Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH POLA TIDUR TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR

PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

PROPOSAL

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh:

P17320120061 Putri Agisthia N.F. P17320120069 Reni Putri Nurhasyanah

P17320120063 R. Dini Febriyanti P17320120071 Resi Sekartazi

P17320120065 Rahmi Lestari P17320120073 Reza Mochamad F.

P17320120075 Riska Indriyani P17320120079 Robby Juniar

P17320120077 Rismawati

PROGAM STUDI KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2020
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian

Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Pada Mahasiswa


Poltekkes Kemenkes Bandung

Diusulkan oleh:

Kelompok 4 Bahasa Indonesia

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1, Dosem Pembimbing 2,

Hj. Sri Ramdaniati, M.Kep Sari Sukawati, MPd.

NIP: 19751003 199803 2002 NIP: 19753270 18804 2003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan Bandung,

Dr. H. Asep Setiawan, SKp. M. Kes.

NIP: 197004251993031003

ii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas nikmat,


rahmat, karunia dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal sini
dengan judul “Pengaruh Pola Tidur Terhadap Konsentrasi Belajar Pada
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung”. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada junjungan kaum muslimin Rasulullah Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabat – sahabatnya, para pengikutnya dan semoga kepada
umatnya hingga akhir zaman, Aamiin.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal


skripsi, oleh karena itu besar harapan peneliti untuk mendapatkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak dalam penyempurnaan proposal ini. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan kontribusi
dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Bandung, November 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Pola Tidur ................................................................................................. 4

2.1.1 Definisi .............................................................................................. 4

2.1.2 Pola Tidur Normal Berdasarkan Tingkat Perkembangan / Usia ....... 5

2.1.3 Pola Tidur yang Tidak Baik .............................................................. 6

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur .................................................... 7

2.2 Konsentrasi Belajar .................................................................................. 9

2.2.1 Definisi .............................................................................................. 9

2.2.2 Aspek-aspek Konsentrasi Belajar ................................................... 10

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar ..................... 11

2.3 Kerangka Konsep ................................................................................... 13

iv
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 16

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 16

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional ..................................................... 16

3.2.1 Definisi Konseptual ......................................................................... 16

3.2.2 Definisi Operasional........................................................................ 16

3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 18

3.3.1 Populasi ........................................................................................... 18

3.3.2 Sampel ............................................................................................. 18

3.4 Pengumpulan Data ................................................................................. 18

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 19

3.6 Analisa Data ........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 22

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 14

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 17


Tabel 1 2 Lembar Angket Pola Tidur Mahasiswa ................................................ 19
Tabel 1 3 Pedoman Wawacara Konsentras Belajar Mahasiswa ........................... 19

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus di penuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut teori Maslow manusia mempunyai lima
kebutuhan dasar yang paling penting meliputi: kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Perry&Potter,2006).

Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap
orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat
berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang
optimal (Guyton & Hall, 2007).

Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan (Guyton & Hall, 2007). Perubahan pola tidur umumnya disebabkan oleh
tuntutan aktivitas sehari-hari yang menyebabkan berkurangnya kebutuhan untuk
tidur, akibatnya sering mengantuk yang berlebihan pada siang harinya (Potter &
Perry, 2005). Menurut Lanywati (2001), kebutuhan tidur yang cukup tidak hanya
ditentukan oleh faktor jam tidur (kuantitas tidur), tetapi juga oleh kedalaman tidur
(kualitas tidur). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti
lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan
aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse et al, 1998).
Menurut Hidayat (2006), kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak
menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam
tidurnya. Kondisi kurang tidur pun banyak ditemui dikalangan dewasa muda
terutama mahasiswa yang nantinya bisa menimbulkan banyak efek, seperti
berkurangnya konsentrasi belajar dan gangguan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian oleh National Sleep Foundation di Amerika tahun


