ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. FPS DENGAN DIAGNOSA MEDIS ABSES COLI
DENGAN MASALAH GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI
DI RUANG RAWAT INAF CENDANA 3
RSUP. DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Mengetahui,
3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Saputra (2013), pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan oksigenasi meliputi
empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat
diketahui antara lain adanya pembengkakan, pola napas yang tidak normal, atau suara
napas yang tidak normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memeriksa seluruh
anggota tubuh (head to toe).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), hasil pemeriksaan fisik yang biasa ditemukan
terkait pasien dengan gangguan oksigenasi adalah :
1) Keadaan umum : Biasanya pasien gelisah karena sesak napas
2) Tingkat kesadaran
Biasanya Composmentis sampai terjadi penurunan kesadaran
3) Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah : Biasanya terjadi hipotensi atau hipertensi
b) Pernafasn : Takipnea
c) Nadi : Takikardia
d) Suhu Badan : Bisa terjadi hipotermia atau hipertermia
4) Kepala
Normachepal
5) Mata
Biasanya konjungtiva anemis (karena anemia), konjungtiva sianosis
(karena hipoksemia), konjungtiva terdapat pethecial (karena emboli
lemak atau endokarditis), kondisi sklera tergantung dengan kondisi hati
yang baik atau tidak.
6) Mulut dan bibir
Biasanya membran mukosa sianosis, bibir kering, bernapas dengan
mengerutkan mulut.
7) Hidung
Biasanya hidung sianosis, bernapas dengan menggunakan cuping hidung.
8) Telinga
Telinga sianosis, sejajar dengan kantus mata.
9) Leher
Ada distensi atau bendungan pada vena jugularis, bisa terjadi pembesaran
kelenjar getah bening.
10) Kulit
Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer),
sianosis secara umum (hipoksemia), penurunan turgor (dehidrasi), edema,
edema periorbital.
11) Thoraks
a) Paru-paru
(1) Inspeksi
Retraksi dinding dada (karena peningkatan aktivitas pernapasan,
dispnes, atau obstruksi jalan napas), pergerakan tidak simetris
antara dada kiri dan dada kanan.
(2) Palpasi
Taktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan).
(3) Perkusi
Bunyi perkusi bisa resona, hiperresonan, dullness .
(4) Auskultasi
Suara napas bisa normal (vesikuler, bronkovesikuler, bronchial)
atau tidak normal (crackles, ronkhi, wheezing, friction rub).
b) Jantung
(1) Inspeksi
Adanya ketidaksimetrisan pada dada, adanya jaringan parut
pada dada, iktus kordis terlihat.
(2) Palpasi
Takikardia, iktus kordis teraba kuat dan tidak teratur serta
cepat.
(3) Perkusi
Bunyi jantung pekak, batas jantung mengalami pergeseran yang
menunjukkan adanya hipertrofi jantung.
(4) Auskultasi
Bunyi jantung irrgular dan cepat, adanya bunyi jantung S 3 atau
S4.
12) Abdomen
a) Inspeksi
Perut klien tampak edema, ada perubahan warna kulit, kulit tampak
kering.
b) Auskultasi
Bising usus dalam batas normal.
c) Palpasi
Adanya distensi abdomen, terdapat hepatomegali dan splenomegali.
d) Perkusi
Bunyi pekak karena adanya asites
13) Genitalia dan anus
Klien dengan biasanya akan mengalami masalah dalam proses eliminasi
(BAB dan BAK) sehingga pasien harus dipasang kateter.
14) Ekstremitas
Jari dan kuku sianosis, CRT > 2 detik, akral teraba dingin, edema pada
tungkai, ada clubbing finger.
4. Pengkajian Psikososial
Menurut Somantri (2009), pengkajian psikososial yang perlu dilakukan meliputi :
Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh
terhadap fungsi respirasi. Beberapa penyakit respiratori timbul akibat adanya stress.
Penyakit pernapasan kronik dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga
dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan atau
ketidakmampuan. Dengan mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat
mengkaji reaksi klien terhadap masalah stress psikososial dan mencari jalan
keluarnya.
5. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1) Ketidakefektipan Bersihan Jalan Nafas
2) Ketidakefektipan Pola Nafas
3) Gangguan Pertukaran Gas
4) Gangguan Pola Tidur
5) Gangguan Pemenuhan Nutrisi
6) Nyeri Akut
7) Ansietas
6. Renacan Keperawatan
N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
O
1. Bersihan jalan nafas inefektif Setelah dilakukan tindakan 1. Produksi sputum Intervensi Utama
keperawatan setelah 3x24 menurun - Latihan batuk efektif
jam, jalan nafas menjadi 2. Tidak sesak - Manajemen jalan nafas
efektif 3. Tidak sulit - Pematauan pendukung
berbicara Intervensi Pendukung :
4. Tidak gelisah - Dukungan kepatuhan program
5. Tidak sianossis pengetahuan
6. Frekuensi nafas - Edukasi fisioterapi dada
dalam batas normal
- Edukasi pengukuran respirasi
7. Pola nafas normal
- Konsultassi via telepon
- Manajemen asma
- Manajemen alergi
- Manajemen anafilaksis
- Manajemen isolasi
- Manajemen ventilasi mekanik
- Manajemen jalan nafs bauatan
- Pemberian obat inhalasi
- Pemberian obat intrapleura
- Manajemen obat intradermal
- Pemberian obat nasal
- Pencegahan aspirasi
- Pengaturan posisi
- Penghisapan jalan nafas
- Penyapihan ventilasi mekanik
- Perawatan trakeostomi
- Skrining tuberculosis
- Stabilisasi jalan nafas
- Terapi oksigen
2 Ketidakefektipan pola nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Ventilasi semenit Intervensi Utama
keperawatan setelah 3x24 2. Kapasitas vital - Manajemen jalan nafas
jam, pola nafas menjadi 3. Diameter thoraks - Pemantauan respirasi
efektif anterior-posterior Intervensi pendukung :
4. Tekanan ekspirasi - Dukungan emosional
5. Tekanan inspirasi - Dukungan kepatuhan program
6. Frekuensi napas pengobatan
normal - Dukungan ventilasi
7. Kedalaman nafas
- Edukasi pengukuran respirasi
membaik
- Konsultasi via telepon
8. Perkusi dada
- Menajemen energy
membaik
- Manajemen jalan nafas buatan
- Menajemen medikasi
- Pemberian obta inhalasi
- Pemberian obat intrapleura
- Pemberian obat intradermal
- Pemberian obat intravena
- Pemberian obat oral
- Pencegahan aspirasi
- Pengaturan posisi
- Perawatan selang dada
- Manejemen ventilasi mekanik
- Pemantauan neurologis
- Oemberian analgesic
- Pemberian obat
- Perawatan trakheostomi
- Reduksi ansietas
- Stabilisasi jalan nafas
- Terapi relaksasi otot progresif
3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan 1. Tingkat kesadaran Intervensi utama :
keperawatan setelah 3x24 membaik - Pemantauan respirasi
jam pertukaran gas menjadi 2. Tidak ada bunyi - Terappi oksigen
baik nafas tambahan Intervensi pendukung
3. Napas cuping - Dukungan berhenti merokok
hidung membaik - Dukungan ventilasi
- Edukasi berhenti merokok
- Edukasi pengukuran respirasi
- Edukasi fisioterapi dada
- Insersi jalan nafas buatan
- Konsultassi via telepon
- Manajemen ventilasi mekanik
- Pencegahan aspirasi
- Pemberian obat
- Pemberian obat intrapleura
- Pemberian obat intradermal
- Pemberian obat intravena
- Manajemen asam-basa
- Manajemen asam-basa: alkalosis
respiratorik
- Manajemen asam-basa: Asidosis
Respiratorik
- Manajemen energy
- Manajemen jalan nafas
- Manajemen jalan nafas buatan
- Pengaturan posisi
- Pengambilan sampel darah arteri
- Penyapihan ventilasi mekanik
- Perawatan emboli paru
- Perawatan selang dada
- Reduksi ansietas
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan tindakan 1. Keluhan sulit tidur Intervensi Utama :
keperawatan setelah 3x24 membaik - Dukungan tidur
jam pola tidur menjadi baik 2. Keluhan sering - Edukasi aktivitas/istrahat
terjaga membaik Intervensi pendukung :
3. Keluhan tidak puas - Dukungan kepatuhan program
tidur menurun pengobatan
4. Keluahan pola - Dukungan meditasi
tdiur menurun - Dukungan perawatan diri : BAB/BAK
5. Keluhan istrahat - Fototerapi gangguana mood/tidur
tidak cukup - Latihan otogenik
menurun.
