SEMESTER : V (LIMA)
Di Susun Oleh :
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran dan juga
untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
.............................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Manfaat Penulisan.............................................................................................................
.............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan.
Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena
pendidikan yang tinggi dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan
yang dimaksud disini bukan bersifat nonformal melainkan bersifat formal, meliputi proses
belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan
oleh prestasi belajar siswa. Sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
kualitas pendidikan yang bagus. Karena kualitas pendidikan yang bagus akan membawa siswa
Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal
balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu
guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa.
Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan
positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama
ini, metode dan model pembelajaran mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu
Hal tersebut memperkuat anggapan bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses
belajar – mengajar, sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan pada diri siswa yang
Salah satu alternatif untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dipaparkan di atas
adalah model pembelajaran yang tepat bagi siswa serta dapat memecahkan masalah yang
dihadapi. Hudojo (Purmiasa, 2002: 104) mengatakan bahwa model pembelajaran akan
menentukan terjadinya proses belajar mengajar yang selanjutnya menentukan hasil belajar.
Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung pada pendekatan, metode, serta teknik
mengajar yang dilakukan oleh guru. Untuk itu, guru diharapkan selektif dalam menentukan dan
menggunakan model pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus menguasai
prinsip–prinsip belajar mengajar serta mampu menerapkan dalam proses belajar mengajar.
Prinsip – prinsip belajar mengajar dalam hal ini adalah model pembelajaran yang tepat untuk
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dari makalah ini
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai masukan dan pertimbangan kepada mahasiswa
atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa ssecara aktif dalam
proses pembelajaran.
Menurut Wilcox (Slavin, 1977), dalam pembelajaran dengan penemuan siswa didorong
untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis
contoh pengalaman. Dan yang menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget yang
menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner
memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid
Menurut Bell (1978) belajar penemuan adalah belajar yang terjadi sebagia hasil dari
ie menemukan informasi baru. Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat perkiraan
prose induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat ekstrapolasi.
Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam
pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama
belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.
Pembelajaran Discovery learning adalah model pembelajaran yang mengatur sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya itu tidak melalui
Dalam pembelajaran discovery learning, mulai dari strategi sampai dengan jalan dan hasil
penemuan ditentukan oleh siswa sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Maier
(Winddiharto:2004) yang menyatakan bahwa, apa yang ditemukan, jalan, atau proses semata –
learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan,
tidak akan mudah dilupakan siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir
analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer
Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni
sebagai berikut:
a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
konkrit mauun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan
c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan
d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang
efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide orang lain.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih
mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
Strategi ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian data atau contoh khusus dan bagian
generalisasi (kesimpulan). Data atau contoh khusus tidak dapat digunakan sebagai bukti, hanya
strategi induktif ini selalu mengandung resiko, apakah kesimpulan itu benar ataukah tidak.
Karenanya kesimpulan yang ditemukan dengan strategi induktif sebaiknya selalu mengguankan
Dalam matematika metode deduktif memegang peranan penting dalam hal pembuktian.
Karena matematika berisi argumentasi deduktif yang saling berkaitan, maka metode deduktif
memegang peranan penting dalam pengajaran matematika. Dari konsep matematika yang
bersifat umum yang sudah diketahui siswa sebelumnya, siswa dapat diarahkan untuk
menemukan konsep-konsep lain yang belum ia ketahui sebelumnya. Sebagai contoh, untuk
menentukan rumus luas lingkaran, siswa dapat diarahkan untuk membagi kertas berbentuk
lingkaran menjadi n buah sector yang sama besar, kemudian menyusunnya sedemikian rupa
sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus keliling lingkaran yang sudah diketahui
a. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada masalah-
b. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk
memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah pada pemecahan
masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang
berlawanan.
c. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan simbolik.
d. Bila siswa memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis, guru hendaknya
berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan
terlebuh dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-
saran bilamana diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu
yang tepat.
e. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara garis besar
generalisai-generalisasi itu.
1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
4. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia berpikir dan menggunakan
5. Menimbulakan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan
1. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara guru dengan
siswa
2. Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya
sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
Untuk seorang guru ini bukan pekerjaan yang mudah karena itu guru memerlukan waktu yang
banyak. Dan sering kali guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan
Seorang guru bidang studi, dalam mengaplikasikan metode discovery learning di kelas harus
melakukan beberapa persiapan. Berikut ini tahap perencanaan menurut Bruner, yaitu:
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkrit ke
Budiningsih, 2005:50).
kelas tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan
Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik
membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Stimulation pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidak hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya (Djamarah,
2002:22).
Menurut Syah (2004:244) data processing merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya,
lalu ditafsirkan.
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan penegetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
(Budiningsih, 2005:41).
f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Atau tahap dimana berdasarkan hasil
verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu (Djamarah,
didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen
dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka
sendiri.
membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswa untuk terus bekerja hingga menemukan
menyelesaikan soal, mempertajam berpikir kritis secara mandiri, karena mereka harus
menghasilkan kesalahan dan membuang-buang waktu, dan tidak semua siswa dapat melakukan
penemuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi-lamadi.blogspot.com/2010/02/peningkatan-hasil-belajar-matematika
dalam Usaha Peningkatan Motivasi Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Neg 2
http-3A-2Findex-of-ppt.com-2FMetode-2Pembelajaran-2FDiscovery-2FLearning-2F
www.firstload.com