2006, lebih dari 36% dewasa muda usia 18-29 tahun dilaporkan mengalami
kesulitan untuk bangun pagi dibandingkan dengan 20% pada usia 30-64 tahun dan
9% di atas umur 64 tahun. Selain itu, hampir seperempat dewasa muda (22%) sering
terlambat masuk kelas atau bekerja karena sulit bangun tidur dibandingkan dengan
11% pada pekerja usia 30-64 tahun dan 5% di atas umur 64 tahun dan 4% dewasa
muda mengeluh mengantuk ketika beraktivitas sekurangnya 2 hari dalam seminggu
atau lebih. Di samping itu, pada tahun 2011, juga dilakukan penelitian yang
melibatkan 1.508 responden dengan hasil 51% responden yang mengalami
gangguan tidur adalah responden yang berusia 19-29 tahun.

Selain itu, keluhan berupa kesulitan tidur lebih sering dilaporkan daripada
keluhan lain yang berhubungan dengan tidur. Perkiraan prevalensinya pada orang
dewasa bervariasi dari 15% sampai 40% dan semakin meningkat pada lansia.
Sedangkan pada anak usia 3 tahun sebanyak 14% mengalami kesulitan tidur dan
50-80% anak mengalami gangguan belajar akibat kualitas tidur yang tidak baik
(Laking & Puri, 2011).

Kurangnya kebutuhan tidur akan berdampak pada menurunnnya kemampuan


untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
sehari-hari. Menurut Susanto (2006), dewasa muda yang mengalami hambatan
dalam proses belajar disebabkan oleh rasa mengantuk dan lelah akibat kurang tidur,
sehingga menurunnya konsentrasi ketika belajar. Hal ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius karena gangguan tidur (sleep deprivation) dapat
mempengaruhi proses belajar, gangguan memori dan kesehatan emosi. Dengan
berkonsentrasi, seseorang tidak mudah mengalihkan perhatiannya terhadap
masalah lain di luar yang dipelajarinya. Selain itu, dengan berkonsentrasi dapat
diperoleh hasil yang optimal, salah satu contohnya adalah mendapatkan hasil
prestasi belajar yang memuaskan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pola tidur mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung?
2. Bagaimana konsentrasi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung?
3. Bagaimana pengaruh pola tidur terhadap konsentrasi belajar pada
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung?

2
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari ada
tidaknya pengaruh pola tidur terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus


Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana pola tidur mahasiswa Poltekkes Kemenkes


Bandung?
2. Untuk mengetahui bagaimana konsentrasi mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Bandung?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola tidur terhadap konsentrasi belajar
pada mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung?

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana menambah wawasan
dan perkembangan keperawatan khususnya kbuutuhan dasar manusia
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran dan referensi serta
acuan rujukan bagi penelitian hubungan antara kualitas tidur dengan prestasi
belajar.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
bacaan sehingga dapat me
c. Bagi peneliti
Sebagai media pembelajaran dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam
rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri
khususnya dalam bidang penelitian.
3
4

BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 Pola Tidur
2.1.1 Definisi
Tidur dapat didefenisikan sebagai keadaan teratur, kambuhan, mudah
reversible yang ditandai dengan keadaan yang relatif diam dan peningkatan pada
ambang respon terhadap rangsangan luar relatif terhadap keadaan terjaga. (Buku
Saku Psikiatrik, 2003:333)

Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang tidur:

a. Menurut Perry dan Potter ( 2005 ) tidur adalah suatu keadaan yang berulang -
ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.
b. Menurut Guyton ( 1997 ) tidur adalah sebagai suatu keadaan bawah sadar
dimana orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik
atau dengan rangsangan lainnya.
c. Menurut Yolanda Amirta ( 2007 ), makna dasar tidur adalah suatu keadaan
dimana otak dan pikiran serta tubuh diberi kesempatan untuk beristirahat.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa
tidur sangat penting bagi tubuh. Karena pada saat tidur sebagian organ tubuh
termasuk otak akan beristirahat. Jika kita kurang tidur maka otak kita pun kurang
istirahat, hal itu menyebabkan konsentrasi belajar menjadi terganggu. Jam
biologis merupakan pengatur waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara
otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk
menentukan waktu bangun dan tidur kita. Setiap orang memiliki jam biologis yang
berbeda-beda tergantung pada umurnya. Jika kita melawan jam biologis maka
akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang
relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur,
frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur
(Depkes dalam Siallagan, 2010).
Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stress pekerjaan,
hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada insomnia dan
penggunaan medikasi untuktidur. Penggunaan jangka panjang medikasi tersebut
dapat mengganggu pola tidur dan memperburuk masalah tidur (Potter & Perry,
2003).

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan
seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang
dibutuhkan (Asmadi, 2008).

2.1.2 Pola Tidur Normal Berdasarkan Tingkat Perkembangan / Usia


1) Bayi Baru Lahir

Tidur 14–18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM.
Setiap siklus sekitar 45-60 menit.

2) Bayi

Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam
hari dan punya pola terbangun sebentar.

3) Toddler

Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam
hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap
pada umur 2-3 tahun.

4) Pra Sekolah

Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang
pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan
tidur sore hari.

5) Usia Sekolah

Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif
konstan.
5
6) Remaja

Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur REM

7) Dewasa Muda

Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50%
tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III – IV.

8) Dewasa Pertengahan

Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia
dan sulit untuk dapat tidur.

9) Dewasa Tua

Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata
berkurang kadang – kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering
terbangun sewaktu tidur malam hari.

2.1.3 Pola Tidur yang Tidak Baik


1) Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur,
atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat
terbangun. Ada tiga macam insomnia :

• Transient insomnia: kesulitan tidur hanya beberapa malam


• Insomnia jangka pendek: dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur.
• Insomnia kronis: kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan lebih
2) Parasomnia

Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadian perilaku atau


psikologis abnormal yang muncul di kala tidur, tahapan tertentu, atau transisi fase
tidur-terjaga. Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu
menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan.

6
3) Tidur Apnea

Tidur apnea adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghentian napas


disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang lazim
menimpa orang dewasa. Tidur apnea bisa muncul pada segala kelompok usia dan
jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria.

4) Narkolepsi

Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di siang
hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang waktu
dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah kelainan
neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis yang melibatkan system
saraf pusat tubuh.

5) Paralisis Tidur

Paralisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang menyebabkan penderitanya


mengalami kelumpuhan dikala tidur.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur


Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda – beda. Ada
yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan.
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
sebagai berikut :

a. Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur


dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan
istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat
tidur dengan nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada sistem
pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin
dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008).

7
b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.


Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan
nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat
seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi
seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat, 2008).

c. Stres Psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal
ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM
(Asmadi, 2008).

d. Diet / Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses


tidur. Protein yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat
mempercepat proses tidur, karena adanya triptofan yang merupakan asam amino
dari protein yang dicerna (Hidayat, 2008). Sebaliknya minuman yang
mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur (Asmadi, 2008).

e. Gaya Hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat


menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).

f. Obat – Obatan

Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan

8
beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat
menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).

g. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,


yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat, 2008).

2.2 Konsentrasi Belajar


2.2.1 Definisi
Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian
atau pikiran pada suatu hal.” Dalam hal ini, konsentrasi yang akan dibahas yakni
terkait dengan konsentrasi belajar. Dalam psikologi umum (2003) dalam Nugraha
(2008), “Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran
terhadap aktivitas belajar”.

Menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran


terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran
terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak
berhubungan dengan pelajaran. Hendrata (2007) berpendapat konsentrasi
adalah sumber kekuatan pikiran dan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa
dimana pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu bersamaan.
Apabila konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah
melupakan suatu hal dan sebaliknya apabila konsentrasi masih cukup kuat maka
akan dapat mengingat dalam waktu yang lama.

Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan


fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan
sebagainya. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi dalam bentuk perhatian yang
terpusat pada suatu pelajaran. Maka dari itu konsentrasi merupakan salah satu
aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan apabila

9
konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun
belajar secara pribadi akan tergangguikan.

Berdasarkan beberapa pengertian konsentrasi belajar diatas dapat


disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan
pemikiran seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan
informasi tentang pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting dalam
proses pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat mencapai prestasi
belajar yang lebih baik.

2.2.2 Aspek-aspek Konsentrasi Belajar


Nugroho (2007) mengungkapkan aspek – aspek konsentrasi belajar sebagai
berikut :

a. Pemusatan pikiran : Suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan,


nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi.
b. Motivasi : Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.
c. Rasa khawatir : Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak
optimal dalam melakukan pekerjaannya.
d. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bukan dari individu melainkan
dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.
e. Gangguan pemikiran : Hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu
maupun orang sekitar. Misalnya : masalah ekonomi, keluarga, masalah pribadi
f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk rasa
waswas menunggu hasil yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan
oleh orang tersebut.
g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima
h. pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

10
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar
Menurut Tonienase (2007) konsentrasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti di bawah ini:

a. Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa


akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika siswa dapat mengetahui
faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, siswa mampu
menggunakan kemampuan siswa pada saat dan suasana yang tepat. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah:

1. Suara. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan
bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang tenang
tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun.
2. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat
yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun
bangunan.
3. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor
yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang
belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun
hangat.
4. Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki
pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, misalnya
terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi,
sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain media dan sarana belajar
merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebihdapat berkonsentrasi.
b. Modalitas Belajar

11
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi
yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam
mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan
konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.
Semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh siswa, maka
kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran. Banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa, misalnya dengan cara meningkatkan
gelombang alfa agar setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan baik (Depoter,dkk
dalam Susanto, 2006), kemudian dapat juga dengan mengatur posisi tubuh pada
saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) sesuai dengan karakteristik siswa
itu sendiri.

c. Pergaulan

Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku


dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi
juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini
contohnya televisi dan internet, hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku
siswa.

d. Psikologi

Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa
dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar
dan keluarga. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kedadaan psikologis siswa,
karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya
akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin
menurun.

Selain itu Nugroho (2007) juga mengungkapkan beberapa faktor yang


menyebabkan gangguan konsentrasi dalam belajar yaitu :

a. Tidak memiliki motivasi diri : Motivasi kuat yang timbul dalam diri seorang
siswa dapat mendorongnya belajar sangat diperlukan. Ada siswa yang
12
membutuhkan rangsangan seperti hadiah yang baik dari orangtua ketika
mereka berprestasi. Namun orangtua juga harus hati-hati dalam memberikan
rangsangan berupa hadiah agar anak tetap mau belajar meskipun tidak
diberikan hadiah.
b. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif : suasana yang ramai dan
bising tentu saja dapat mengganggu siswa yang ingin belajar dalam situasi yang
tenang. Namun, ada juga tipe siswa yang dapat belajar dengan mendengarkan
musik.
c. Kondisi kesehatan siswa : bila siswa terlihat tidak serius pada materi pelajaran
yang sedang dialaminya, sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk menghakimi
bahwa ia malas belajar karena bisa jadi kondisi kesehatannya yang sedang
bermasalah.
d. Siswa merasa jenuh : beban pelajaran yang ditanggung oleh siswa sangat
banyak, apalagi mereka harus mengikuti kegiatan belajar dilembaga
pendidikan formal (kursus). Oleh karena itu sebaiknya siswa diberikan waktu
istirahat sejenak untuk membuat diri mereka menjadi relaks.
e. Menurut Slameto (2010) seseorang sering mengalami kesulitan berkonsentrasi,
yang disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang
dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut
dan lain-lain), pikiran kacau/masalah-masalah kesehatan yang terganggu
(badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.

