Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

AN. C DENGAN ISPA


DI RUANG AYYUB 3
RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Disusun Oleh:

ISMI HUSNUSSANIYAH
NIM : 1901013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022
Laporan pendahuluan inspeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

A. Pengertian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang bersifat akut
yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai
alveolus termasuk ( sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2011). Djojodibroto
(2009) menyebutkan bahwa ISPA dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran
pernafasan bagian atas dan infeksi saluran bagian bawah.
Infeksi Saluran Pernafsan Akut mempunyai pengertian sebagai berikut ( Fillacano,
2013):
Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme lainnya ke dalam
manusia dan akan berkembang biak sehingga akan menimbulkan gejala suatu penyakit.
Saluran pernafasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam proses respirasi mulai
dari hidung hingga alveolus beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah,
dan pleura.
Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas
14 hari menunjukan suatu proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di
golongkan ISPA ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non- infeksius. Agen infeksius yang
paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut adalah virus, seperti
respiratory syncytial virus (RSV), nonpolio enterovirus (coxsackie viruses Adan B),
Adenovirus, Parainfluenza, dan Human metapneumo viruses. Agen infeksius selain virus
juga dapat menyebabkan ISPA, staphylococcus, haemophilus influenza, Chlamydia
trachomatis, mycoplasma, dan pneumococcus (Hockenberry danWilson,2013).
Misnadiarly (2008) menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen non-infeksius
juga dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan
kimia, asap rokok, debu, dangas.
C. Manifestasi Klinis
Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang seringkali terjangkit infeksi oleh
berbagai jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi yang terjadi pada sluran
pernafasan tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang terjangkit infeksi, keparahan
proses infeksi, dan usia seseorang serta status kesehatan secara umum (Porth,2011).
Djojodibroto (2009) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan anatomi
saluran pernafasan yang terserang yaitu:
Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering timbul yaitu
pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata berair,
konjungtivitis ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering pada
bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk seringkali
terjadi, dan terkadang timbul demam.

D. Klasifikasi
Berdasarkan lokasianatomiInfeksi saluran pernafasan akutatas Infeksi saluran
pernafasan akut atau merupakan infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian atas
(faring). Terdapat beberapa gejala yang ditemukan pada infeksi ini yaitu demam, batuk,
sakit tenggorokan, bengkak di wajah, nyeri telinga, ottorhea, dan mastoiditis
(parthasarathy, 2013).
Beberapa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut atas yaitu
sinusitis, fangitis, dan otitis media akut (ziady and small,2006).
Infeksi saluran pernafasan bawah Infeksi saluran pernafasan akut bawah merupakan
infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian bawah. Seseorang yang terkena infeksi
pada saluran pernafasan bawah biasanya akan ditemukan gejala takipnea, retraksi dada,
dan pernafasan wheezing (Parthasarathy (ed), et al, 2013). Beberapa penyakit yang
merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akut bawah yaitu bronchiolitis, bronchitis
akut, dan pneumonia (Zuriyah.2015).
- Berdasarkan kelompok umur

1. Kelompok umur kurang dari 2bulan


Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar bernafas, ditemukan nafas cepat (>60
kali/menit) atau tarikan kuat dinding dada bagian bawah kedalam.
Bukan Pneumonia : hanya ditemukan batuk dan atau sukar bernafas, namun tidak
ditemukan nafas cepat (nafas <60 kali/menit) dan tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
2. Kelompok umur 2 bulan - < 5tahun
Pneumonia Berat : selain batuk dan atau sukar bernafas juga ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam (ChestIndrawing)
Pneumonia : tidak ditemukan tarikan dinding dada bawah ke dalam,namun ditemukan
nafas cepat sesuai golongan umur (2 bulan - < 1 tahun : 50 kali atau lebih/menit; 1-<5
tahun : 40 kali ataulebih/menit). Bukan Pneumonia : tidak ditemukan nafas cepat dan
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, namun hanya ditemukan batuk dan atau
sukar bernafas.
E. Pafofisiologi
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh
bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan
tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan
tersebut akibatnya terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah
(Fuad, 2008)

F. Pathways

Virus, bakteri, jamur

Kauman terbawa ke
saluran nafas cerna Invasi saluran nafas Infeksi saluran nafas

Infeksi saluran
Kuman berlebihan di
bronkus
Dilatasi
pembuluh darah
Akumulasi secret di
Peningkatan flora
bronkus
normal usus

Ketidakefektifan Eksudat masuk


Paristaltik usus bersihan jalan napas aveoli
meningkat peradangan

Mucus di bronkus
menigkat
maasorbsi Gangguan difusi Peningkatan
gas suhu tubuh
Frekuensi BAB > 3x/hari anoreksia
hipertermi

Gangguan
Nutrisi kurang dari
keseimbangan cairan
kebutuhan tubuh
tubuh

G. Pemeriksaan Penunjang

- Kultur
Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang
menyebabkan faringitis.
- Biopsi
Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan tubuh,
dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan rongga
hidung. Dalam tindakan ini mungkin saja pasien mendapat anastesi lokal, tropical atau
umum tergantung pada tempat prosedurdilakukan.
- Pemeriksaan pencitraan,
termasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan, pemeriksaan
dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik). Pemeriksaan tersebut
mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari pemeriksaan diagnostik untuk
menentukan keluasan infeksi pada sinusitis atau pertumbuhan tumor dalam
kasustumor.
H. Komplikasi
Komplikasi merupakan akibat dari invasi bakteri sinus paranasal dan bagian – bagian
lain saluran pernafasan. Limfonodi servikalis dapat juga menjadi terlibat dan kadang –
kadang bernanah, Mastoiditis, selulitis peritonsiler, sinusitis, atau selulitis periorbital
dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering adalah otitis media, yang ditemukan pada
bayi – bayi kecil sampai sebanyak 25 persennya. Kebanyakan, infeksi virus saluran
pernafasan atas juga melibatkan saluran pernafasan bawah, dan pada banyak kasus, fungsi
paru menurun walaupun gejala saluran pernafasan bawah tidak mencolok atau tidak ada
(Nelson, 2007).
I. Penatalaksanaan
Menurut WHO (2007), penatalaksanaan ISPA sedang meliputi :
- Suportif
- Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin
- Antibiotic Idealnya berdasarkan jenis kumanpenyebab.
- Utama ditujukan pada pneumonia, influenza danAureus Pneumonia rawat jalan yaitu
kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½ sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x
bungkus / 3x sehari/8 jam, penisillin prokain 1mg.
- Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab puyer/x
bungkus/3x bungkus/3x sehari/8jam.
- Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5mg,dll.
- Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh.
Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama ganti antibiotik atau rujuk
dan jika anak membaik teruskan antibiotik sampai 3 hari (Kepmenkes RI,2011).
J. Konsep AsuhanKeperawatan
1. Pengkajian tanggal:
2. Jam:
3. MRS tanggal:
4. No. RM:
5. Diagnosa Medis:
6. IdentitasPasien
 Nama:
 Penanggung Jawab:
 Usia:
 Nama:
 Jenis Kelamin:
 Alamat:
 Suku:
 Hubungan Keluarga
 Agama:
 Telepon:
 Pendidikan:
 Alamat:
7. KeluhanUtama
Adanya demam, kejang, sesak nafas, batuk produktif, tidak mau makan anak
rewel dan gelisah, sakit kepala.
1) Riwayat Kehamilan danPernsalinan
2) riwayat kehamilan : penyakit infeksi yang pernah di derita ibu
selamaTD
3) Riwayat persalinan : apakah usia kehamilan cukup, lahir premature,
penyakit persalinan, apgarscore
4) Keadaan Kesehatan SaatIni
Anak lemah, tidak mau makan, sianosis, sesak nafas dan dangkal
gelisah, ronchi(+), wheezing (+), batuk, demam, sianosis daerah mulut
dan hidung, muntah,diare
5) Riwayat Keluarga
6) Riwaya penyakit infeksi, TBC, Pneumonia, dan infeksi saluran nafas
lainnya
8. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :tampak lemah, sakit berat.
2) Tanda-tandavital TD menurun, nafas sesak, nadi lemah dan cepat, suhu
meningkat, sianosis.
3) TB/BB sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan.
4) Kulit : Inpeksi: biasanya tampak pucat dan sianosis. Palpasi: biasanya
tugor kulit jelek.
5) Rambut : Inpeksi: lihat distribusi rambut merata atau tidak, bersih atau
bercabang dan halus atau kasar., Palpasi: mudah rontok atau tidak
6) Kuku : Inpeksi: lihat kondisi kuku pucat atau tidak, ada sianosis atau
tidak Palpasi: CRT < 2 detik
7) Kepala : Inpeksi: lihat kesimetrisan, biasanya klien mengeluh sakit
kepala. Palpasi: periksa adanya benjolan atau nyeri.
8) Mata : Inpeksi: biasanya kunjungtiva dan scklera berwana normal, lihat
reflek kedip baik atau tidak, terdapat radang atau tidak dan pupil isokor.
9) Hidung : Inpeksi: biasanya terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat
sekret berlebih dan terpasang O2, Palpasi: adanya nyeri tekan dan
benjolan
10) Mulut dan faring pucat sianosis, membrane mukosa kering, bibir
kering, dan pucat, Inpeksi: biasanya pucat, sianosis, membrane mukosa
kering bibir kering dan pucat.
11) Telinga : Inpeksi: adanya kotoran atau cairan dan baigaimana bentuk
tulang rawanya., Palpasi: adanya respon nyeri pada daun telinga.
12) Thorax : pemeriksaan dada pada balita dengan ISPA sedang meliputi :
Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dada bagian bawah ke dalam.
Auskultasi : Adanya stridor atau wreezing menunjukkan tanda
bahaya
13) Abdomen : Inpeksi: lihat kesimetrisan dan adanya pembesaran
abdomen Palpasi: adanya nyeri tekan dan pembesaran abdomen
14) Genetalia : Inpeksi: adanya kelaian genetalia, adanya pembesaran
skrotum atau adaya lesi pada genetalia., Palpasi: adanya nyeri tekan
dan benjolan.
15) Ekstremitas : Inpeksi: adakah oedem, tanda sianosis dan kesulihatan
bergerak Palpasi: adanya nyeri tekan dan benjolan., Perkusi: periksa
reflek patelki dengan reflek hummar
9. PemeriksaanPenunjang
 Leukositosis (15.000-40.000/m) Menurunya gas daraharteri
 Ro. Thorax : infiltrate pada lapangan paru.
K. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai
adanya lendir dalam hidung
2. Resiko ddefisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis yang dintadai tidak
menghabiskan porsi makan dari RS
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang terkontrol tidur

L. Rencana tindakan keperawatan

No Hari/tgl Diagnose Tujuan & kriteria hasil Intervensi Ttd


keperawatan

1. Sabtu, 04 Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen jalan napas


Desember tidak efektif tindakan keperawatan 1 :
berhubungan x 24 jam diharapkan
2021 dengan proses pasien kemampuan Observasi
Jam infeksi yang mempertahankan jalan 1. Monitor pola
14.30 ditandai adanya napas meningkat. napas
lendir dalam Dengan kriteria hasil: ( frekuensi,
hidung 1. Batuk efektif kedalaman,
cukup usaha napas)
meningkat/4 2. Monitor bunyi
2. Produksi napas tambahan
sputum cukup ( misal
menurun/4 gurgling,
3. Mengi cukup mengi,
menurun/4 wheezing,
4. Wheezing ronkhi kering)
menurun/5 3. Monitor
5. Gelisah sputum
menurun/5 ( jumlah, warna
6. Frekuensi napas , aroma)
membaik/5 Teraputik
7. Pola napas
1. Pertahankan
membaik/5
kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan
chin-lilt
2. Posisikan semi
flower/flower
3. Berikan minum
hangat
4. Lakukan
fisioterapi dada
5. Lakukan
penghisapan
lendir krang
lebih 15 detik
6. Berikan
oksigen, bila
perlu
Edukasi

1. Anjurkan
asupan cairamn
2000 ml/hari
2. Anjarkan eknik
batuk efektif
Kolaborasi

1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu

2. Minggu Resiko defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi:


05 nutrisi tindakan keperawatan 1 Observasi
Desember berhubungan x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi
2021 dengan factor adekuat asupan nutrisi status nutrisi
Jam psikologis yang membaik. Dengan 2. Identifikasi
16.10 dintadai tidak kriiteria hasil: makanan yang
menghabiskan 1. Nafsu makan disukai
porsi makan membaik/5 3. Identifikasi
dari RS 2. Bising usus kebutuhan
membaik/5 kalori dan jenis
3. Frekuensi nutrient
makan/5 4. Monitor asupan
4. Membran makanan
mukosa 5. Monitor hasil
membaik/5 pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygiendan se
sebelum
makan, jika
perlu
2. Sajikan
makanan secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
3. Berikan
makanan tinggi
kalori dan
tinggi protein
4. Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
Edukasi

1. Anjurkan posisi
duduk
2. Anjurkan diet
yang di
programkan
Kolaborasi

1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan.
3. Senin, 06 Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
Desember tidur tindakan 1 x 24 jam Observasi
2021 berhubungan diharapkan pola tidur 1. Identifikasi
jam 11.00 dengan kurang membaik. Dengan pola aktivitas
terkontrol tidur kriteria hasil: dan tidur
1. Keluhan sulit 2. Identifikasi
tidur factor
membaik/5 pengganggu
2. Keluhan sering tidur
terjaga 3. Identifikasi
menurun/1 makanan atau
3. Keluhan tidak minuman yang
puas tidur mengganggu
menurun/1 tidur
4. Kemampuan 4. Identifikasi
beraktivitas obat tidur yang
meningkat/1 dikonsumsi
Terapeutik

1. Modifikasi
lingkungan
2. Batasi waktu
tidur siang
3. Tetapkan
jadwal tidur
rutin
Edukasi

1. Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan
menepati
kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkann
menghindari
makanan/minu
man yang
menggangu
tidur

M. Implementasi

No Hari/tgl Diagnose Implementasi Respons Ttd


Keperawatan

1. Sabtu 04 Bersihan jalan 1. Monitor pola DS : ibu pasien


Desember tidak efektif napas ( frekuensi, mengatakan
2021 berhubungan kedalaman, usaha bahwa anaknya
14.30 dengan proses napas) panas naik turun
infeksi yang 2. Monitor bunyi selama 5 hari,
ditandai adanya napas tambahan tidak bisa
lendir dalam ( misal gurgling, bernafas karena
hidung mengi, wheezing, hidung
ronkhi kering) tersumbat lendir
3. Monitor sputum
( jumlah, warna , DO: pasien
aroma) tampak lemah,
4. Pertahankan suhu 37,8 ,
kepatenan jalan batuk pilek (+)
napas dengan
head-tilt dan chin-
lilt
5. Posisikan semi
flower/flower
6. Berikan minum
hangat
7. Lakukan
fisioterapi dada
8. Anjurkan asupan
cairamn 2000
ml/hari.

2. Selasa, 05 Resiko defisit 1. Identifikasi status DS: ibu pasien


Desember nutrisi nutrisi mengatakan
2021 berhubungan 2. Identifikasi pasien tidak
jam dengan factor makanan yang nafsu makan
16.10 psikologis yang disukai
dintadai tidak 3. Identifikasi DO: pasien
menghabiskan kebutuhan kalori tidak
porsi makan dari dan jenis nutrient menghabiskan
RS 4. Monitor asupan jatah makan
makanan dari RS.
5. Monitor hasil BB : 20 kg
pemeriksaan
laboratorium
6. oral hygiendan se
sebelum makan,
jika perlu
7. Sajikan makanan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai

3. Senin, 06 Gangguan pola 1. Identifikasi DS: ibu pasien


tidur pola aktivitas mengatakan
Desember berhubungan dan tidur anak sulit tidur
Jam dengan kurang 2. Identifikasi karena
11.00 terkontrol tidur factor terganggu oleh
pengganggu lendir di dalam
tidur hidung
3. Identifikasi
makanan atau DO: pasien
minuman yang terlihat lelah
mengganggu dan kurang tidur
tidur
4. Identifikasi
obat tidur yang
dikonsumsi

N. Evaluasi

No Hari/tgl Diagnose keperawatan Evaluasi Ttd

1. Sabtu 04 Bersihan jalan tidak efektif S: ibu pasien mengatakan


Desember berhubungan dengan bahwa anaknya panas naik
2021 proses infeksi yang turun selama 5 hari, tidak
Jam ditandai adanya lendir bisa bernafas karena
14.30 dalam hidung hidung tersumbat lendir

