiri 1 Jember. 1-10
Supriatno, Fenny. (2016). Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan Prestasi
Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia. 5 (3). 140-147
Yuniarso, P. E. (2016). Pengaruh Pola Tidur Tidak Baik Pada Konsentrasi Belajar
Para Pelajar. https://panjieko.wordpress.com/2016/04/25/pengaruh-pola-
tidur-yang-tidak-baik-terhadap-konsentrasi-belajar-para-pelajar/. Diakses
pada tanggal 27 November 2020
21
RIWAYAT HIDUP
NIM : P1732120061
Motto hidup : Hai masalah besar, aku punya tuhan yang lebih
besar
NIM : P17320120063
baik
NIM : P17320120065
NIM : P17320120075
Motto hidup : Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita berusaha
dan berdoa
22
5. Nama : Rismawati
NIM : P17320120077
NIM : P17320120069
NIM : P1732120071
NIM : P17320120073
NIM : P17320120079
23