Makalah Kelompok K3
Makalah Kelompok K3
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnnya
makalah tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses
Pengkajian Asuhan Keperawatan Anestesiologi”ini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.
Makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan
Kerja Dalam Keperawatan” Semester 3 Program Studi D4 Anestesiologi.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Wilis Sukmaningtyas,SST.,S.Kep,Ns.,M.Kes
selaku dosen pengampu Mata Kuliah“Kesehatan Pasien& Keselamatan Kerja Dalam
Keperawatan ini. Serta bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi
tentang“Upaya pencegahan risiko hazard pada tahap intra operasi Pada Proses Pengkajian
Asuhan Keperawatan”Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnyabagi kami sendiri
sebagai penyusun
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.2 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Pembahasan..........................................................................................................5
1.3 Rumus Masalah................................................................................................................5
BAB I1 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian Laparotomi.....................................................................................................6
2.2 Penatalaksanaan/Tindakan tahap intra operasi Laparotomy..........................................10
2.3 Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy................................................12
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian. Menurut
kamus Webster, risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian cedera, keadaan yang
merugikan atau perusakan (Risk is Possibility of loss, injury,disadventage or destruction).
MenurutInternational Labour Organization (ILO), risiko adalah kemungkinan adanya
peristiwa atau kecelakaan yang tidak diharapkan dan dapat terjadi dalam waktu dan keadaan
tertentu. Sumber lain menyatakan bahwa risiko adalah adalah ukuran kemungkinan kerugian
yang timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi, dengan kata lain risiko adalah
probabilitas kerusakan atau kerugian dari hazard yang melekat pada spesifik individu atau
kelompok yang terpapar oleh hazard tersebut. Risiko merupakan akumulasi dari potensi
hazard, konsekuensi yang diakibatkannya, durasi pemaparan dan probabilitas yang
ditimbulkannya. Risiko merupakan gambaran kuantitatif dari kemungkinan kerugian yang
mempertimbangkan kemungkinan suatu hazard yang akan mengakibatkan suatu peristiwa
tersebut.
Hazard adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian, kerugian ini meliputi pada
gangguan kesehatan dan cidera, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property, area atau
tempat kerja, produk atau lingkungan, kerugian pada proses produksi ataupun kerusakan –
kerusakan lainnya. Firence (1978) mendefinisikan hazard sebagai suatu material atau kondisi
yang berpotensi ditempat kerja dimana dengan atau tanpa interaksi dengan variabel lain dapat
menyebabkan kematian, cedera, atau kerugian lain
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari
risiko kecelakaan yang dapat mengakibatkan cidera, penyakit, kerusakan serta gangguan
lingkungan. Pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,
penelitian dan juga mencakup berbagai tindakan maupun displin medis. Rumah sakit adalah
tempat kerja yang memiliki potensi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah
terbakar, gas medic, radiasi pengion, dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang
memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, Rumah Sakit membutuhkan perhatian
khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien, staf dan umum (Sadaghiani,2001 dalam
Omrani dkk., 2015). Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan melindungi pekerja atas
keselamatannya agar dapat meningkatkan produktifitas nasional. Menjamin semua pekerja
yang berada di tempat kerja menjaga dan merawat sumber produksi secara aman dan efisien
(MENKES,2009). Risk Management Standart AS/NZS 4360:2004 menyatakan bahwa
analisis resiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.
Pengelolaan resiko harus dilakukan secara berurutan langkah-langkahnya yang akan
bertujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan melihat
risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan.
Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen.Ramali (2000)
mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut,membuka selaput perut dengan
operasi. Sedangkan menurut Sjamsuhidajat(2010), Laparotomi adalah salah satu prosedur
pembedahan mayor dengancara melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk
mendapatkan organ dalam abdomen yang mengalami masalah, misalnya kanker, pendarahan,
obstruksi, dan perforasi. Tindakan bedah laparotomy diperkirakan mencapai 32% dari seluruh
tindakan bedah yang ada diIndonesia berdasarkan data tabulasi nasional Depkes RI tahun
2009 (Fahmi,2012).
Prosedur Laparatomy
Sebelumnya, pasien diberikan obat anestesi umum atau bius total melalui infus.
Setelah efeknya bekerja, dokter akan mulai mengoperasi dengan membuat sayatan
vertikal di sekitar perut, bisa di bagian tengah, atas, atau bawah.Ukuran sayatan dapat
berbeda-beda pada setiap pasien, tergantung dengan kondisi dan tujuannya.Sayatan
ini akan dibuat sampai dalam otot perut, sehingga organ di bawahnya dapat dilihat
dengan jelas. Setelah terbuka, dokter akan memeriksa organ dengan cermat untuk
melihat letak permasalahannya.
Begitu penyakitnya teridentifikasi, dokter bisa saja akan langsung
memperbaikinya, misalnya bila masalahnya adalah usus yang berlubang. Pada kasus
lain, beberapa pasien memerlukan operasi kedua.Ketika sudah selesai, otot dinding
perut dan kulit di atasnya dijahit menggunakan sutura, klip bedah, atau staples lalu
ditutup. Luka harus tetap dalam keadaan tertutup sampai beberapa hari. Klip
biasanya akan dilepaskan oleh perawat setelah 5 – 10 hari.
Setelah Laparatomy
Setelah operasi dipindahkan ke ruang transisi untuk dipantau suhu, denyut nadi,
pernapasan, tekanan darah, serta luka. Bila efek bius sudah habis, rasa nyeri biasanya
muncul. Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan obat pereda nyeri.Begitu
telah sadar dan tidak mengalami komplikasi,sudah bisa berpindah ke kamar
perawatan. mungkin tidak diperbolehkan makan selama beberapa hari, oleh karena
itu akan diberikan cairan infus untuk memenuhi cairan.juga tidak disarankan untuk
terlalu banyak bergerak, nantinya akan memerlukan bantuan dari perawat atau orang
terdekat saat bangun dari tempat tidur.Pada saat perawatan, dokter akan menyarankan
untuk mulai berjalan perlahan-lahan. Hal ini penting dilakukan agar terhindar dari
risiko penggumpalan darah dan infeksi di dada.
Risiko komplikasi Laparatomy
Risiko komplikasi yang dapat muncul setelah prosedur laparotomi meliputi:
Pendarahan
Infeksi
Kerusakan organ dalam
Terbentuknya adhesi (perlengketan) dalam perut
Sumbatan usus atau nyeri perut, yang dapat disebabkan oleh adhesi
Adanya nanah
Jahitan dinding perut terbuka kembali
Adanya lubang di saluran cerna (fistula)
Hernia
Meski begitu, dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko laparotomi
sebelum menjalani operasi ini. Apabila dokter menilai kegunaan laparotomi
melebihi risiko komplikasinya, dokter akan menganjurkannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata risiko (Risk) berasal dari bahasa Arab yaitu Rizk yang berarti pemberian.
Dengan prosedur laparotomi, dokter akan melihat kondisi bagian dalam perut guna
mencari tahu apa yang menjadi masalah atau penyebab keluhan pasien.
Dokter akan menanyakan apabila pasien sedang mengonsumsi obat, suplemen,
atau obat herbal, dan memiliki riwayat alergi obat tertentu.
IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran
kencing.
Prosedur ini mencegah tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah klien
Risiko dan hazard dari tahap intra Operasi Laparatomy Risiko menurut KBBI adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
Setelah efeknya bekerja, dokter akan mulai mengoperasi dengan membuat sayatan
vertikal di sekitar perut, bisa di bagian tengah, atas, atau bawah.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Dewi%20Meylinta%20Sembiring_K3%20(1).pdf
file:///C:/Users/FAURIZA/Downloads/Risiko%20dan%20Hazard%20dalam%20Tahap
%20Asuhan%20Keperawatan-converted.pdf
https://www.alodokter.com/laparotomi-ini-yang-harus-anda-ketahui
http://repository.unimus.ac.id/2595/5/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1597/6/6.%20BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1625/6/BAB%20II.pdf
https://hellosehat.com/pencernaan/laparotomi/
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/laparotomi