Anda di halaman 1dari 12

TUGAS : INDIVIDU

MATA KULIAH : Media Pembelajaran

SEMESTER : V (LIMA)

"Perkembangan dan Klasifikasi Media Pembelajaran"

Di Susun Oleh :

Nama : Nurmila Sjachruddin


Nim : 19.801.011

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perkembangan dan
Klasifikasi Media Pembelajaran”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalm penulisan makalah
ini, Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang dapat menjadi pertimbangan kami dalam
penyusunanmakalah selanjutnya.
Akhirul Kalam, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya. Aaamiiin.
                                                                             

Makassar, 18 Oktober 2021

            Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................................................................
B.Rumusan Masalah...................................................................................................................................
C.Tujuan.....................................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Perkembangan Media Pembelajaran.......................................................................................................
B.Peran Guru Dalam Media Pembelajaran..................................................................................................
C.Klasifikasi Media Pembelajaran..............................................................................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan
peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru
dan teknologi) media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam
berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari sinilah kemudia timbul
usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media yang mengarah pada pembuatan
taksonomi media pendidikan /pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran akan mempermudah para guru atau
praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi dan efektifitas proses dan hasil
pembelajaran. Terkait dengan hal-hal tersebut maka di dalam penyusunan makalah ini akan di bahas
beberapa rumusan masalah.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Menjelaskan perkembangan media pembelajaran
2.Menjelaskan peran guru dan perkembangan media pembelajaran
3.Menjelaskan klasifikasi media pembelajaran

C.TUJUAN
1.Mengetahui Perkembangan Media Pembelajaran
2.Mengetahui Peran Guru dan Perkembangan Media Pembelajaran
3.Mengetahui Klasifikasi Media Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Media Pembelajaran


Kalau kita lihat perkembangannya ,pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu
mengajar guru (teaching aids).Alat bantu yang di pakai adalah alat bantu visual,misalnya
gambar,model,objek dan alat –alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret /real,motivasi belajar
serta mempertinggi daya serap dan retendi belajar siswa ,walaupun jaman sekarang alat-alat visual masih
di pakai tapi tidak secanggih jaman sekarang karena alat-alat visual itu di kembangkan berbagai macam
cara yang lebih modern .Namun sayang,karena dulu terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual
yang di pakai orang kurang memperhatikan aspek desain,pengembangan pembelajaran (instruction*)
produksi dan evaluasinya sehingga tidak efektif dalam pengajaran jadipikiran mereka tidak berkembang .
            Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke -20,alat visual
untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio
visual atau audio visual aids (AVA).
            Bermacam peralatan dapat di gunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa
melalu penglihatan dan pendengaran bahkan gerakan  untuk menghindari verbalisme yang masih
mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata.Dalam usaha mmanfaatkan media
sebagai alat bantu ini Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut  tingkat dari yang paling
kongkret  ke yang paling abstrak.Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman
(cone of experience) dari Edgar Dale dan pada saat itu di anut secara luas dalam menentukan alat bantu
yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu .
            Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi
adalah pengalaman yang paling konkret.
Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak, diantaranya:
 Direct Purposeful Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan
lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara perbuatan langsung
 Contrived Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan, atau
simulasi.
 Dramatized Experiences : Pengalaman yang diperoleh melalui permainan, sandiwara boneka,
permainan peran, drama soial.
 Demonstration : Pengalaman yang diperoleh dari pertunjukan
 Study Trips : Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata
 Exhibition : Pengalaman yang diperoleh melalui pameran
 Educational Television : Pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan
 Motion Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup, bioskop
 Still Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide, fotografi
 Radio and Recording : Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara
 Visual Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik, bagan,
diagram
 Verbal Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.
Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale
tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman
belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan
alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur
pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual
bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan
belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran,
belum mendapat perhatian khusus. Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa
sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai
mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong
diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk
media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin
pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
       Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat  bantu audio
visual ,sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar.sejak saat itu,alat audio visual bukan hanya di pandang sebagai alat bantu guru saja,melainkan alat
penyalur pesan atau media.teori ini sangat penting dalam penggunaan mediauntuk kegiatan
pembelajaran.tapi sayang pengaruhnya masih terbatas pada pemilihan media saja.faktor siswa menjadi
komponen utama dalam proses belajar belum mendapat perhatian.
       Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam
proses belajar dan mengajar.pada saat itu teori tingkah –lau 9behaviorism theory) ajaran B.F.Skinner
mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran.teori ini menyuruh memperhatikan
siswa dalam pengajaran berlangsung.Menurut teory ini ,mendidik adalah mengubah tingkah laku
siswa.perubahan tingkah laku ini harus tertanampada diri siswa supaya jadi adat kebiasaan.Teori ini telah
mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses
pembelajaran.Media instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine dan
programed instuction.
       Pada tahun 1965-1970 ,pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan  pengaruhnya
dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran .Pendekatan sistem ini mendorong digunakan nya
media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran.Setiap program pembelajaran harus di
rencanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa .Program pembelajaran
direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta di arahkan kepada perubahan tingkah
laku siswa dengan tujuan yang di capai.
       Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini.guru-guru mulai
merumuskan tujuan pembelajaran sesuai tingkah laku siswa.untuk mencapai tujuan itu ,mulai di paki
berbagai format media.Dari pengalaman mereka,guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa berbeda –
beda,sebagian lebih cepat belajar melalui media visual ,sebagian melalui media audio,sebagian media
cetak,dan yang lain melalu media audio visual,dsb..Dari sinilah lahir konsep penggunaan multi media
dalam kegiatan pembelajaran.
       Kita dapat melihat uraian di muka bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi hanya kita
pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar,tetapi lebih tepatnya sebagai alat penyalur
pesan dari pemberi pesan (guru,penulis buku,produser,dsb..)ke penerima pesan (siswa /pelajar). Sebgai
pembawa pesan media tidak juga di gunakan guru tetapi bisa di gunakan siswa dalam menyampai
pesan.oleh karena itu,sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat
mewakiliguru menyampaikan informasi secara lebih teliti,jelas dan menarik. Meskipun begitu di jaman
sekarang media berkembang dengan pesat juga menimbulkan kekewatiran guru.guru takut apabila kedua
fungsinya akan di geser oleh media pendidikan.
       Kejadian ini pernah terjadi pada saat masuknya buku teks sebagai hasil di temukannya mesin cetak di
sekolah.seperti telah dikatakan di depan,guru pada mulanya merupakan sumber belajar,tuntutan
perkembangan zaman mengharuskan direkamnya pesan –pesan pendidikan dan pembeljaran secara
tertulis dalam berbentuk buku.pada saat ituguru juga merasa tersaingi.sebenarnya kekhawatiran tersebut
tak ada melekat pada ingitan guru.memberikanperhatian dan bimbingan secara individual kepada
siswanya adalah tugas penting selama ini belum dilaksanakan guru sepenuhnya.guru dan media
pendidikan sebnearnya bahu membahu dalam membertikan kemudahan kepada siswa.

B.     Peran Guru Dalam Media Pembelajaran


     Pendidikan yang baru menurut faktor dan kondisi pada zaman sekarang  yang berkembang setiap
zaman baik yang berkenan dengan sarana fisik maupun non fisik. Maka dari itu di perlukan tenaga
pengajar yang mampu menguasai media dan memiliki kemampuan kecakapan yang baik dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang mereka ajar,diperlukan kinerja dan sikap yang  ramah dengan
siapapun agar dapat di terima oleh orang yang mereka ajar,peralatan yang lebih siap,dan administrasi
yang teratur.Guru hendaknya dapat menggunakan prasarana dan sarana yang lebih ekonomis atau bisa di
sebut simple,efisien,dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan
teknologi yang modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.Tentu ini
sebuah tantangan bagi seorang guru yang harus siap menerima itu semua supaya menjadi pendidik yang
profesional .Dan makalah ini akan di jelaskan peran guru dalam memilih alat (media ) dalam proses
pembelajaran yakni di antaranya :
1.      Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi pelajaran) di
sampaikan .disibni guru di tuntut harus menguasai pelajaran yang di sampaikan ke pada murid murid  dan
disini dimaksudkan guru harus mempunyai emosional dalam artian yang menyentuh hati siswanya
sehingga pelajaran itu mudah di resapi oleh siswa dan pendidik mampu memperaktekkan secara langsung
terhadap materi objek yang disampaikan .Tehnik ini memang sangat mudah di resapi dengan
memperagakan atau praktek siswa sangat mudah memahami.
2.      Jika objek yang akan di praktekkan tidak mungkin di bawa ke kelas  atau di manapun tempat
mengajar , maka boleh siswa dipindahkan tempat objek lokasi tersebut. Di sini di jelaskan apabila yang di
bahas oleh guru berkaitan dengan alam atau apapun yang tidak memungkin di bawa ke kelas untuk di
persentasikan maka guru dapat memindahkan tempat untuk beljar di tempat yang berkaitan yang di
ajarkan.
3.      Jika kelas tidak memungkinkan di bawa ke lokasi objek tersebut,usahakan model atau tiruannya.
Artinya apabila objek tersebut tidak bisa di tampakkan langsung oleh guru maka seorang guru harus
memberikan gambaran tiruan yang sama dengan yang di ajarkan seeperti replika ,patung,dsb.. contohnya
misal kita ingin memperaktekkan cara memandikan jenazah ,maka kita tidak harus menggunakan mayat
asli,bisa di gantikan oleh poko’ pisang atau guling dll..
4.      Bila mana model atau maket juga di dapatkan ,usahakan gambar atau foto –foto dari objek yang
berkenan dengan materi pesan pelajaran tersebut.dalam cara ini memberikan kemudahanpada poin ke tiga
sebeb jika susah untuk mencari model yang sama terhadap objek yang di gunakan  maka guru dapat
menggunak foto/vidio  yang membantu dalam mengajar.
5.      Jika gambar atau foto juga tidak di dapatkan ,maka guru berusaha membuat sendiri media sederhana
yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
Biasa nya memang ada objek tertentu sangat susah di dapatkan sperti alam atau objek lainya, jadi guru tak
perlu repot –repot untuk mencarinya , di sini juga bisa menggunakan kreativitasnya atau kreativitas
muridnya.
Contohnya : jika ada peraktek melakukan haji,gurudapat menggunakan kardus untuk membuat replika
ka’bah .
6.      Bial mana media sederhana tidak dapat di buat oleh guru ,gunakan papan tuli untuk
mengilustrasikan objek tau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis lingkaran.dalam
konteks ini ,mengatasi dalam poin 1-5 ,jika memang tidak bisa di lakukan maka poin ke enam ini
memberi jawabannya. guru dapat mengambbar apa yang objek yang ingin di jelaskan jikan poin 1-5 tidak
memadai.

C.    Klasifikasi Media Pembelajaran


          Pemanfaatan media pembelajaran merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
proses pendidikan. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat membantu seorang guru untuk
mudah dalam mengajar agar objek yang dibicarakan dapat dijelaskan dengan baik.Oleh sebab itu, dalam
hal ini media tentunya memiliki klasifikasi pembelajaran agar seorang guru memiliki kebebasan dalam
memilih media yang digunakan yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Berikut akan dijelaskan
klasifikasi media pembelajaran yakni diantaranya :
a.    Media Berbasis Manusia
            Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan mengirimkan dan
mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates.
Sitem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain.
     Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung
terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan
mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu
apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus,
dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian
kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar  sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan
melawan terhadap pelajaran. Sering kali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah mengalami
pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif.Instruktur manusia
sebagai media secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinnya pengalaman belajar
yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
          Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan
pelajaran yang interaktif. Dengan adanya manusia sebagai pemeran utama dalam proses belajar maka
kesempatan interaksi semakin terbuka lebar. Pelajaran interaktif yang terstuktur dngan baik bukan hanya
lebih menarik tetapi juga memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemechan masalah yang
kreatif.Disamping itu, pelajaran interaktif mendorong partisispasi siswa dan jika digunakan dengan baik
dapat mempertinggi hasil belajar dan pengalihan pengetahuan. Sebagai penuntun untuk mengembangkan
pelajaran interaktif dikemukakan langkah-langkah berikut :
1.      Mengidentifikasi pokok bahasa pelajaran,
2.      Mengembangakan sajian pembelajaran yang mencakup semua informasi yang diharapkan siswa
harus kuasai,
3.      Membaca/mengamati keseluruhan penyajian dan menentukan di mana dialog-dialog interaktif dapat
digabungkan dan di sisipkan,
4.      Menetapkan jenis informasi yang diimginkan dari siswa, kembangkan pertanyaan atau strategi lain
yang memerlukan keikut sertaan siswa menganalisis, mensitesis, mengevaluasi, atau membuat keputusan,
5.      Menentukan pesan-pesan apa yang ingin disampaikan dengan kegiatan interaktif,
6.      Menetapkan butir-butir diskusi penting, butir-butir penting ini dapat disajikan setelah melibatkan
siswa dalam diskusi atau kegiatan stategis lainnya.
b.     Media Berbasis Cetakan
            Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku
penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas.Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu
diperhatikan saaat merancang, yaitu konsistensi, format, organisai, daya tarik, ukuran huruf, dan
penggunaan spasi kososng.
            Pembelajaran berbasis teks yang interaktif mulai popular pada tahun 1960-an dengan istilah
pembelajaran terprogram (programmed instruction) yang merupakan materi untuk belajar mandiri.
Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respons siswa diminta baik dengan cara
menjawab pertanyaan atau partisispasi dalam kegiatan latihan. Jawaban yang benar diberika setelah
siswa  menjawab.
            Bwberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna,
huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang
penting, misalnya kata kunci dapat diberi tekanan dengan cetakan berwarna merah.Selanjutnya, huruf
yang dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau judul.Informasi
penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan objek kotak.Penggunaan garis bawah sebagai alat
penuntun sedapat mungkin dihindari karena membuat kata itu sulit dibaca.