- Manajemen demensia
- Manejemen energy
- Manajemen lingkungan
- Manajemen medikasi
- Manajemen nuutrisi
- Manajemen nyeri
- Manajemen penggantian hormone
- Pemberian obat oral
- Pengaturan posisi
- Promosi koping
- Promosi latihan fissik
- Reduksi ansietas
- Teknik menenangkan
- Terapip aktivitas
- Terapi music
- Terapi pemijatan
- Terap relaksasi
- Terapi relaksasi otot progresif
5. Gangguan Pemenuhan Nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Asupan cairan Intervensi Utama :
keperawatan setelah 3x24 membaik - Manajemen nutrisi
jam pemenuhan nutrisi klien 2. Energy untuk - Promosi berat badan
menjadi baik makan membaik Intervensi Pendukung :
3. Kemamuan - Dukungan kepatuhan program
merasakan pengobatan
makanan membaik - Edukasi diet
4. Kemampuan - Edukasi kemoterapi
menikmati
- Konseling laktasi
makanan membaik
- Konseling nutrisi
5. Asupan nutrisi
- Konsultasi
membaik
- Manajemen hiperglikemia
6. Stimulus untuk
- Manajemen hipoglikemia
makan membaik.
- Manajemen kemoterapi
- Manajemen reaksi alergi
- Pemantauan cairan
- Pemantauan nutrisi
- Manajemen cairan
- Manajemen demensia
- Manajemen diare
- Manajemen eliminasi feksi
- Manejemen energy
- Manajemen gangguan makan
- Pemantauan vital sign
- Pemberian makanan
- Pembagian makanan eternal
- Pemberian makanan parental
- Pemberian obat intravena
- Terapi menelan
6. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Melaporkan nyeri Observasi :
keperawatan setelah 3x24 terkontrol - Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
jam nyeri akut pasien 2. Kemampuan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menjadi baik mengenali nyeri - Identifikasi skala nyeri
meningkat - Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Kemampuan - Identifikasi factor yang memperberat
mengenali dan memperingan nyeri
penyebab nyeri - Identifikasi pengetahuan dan
4. Kemampuan keyakinan tentang nyeri
menggunakan - Identifikasi oengaruh budaya terhadap
tehnik non-
respon nyeri
farmalokogic
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek smping penggunaan
analgesic
Terapeutik :
- Berikan terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
- Fasilitas istrahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri ecara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesic
secara tepat
- Ajarkan tehnik nonfarmakologic untk
mengurangi rasa yeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, bila
perlu.
7. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Verbalisasi Intervensi Utama :
keperawatan setelah 3x24 kebingungan - Reduksi ansietas
jam pasien sudah tidak menurun - Terapi relaksasi
cemas 2. Verbalisasi Intervensi pendukung :
khawatir akibat - Bantuan kontrol marah
kondisi yang - Biblioterapi
dihadapi menurun - Dukungan emosi
3. Perilkau gelisah - Dukungan hypnosis diri
menurun - Dukungan kelompok
4. Perilaku tegang
- Dukungan keyakinan
menurun
- Dukungan memaafkan
5. Keluhan puing
- Dukungan pelaksanaan ibadah
menurun
- Dukungan pengungkapan kebutuhan
6. Anoreksia menurun
- Dukungan proses berduka
7. Palpitasi menurun
- Intervensi krisis
- Konseling
- Manajemen demensia
- Persiapan pembedahan
- Teknik distraksi
- Terapi hipnotis
- Teknik imajinasi terbimbing
- Teknik menenangkan
- Terapi biofeedback
- Terapi diversional
- Terapi music
- Terapi penyalahgunaan zat
- Terapi relaksasi otot progresif
- Terapi reminisens
- Terapi seni
- Terapi validasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Media
Asmadi. Editor Eka Anisa Mardella. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : salemba Medika
Ernawati. 2012. Buku Ajar Konsep dan Aplikasi Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : TIM.
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Tim. Pokja. SDKI. PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Cetakan III. Jakarta
: Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim. Pokja. SDKI. PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Cetakan II. Jakarta :
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim. Pokja. SDKI. PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Cetakan II. Jakarta :
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
Hari/Tanggal : Senin/ 18 Januari 2021
Jam : 12.00 wib
Tempat : Ruang Cenda III
Oleh : Van Wayon Tahidji
Sumber data : Klien dan Keluarga
Metode : Wawancara dan Observasi
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Ny. FPR
2) Tempat Tgl Lahir : Yogyakarta, 20 Juni 1985
3) Umur : 35 Tahun
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : S1 Kedokteran
7) Pekerjaan : Swasta
8) Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
9) Alamat : Ds. Semberiaya, RT 001 RW 002, Banyuwangi
10) Diagnosa Medis : Post op Abses Colli Sinistra + DM tipe II + Anemia
11) No. RM : 01.95.72.04
12) Tanggal MRS : 13 Januari 2021
b. Penanggung Jawab / Keluarga
1) Nama : Ny. SIY
2) Umur : 57 Tahun
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : IRT
5) Alamat : Ds. Semberiaya, RT 001 RW 002, Banyuwangi
6) Hub. dengan pasien : Orang Tua (Ibu Kandung)
7) Status perkawinan : Menikah
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Genogram
Keterangan :
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :TB = 165 cm
BB = 158 Kg
(Gizi baik/Kurang/Lebih)
3) Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7°C
RR : 26 x/mnt
4) Skala Nyeri (Visual analog) – usia > 8 tahun
b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)
1) Kulit
Kulit klien nampak keriput disertai dengan adanya jaringan-jaringan mati
yang mulai terkelupas.
2) Kepala
Kulit kepala klien terlihat kotor distribusi rambut tidak merata, terlihat
adanya ketombe. Klien menggunakan kaca mata terlihat adanya
pembengkakan kelopak mata dan adanya lingkaran hitam dibawah mata
pasien. Hidung klien terpasang kanula yang digunakan untuk bantuan
bernafas. Telinga klien terlihat kotor, terlihat adanya serumen didalam
telinga klien yang sudah mengering.
3) Leher
Terdapat luka post operasi abses pada bagian leher, luka operasi ditutup
menggunakan kassa.
4) Dada
a) Inspeksi
Pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada jejas, tidak ada otot
bantu pernafasan.
b) Palpasi
Saat dipalpasi klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian dadanya.
c) Perkusi
Terdengar suara sonor, pada saat vocal premitus tidak ada lapang paru
yang tertinggal.
d) Auskultasi
Terdengar bunyi weezing pada nafas klien. Tidak ada bunyi jantung
tambahan.
5) Payudara
Tidak dikaji.
6) Abdomen
a) Inspeksi
Perut klien terlihat besar ada kerutan (stretmach).
b) Auskultasi
Bissing usus klien normal 8x/menit. Terdengar ada sedikit udara yang
masuk di rongga usus.
c) Perkusi
Pada saat dilakukan pemeriksaan abdomen klien normal.
d) Palpasi
Pada saat dilakukan pemeriksaan klien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium, klien mengeluh mual, klien mengatakan tiap kali makan
klien selalu merasa penuh pada daerah perutnya. Tidak terdapat
pembesaran limpa, hati dan pangkreas.
7) Anus dan Rectum
Tidak dikaji. Saat ini klien menggunakan pampers.
8) Genetalia
Tidak dikaji.
9) Ekstremitas
a) Atas
Terpasang ivfd pada tangan kanan. Klien bisa mengangkat tangan
menahan beban yang diberikan.
b) Bawah
Kedua kaki klien terlihat oedem klien tidak mampu mengangkat kedua
kakinya.
Pengkajian VIP score (Visual Infusion Phlebithis)
Skor visual flebitis pada luka tusukan infus :
Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan
Tempat suntikan tampak sehat 0 Tidak ada tanda flebitis
- Observasi kanula
Salah satu dari berikut jelas: 1 Mungkin tanda dini flebitis
Nyeri tempat suntikan - Observasi kanula
Eritema tempat suntikan
Dua dari berikut jelas : 2 Stadium dini flebitis
Nyeri sepanjang kanula - Ganti tempat kanula
Eritema
Pembengkakan
Semua dari berikut jelas : 3 Stadium moderat flebitis
Nyeri sepanjang kanula Ganti kanula
Eritema Pikirkan terapi
Indurasi
Semua dari berikut jelas : 4 Stadium lanjut atau awal
Nyeri sepanjang kanula tromboflebitis
Eritema Ganti kanula
Indurasi Pikirkan terapi
Venous cord teraba
Semua dari berikut jelas : 5 Stadium lanjut tromboflebitis
Nyeri sepanjang kanula Ganti kanula
Eritema Lakukan terapi
Indurasi
Venous cord teraba
Demam
*) Lingkari pada skor yang sesuai tanda yang muncul
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
b. Pemeriksaan Radiologi
Hari/ Jenis Kesan/Interpretasi
Tangga Pemeriksaan
l
13 Januari 2021 Cervical AP/LAT Keterangan Klinis :
Thoraks PA Dewasa Tumor Regio Colli
Kesan :
Massa colli bilateral meluas ke vacum
thoracic inlet.
PERENCANAAN
TUJUAN RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSE KEPERAWATAN
HARI/TANGGA
L
Senin/ 18 Januari 1. Bersihan jalan nafas inefektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Hal. 453
2021 berhubungan dengan sekresi yang setelah 3 x 24 jam, bersihan jalan nafas 1. Manajemen Jalan Nafas
tertahan klien menjadi efektif dengan criteria 1-5 2. Latihan batuk efektif
ditandai dengan : 3. Dukungan kepatuhan program pengetahuan
1. Produksi sputum menurun 4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Tidak sesak
3. Tidak sulit berbicara
4. Tidak gelisah
5. Tidak sianossis
6. Frekuensi nafas dalam batas normal
7. Pola nafas normal
(SLKI, Hal. 18)
2. Gangguan pemenuhan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Hal. 453
berhubungan dengan setelah 3 x 24 jam, pemenuhan kebutuhan 1. Manajemen nutrisi
ketidakmampuan menelan nutrisi klien teratasi dengan criteria 1-5 2. Konseling nutrisi
makanan ditandai dengan : 3. Manajemen gangguan makan
1. Asupan cairan membaik 4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
2. Energy untuk makan membaik
3. Kemamuan merasakan makanan
membaik
4. Kemampuan menikmati makanan
membaik
(SLKI, Hal 68).
3. Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Hal. 463
dengan kurangnya control tidur setelah 3 x 24 jam pola tidur menjadi baik 1. Dukungan tidur
dengan criteria 1-5 ditandai dengan : 2. Edukasi aktivitas/istrahat
1. Keluhan sulit tidur membaik 3. Terapi music
2. Keluhan sering terjaga membaik 4. Pengaturan posisi
3. Keluhan tidak puas tidur menurun
4. Keluahan pola tdiur menurun
5. Keluhan istrahat tidak cukup menurun.
(SLKI, Hal. 96)
D. Implementasi dan Evaluasi
INTISARI
Latar belakang: Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu gangguan fungsi
jantung yang mengalami kegagalan dalam memompa darah untuk kebutuhan sel-
sel tubuh. Gejala yang sering timbul karna penyakit gagal jantung ini adalah
dyspnea atau sesak nafas menyebabkan pola nafas pasien menjadi tidak efektif.
Tujuan: Memberikan gambaran tentang pemberian oksigen dalam asuhan
keperawatan pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi
1)
Mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2)3)
Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta