Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM 1 & 2

KONSEP KEPERAWATAN SPIRITUAL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN

Dosen Pengampu :

Drs. H. Rukman, Skp., Ners., M.Kes

Disusun oleh :

Ratu Nurasyifa Putri Irawan


(P17320120068)

Tingkat 2-B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN D-III KEPERAWATAN BANDUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
2021
LAPORAN PRAKTIKUM 1 & 2

A. Kegiatan yang dilakukan


Melakukan analisa terkait konsep spiritual dalam keperawatan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan spiritual pasien.
B. Tempat kegiatan
Kegiatan dilakukan secara daring di rumah masing-masing dengan dibimbing
oleh bapak H. Ali Hamzah, S.kp., MNS
C. Metode analisa
Metode analisa yang dilakukan yaitu menganalisa contoh kasus dari faktor-faktor
yang mempenaruhi kebutuha spiritual dengan menggunakan literatur searching dan bahan
ajar yang diberikan oleh bapak Drs. H. Rukman, Skp., Ners., M.Kes
D. Hasil Analisa
1. Menganalisa Konsep Spiritual Dalam Keperawatan

Spiritualitas (spirituality) merupakan sesuatu yang dipercayai oleh seseorang dalam


hubungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan suatu
kebutuhan serta kecintaan terhadap adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas segala
kesalahan yang pernah diperbuat.

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan


keyakinan untuk memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan
maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan
Tuhan. (Hamid, A. 2000 dalam Suniati, dkk, 2011).

Konsep spiritual ini berkaitan erat dengan nilai, keyakinan, dan kepercayaan
seseorang. Keperawatan spiritual merupakan praktek yang dilakukan oleh seorang
perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Perawat diharuskan untuk
memandang pasien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang
merespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan
krisis.
Maka dari itu, seorang perawat harus berperan aktif dalam membantu pemenuhan
kebutuhan pasien, seperti mempertahankan dan mengembalikan keyakinan yang
dianutnya, membantu dalam pemenuhan kewajiban agamanya, mengembalikan rasa
percaya dari dalam diri pasien kepada kehidupannya, serta membantu pasien untuk
bisa kembali mencintai dan mampu memaafkan dirinya.

Seorang perawat pun diharuskan untuk senatiasa membantu memenuhi kebutuhan


spiritual pasien, walaupun perawat dan pasien mempunyai keyakinan spiritual atau
keagamaan yang berbeda. Sebagai petugas kesehatan, perawat harus memiliki peran
utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual, perawat dituntut mampu memberikan
pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal.

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa terdapat keterikatan antara keyakinan
dengan pelayanan kesehatan, dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui
pelayanan kesehatan tidak hanya berfokus pada aspek biologis, namun juga mencakup
askep spiritualnya. Aspek spiritual ini akan sangat membantu untuk meningkatkan
semangat pasien dalam proses penyembuhan.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual


1) Faktor Perkembangan
Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual,
karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap
tuhan.
▪ Contoh Kasus :
Seorang remaja yang taat beribadah, selalu berdoa dalam situasi senang
ataupun susah, tetapi ia merasa jika Tuhan selalu memberinya cobaan yang
berat dan hal tersebut selalu membuatnya berpikir, "apakah tuhan ada?",
"Apakah tuhan mendengar doa ku?" “untuk apa aku berdoa jika cobaan selalu
datang kepada ku?”
▪ Sikap Perawat :
Dalam hal ini, perawat harus berperan sebagai edukator yaitu dengan
memberitahukan bahwa bukan berarti tuhan itu tidak ada jika tuhan tidak
mengabulkan doa kita.
Tuhan memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran dan ketahanan
spiritual kita. Bisa saja, Tuhan akan mengabulkan doa hambanya pada waktu
yang tepat, dan Tuhan pasti tau yang terbaik untuk hamba-Nya, Tuhan akan
memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan, bukan apa yang hamba-Nya
inginkan. Sebagaimana terdapat dalam Al-Quran :
"....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)
Maka dari itu, kita sebagai perawat harus membimbing serta mendorong pasien
agar ia tetap melaksanakan ibadah serta tetap sabar dan juga tabah atas cobaan
yang Tuhan kepadanya.
2) Faktor Keluarga
Keluarga sangat berperan dalam perkembangan spiritualitas seseorang. Keluarga
merupakan tempat pertama kali seseorang memperoleh pengalaman, pelajaran
hidup, dan pandangan hidup. Dari keluarga, seseorang belajar tentang Tuhan,
kehidupan, dan diri sendiri. Keluarga memiliki peran yang penting dalam
memenuhi kebutuhan spiritualitas karena keluarga memiliki ikatan emosional yang
kuat dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan individu
▪ Contoh Kasus :
Seorang pasien berusia 5 tahun menolak untuk berdoa sebelum makan karena
ia mengatakan bahwa ibu nya pun tidak mengajarkan hal tersebut, pasien
mengatakan ia selalu makan sendiri karena ibunya bekerja.
▪ Sikap Perawat :
Perawat harus bersikap bijak jika melihat kasus di atas, perawat tentu dapat
menyimpulkan bahwa anak tersebut tidak memiliki kebiasaan sehari-hari untuk
berdoa sebelum melakukan kegiatan. Perawat harus melakukan perannya
sebagai edukator, memberitahu dan menyarankan sang ibu untuk lebih
memperhatikan kebiasaan anaknya, utamanya mengajarkan sang anak untuk
berdoa sebelum melakukan kegiatan, salah satunya seperti "berdoa sebelum
makan".
Perawat juga harus mengingatkan bahwa meskipun sang ibu merupakan
seorang wanita karier, tetapi sang ibu tidak boleh melepas perannya sebagai
madrasah pertama bagi anaknya.
Sebagaimana seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan : “Al-
Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”.
Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau
persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang
baik pokok pangkalnya. Walau demikian dalam memberikan saran dan
edukasinya perawat pun harus memperhatikan etika berbicara supaya tidak
menyinggung perasaan sang ibu.
3) Faktor Suku / Ras
Ras/suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda,sehingga proses
pemenuhan kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki
▪ Contoh kasus :
Pasien berusia 45 tahun menderita penyakit gagal ginjal ,pada saat akan
diberikan pengobatan pasien menolak untuk dilakukan penanganan medis
sebab ia ingin diobati dengan kepercayaannya yaitu ritual Mayangiang yang
dipercaya oleh suku Dayak sebagai pengobatan penyakit yang dibantu oleh roh.
▪ Sikap Perawat :
Pemenuhan spiritualitas budaya berbeda-beda pada setiapbudaya. Budaya dan
spiritualitas menjadi dasar seseorang dalam melakukan sesuatu dan menjalani
cobaan atau masalah cobaan atau masalah dalam hidup dengan seimbang.
Perawat tentu harus bersikap bijaksana tanpa membeda-bedakan suku/ras yang
dianut klien dan menghargai kepercayaan yang diyakini klien.
Perawat juga harus tetap memberikan asuhan keperawatan secara profesional
pada klien seperti peran perawat dalam mengedukasi klien bahwa pengobatan
dengan cara ritual seperti itu tidak mungkin dilakukan di rumah sakit karena
harus menyediakan peralatan yang tidak mudah dan tempat yang luas, dan tentu
kegiatan ritual tersebut dapat mengganggu pasien lain yang berada di kamar
yang sama,klien juga diberi pengertian bahwa Tindakan medis dapat
membantu klien untuk pulih dan kembali sehat.
4) Agama Yang Dianut
Agama sangat mempengaruhi spiritualitas individu. Agama merupakan suatu
sistem keyakinan dan ibadah yang dipraktikkan individu dalam pemenuhan
spiritualitas individu. Agama merupakan cara dalam pemeliharaan hidup terhadap
segala aspek kehidupan. Agama berperan sebagai sumber kekuatan dan
kesejahteraan pada individu. Sebagai orang yang beragama sudah sepatutnya bagi
kita untuk mengembalikan segalanya kepada yanga maha kuasa.
▪ Contoh Kasus :
Seorang pasien mengeluhkan bahwa dia sudah tidak percaya lagi dengan
tuhannya, dan tidak mau beribadah lagi karena ia sudah berputus asa dengan
penyakit yang dideritanya yang tidak kunjung membaik.
▪ Sikap Perawat :
Sebagai seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien tersebut,
harus dilakukan sebuah pendekatan dan membangun sebuah kepercayaan
sehingga pasien akan lebih terbuka dan mau menceritakan semua yang terjadi
pada dirinya. Tanpa membeda – bedakan agamanya perawat harus tetap
memberikan asuhan keperawatan dengan professional. Membantu kembali
pasien dalam membangun kepercayaan pada tuhannya dengan cara membantu
pasien dalam mengingat kembali karunia yang telah tuhannya berikan untuk
dirinya yang dikaitkan degan firman-Nya, membantu pasien dalam memenuhi
kewajiban ibadahnya serta senantiasa mengajak pasien untuk bertukar cerita.
Sebagai penguat dan landasan kita untuk membantu pasien dalam
mengembalikan kepercayaan kepada tuhannya, sebagai seorang muslim hal ini
erat kaitannya dengan firman Allah dalm quran surah Albaqarah: 186 yang
berbunyi :

ُ ‫ان فَ ْليَ ْست َِج ْيب ُْوا ِل ْي َو ْليُؤْ مِ نُ ْوا بِ ْي لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر‬
‫شد ُْون‬ ِ ِۙ ‫ع‬ ِ ‫عنِ ْي فَاِنِ ْي قَ ِريْبٌ ۗ ا ُ ِجيْبُ دَع َْوة َ الد‬
َ َ‫َّاع اِذَا د‬ ْ ‫ساَلَكَ ِعبَا ِد‬
َ ‫ي‬ َ ‫َواِذَا‬
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
5) Kegiatan Keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan
Tuhan, dan selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.
▪ Contoh Kasus :
Seorang pasien wanita berusia 30 tahun di diagnosa medis menderita AIDS.
Pasien tersebut dibawa keluarganya ke RS dalam keadaan lemas, pucat, dan
kurus. Setelah dilakukan perawatan, pasien menolak untuk makan, pasien juga
sering menangis dan berteriak-teriak. Setelah dilakukan pengkajian,
keluarganya mengatakan bahwa dia Sebelum menderita penyakit ini pasien
selalu berdoa dan rajin beribadah terutama pengajian dikampungnya. Keluarga
juga mengatakan bahwa pasien tidak mau berdoa lagi karena pasien berkata
bahwa Tuhan sudah jahat kepadanya. Pasien tersebut ingin segera meninggal
▪ Sikap Perawat :
Sebagai seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pada kasus
tersebut yaitu dengan cara kita harus memberikan semangat dan dukungan agar
pasien tetap selalu melakukan kegiatan keagamaannya tersebut, kita sebagai
perawat harus memberikan pengertian dan pengetahuan tentang kebiasaan
yang dilakukan sebelumnya karena kebaikan itu akan membawa kesembuhan
bagi pasien, peran perawat juga berprilaku self-care yaitu dengan menggali lagi
nilai dan keyakinan yaitu dengan selalu berdoa dan memohon kesembuhan
kepada tuhan.

Sumber :
Materi Keperawatan Spiritual oleh Drs. H. Rukman, Skp., Ners., M.Kes. (2021).
Goggle Class Room. Poltekkes Kemenkes Bandung

Anda mungkin juga menyukai