c.    Media Berbasis Visual


Media berbasi visual (image atau perumpaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan
organisasi) dan memperkuat ingatan.Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk
menyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) diagram yang melukisakan hubungan-hubungan
konsep, organisasi, dan struktur isi materi, (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang anatara
unsur-unsur dalam isi materi, (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan
gambaran / kecenderungan data atau anatara hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
d.    Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan ssuara memerlukan pekerjaan tamabhan untuk
memproduksinya. Salah satu pekerjaaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah
penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disentesis ke dalam
apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk
memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran
media harus memepertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa.Hal ini diikuti dengan
jalinan logis keseluruhan pogram yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan
kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan
melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.

e.     Media Berbasis Komputer


Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran
menggunakan keterampilan.Komputer dengan sabar memberi latihan sampai suatu konsep benar-benar
dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lainnya.Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI
terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice, dan simulasi.
Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan
simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit
pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih tanpa
menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan
multimedia dalam bentuk animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia,
dan fisika melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang
dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan
komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi
dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat
terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.

f.     Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar


Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan
pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis
berupa monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-film,
foto-foto, film, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman video dan lain-lain. Oleh
karena itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya
untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis mau pun untuk
rekreasi
Berdasarkan penjelasan klasifikasi media pembelajaran.Maka sekiranya dapat mendatangkan
manfaat bagi kita semua sebagai calon guru khususnya untuk bisa memilih mana media yang cocok untuk
kita terapkan kepada suatu materi yang kita bahas. Dengan keserasian anatar media, strategi pengajaran
dan materi yang disampaikan maka akan terciptalah pemahaman yang baik bagi para siswa namun,
sebaliknya pula apabila tidak adanya keserasian maka tentunya proses pmbelajaran akan dikatakan gagal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media tentunya juga berperan penting bagi dunia pendidikan.Sebab, dengan adanya media
seorang guru lebih mudah menyampaikan materi sehingga para siswa dapat memahami materi dengan
baik. Mengingat tidak semua di lingkungan sekolah terutama di daerah perdesaan terdapat media
teknologi yang mendukung maka disinilah peran penting bagi seorang guru untuk mencari solusi media
apa yang cocok untuk mengatasi masalah ini misalnya saja bisa menggunakan media alam secara
langsung atau tradisi-tradisi yang tentunya ada nilai moral da pendidikannya. Sehingga dapat kita
simpulka media tidak hanya berbasis pada alat teknologi saja melainkan alam, tradisi, media cetak dan
lain sebagainya juga termasuk kedalam suatu media.
Oleh sebab itu, sebagai guru yang professional dan berkualitas maka kita harus belajar untuk
memilih media yang seuai dengan materi dan kondisi pada saat kita mengajar dan yang terpenting kita
sebagai seorang guru harus nisa menggunakan atau memperagakan media yang kita gunakan.Sejhingga,
pada akhirnya pross belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
·         Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc (DKK). 2014. Media Pendidikan. Rajawali Pers.
·         Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. 2009. Media Pembelajaran.  PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
·         Prof. Dr. H. Asnawir & Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd. 2002. Media Pembelajaran. Intermasa.
·        R. Ibrahim & Nana Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai