Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PSIKOSOSIAL

RESUME KONSEP DAN SEJARAH PRILAKU MANUSIA

Penyusun:

NAMA : SERLI DIANI


NAMA : 1914301059
KELAS : Str Kep TK 2 . REG 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN/PROGAM STUDI D4-KEPERAWATAN
POLTEKKES TANJUNG KARANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
A. KONSEP PERILAKU

Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat,
keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian terletak dalam diri
individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut
dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan ( Notoatmodjo, 1997 ). Menurut WHO, yang dikutip oleh
Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan pada lingkungan
fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan beraktifitas.

2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang direncanakan
sendiri oleh subjek.

3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah perubahan yang terjadi
apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang
cepat mengalami perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban.Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda. 9 Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa
yang menyebabkan seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :

1. Pemikiran dan perasaan Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap
dan lainlain.

2. Orang penting sebagai referensi Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan
dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti : guru,
kepala suku dan lain-lain.

3. Sumber-sumber daya Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja,
ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun
negatif.

4. Kebudayaan Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah
salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam
terhadap perilaku. Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh
sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar
belakangnya.

Perilaku dapat dibatasi sebagai jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya)
(Notoatmodjo,1999). Untuk memberikan respon terhadap situasi di tersebut. Respon ini dapat bersifat
pasif (tanpa tindakan).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan Menurut L.W.Green,di dalam Notoatmodjo


( 2003 ) faktor penyebab masalah kesehatan adalah faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor
perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, kayakinan, niali-nilai dan juga variasi demografi,
seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam
diri individu tersebut.

a. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sngat penting untuk terbentuknya
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1) Awareness (kesadaran)
2) Interest (merasa tertarik)
3) Evaluation (menimbang-nimbang)
4) Trial
5) Adoption

b. Keyakinan Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek benar atau nyata.

1) Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancam


2) Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan kondisi itu dalam bentuk nyeri atau
ketidaknyamanan, kehilangan waktu untuk bekerja, kesulitan ekonomi.
3) Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang bersangkutan harus yakin bahwa manfaat yang
berasal dari perilaku sehat melebihi pengeluaran yang harus dibayarkan dan sangat mungkin
dilaksanakan serta berada dalam kapasitas jangkauannya.
4) Harus ada “isyarat kunci yang bertindak” atau suatu kekuatan pencetus yang membuat orang itu
merasa perlu mengambil tindakan.

c. Nilai Secara langsung bahwa nilai-nilai perseorangan tidak dapat dipisahkan dari pilihan perilaku.
Konflik dalam hal nilai yang menyangkut kesehatan merupakan satu dari delema dan tantangan penting
bagi para penyelenggara pendidikan kesehatan.

d. Sikap Sikap merupakan salah satu di antara kata yang paling samar namun paling sering digunakan di
dalam kamus ilmu-ilmu perilaku. Sikap sebagai suatu kecenderung jiwa atau perasaan yang relatif tetap
terhadap kategori tertentu dari objek, atau situasi ( Notoatmodjo, 2003).

2. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors) Adalah faktor pendukung yang terwujud dalam
lingkungan fisik, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana,
transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

a. Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat
utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja.
b. Prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan
publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat
mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

1) Dana merupakan bentuk yang paling mudah yang dapt digunakan untuk menyatakan nilai ekonomis
dan karena dana atau uang dapat dengan segera dirubah dalam bentuk barang dan jasa.

2) Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

3) Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam
rangka mencapai suatu tujuan.

4) Kebijakan Pemerintah adalah yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus
ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan
bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang
mempunyai tugas menjatuhkan sanksi

3. Faktor-faktor Pendukung (Reinforcing Factors) Adalah faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan,
undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan
kesehatan

B. Praktek Buang Air Besar

1. Pengertian Praktek menurut Bartsmet (1994) di pengaruhi oleh kehendak sedangkan kehendak
dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari
tindakan yang telah lalu. Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta
motivasi untuk mentaati pendapat tersebut.

Terbentuknya praktik terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif
(pengetahuan) dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa objek
diluarnya.Secara lebih operasional praktik dapat diartiakan sebagai suatu respon organisme atau
seseorang terhadap rangsangan (stimulasi) dari luar objek tersebut. Respons manusia tersebut dapat
bersifat pasif yang meliputi pengetahuan, persepsi dan sikap, sedangkan yang bersifat aktif merupakan
tindakan yang nyata atau practice. Stimulus atau rangsangan terdiri dari 4 unsur pokok yakni sakit dan
penyakit, system pelayanan kesehatan dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Becker (1987, Notoatmodjo 2007) Praktek buang air besar adalah perilaku-perilaku seseorang
yang berkaitan dengan kegiatan pembuangan tinja meliputi, tempat pembuangan tinja dan pengelolaan
tinja yang memenuhi syaratsyarat kesehatan dan bagaimana cara buang air besar yang sehat sehingga
tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan Menurut Notoadmodjo (2007), Praktik
memiliki beberapa tingkatan,
Adaptasi praktek (tindakan) memiliki beberapa indikator, antara lain:

a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit


b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
c. Tindakan (praktek) Kesehatan Lingkungan.

2. Mekanisme Buang Air Besar Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh, akan di cerna oleh organ
pencernaan. Selama proses pencernaan makanan di hancurkan menjadi zat-zat sederhaa yang dapat
diserap dan di gunakan oleh sel dan jaringan tubuh kemudian sisa-sisa pembuangan akan dikeluarkan
oleh tubuh berupa tinja , urine atau gas karbondioksida. Akhir dari proses pencernaan yang di keluarkan
berupa tinja di sebut buang air besar ( Notoatmodjo, 2003)

3. Permasalahan Praktek Buang Air Besar dan Akibat yang ditimbulkan Sejak dahulu sampai kapan pun,
masalah pembuangan ktoran manusia selalu menjadi perhatian kesehatan lingkungan. Dengan
pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Masalah pembuangan tinja
semkin meningkat tinja merupakan sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks yang harus sedini
mungkin diatas ( Notoatmodjo, 2003 )

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktek Buang Air Besar

a. Pengetahuan
b. Pemahaman (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi

3). Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor menurut Notoatmodjo (2003) yaitu:

a. Tingkat Pendidikan
b. Informasi Seseorang
c. Budaya
d. Pengalaman
e. Sosial Ekonomi

b. Pendidikan

Merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga
tersebut dalam mencapai tujuan untuk tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu
kesatuan ( Budiono, 1998 ). Disamping itu pendidikan juga dikatakan sebagai pengembangan diri dari
individu dan kepribadian yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab. Untuk
meningkatkan pengetahuan sikap dan ketrampilan serta nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan ( yusuf, 1992 ). Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan
semakin baik pula tingkat pengetahuannya

2). Ruang lingkup pendidikan Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, non formal, dan
formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah dalam lingkungan
keluarga. Sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi
tertentu seperti terdapat disekolah atau universitas (Notoatmojo, 2003 3

4). Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat pendidikan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendidikan terbagi menjadi 3 yaitu

a. faktor umur,
b. faktor tingkat social ekonomi
c. faktor lingkungan
d. faktor umum

c. Sarana

Sarana adalah adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat
utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
berhubungan dengan organisasi kerja. Jamban keluarga atau tempat pembuangan kotoran adalah suatu
bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran manusia yang lazim disebut
kakus/WC dan memenuhi syarat jamban sehat atau baik. Manfaat jamban keluarga adalah untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit dan kotoran manusia ( Salimmadjid, 2009 ).

2). Menentukan letak pembuangan kotoran Untuk menentukan letak pembuangan kotoran, terlebih
dahulu kita harus memperhatikan ada atau tidaknya sumber-sumber air. Kita perlu mempertimbangkan
jarak dari tempat pembuangan kotoran ke sumber-sumber air terdekat.

3). Beberapa macam tempat pembuangan kotoran Menurut konstruksi dan cara mempergunakannya,
dikenal bermacammacam tempat pembuangan kotoran:

a. Jamban cemplung Bentuk kakus


b. Jamban plengsengan Plengsengan juga berasal dari bahasa Jawa “Melengseng” yang berarti miring.
c. Jamban bor
d. Angsatrine (Water Seal Latrine)
e. Jamban di atas balong (Empang)
f. Jamban septic tank Jamban Septic tank

Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan persyaratan sebagai
berikut :

1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekelilingi jamban tersebut


2. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah dan di sekitarnya
4. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desaianya
8. Murah ( Notoatmodjo, 2003 ).
Agar persyaratan –persyaratan ini dapat dipenuhi maka perlu diperhatikan antara lain :
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan,
sehingga binatang – binatang lain terlindung dari pandangan orang dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan sebaiknya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak menganggu pandangan, tidak
menimbulkan bau dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau sikat WC ( Notoatmodjo, 2003 ).

d. Dukungan Keluarga
Keluarga merupakan sebagai unit terkscil dalam masyakat merupakan klien keperawatan atau sebagai
penerima asuhan keperawatan keluarga sangatberperan dalam menentukan cara asuhan yang di
perlukan anggota keluarga yang sakit. Bila dalam keluarga tersebut salah satu anggotanya mengalami
masalah kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruh. (Friedman, 1998)

2). Struktur Keluarga Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan
keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan
perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah Menurut Effendy (1995), struktur keluarga ada
bermacam-macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matrilokal
d. Patrilokal adalah

3). Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan

4). Jenis Dukungan Keluarga Terdapat empat jenis atau dimensi dukungan ( Friedman, 1998 ) yaitu:
a. Dukungan emosional Keluarga
b. Dukungan penghargaan ( penilaian )
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informative Keluarga
5). Hubungan dukungan keluarga dengan kesehatan Keluarga harus dilibatkan dalam progam pendidikan
dan penyuluhan agar mereka mampu mendukung usaha keluarga yang masih buang air besar di
sembarang tempat. Bimbingan/penyuluhan dan dorongan secara terus menerus biasanya diperlukan
agar keluarga yang buang air besar sembarangan tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat
diterima dan mematuhi peraturan. Keluarga selalu dilibatkan dalam progam pendidikan sehingga
mereka dapat memperingati bahwa buang air besar sembarangan dapat berdampak penyakitpenyakit
(Brunner dan Suddart, 2001)

C. Kerangka Teori Skema L. W Green, di dalam Notoatmodjo, 2003 Faktor Predisposisi : - Pengetahuan -
Pendidikan - Sikap - Kepercayaan - Nilai-nilai Faktor Pemungkin : - Ketersediaan sumber daya - Sarana
Praktek Buang Air Besar Faktor Penguat : - Perilaku Petugas - Dukungan - keluarga

D. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Skema

E. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang di teliti meliputi :


1. Variabel Independen : pengetahuan, pendidikan, sarana dan dukungan keluarga
2. Variabel Dependen : Praktek buang air besar
F. Hipotesa
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek buang air besar pada keluarga di Desa Bleboh
Kecamatan Jiken Kabupaten Blora
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan praktek buang air besar pada keluarga di Desa Bleboh
Kecamatan Jiken. Kabupaten Blora Pengetahuan Pendidikan Praktek buang air besar Sarana Dukungan
Keluarga
3. Ada hubungan antara sarana dengan praktek buang air besar pada keluarga di Desa Bleboh
Kecamatan Jiken. Kabupaten Blora
4. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan praktek buang air besar pada keluarga didesa
Bleboh Kecamatan Jiken Kabupaten Blora

B.SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MANUSIA

Setiap makhluk hidup tentunya akan mengalami sebuah perubahan dan perkembangan. Perubahan dan
perkembangan tersebut meliputi fisik dan psikiologis. Dapat dikatakan jika perkembangan merupakan
serangkaian perubahan yang progresif baik fisik ataupun psikologi yang mana diperuntukkan mencapai
kedewasaan dan kematangan. Perkembangan fisik dikenal sebagai pertumbuhan yang mana dapat
berlangsung secara terus menerus hingga usia tertentu dan setelah itu berhenti. Semisal tinggi badan,
berat bada, serta kemampuan motorik. Sedangkan dalam sisi psikologisnya meliputi beberapa hal,
antara lain adalah:

 Perkembangan perseptual, semisal perubahan dalam penglihatan, penciuman, pendengaran,


dan pengecapan.
 Perkembangan kognitif, semisal perubahan pola pikir, kemampuan ingat, kemampuan angka,
dan kemampuan bahasa.
 Perkembangan sosial meliputi perkembangan dalam mengenali orang lain, mengenali
lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, hingga berhubungan dengan orang lain.
 Perkembangan kepribadian meliputi identitas diri dan perkembangan konsep diri.
 Perkembangan emosi meliputi Emosi dalam psikologi seperti senang, benci, marah, takut, dan
lainnya.
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
 Ada beragam faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan manusia. Perbedaan
tersebut dikarenakan adanya latar belakang mengenai perbedaan sudut pandang oleh beberapa
ahli. Namun dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
 Perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau teori belajar
behavioristik. Tokoh yang mempopulerkannya adalah John Locke dengan teori tabulaasa yang
mana memiliki pengertian jika bayi lahir layaknya kertas kosong yang dapat ditulis dengan
apapun nantinya. Yang menorehkan tulisan-tulisan tersebut adalah lingkungan dimana tempat
dimana anak dibesarkan. Sehingga perkembangan manusia akan snagat ditentukan oleh faktor
pengasuhan atau lingkungan.
 Faktor bawaan yang berasal dari individu yang bersangkutan atau teori nativistik dengan tokoh
Charles Darwin. Teori menegaskan jika perkembangan manusia akan sangat dipengaruhi oleh
bawaan dari individu tersebut yang telah diwariskan oleh kedua orang tuanya. Oleh sebab itu
lah manipulasi apapun yang mungkin dilakukan untuk bisa mengubah seseorang akan sangat
terbatas dengan adanya faktor bawaan dari individu tersebut.
Perkembangan Manusia dalam Teori

Dalam ilmu psikologi, ada 4 teori tentang manusia yaitu teori psikoanalisis, behaviorisme, kognitif, dan
humanistik. Teori psikoanalisis menjelaskan tentang interaksi antara komponen biologis atau id,
komponen psikologis atau ego, dan komponen sosial atau superego.

1. Teori Psiko-analisis
Id merupakan dorongan biologis yang berujung pada pencapaian kesenangan. Ego bergerak berdasarkan
pada prinsip realitas yang membawa manusia dalam kenyataan. Dan superego merupakan hati nurani
yang bertindak sebagai polisi kepribadian. Teori ini dikembangkan langsung oleh Sigmund Freud dan
pengikutnya yang mana mempelajari psikologi perilaku manusia.

2. Teori Behaviorisme
Teori behavorisme menyatakan jika perilaku manusia akan sangat ditentukan oleh reinforcement, yang
mana tindakannya didasarkan pada ganjaran maupun hukuman yang ada. Sedangkan kemampuan
potensial dalam berperilaku didapatkan melalui cara imitation atau meniru dalam proses belajar sosial.
Sistem psikologi behaviorismen ini adalah transisi yang berasal dari sistem sebelumnya.

3. Teori Belajar Kognitif


Teori selanjutnya adalah teori belajar kognitf yang merupakan kajian studi ilmiah yang mempelajari
proses mental maupun pikiran. Di dalam proses ini meliputi bagiamana sebuah informasi didapatkan,
dipresentasikan, hingga ditransfermasikan dalam bentuk ilmu pengetahuan. Pengetahuan tersebut
nantinya akan dimunculkan sebagai petunjuk dalam perilaku serta sikap manusia. Untuk itu lah psikologi
kognitif seringkali pula dikenal dengan psikologi pemrosesan informasi.
Aspek kognitif disini meliputi kematangan individu yang diiringi dengan pertambahan usia, sehingga
semakin matang usia akan semakin bijaksana seseorang. Ada pula yang mengkaitkannya dengan
pengalaman yang menunjukkan pada hasil interaksi yang terjadi dengan orang lain. Kemudian ada pula
transmisi sosial yang merujuk pada hubungan sosial serta komunikasi yang disesuaikan dengan
lingkungan. Dan yang terakhir adalah Equilibrasi yang menuju pada perpaduan antara proses transmisi
sosial dan pengalaman.

4. Munculnya Psikologi Humanistik


Psikologi humanistik adalah salah satu aliran di dalam ilmu psikologi yang muncul pada 1950an dengan
pola pikir yang berasal dari kalangan eksistensialisme yang kemudian berkembang pada masa abad
pertengahan. Menjelang akhir tahun 1950 an, ahli-ahlipsikologi seperti Abraham Maslow, Clark
Moustakas, dan Carl Roger mendirikan asosiasi profesional yang bekerja untuk mengkaji khusus
mengenai keunikan manusia.  Mulai dari self, aktualisasi diri, harapan cinta, kreativitas, kesehatan,
hakikat, individualitas, dan lainnya. James Bugental (1964) menjelaskan tentang 5 dalil utama di dalam
psikologi humanistik, yaitu:

 Keberadaan manusia yang tidak dapat direduksi ke dalam ke bentuk komponen-komponen


 Manusia mempunyai keunikan tersendiri yang berkaitan dengan manusia lainnya
 Manusia memiliki kesadaran diri sendiri tentang mengadakan hubungan dengan orang lainnya
 Manusia memilki pilihan-pilihan serta bisa dipertanggung jawabkan mengenai pilihan-pilihannya
 Manusia memiliki kesadaran serta sengaja untuk mencari nilai, kreativitas dan makna.

Anda mungkin juga menyukai