2.3 Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubngan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur mealui penelitian yag akan dilakukan, kerangka
konsep terdiri dari variabel-variabel yang berhubungan satu dengan yang lainnya.
Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan untuk menganalisis hasil
penelitian (Notoadmojo, 2010).

13
Faktor Internal:
1. Kesehatan jasmani
2. Minat belajar
3. Perasaan Gelisah
4. Tertekan
5. Perasaan Emosi

Pola Tidur Konsentrasi Belajar

Faktor Eksternal:
1. Lingkungan
2. Modalitas Belajar
3. Pergaulan
4. Psikologi

Gambar 1. 1 Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel Independen = Variabel Perancu

= Variabel Dependen

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.(Suharmin Arikunto, 20017: 71).
Menurut Sugiyono (2013: 64) mengemukakan pengertian hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta – fakta yang empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.

Oleh karena itu, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian berdasarkan


perumusan masalah dan kerangka konsep yang dikemukakan, maka dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut:

14
1. Hipotesis Null (Ho)
Pola tidur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Pola tidur berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung

15
16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional,
dengan metode deskriptif kualitatif.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang


memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan sejara deskriptif. Jenis penelitian
deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau
keadaan secara social

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional


3.2.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori
yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi konseptual dari masing-
masing variabel, sebagai berikut:
a. Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang
relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama
tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan
kepuasan tidur (Depkes dalam Siallagan, 2010).
b. Konsentrasi belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan pemikiran seseorang
terhadap objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan informasi tentang
pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting dalam proses
pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat mencapai prestasi
belajar yang lebih baik.

3.2.2 Definisi Operasional


Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus
dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu
yang mempunyai nilai. Penjelasan dari definisi operasinal dari variabel-variabel
penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 1 1 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Alat Ukur


1 Pola Tidur a. Pengertian pola a. Penjelasan Kuesioner
tidur berdasarkan
b. Pola tidur penjelasan arti pola
normal tidur
c. Pola tidur yang b. Pola tidur normal
tidak baik berdasarkan tingkat
d. Faktor yang perkembangan/usia
mempengaruhi c. Pola tidur yang
tidur jarang diketahui
banyak orang
d. Sesuatu yang bisa
menentukan
sesorang bisa tidur
atau tidak
2 Konsentrasi a. Pengertian a. Penjelasan Wawancara
Belajar konsentrasi berdasarkan
belajar penjelasan arti
b. Aspek-aspek konsentrasi belajar
konsentrasi b. Sesuatu yang bisa
belajar meningkatkan
c. Faktor-faktor konsentrasi belajar
yang c. Keadaan yang
mempengaruhi menyebabkan
konsentrasi sesorang dapat
belajar berkonsentrasi

17
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek dan objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 96).

Berdasarkan defenisi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian


ini adalah seluruh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung.

3.3.2 Sampel
Menurut Sabar (2007), sampel adalah Sebagian dari subjek dalam
popoulasi yan diteliti, yang sudah mampu secara representative dalam mewakili
populasinya.

Berdasarkan defenisi di atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian


ini adalah mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung.

3.4 Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, terdapat metode-metode dalam pengumpulan data. Data
pertama berdasarkan variabel bebas, yaitu pola tidur yang merupakan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Angket atau kuesioner

Angket atau kuesiober adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang
diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66)

Data kedua berdasarkan variabel terikat, yaitu konsentrasi belajar yang


merupakan data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi:

2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

18
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J. Meleong, 2010: 186).

