Disusun Oleh:
ISMI HUSNUSSANIYAH
NIM : 1901013
A. Pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang bersifat akut
yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai
alveolus termasuk ( sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011). Djojodibroto
(2009) menyebutkan bahwa ISPA dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran
pernafasan bagian atas dan infeksi saluran bagian bawah.
Infeksi Saluran Pernafsan Akut mempunyai pengertian sebagai berikut ( Fillacano,
2013):
Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme lainnya ke dalam
manusia dan akan berkembang biak sehingga akan menimbulkan gejala suatu penyakit.
Saluran pernafasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam proses respirasi mulai
dari hidung hingga alveolus beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah,
dan pleura.
Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas
14 hari menunjukan suatu proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di
golongkan ISPA ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non- infeksius. Agen infeksius yang
paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut adalah virus, seperti
respiratory syncytial virus (RSV), nonpolio enterovirus (coxsackie viruses Adan B),
Adenovirus, Parainfluenza, dan Human metapneumo viruses. Agen infeksius selain virus
juga dapat menyebabkan ISPA, staphylococcus, haemophilus influenza, Chlamydia
trachomatis, mycoplasma, dan pneumococcus (Hockenberry danWilson,2013).
Misnadiarly (2008) menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non-infeksius
juga dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan
kimia, asap rokok, debu, dangas.
C. Manifestasi Klinis
Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang seringkali terjangkit infeksi oleh
berbagai jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi yang terjadi pada sluran
pernafasan tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang terjangkit infeksi, keparahan
proses infeksi, dan usia seseorang serta status kesehatan secara umum (Porth,2011).
Djojodibroto (2009) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan anatomi
saluran pernafasan yang terserang yaitu:
Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul yaitu
pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata berair,
konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering pada
bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk seringkali
terjadi, dan terkadang timbul demam.
D. Klasifikasi
Berdasarkan lokasianatomiInfeksi saluran pernafasan akutatas Infeksi saluran
pernafasan akut atau merupakan infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian atas
(faring). Terdapat beberapa gejala yang ditemukan pada infeksi ini yaitu demam, batuk,
sakit tenggorokan, bengkak di wajah, nyeri telinga, ottorhea, dan mastoiditis
(parthasarathy, 2013).
Beberapa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut atas yaitu
sinusitis, fangitis, dan otitis media akut (ziady and small,2006).
Infeksi saluran pernafasan bawah Infeksi saluran pernafasan akut bawah merupakan
infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian bawah. Seseorang yang terkena infeksi
pada saluran pernafasan bawah biasanya akan ditemukan gejala takipnea, retraksi dada,
dan pernafasan wheezing (Parthasarathy (ed), et al, 2013). Beberapa penyakit yang
merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut bawah yaitu bronchiolitis, bronchitis
akut, dan pneumonia (Zuriyah.2015).
- Berdasarkan kelompok umur
F. Pathways
Kauman terbawa ke
saluran nafas cerna Invasi saluran nafas Infeksi saluran nafas
Infeksi saluran
Kuman berlebihan di
bronkus
Dilatasi
pembuluh darah
Akumulasi secret di
Peningkatan flora
bronkus
normal usus
Mucus di bronkus
menigkat
maasorbsi Gangguan difusi Peningkatan
gas suhu tubuh
Frekuensi BAB > 3x/hari anoreksia
hipertermi
Gangguan
Nutrisi kurang dari
keseimbangan cairan
kebutuhan tubuh
tubuh
G. Pemeriksaan Penunjang
- Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan faringitis.
- Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan tubuh,
dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan rongga
hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat anastesi lokal, tropical atau
umum tergantung pada tempat prosedurdilakukan.
- Pemeriksaan pencitraan,
termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan, pemeriksaan
dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik). Pemeriksaan tersebut
mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari pemeriksaan diagnostik untuk
menentukan keluasan infeksi pada sinusitis atau pertumbuhan tumor dalam
kasustumor.
H. Komplikasi
Komplikasi merupakan akibat dari invasi bakteri sinus paranasal dan bagian – bagian
lain saluran pernafasan. Limfonodi servikalis dapat juga menjadi terlibat dan kadang –
kadang bernanah, Mastoiditis, selulitis peritonsiler, sinusitis, atau selulitis periorbital
dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering adalah otitis media, yang ditemukan pada
bayi – bayi kecil sampai sebanyak 25 persennya. Kebanyakan, infeksi virus saluran
pernafasan atas juga melibatkan saluran pernafasan bawah, dan pada banyak kasus, fungsi
paru menurun walaupun gejala saluran pernafasan bawah tidak mencolok atau tidak ada
(Nelson, 2007).
I. Penatalaksanaan
Menurut WHO (2007), penatalaksanaan ISPA sedang meliputi :
- Suportif
- Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin
- Antibiotic Idealnya berdasarkan jenis kumanpenyebab.
- Utama ditujukan pada pneumonia, influenza danAureus Pneumonia rawat jalan yaitu
kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½ sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x
bungkus / 3x sehari/8 jam, penisillin prokain 1mg.
- Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab puyer/x
bungkus/3x bungkus/3x sehari/8jam.
- Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5mg,dll.
- Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh.
Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama ganti antibiotik atau rujuk
dan jika anak membaik teruskan antibiotik sampai 3 hari (Kepmenkes RI,2011).
J. Konsep AsuhanKeperawatan
1. Pengkajian tanggal:
2. Jam:
3. MRS tanggal:
4. No. RM:
5. Diagnosa Medis:
6. IdentitasPasien
Nama:
Penanggung Jawab:
Usia:
Nama:
Jenis Kelamin:
Alamat:
Suku:
Hubungan Keluarga
Agama:
Telepon:
Pendidikan:
Alamat:
7. KeluhanUtama
Adanya demam, kejang, sesak nafas, batuk produktif, tidak mau makan anak
rewel dan gelisah, sakit kepala.
1) Riwayat Kehamilan danPernsalinan
2) riwayat kehamilan : penyakit infeksi yang pernah di derita ibu
selamaTD
3) Riwayat persalinan : apakah usia kehamilan cukup, lahir premature,
penyakit persalinan, apgarscore
4) Keadaan Kesehatan SaatIni
Anak lemah, tidak mau makan, sianosis, sesak nafas dan dangkal
gelisah, ronchi(+), wheezing (+), batuk, demam, sianosis daerah mulut
dan hidung, muntah,diare
5) Riwayat Keluarga
6) Riwaya penyakit infeksi, TBC, Pneumonia, dan infeksi saluran nafas
lainnya
8. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :tampak lemah, sakit berat.
2) Tanda-tandavital TD menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu
meningkat, sianosis.
3) TB/BB sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan.
4) Kulit : Inpeksi: biasanya tampak pucat dan sianosis. Palpasi: biasanya
tugor kulit jelek.
5) Rambut : Inpeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau
bercabang dan halus atau kasar., Palpasi: mudah rontok atau tidak
6) Kuku : Inpeksi: lihat kondisi kuku pucat atau tidak, ada sianosis atau
tidak Palpasi: CRT < 2 detik
7) Kepala : Inpeksi: lihat kesimetrisan, biasanya klien mengeluh sakit
kepala. Palpasi: periksa adanya benjolan atau nyeri.
8) Mata : Inpeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal, lihat
reflek kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor.
9) Hidung : Inpeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat
sekret berlebih dan terpasang O2, Palpasi: adanya nyeri tekan dan
benjolan
10) Mulut dan faring pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir
kering, dan pucat, Inpeksi: biasanya pucat, sianosis, membrane mukosa
kering bibir kering dan pucat.
11) Telinga : Inpeksi: adanya kotoran atau cairan dan baigaimana bentuk
tulang rawanya., Palpasi: adanya respon nyeri pada daun telinga.
12) Thorax : pemeriksaan dada pada balita dengan ISPA sedang meliputi :
Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam.
Auskultasi : Adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda
bahaya
13) Abdomen : Inpeksi: lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran
abdomen Palpasi: adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen
14) Genetalia : Inpeksi: adanya kelaian genetalia, adanya pembesaran
skrotum atau adaya lesi pada genetalia., Palpasi: adanya nyeri tekan
dan benjolan.
15) Ekstremitas : Inpeksi: adakah oedem, tanda sianosis dan kesulihatan
bergerak Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan., Perkusi: periksa
reflek patelki dengan reflek hummar
9. PemeriksaanPenunjang
Leukositosis (15.000-40.000/m) Menurunya gas daraharteri
Ro. Thorax : infiltrate pada lapangan paru.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai
adanya lendir dalam hidung
2. Resiko ddefisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis yang dintadai tidak
menghabiskan porsi makan dari RS
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang terkontrol tidur
1. Anjurkan
asupan cairamn
2000 ml/hari
2. Anjarkan eknik
batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
1. Anjurkan posisi
duduk
2. Anjurkan diet
yang di
programkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan.
3. Senin, 06 Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
Desember tidur tindakan 1 x 24 jam Observasi
2021 berhubungan diharapkan pola tidur 1. Identifikasi
jam 11.00 dengan kurang membaik. Dengan pola aktivitas
terkontrol tidur kriteria hasil: dan tidur
1. Keluhan sulit 2. Identifikasi
tidur factor
membaik/5 pengganggu
2. Keluhan sering tidur
terjaga 3. Identifikasi
menurun/1 makanan atau
3. Keluhan tidak minuman yang
puas tidur mengganggu
menurun/1 tidur
4. Kemampuan 4. Identifikasi
beraktivitas obat tidur yang
meningkat/1 dikonsumsi
Terapeutik
1. Modifikasi
lingkungan
2. Batasi waktu
tidur siang
3. Tetapkan
jadwal tidur
rutin
Edukasi
1. Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan
menepati
kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkann
menghindari
makanan/minu
man yang
menggangu
tidur
M. Implementasi
N. Evaluasi
P: lanjutkan intervensi
Identifikasi pola aktivitas
dan tidur,
Identifikasi factor
pengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA
Fillacano, Rahmayatul. (2013). Hubungan Lingkungan dalam Rumah Terhadap ISPA pada
Balita di Kelurahan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2013, Unpublished Skripsi,
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
Hockenberry, Marilyn J., and David Wilson (ed). 2013. Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing. United States of America : Mosby Elsevier
Disusun Oleh:
ISMI HUSNUSSANIYAH
NIM : 1901013
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : An. C
Usia : 2 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Tambak Mulya Rt 06/Rw 15
Pekerjaan :-
No RM : 60-19-40
Nama : Tn. K
Usia : 29 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
2. KELUHAN UTAMA
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien baru datang dari IGD dengan keluhan demam sejak 4 hari demam
naik turun, batuk pilek (+)3 hari, makan minum sedikit, riwayat alergi (-),
riwayat kejang (-).
S : 38 C
BB : 11 kg
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak sebelumnya pernah batuk pilek tapi tidak disertai demam.
c. Kehamilan
Kehamilan anak pertama, selama hamil ibu pasien melakukan pemeriksaan
rutin ke dokter lebih dari 4 kali.Pada trimester pertama sering mual-mual.
d. Persalinan
Ibu pasien mengatakan persalinan dengan normal di RS,
e. Kelahiran
Tidak ada kecacatan, lahir dengan BB 3950 gram, PB 47 cm.
f. Alergi
Tidak ada alergi obat ataupun makanan.
g. Pertumbuhan dan perkembangan
Ibu pasien mengatakan semua pertumbuhan dan perkembangnya normal
seperti anak pada umumnya.
h. Imunisasi
Sudah lengkap kecuali DPT (18 bulan)
i. Kebiasaan
Perilaku : Baik tidak ada masalah
ADL : jika susah tidur harus digendong terlebih dahulu baru bisa
tidur,
toileting dengan cara ke kamar mandi.
j. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit anggota keluarga
Keluarga An. M tidak ada yang mengalami penyakit yang menular,
seperti Tb dan DM.
Genogram
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Compos metis
Keadaan Umum : Baik
BB/TB : 11 kg/ 87 cm
b. Tanda-Tanda Vital
TD N S RR
8. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi dan scars
Auskultasi : Bising usus 20x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri, turgor kulit kembali lambat selama 3
detik
Perkusi : Normal
9. Genetalia : Tidak ada iritasi dan kedaan bersih
10. Integmumen : Akral hangat, warna kulit pucat, tidak ada iritasi kulit
11. Ekstremitas
Pemeriksaan Kekuatan Otot : Tidak ada cedera dan dapat
menggerakkan anggota badannya
Ekstremitas Atas : Normal dan tidak dapat kecacatan
Ekstremitas Bawah : Normal dan tidak ada kecacatan
6. DATA PENUNJANG
a. Foto Thorak
Cor normal
Polmo : BRPN
b. Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI
Darah lengkap :
Hematokrit 31,4 35 – 43 %
MCH 23.7 23 – 31 pg
Hitung jenis :
Neutrofil 58.6 25 – 70 %
Limfosit 31.8 20 – 50 %
LED - 0-10 %
7. TERAPI MEDIKASI
Nebul : ventolin, pulmicord 1/
P S M P S M P S M
jenis : injeksi
1. infus ka-en 11
tpm
2. Ceftriaxon 300
mg /
12
jam
B. ANALISA DATA
- Akral hangat
S : 38,0 C
Spo2 : 98%
RR : 23x/mnt
DO:
Tampak gelisah
dan takut
Pasien menangis
kencang saat
ada perawat
datang
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret d.d Keluar sputum
dari hidung, Hasil foto thorax BRPN, S : 38,0 C, Spo2 : 98%, RR : 23x/mnt
2. Hepertermia b.d proses penyakit d.d s : 38,0, akral teraba hangat.
3. Ansietas b.d efek hospitalisasi d.d pasien menangis kencang saat ada perawat,
dan pasiet terlihat gelisah dan rewel.
Lakukan tehnik
relaksasi
E. IMPLEMENTASI
1 selasa, 28 Desember a. Memberikan obat puyer S : ibu pasien mengatakan anak Ismi
2021 batuk pilek masih rewel.
Pukul 05.00 O : klien terlihat rewel dan
menangis
1,2, Rabu 29 desember a. Mengukur suhu dan S : ibu pasien mengatakan anak
3 2021 pukul 07.51 memberikan suasana masih batuk dan pilek dan rewel
tenang O : aanak terlihat menangis saat
perawat datang mengecek suhu, S
36,8
F. EVALUASI
1 Kamis 30 Bersihan jalan nafas S : ibu pasien mengatakan pasien masih Ismi,
Desember tidak efektif b.d batuk.
2021 penumpukan sekret
O : Keadaan Umum baik, N : 114 x/menit, S :
Pukul 18.00 d.d Keluar sputum
36,2 C, Spo2 : 99%, anak ,masih terlihat
dari hidung, Hasil
batuk.
foto thorax BRPN, S
: 38,0 C, Spo2 : A : bersihan jalan nafas teratasi sebagian.
98%, RR : 23x/mnt
P : Lanjutkan Intervensi , berikan terapi
nebul.
2. Kamis 30 Hepertermia b.d S : ibu pasien mengatakan sudah tidak demam Ismi
Desember proses penyakit d.d
O : S : 36,2, akral sudah tidak terasa hangat.
2021 s : 38,0, akral teraba
A : Masalah Hipertermia teratasi
Pukul 18.00 hangat.
P : Hentikan Intervensi
3. Kamis 30 Ansietas b.d efek S : ibu pasien mengatakan anak nya masih
Desember hospitalisasi d.d nangis tetapi sudah bisa tidur
2021 pasien menangis
O : Keadaan Umum baik, gelisah hilang,
Pukul 18.00 kencang saat ada
pasien masih terlihat menangis saat perawat
perawat, dan pasiet
datang.
terlihat gelisah dan
rewel. A : Masalah ansietas teratasi sebagian.