Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT BRONKITIS PADA

SISTEM PERNAPASAN
KELOMPOK 3
ELAN D. TAIB
FITRIANI RITUTAMBU
MOH. RIZKY F. HAMZAH
MOH. RIFQI K. HADIA
NIFTAHUDIN TUKI
RAMDAN ISMUNANDAR BAKARI
SITI HASRIN NURAINUN MAHMUD
Apa itu bronkitis?

Bronkitis  adalah suatu penyakit yang ditandai


adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang
bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan
bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan
dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen
elastis dan otot polos bronkus
Etiologi dari Bronkitis
1. Rokok

2. Infeksi 5. Faktor sosial


ekonomi

3. Polusi 4. Keturunan
Klasifikasi

2. Bronkitis Kronik dan


1. Bronkitis Akut atau Batuk Berulang.

Bronkitis Kronik dan atau


berulang adalah kedaan klinis
yang disebabkan oleh berbagai
Bronkitis akut pada bayi dan sebab dengan gejala batuk
anak biasanya juga bersama yang berlangsung sekurang-
dengan trakeitis, merupakan kurangnya selama 2 minggu
penyakit saluran napas akut berturut-turut dan atau
(ISNA) yang sering dijumpai. berulang paling sedikit 3 kali
dalam 3 bulan dengan atau
(berakhir dalam masa 3 hari
tanpa disertai gejala
hingga 3 minggu) respiratorik dan non
respiratorik lainnya (Konika,
1981).
Manifestasi Klinis
• 1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
• 2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
• 3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
• 4. Bengek
• 5. Lelah
• 6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
• 7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
• 8. Pipi tampak kemerahan
• 9. Sakit kepala
• 10. Gangguan penglihatan
• 11. Sedikit demam.
• 12. Dada merasa tidak nyaman.
Pemeriksaan Penunjang
• 1. Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines
terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus
menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan
bronchus yangmenebal.Corak paru bertambah
• 2. Pemeriksaan fungsi paru
• 3. Analisa gas darah antara lain :
• a. Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)
• b. Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).
• c. Saturasi hemoglobin menurun.
• d. Eritropoesis bertambah
ASUHAN KEPERAWATAN

Aktivitas/Istirahat
Gejala:
Keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari karena sulit bernapas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur
dalam posisi duduk tinggi, dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap
aktivitas atau latihan.
Tanda:
Keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan massa otot.

Aktivitas/Istirahat
Gejala:
Keletihan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas,
ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk
tinggi, dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap
aktivitas atau latihan.
Tanda:
Keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan
massa otot.
Integritas ego
Gejala:
Peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup.
Tanda:
Ansietas, ketakutan.
Makanan/Cairan
Gejala:
Mual/muntah, ketidakmampuan untuk makan karena distres
pernapasan, peningkatan berat badan menunjukkan edema.
Tanda:
Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, palpitasi abdominal
dapat menyatakan hepatomegali.
Personal Higiene
Gejala:
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
Tanda:
Kebersihan buruk, bau badan
Lanjutan Askep
Pernapasan
Gejala:
Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat
bangun) selama minimal 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2
tahun, produksi sputum (hijau, putih, atau kuning) dapat banyak sekali,
riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia/iritasi
pernapasan dalam jangka panjang, penggunaan oksigen pada malam hari
atau terus menerus.
Tanda:
Pernapasan: biasanya cepat, dapat lambat; fase ekspirasi memanjang
dengan mendengkur, lebih memilih posisi tiga titik (“tripot”) untuk
bernapas, penggunaan otot bantu pernapasan.
Dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentuk-
barrel), gerakan diafragma minimal.
Bunyi napas: menyebar, lembut, atau lembab kasar.
Perkusi: bunyi pekak pada area paru, kesulitan bicara kalimat atau lebih
dari 4 atau 5 kata sekaligus.
Warna: pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku, warna merah/biru
menggembung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan pertukaran gas b/d ketidaksamaan
ventilasi-perfusi.
• Bersihan jalan napas tidak efektif b/d
bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk
tidak efektif, dan infeksi bronkopulmonal.
• Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia,
mual/muntah, dispnea, kelemahan.
• Defisit perawatan diri b/d keletihan sekunder akibat
peningkatan upaya pernapasan dan insufisiensi
ventilasi dan oksigenasi.
Intervensi

• 1) Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat • 4) Evaluasi efektivitas tindakan nebuliser,


penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidak inhaler dosis terukur, atau IPPB. Kaji
mampuan bicara/berbincang. penurunan sesak napas, penurunan mengi
• 2) Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien atau krekels, kelonggaran sekresi,
untuk memilih posisi yang mudah untuk penurunan ansietas. Pastikan bahwa
bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau tindakan diberikan sebelum makan untuk
napas bibir sesuai kebutuhan menghindari mual dan untuk mengurangi
• 3) Berikan bronkodilator sesuai yang keletihan yang menyertai aktivitas makan.
diharuskan. Dapat diberikan peroral, IV, rektal,
• 5) Instruksikan dan berikan dorongan pada
atau inhalasi. Berikan bronkodilator oral atau IV
pasien pada pernapasan diafragmatik dan
pada waktu yang berselingan dengan tindakan
batuk yang efektif.
nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB
untuk memperpanjang keefektifan obat.

Anda mungkin juga menyukai