3.5 Instrumen Penelitian


Tabel 1 2 Lembar Angket Pola Tidur Mahasiswa

Pernyataan
No Indikator
Ya Tidak
1 Apakah anda mendisiplinkan waktu tidur anda?
2 Apakah anda tidur selama 8 jam sehari?
3 Ketika kurang tidur apakah anda mengalami masalah sulit
berkonsentrasi?
4 Apa anda sering merasa letih dan tertekan pada waktu pagi
dan siang hari akibat pola tidur yang tidak teratur?
5 Apakah anda memiliki ngangguan kesehatan sehingga
sulit tidur?
6 Apakah anda memiliki ngangguan kesehatan sehingga
sulit tidur?
7 Apakah anda sering menahan ngantuk ketika belajar
karena kurangnya tidur?
8 Apakah anda sering merasa pusing akibat pola tidur yang
tidak teratur?

Tabel 1 3 Pedoman Wawacara Konsentras Belajar Mahasiswa

No Indikator

1 Apakah anda dapat menyimak dengan baik pembelajaran di kelas?


2 Kemana arah pandang anda ketika mengikuti pembelajaran di kelas
3 Kemana pemusatan pikiran anda ketika mengikuti pembelajaran di kelas?
4 Apakah jika anda kurang tidur anda dapat berkonsetrasi?

19
5 Apakah anda selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen ketika
pembelajaran?

3.6 Analisa Data


Data yang telah dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ini selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif
adalah analisa yang menggunakan data kuantitatif, berupa angka-angka.
Hasil analisa yang disajikan berupa angka-angka (matematis), yang kemudian
diuraikan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.

20
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, F. I. (2019). Hubungan Pola tidur Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di
Kelas Xd MA Al-Qodiri 1 Jember. 1-10

Sulistiyani, C. (2012). Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur


Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1 (2). 280-292

Supriatno, Fenny. (2016). Hubungan Kualitas dan Kuantitas Tidur dengan Prestasi
Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Jurnal Pendidikan
Kedokteran Indonesia. 5 (3). 140-147

Yarsissumi. (2017). Hubungan Antara Konsentrasi Belajar Peserta Didik Dengan


Keaktifan Belajarnya Pada Bimbingan Belajar Bahasa Inggris Happy
Course. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. 5 (2). 133-141

Yuniarso, P. E. (2016). Pengaruh Pola Tidur Tidak Baik Pada Konsentrasi Belajar
Para Pelajar. https://panjieko.wordpress.com/2016/04/25/pengaruh-pola-
tidur-yang-tidak-baik-terhadap-konsentrasi-belajar-para-pelajar/. Diakses
pada tanggal 27 November 2020

21
RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Putri Agisthia N.F.

NIM : P1732120061

Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 24 September 2001

Motto hidup : Hai masalah besar, aku punya tuhan yang lebih

besar

2. Nama : R. Dini Febriyanti

NIM : P17320120063

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 6 Februari 2003

Motto hidup : Persiapkan dirimu untuk masa depan yang lebih

baik

3. Nama : Rahmi Lestari

NIM : P17320120065

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 16 Mei 2002

Motto hidup : Gantungkan cita-citamu setinggi langit,

bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh

engkau akan jatuh diantara bintang-bintang

4. Nama : Riska Indriyani

NIM : P17320120075

Tempat, tanggal lahir : Garut, 26 Maret 2002

Motto hidup : Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita berusaha

dan berdoa

22
5. Nama : Rismawati

NIM : P17320120077

Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 21 November 2001

Motto hidup : Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya

6. Nama : Reni Putri Nurhasyanah

NIM : P17320120069

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 6 Juni 2002

Motto hidup : Hidup disiplin supaya segala sesuatu tepat waktu

7. Nama : Resi Sekartazi

NIM : P1732120071

Tempat, tanggal lahir : Cianjur, 24 September 2001

Motto hidup : Allah menitipkan kelebihan disetiap kekurangan,

menitipkan kekuatan disetiap kelemahan

8. Nama : Reza Mochamad Firdaus

NIM : P17320120073

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 24 Maret 2002

Motto hidup : Berbuat baiklah tanpa perlu alasan

9. Nama : Robby Juniar

NIM : P17320120079

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 19 Juni 2002

Motto hidup : Jangan lihat hasilnya tetapi lihat perjuangannya

23

Anda mungkin juga menyukai