Disusun Oleh :
Siti Sri Wahyuningsih
P07124217166
Oleh :
Nama : Siti Sri Wahyuningsih
NIM : P07124217166
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Telah disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Asuhan Kebidanan dengan
judul “ Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan Asfiksia Sedang di VK Bersalin
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh”
Nama : By.Ny. L
Umur : 0 hari
Alamat: Jl. Intan Sari RT/12 RW/02
Lembar persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik Mahasiswa
A. Pengertian
Menurut Depkes RI (2007) JNPK-KR Asfiksia adalah keadaan dimana
bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi
dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami
asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan
gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang
mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
B. Jenis Asfilsia
Menurut Prawirohardjo (2010) ada dua macam jenis asfiksia,yaitu:
1. Asfiksia Lividu (biru) cici-cirinya : warna kulit kebiru-biruan, tonus
otot masih baik, reaksi rangsangan positif, bunyi jantung reguler,
prognasi lebih baik.
2. Asfiksia Pillida (putih) cirri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot
sudah berkurang. tidak ada rektasi rangsangan, bunyi jantung ireguler,
prognosis jelek.
C. Klasifikasi
Menuat Depkes RI (2007) JNPK-KR Klasifikasi Asfiksia berdasarkan
nilai APGAR
Nilai
No Klasifikasi Derajat Vitalitas
APGAR
Fress Stillbirth Tidak ada pernapasan
1 0
(bayi lahir mati) Tidak ada denyut jantung
2 Asfiksia Berat 1-3 Denyut jantung < 40 x/menit
Pernapasan tidak teratur,
3 Asfiksia sedang 4-6 megap-megap, atau tidak ada
pernapasan
4 Asfiksia Ringan / 7-9 Tangisan kuat disertai
tanpa Asfiksia gerakan aktif
5 Bayi Normal 10
D. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010) Terjadinya asfiksia disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
1. Faktor intrauterin
a. Faktor Ibu
1) Hipotensi (syok) dengan berbagai sebab
2) Penyakit kardiovaskuler dan paru
3) Anemia/ Mal nutrisi
4) Keadaan asidosit / dehidrasi
5) Sindrom supin hipotensi
6) Penyakit Diabetes Melitus
b. Uterus
1) Kontraksi uterus yang berlebihan
2) Gangguan sistem peredaran darah uterus
c. Plasenta
1) Gangguan pembuluh darah plasenta
2) Perdarahan pada plasenta previa
3) Gangguan pertumbuhan plasenta
d. Tali pusat
1) Kompresi tali pusat
2) Simpul tali pusat
3) Tali pusat terputir jell woartom yang lemah
4) Lilitan tali pusat
5) Prolapsus/ tali pusat terkemuka
e. Fetus
1) Infeksi intrauterin
2) Gangguan pertumbuhan intrauterin
3) Perdarahan pada janin
4) Anemia
E. Tanda-tanda
Menurut Mochtar (1998) tanda-tanda asfiksia yaitu :
1. Asfiksia berat
a. Frekuensi jantung <40 x/menit
b. Tidak ada usaha nafas
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
e. Bayi tampak pucat, bahkan sampai berwarna kelabu
f. Terjadi kekurangan yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan
2. Asfiksia sedang
a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 x / menit
b. Tidak ada usaha napas
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
e. Bayi tampak pucat, bahkan sampai bewarna kelabu
f. Terjadi kekurangan yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan
F. Patofisiologi
Menurut Mochtr (1998) Pernafasan spntan BBL tergantung pada
kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan
akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.
Asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apneu disertai dengan
penurunan frekuensi.Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak
tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apneu kedua.Pada
tingkat ini terjadi bradikardi penurunan TD.
Pada asfiksia terjadi pula metabolisme dan perubahan
keseimbangan asam-basa pada tabuh bayi.Pada tingkat pertama hanya
terjadi asidosis respiontorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
proses metabolism an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh,
sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.
Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang
disebabkan oleh beberapa keadaan berikut:
1. Hilangnya sumber glikogen daiam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung.
2. Terjadinya asidosis metabolic yang akan menimbulkan kelemahan otot
jantung
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan
tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi
darah ke paru dan kesistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami
gangguan.
3. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
pertukaran gas dan transportasi sehingga penderita kekurangan
persediaan dan kesulitan pengeluaran hal ini dapat menyebabkan
kejang pada bayi tersebut karena disfungsi jaringan efektif .
4. Koma
Apabila pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan
menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipokemia dan
pendarahan otak.
H. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo (2010) penatalaksanaan pada bayi baru lahir
dengan asfiksia neonaturum :
1. Pemantauan golongan darah, denyut nadi, fungsi dan sistem jantung
dan baru dengan melakukaa resusitasi memberikan yang cukup serta
memantau perkusi jaringan setiap 2 hingga 4 jam.
2. Mempertahankan jalan napas agar tetap kuat atau baik sehingga
proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik.
PENGKAJIAN
Hari / tanggal : Minggu, 26 Januari 2020
Jam : 09.05 WITA
IDENTITAS
1. Bayi
Nama : By. Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 0 hari
Jam Lahir : 09.05 WITA
2. Orang Tua
Ibu Ayah
Nama Ny. L Tn. J
Umur 36 Tahun 37 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Intan Sari RT/12 RW/02
PROLOG
Pada hari Minggu, 26 Januari 2020 pukul 09.05 WITA bayi lahir diruang VK
Bersalin RSUD Dr. H. Moch.Anshari Saleh dengan kondisi lahir tidak menangis,
pernafasan tidak teratur, ekstremitas kebiruan dan gerakan lemah, bayi mengalami
lilitan 1 kali pada leher.
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
Bayi lahir spontan belakang kepala, tidak segera menangis, gerakan lemah, warna
kulit pucat, ekstremitas kebiruan, pernafasan tidak teratur, frekuensi denyut
jantung 88x/menit, BB 3400 gram, jenis kelamin perempuan. Penilaian awal bayi
baru lahir APGAR score menit pertama 5.
ANALISA
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa kondisi bayi tidak segera
menangis dan akan dilakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi bayi
serta memberitahu jenis kelamin bayi perempuan. ibu dan keiuarga
mengerti.
2. Membersihkan seluruh tubuh bayi dari lendir dan darah, kecuali kedua
telapak tangan.
3. Memotong tali pusat. Tali pusat di klem, dorong isi tali pusat bke arah
plasenta kurang lebih 3 cm, klem menggunakan klem tali pusat, potong tali
pusat menggunakan gunting tali pusat. Tutup tali pusat menggunakan kassa
steril.
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi dengan
menyelimuti bayi dengan kain yang bersih dan kering serta menutupi
kepala bayi dengan topi.
5. Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir :
Langkah-langkah resusitasi :
a. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi dengan cara mengganjal
bahu 2-3cm dengan kain.
b. Membebaskan jalan nafas bayi dengan suction pump dimulai dari
mulut, kemudian hidung sampai bayi dapat bernafas. Mengevaluasi
hasil tindakan : bayi merintih, kulit mulai memerah, gerak masih
lemah.
c. Gosok punggung bayi, hal ini merangsang bayi untuk menangis.
d. Lakukan resusitasi dengan memasang sungkup pada mulut bayi dari
dagu sampai menutup hidung. Lakukan ventilasi sebanyak 3 kali dalam
20 detik. Melihat respon bayi: bayi menangis keras.
6. Menginformasikan keadaan bayi kepada ibu bahwa bayi yang memiliki
kesulitan bernafas atau asfiksia sedang dapat ditolong, bayi dapat menangis
spontan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal
Rabu, 26- SUBJEKTIF
01-2020 -
Pukul 09.55 OBJEKTIF
WITA Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, nadi:
136x/menit, respirasi: 52x/menit, suhu: 36,8°C
ANALISA
By. Ny. A dengan asfiksia sedang
PENATALAKSANAAN
1. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi
menggunakan kain kering.
2. Melakukan resusitasi pada bayi baru lahir :
Langkah-langkah resusitasi :
a. Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi
dengan cara mengganjal bahu 2-3cm dengan kain.
b. Membebaskan jalan nafas bayi dengan suction
pump dimulai dari mulut, kemudian hidung sampai
bayi dapat bernafas. Mengevaluasi hasil tindakan :
bayi merintih, kulit mulai memerah, gerak masih
lemah.
c. Gosok punggung bayi, hal ini merangsang bayi
untuk menangis.
d. Lakukan resusitasi dengan memasang sungkup pada
mulut bayi dari dagu sampai menutup hidung.
Lakukan ventilasi sebanyak 3 kali dalam 20 detik.
Melihat respon bayi: bayi menangis keras.
e. Menginformasikan keadaan bayi kepada ibu bahwa
bayi yang memiliki kesulitan bernafas atau asfiksia
sedang dapat ditolong, bayi dapat menangis
spontan.
3. Menyuntikkan Vitamin K 0,5 mi pada paha bayi
sebelan kiri secara IM. Suntikan telah di berikan.
4. Menyuntikkan imunisasi dasar Hb0 pada paha bayi
sebelah kanan secara IM. Suntikan telah di berikan.
5. Memberikan salep mata gentamycin 0,5 % pada mata
kanan dan kiri bayi, Salep mata telah diberikan.
6. Memasangkan pakaian kepada bayi dan
membedongnya.
7. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vitai
bayi setiap 15 menit pada 1 jam pertama. Bayi dalam
keadaan baik.
8. Melakukan pendokumentasian. Tindakan telah
dilakukan.
9. Ibu dan bayi di over ke ruang nifas pukul 11.00 WITA