O: pasien tampak lemah,


suhu 37,8 , batuk pilek (+)
A: bersihan jalan napas
tidak efektif
P: lanjutkan intervensi
Monitor pola napas,
Anjurkan semi flower
2. Minggu Resiko defisit nutrisi S: ibu pasien mengatakan
05 2021 berhubungan dengan factor pasien tidak nafsu makan
Jam psikologis yang dintadai
16.10 tidak menghabiskan porsi O: pasien tidak
makan dari RS menghabiskan jatah makan
dari RS.
BB : 20 kg
A: resiko defisit nutrisi
P: lanjutkan intervensi:

Identifikasi makanan yang


disukai , Identifikasi
kebutuhan kalori dan jenis
nutrient, Monitor asupan
makanan

3. Senin 06 Gangguan pola tidur S: ibu pasien mengatakan


Desember berhubungan dengan anak sulit tidur karena
2021 kurang terkontrol tidur terganggu oleh lendir di
jam 11.00 dalam hidung

O: pasien terlihat lelah dan


kurang tidur
A: gangguan pola tidur

P: lanjutkan intervensi
Identifikasi pola aktivitas
dan tidur,

Identifikasi factor
pengganggu tidur
DAFTAR PUSTAKA

Anas Tamsuri. (2008). Klien Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC

Djojodibroto, Darmanto. (2009). Respirologi ( respiratory medicine ). Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Kabupaten Passuruan.(2015). Profile kekesehatan kabupaten Passuruan.


Passuruan: Dinas Kesehatan pemerintah kabupaten Passuruan

Dinas Kesehatan Indonesia.(2015). Profile Kesehatan Indonesia. Jakarta : Dinas Kesehatan


Pemerintahan Indonesia

Fillacano, Rahmayatul. (2013). Hubungan Lingkungan dalam Rumah Terhadap ISPA pada
Balita di Kelurahan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun 2013, Unpublished Skripsi,
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Hockenberry, Marilyn J., and David Wilson (ed). 2013. Wong’s Essentials of Pediatric
Nursing. United States of America : Mosby Elsevier

Ihsan Fuad.(2008). Dasar-dasar Kependidikan Keperawatan. Bandung : RinedikaCipta

Kementrian RI.( 2010). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,Pencegahan dan


Pemberantasan. Edisi II. Jakarta: Erlangga
Misnardiarly.(2008). Penyakit Saluran Pernafasan Pneumonia Pada Anak.

Jakarta : Rineka cipta

Muttaqin, arif.(2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan.


Jakarta : Salemba Medika

Nanda,(2012). Diangnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC Nursalam.


(2011). Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Namira.(2013).Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi ISPA Pada Anak Prasekolah Di


Kampung Pemulung Tangerang Selatan, UIN Syarif Hiddayatullah Jakarta.

Prabu.(2009). Infeksi Saluran Pernafasan Akut. http://putraprabu.wordpress.

LAPORAN KASUS AN. C DENGAN ISPA


DI RUANG AYYUB 3
RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Disusun Oleh:
ISMI HUSNUSSANIYAH
NIM : 1901013

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021/2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M

DENGAN FEBRIS DI RUANG AYYUB 3

R.S. ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2021 jam 22.00 WIB

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
A. Identitas Pasien

Nama : An. C

Usia : 2 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah

Agama : Islam
Alamat : Tambak Mulya Rt 06/Rw 15

Pekerjaan :-

Dx. Medis : ISPA

No RM : 60-19-40

Tanggal Masuk : 27 Desember 2021

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. K

Usia : 29 Tahun

Alamat : Tambak Mulya Rt 06/Rw 15

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung

2. KELUHAN UTAMA

Batuk ngekel, pilek, demam naik turun

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien baru datang dari IGD dengan keluhan demam sejak 4 hari demam
naik turun, batuk pilek (+)3 hari, makan minum sedikit, riwayat alergi (-),
riwayat kejang (-).
S : 38 C
BB : 11 kg
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak sebelumnya pernah batuk pilek tapi tidak disertai demam.
c. Kehamilan
Kehamilan anak pertama, selama hamil ibu pasien melakukan pemeriksaan
rutin ke dokter lebih dari 4 kali.Pada trimester pertama sering mual-mual.
d. Persalinan
Ibu pasien mengatakan persalinan dengan normal di RS,
e. Kelahiran
Tidak ada kecacatan, lahir dengan BB 3950 gram, PB 47 cm.
f. Alergi
Tidak ada alergi obat ataupun makanan.
g. Pertumbuhan dan perkembangan
Ibu pasien mengatakan semua pertumbuhan dan perkembangnya normal
seperti anak pada umumnya.
h. Imunisasi
Sudah lengkap kecuali DPT (18 bulan)
i. Kebiasaan
 Perilaku : Baik tidak ada masalah
 ADL : jika susah tidur harus digendong terlebih dahulu baru bisa
tidur,
toileting dengan cara ke kamar mandi.
j. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Penyakit anggota keluarga
Keluarga An. M tidak ada yang mengalami penyakit yang menular,
seperti Tb dan DM.
 Genogram

4. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL


a. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Ibu pasien mengatakan bahwa ia tidak tahu apa yang sebenarnya menyebabkan
penyakit yang diderita anaknya, dan biasanya jika anaknya sakit hanya
diperiksa diklinik terdekat.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya biasanya makan 3 kali
sehari dan selalu habis.
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan anaknya hanya makan sedikit
c. Pola Eliminasi
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya BAB dan BAK lancar
normal
Setelah di RS : Pasien BAB dan BAK tidak ada masalah
d. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya biasanya aktif bermain
dengan anak tetangganya
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan anaknya sering menangis rewel.
e. Pola Kognitif Perseptual
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada yang berpengaruh
dengan keadaannya yang sekarang.
Setelah di RS : Pasien tampak mampu mengekspresikan semuanya dengan
menangis.
f. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan anaknya biasa tidur siang selama 2-3
jam dan tidur malam hari selama 8 jam.
Setalah di RS : Ibu pasien mengatakan tidur anaknya sering terganggu karena
rewel. Sehingga anaknya hanya dapat tidur 4-5 jam pada malam hari.
g. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan biasanya mandi 2-3 kali sehari.
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan hanya mandi 2 kali dengan
menggunakan tisu basah.
h. Pola Peran dan Hubungan
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan biasanya anaknya selalu bermain
dengan tetangganya.
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan anaknya kesepian dan bosan.
i. Pola Reproduksi/ Seksual
Sebelum di RS :Ibu pasien mengatakan anaknya dirumah juga menggunakan
pempes
Setelah di RS :Ibu pasien mengatakan anaknya sering BAB dan BAK dan terus
menggunakan pempes
j. Pola Koping Stres
Sebelum di RS : Ibu pasien mengatakan biasanya jika anaknya rewel hanya
diberikan mainan.
Setelah di RS : Ibu pasien mengatakan ketika anaknya menangis digendong
dan diberi mainan yang menarik.
k. Pola Keyakinan dan Nilai
Sebelum di RS : Ibu pasien menganggap bahwa penyakit yang diderita
anaknya cukup serius.
Setelah di RS :Ibu pasien mengatakan bahwa penyakit yang diderita ananya
hanya cobaan sementara.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Compos metis
Keadaan Umum : Baik
BB/TB : 11 kg/ 87 cm
b. Tanda-Tanda Vital

No. Tanggal Tanda-tanda vital

TD N S RR

1. 27/12/2021 - 100 38,0 C -


x/menit

2. 28/12/2021 105 36,8 C


x/menit

3. 29/12/2021 101 36,2 C


x/menit

c. Pemeriksaan Head To Toe


1. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, kulit dan rambut bersih
2. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis
3. Hidung : Simetris, tidak ada polip, keadaan bersih
4. Mulut & Tenggorokan : Bibir kering, gigi dan lidah bersih, tidak ada
amandel
5. Telinga : Simetris, bersih tidak kotor
6. Leher : Tidak ada lesi
7. Dada
 Thorak
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Redup
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan
 Jantung
Inspeksi :Simetris
Palpasi : Tidak ada perbedaan bentuk
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada suara tambahan

8. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi dan scars
Auskultasi : Bising usus 20x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri, turgor kulit kembali lambat selama 3
detik
Perkusi : Normal
9. Genetalia : Tidak ada iritasi dan kedaan bersih
10. Integmumen : Akral hangat, warna kulit pucat, tidak ada iritasi kulit
11. Ekstremitas
Pemeriksaan Kekuatan Otot : Tidak ada cedera dan dapat
menggerakkan anggota badannya
 Ekstremitas Atas : Normal dan tidak dapat kecacatan
 Ekstremitas Bawah : Normal dan tidak ada kecacatan

6. DATA PENUNJANG
a. Foto Thorak
Cor normal
Polmo : BRPN
b. Pemeriksaan Laboratorium

Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Darah lengkap :

Hemoglobin 11,0 10.8 – 12.8 g/dL


Leukosit 16150 6000 – 17000 /mm3

Hematokrit 31,4 35 – 43 %

Trombosit 417000 150000 – 40000 /mm3

Eritrosit 4.65 3.6 – 5.2 juta/mm3

MCV 67.5 73 – 101 fl

MCH 23.7 23 – 31 pg

MCHC 35.1 26 – 34 g/dL

RDW 16.0 11.5 – 14.5 %

MPV 6.9 7.0-11.0 fL

Hitung jenis :

Eosinofil 0,3 1-5 %

Basofil 0.5 0–1 %

Neutrofil 58.6 25 – 70 %

Limfosit 31.8 20 – 50 %

Monosit 8,7 1-6 %

LED - 0-10 %

7. TERAPI MEDIKASI
Nebul : ventolin, pulmicord 1/

No. Nama Obat Dosis Indika


si Tanggal dan Waktu

Tgl tgl 29/12/21 tgl 30/12/21


27/12/21

P S M P S M P S M

jenis : per oral


1. paracetamol ¾ 
cth / 8
jam

2. Puyer batuk 3x1  √ √


pilek 24
jam

jenis : injeksi

1. infus ka-en 11 
tpm

2. Ceftriaxon 300  
mg /
12
jam

B. ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Problem

1. DS : ibu pasien Penumpukan sekret Bersihan jalan nafas


mengatakan anaknya tidak efektif
masih batuk ngekel dan
pilek
DO :
 Keluar sputum
dari hidung
 Hasil foto
thorax BRPN
 S : 38,0 C
 Spo2 : 98%
 RR : 23x/mnt
2. DS : Ibu pasien Proses penyakit Hipertermia
mengatakan anaknya
masih demam naik
turun
DO :

- Akral hangat

S : 38,0 C

Spo2 : 98%

RR : 23x/mnt

3. DS : Ibu klien Hospitalisasi Ansietas


mengatakan an C
menangis dan rewel
ketika perawat datang

DO:

 Tampak gelisah
dan takut
 Pasien menangis
kencang saat
ada perawat
datang

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret d.d Keluar sputum
dari hidung, Hasil foto thorax BRPN, S : 38,0 C, Spo2 : 98%, RR : 23x/mnt
2. Hepertermia b.d proses penyakit d.d s : 38,0, akral teraba hangat.
3. Ansietas b.d efek hospitalisasi d.d pasien menangis kencang saat ada perawat,
dan pasiet terlihat gelisah dan rewel.

D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi TTD

1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas : Ismi


nafas tidak tindakan keperawatan
efektif b.d selama 3 x 24 jam Observasi :
penumpukan diharapkan masalah
 Obs. Adanya
sekret d.d bersihan jalan nafas
restensi sputum
Keluar sputum teratasi dengan Kriteria
 Memonitor KU
dari hidung, Hasil :
dan pola nafas.
Hasil foto
Bersihan jalan nafas : Terapeutik :
thorax BRPN,
 Posisikan semi
S : 38,0 C, Spo2  Produksi
Flower
: 98%, RR : sputum
 Berikan minum
23x/mnt menurun / 5
hangat
 Pola nafas
Edukasi :
membaik / 5
 Ajarkan batuk
 Gelisah
efektif
menurun /5
Kolaborasi :
 Batukuk pilek
 Kolaborasi
berkurang
dengan dokter
pemberian terapi
nebul dan
antibiotik.
2. Hepertermia b.d Setelah dilakukan Manajemen hipertermia : Ismi
proses penyakit tindakan keperawatan
Observasi :
d.d s : 38,0, selama 3 x 24 jam
akral teraba diharapkan masalah  Monitor suhu dan
hangat. hepertermi akan teratasi KU
dengan Kriteria Hasil : Terapeutik :
 Berikan kompres
 Suhu pada anak
hangat
turun
Edukasi :
 Akral teraba
 Edukasi keluarga
hangat
untuk sering
berkurang
minum.
 Gelisah
Kolaborasi :
berkurang
 Kolaborasi
dengan dokter
pemberian obat
penurun panas.
3. Ansietas b.d Setelah dilakukan Observasi : Riris
efek tindakan keperawatan  Memonitor tanda
hospitalisasi d.d selama 3 kali 24 jam –tanda cemas
pasien menangis diharapkan ansietas Terapeutik :
kencang saat berkurang, dengan
 Ciptakan suasan
ada perawat, dan kriteris hasil :
terapeutik untuk
pasiet terlihat
 gelisah menumbuhkan
gelisah dan
berkurang kepercayaan
rewel.
 menangis saat  Dengarkan
ada perawat kegelisahan
berkurang pasien dengan
 rewel berkurang penuh perhatian
 Gunakan
pendekatan yang
tenang.
Edukasi :

 Lakukan tehnik
relaksasi

E. IMPLEMENTASI

No Hari/Tanggal Implementasi Respon Pasien Paraf


DX
1,2 Senin, 27 Desember a. Mengukur suhu, S : ibu pasien mengatakan anak Ismi
2021 menanyai kondisi pasien. batuk pilek dan demam, anak saat
Pukul 22.00 masuk rumah sakit sering rewel
O : anak terlihat menangis saat
ada perawat, S : 38,0, terlihat
keluar sputum dari hidung.
2,3 Pukul 22.10 b. Memberikan paracetamol
dan memberikan suasana S : ibu pasien anaknya masih
tenang agar pasien tidak demam
rewel O : obat sudah diberika ke ibu
pasien

1 selasa, 28 Desember a. Memberikan obat puyer S : ibu pasien mengatakan anak Ismi
2021 batuk pilek masih rewel.
Pukul 05.00 O : klien terlihat rewel dan
menangis

1,2, Rabu 29 desember a. Mengukur suhu dan S : ibu pasien mengatakan anak
3 2021 pukul 07.51 memberikan suasana masih batuk dan pilek dan rewel
tenang O : aanak terlihat menangis saat
perawat datang mengecek suhu, S
36,8

1 Pukul 11.00 b. Mmberikan obat S : ibu mengatakan anak nya


puyer batuk dan masih batuk
pilek O : anak terlihat tidur saat
memberikan obat.
2,3 Kamis 30 desember a. Menayai ibu pasien S : ibu mengatakan anak rewel
201 pukul 15.00 apa saat anak sakit saat sakit tapi tidak sesering saat
dirumah rewel atau di RS
tidak, mengukur O : anak terlihat tidur, S : 36,2
suhu
1 17.00 b. Memeberikan terapi S : ibu pasien bersedia dilakukan
nebul dan terapi.
memeberikan obat O : anak terlihat menangis saat
batuk pilek. akan di Nebul

F. EVALUASI

No. Hari / Diagnosa Evaluasi Paraf


DX tanggal

1 Kamis 30 Bersihan jalan nafas S : ibu pasien mengatakan pasien masih Ismi,
Desember tidak efektif b.d batuk.
2021 penumpukan sekret
O : Keadaan Umum baik, N : 114 x/menit, S :
Pukul 18.00 d.d Keluar sputum
36,2 C, Spo2 : 99%, anak ,masih terlihat
dari hidung, Hasil
batuk.
foto thorax BRPN, S
: 38,0 C, Spo2 : A : bersihan jalan nafas teratasi sebagian.
98%, RR : 23x/mnt
P : Lanjutkan Intervensi , berikan terapi
nebul.

2. Kamis 30 Hepertermia b.d S : ibu pasien mengatakan sudah tidak demam Ismi
Desember proses penyakit d.d
O : S : 36,2, akral sudah tidak terasa hangat.
2021 s : 38,0, akral teraba
A : Masalah Hipertermia teratasi
Pukul 18.00 hangat.
P : Hentikan Intervensi

3. Kamis 30 Ansietas b.d efek S : ibu pasien mengatakan anak nya masih
Desember hospitalisasi d.d nangis tetapi sudah bisa tidur
2021 pasien menangis
O : Keadaan Umum baik, gelisah hilang,
Pukul 18.00 kencang saat ada
pasien masih terlihat menangis saat perawat
perawat, dan pasiet
datang.
terlihat gelisah dan
rewel. A : Masalah ansietas teratasi sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi , berikan suasana


tenang saat melakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai