“DEMAM KEJANG”
DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
SEMESTER III
Jln. R. Soekarno No. 46, Sambiroto, Kec.Tembalang, kota Semarang, Jawa Tengah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pendidikan.
Makalah kami masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kejang demam pada anak merupakan suatu peristiwa menakutkan pada kebanyakan
orang tua karena kejadianya yang mendadak dan kebanyakan orang tua tidak tau
harus berbuat apa. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhurektal > 38) yang disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak jarang
orang tua khawatir jika anaknya panas , apakah nanti akan kejang atau tidak .Dari
penelitian , kejang demam sendiri telah terlalu besar yaitu sekitar 2-4% artinyadari
100 anak dengan demam ada sekitar 2-4% yang mengalami kejang. Kejang demam
terjadi pada usia 6 bln- 5 thn dan terbanyak terjadi pada usia 17-23bln saat
menghadapi si kecil yang sedang kejang sedapat mungkin cobalah bersikap tenang.
Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam dan umur, serta tidak
didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain pada otak. Demam adalah
kenaikan suhu tubuh di atas 38°C rektal atau di atas 37,8°C aksila.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kejang demam ?
2. Apa saja klasifikasi kejang demam ?
3. Apa etiologic dari kejang demam ?
4. Bagaimana patofisiologi kejang demam ?
5. Bagaimana manifestasi klinis kejang demam ?
6. Bagaimana komplikasi kejang demam ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kejang demam ?
8. Bagaimana penatalaksanaan untuk kejang demam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kejang demam
2. Untuk mengetahui klasifikasi kejang demam
3. Untuk mengetahui apa etiologic kejang demam
4. Untuk mengetahui patofisiologi kejang demam
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari kejang demam
6. Untukmengetahui apa saja komplikasi kejang demam
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada kejang demam
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan kejang demam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
mencapai >38°C). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakanial maupun
ekstrakanial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan s/d 5
tahun. Paling sering pada anak usia 17-23 bulan. berhubungan dengan demam tanpa
adanya bukti-bukti infeksi atau sebab yang jelas di intrakranial. Kejang disertai demam
pada anak yang sebelumnya menderita kejang tanpa demam tidak termasuk dalam
kategori ini.
B.Klasifikasi
C.Etiologi
Etiologi kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang memicu eksitasi sel saraf otak
sehingga menimbulkan kejang. Semua kenaikan suhu tubuh bisa menyebabkan kejang
demam. Kenaikan suhu ini paling sering disebabkan oleh:
Infeksi
Infeksi virus lebih sering menyebabkan demam yang berujung pada kejang demam
bila dibandingkan dengan infeksi bakteri. Infeksi virus menyebabkan kenaikan suhu
tubuh yang tinggi, seperti contohnya adalah campak, cacar air dan rubella.
D.Patofisiologi
Patofisiologi kejang demam masih belum diketahui dengan jelas. Kejang demam
merupakan salah satu bentuk unik dari kejang yang berhubungan dengan kenaikan
suhu tubuh. Faktor predesposisi yang diduga menyebabkan kejang demam adalah
genetik.
Studi pada binatang menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara pirogen
endogen seperti interleukin 1-beta dan peningkatan aktivitas sel saraf yang
mengakibatkan demam dan aktivitas kejang.
E.Manifestasi Klinis
F. Komplikasi
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya & tidak
menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15
menit) yaitu:
1. Kerusakan otak
2. Retardasi mental
3. Biasanya disertai apnoe, hipoksemia, hiperkapnea, asidosislaktat, hipotensi
artrial, suhu tubuhmakin meningkat
G.Pemeriksaan Penunjang
H.Penatalaksanaanan
1. Medis
A. Pengobatan saat terjadi kejang
Pemberian diazepam supositoria pada saat kejang sangat efektif
dalam menghentikan kejang. Dosis pemberian :
5mg untuk anak <3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak
>3tahun
Atau 5mg untuk BB <10 kg dan 10 mg untuk anak
dengan BB >10 KG- 0,5-0,7 mg/kgBB/kali
Diazepam intravena diberikan dengan dosis sebesar 0,2-0,5
mg/kgBB. Pemberian secara perlahan -lahan dengan kecepatan
0,5-1 mg per menit untuk menghindari depresi pernafasan. Bila
kejang berhenti sebelum obat habis, hentikan penyuntikkan.
Diazepam dapat diberikan 2 kali dengan jarak 5 menit bila anak
masih kejang. Diazepam tidak dianjurkan diberikan per IM
karena tidak diabsorbsi dengan baik.
Bila tetap masih kejang, berikan fenitoin per IV sebanyak 15
mg/kgBB perlahan – lahan. Kejang berlanjut dapat diberikan
pentobarbital 50mg IM dan pasang ventilator bila perlu.
2. Keperawatan
4. Handuk
5. Thermometer mandi
7. Lap mandi
8. Thermometer
9. Sarung tangan
A. Pengkajian
Pengkajian Fokus
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, peningkatan laju metabolisme,
ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis, penurunan
energy, dan kecemasan.
3. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi biokimia, hipoksia jaringan,
kegagalan mekanisme pertahanan tubuh.
C. Intervensi keperawatan
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu.
EDUKASI
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan
No. Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi keperawatan
3. Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan OBSERVASI
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 1. Identifikasi area
disfungsi biokimia, jam diharapkan dengan lingkungan yang
hipoksia jaringan, kriteria hasil : berpotensi
kegagalan mekanisme 1. Kejadian cedera menyebabkan cedera
pertahanan tubuh menurun 2. Identifikasi obat yang
2. Ketegangan otot berpotensi
menurun menyebabkan cedera
3. Gangguan mobilitas 3. Pertahankan posisi
menurun tidur di posisi terendah
4. Tekanan darah saat digunakan
membaik 4. Diskusikan mengenai
5. Frekuensi nadi latihan dan terapi fisik
membaik yang diperlukan
6. Frekuensi napas 5. Diskusikan bersama
membaik anggota keluarga yang
7. Pola tidur/istirahat dapat mendampingi
membaik pasien
6. Tingkatkan frekuensi
observasi dan
pengawasan pasien,
sesuai kebutuhan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
mencapai>38°C). Kejang demam dapat terjadi karena proses intrakanial maupun
ekstrakanial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi anak berumur 6 bulan s/d 5
tahun. Paling sering pada anak usia 17-23 bulan. Kejang demam diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) dan Kejang
demam kompleks (complex febrile seizure). sebagian besar kejang demam terjadi
dalam 24 jam pertama sakit. Kejang demam yang berlangsung singkat pada
umumnya tidak berbahaya & tidak menimbulkan gejala sisa.
B. Saran
Sangat diharapkan adanya pengawasan dan penatalaksaan menyeluruh dari kelompok
yang beresiko tinggi untuk tipe kejang demam, untuk hal ini diperlukan kerjasama
yang baik antara orang tua penderita, keluarga, dan pihak medis.
DAFTAR PUSTAKA