Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S
DENGAN OKSIGENASI (DYSPNEA) DI RUANG BOUGENVILLE RST WIRA BHAKTI TAMTAMA

Disusun oleh :

Riris Ayu Setyowati (1901021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARYA HUSADA SEMARANG

D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021


LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Dispnea adalah gejala pertama yang dirasakan pasien akibat terganggunya
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam alveoli yang berisi cairan. Dispnea akan
semakin parah apabila melakukan aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat
beban yang berat. (Bradero et al, 2008).
Sedangkan pengertian dispnea menurut Djojodibroto (2009) dispnea adalah gejala
subjektif berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upaya untuk mendapatkan udara
pernapasan. Karena dispnea sifatnya subjektif sehingga dispnea tidak dapat diukur.
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yangpendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada
penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan
dindingdada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan. (Price dan
Wilson,2006).

B. ETIOLOGI
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruangfisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas
antara O2dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga
terjadi sesaknapas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak
terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka
ruang mati akanmeningkat.Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka
pertukaran gas juga akanterganggu dan juga dapat menyebabkan dispnea.
Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap
compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
makinbesar gradientekanan transmural yang harusdibentuk selama inspirasi untuk
menghasilkan pengembanganparu yang normal. Penyebab menurunnya compliance paru
bisa bermacam salah satu nyaadalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa
akibat inhalasi asbston atauiritan yang sama.
Penyebab dispnea menurut Djojodibroto (2009) adalah :
 Sistem kardiovaskuler : gagal jantung
 Sistem pernapasan : PPOK, Penyakit parenkim paru, hipertensi pulmonal,
faktormekanik di luar paru (asites, obesitas, efusi pleura)
 Psikologis (kecemasan)
 Hematologi (anemia kronik)
 Otot pernafasan yang abnormal (penyakit otot, kelumpuhan otot)

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala yang terjadi bersamaan dengan dispnea :
 Palpitasi jantung
 Penurunan berat badan
 Bunyi berderak di paru-paru
 Mengi
 Keringat malam
 Kaki dan pergelangan kaki bengkak
 Kesulitan berbaring saat berbaring datar
 Demam tinggi
 Panas dingin
 Batuk
 Sesak napas jangka panjang yang menjadi lebih buruk

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sesak napas dibagi sebagai berikut :
Kejadian sesak napas tergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya.
Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls ke otak dari saraf yang berakhir
di paru – paru, tulang iga, otot dada atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan
interpretasi pasien. Pada bebrapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan
memikirkan penyebabnya. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara,
sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada,
merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada.

E. PATHWAY

Obstruksi dyspnea yang disebabkan oleh beberapa etiologi

Fungsi pernapasan terganggu

Ventilasi pernapasan perubahan volume sekuncup keenggangan untuk makan

Hipoventilasi/hiperventilasi terganggunya difusi pertukaran O2 dan CO2 defisit nutrisi


Defisit
nutrisi

takipnea Gangguan pertukaran gas


Gangguan pertukaran
gas

pola napas tidak efektif


Pola napas tidak
efektif
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah arteri dan
pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Obat-obatan
Tidak semua jenis sesak napas diberikan obat-obatan yang sama. Dokter mungkin
akan meresepkan obat-obatan yang sesuai dengan penyebab utama Anda sulit
bernapas.Apabila Anda susah bernapas akibat serangan asma atau PPOK, dokter
akan memberi resep obat bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut
berfungsi melebarkan saluran pernapasan serta mengurangi peradangan.Lain lagi
jika dispnea yang Anda alami disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia.
Dalam kondisi tersebut, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan antibiotik.

2. Prosedur bedah atau operasi


Dalam beberapa kasus, kondisi sesak napas yang disebabkan oleh cedera dada atau
pneumotoraks mungkin memerlukan prosedur bedah atau operasi.Untuk kasus
pneumotoraks, tim medis akan memasang tube atau tabung di dalam dada untuk
mengurangi tekanan akibat pneumotoraks atau penumpukan cairan dalam paru-
paru.Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan darah dalam paru,
tim medis akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah berlebih.
Selain itu, Anda juga mungkin akan obat pengencer darah melalui infus.

H. KOMPLIKASI
dyspnea dapat dikaitkan dengan hipoksia atau hipoksemia, yaitu kadar oksigen
darah yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran dan gejala
parah lainnya. Jika dyspnea parah dan berlanjut selama beberapa waktu, ada risiko
gangguan kognitif sementara atau permanen. Ini juga bisa menjadi tanda munculnya atau
memburuknya masalah medis lainnya.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai
dengan penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan pusing, pola napas abnormal.
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
dibuktikan dengan pasien tidak nafsu makan.

J. INTERVENSI

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi

Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen jalan


efektif tindakan napas
berhubungan keperawatan
dengan hambatan
selama 2x24jam
upaya napas diharapkan pola  Monitor pola napas
napas membaik  Monitor bunyi napas
dengan kriteria tambahan
hasil :  Pertahankan
 Dyspnea menurun kepatenan jalan
 Penggunaan otot napas
bantu napas  Lakukan fisioterapi
menurun dada
 Frekuensi napas  Berikan minum
membaik hangat
 Kedalaman napas  Anjurkan teknik
membaik batuk efektif

Gangguan Setelah dilakukan Terapi oksigen


pertukaran gas tindakan
berhubungan keperawatan  Monitor kecepatan
dengan
selama 2x24jam aliran oksigen
ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi diharapkan  Monitor tanda-tanda
ditandai dengan pertukaran gas hipoventilasi
pusing, pola napas meningkat dengan  Berikan oksigen
abnormal. kriteria hasil : tambahan
 Dyspnea menurun  Kolaborasi
 Pusing menurun penentuan dosis
 Takikardia oksigen
membaik

Deficit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


berhubungan tindakan
dengan keperawatan  Identifikasi status
ketidakmampuan
selama 2x24jam nutrisi
mengabsorbsi
nutrient dibuktikan diharapkan status  Identifikasi
dengan pasien nutrisi membaik kebutuhan kalori dan
tidak nafsu makan. dengan kriteria jenis nutrient
hasil :  Monitor asupan
 Indeks Massa makanan
Tubuh membaik  Monitor berat badan
 Berat badan
membaik
 Frekuensi makan
membaik
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah.Jakarta: EGC.

Harahap. (2005). Oksigenasi dalam suatu asuhan keperawatan. Jurnal Keperwatan Rufaidah
Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan: USU

Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan.Salemba Medika:


Jakarta.

Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.Jakarta:
Salemba Medika.

Djojodibroto, D., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine) Jakarta : ECG


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN OKSIGENASI (DYSPNEA) DI RUANG BOUGENVILLE RST
BHAKTI WIRA TAMTAMA

I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada hari Senin, 28 Juni 2021 diruang Bougenville Rumah Sakit Bhakti Wira
Tamtama Semarang.

A. IDENTITAS
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Khatolik
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Semarang
No. RM : 0155978
Tanggal masuk RS : 27 Juni 2021

Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. Y
Umur : 30 Tahun
Alamat : Semarang
Hubungan dengan pasien : Anak

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : sesak
2. Riwayat kesehatan sekarang : pasien datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu, batuk pilek seminggu yang lalu,demam naik
turun,mual, muntah 2x setelah makan, BAB dan BAK lancar, nafsu makan
menurun, lemas.
3. Riwayat kesehatan dahulu : tidak ada
4. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada
5. Genogram

C. REVIEW of SISTEM
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital : TD 135/80 mmHg, N 105 x/mnt, S 36,6 C, RR 24 x/mnt,
SPO2 85 %
1. System pernafasan
Gejala
a. Dyspnea : iya
b. Riwayat penyakit pernafasan : tidak ada
c. Kebiasaan merokok : tidak
d. Batuk : iya
e. Sputum : tidak ada
f. Penggunaan alat bantu : iya

Tanda

a. Inspeksi
 Kelainan tulang belakang : tidak ada
 Warna kulit : sianosis
 Lesi pada dinding dada : tidak
 Dada : asimetris
 Pergerakan dada : asimetris
 Frekuensi dan irama pernapasan : 24x/menit, irreguler
 Pola napas : takipnoe

b. Palpasi
 Taktil fremitus : melemah
 Nyeri tekan : ada
 Massa abnormal :
 Ekspansi paru : menurun

c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi
Suara napas : bronkovesikuler

2. System kardiovaskuler
Gejala
a. Palpitasi : tidak teratur
b. Nyeri dada : iya
c. Riwayat pemakaian obat jantung : tidak

Tanda

a. Inspeksi
 Sclera : ikterik
 Konjungtiva : anemis
b. Palpasi
 Ekstremitas : akral hangat
 Kulit : putih

c. Perkusi
 Bunyi perkusi jantung
 Batas jantung : normal

d. Auskultasi
 Bunyi jantung : tidak teratur
 Gallop : ada
 Bising jantung : ada
 Derajat murmur

3. System gastrointestinal
Gejala
 Diit biasa : makan 3xsehari
 Nafsu/ selera makan : menurun, kadang mual muntah
 Nyeri ulu hati : tidak
 Alergi makanan : tidak ada
 Masalah mengunyah/menelan : tidak ada
 Pola BAB : lancar
 Kesulitan BAB : lancar

Tanda

a. Kondisi mulut : gigi : bersih, Mukosa mulut : kering, Lidah : terdapat


daviasi
b. Penampilan klinik
Keadaan umum : lemah, BB : normal, bibir mukosa : kering.
c. Diet (gangguan/kebiasaan pola makan) : Mual, muntah
d. Inspeksi : tidak ada lesi maupun benjolan
e. Auskultasi
 Bising usus : 8x/menit
 Pengkajian peristaltic : normal
f. Palpasi
 Nyeri tekan : tidak ada
 Edema :
 Turgor kulit : baik
g. Perkusi : Tympani

4. System perkemihan
Gejala
 Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
 Rasa nyeri saat kencing : tidak ada
 Kesulitan BAK : tidak ada

Tanda

 Pola BAK : lancar


 Perubahan kandung kemih : -
 Karakteristik urine : kuning jernih
5. System persyarafan
Gejala
 Pusing : iya
 Sakit kepala : kadang-kadang
 Kesemutan : kadang-kadang
 Kesulitan menelan : tidak ada
 Kejang : tidak ada

Tanda

 Pemeriksaan saraf kranial : tidak terkaji


 Pemeriksaan fungsi sensorik : tidak terkaji
 Pemeriksaan fungsi motoric : tidak terkaji

6. System Immune
Tidak terkaji

7. System reproduksi
Pria
Gejala
 Rabas penis : tidak terkaji
 Gangguan prostat : tidak terkaji
 Sukumsisi : tidak terkaji
 Vasektom : tidak terkaji
 Testis : tidak terkaji
Tanda
 Pemeriksaan : normal
 Testis : tidak terkaji
 Kutil genital : tidak ada

8. System Muskulokeletal
Gejala
 Riwayat cidera kecelakaan : tidak ada
 Fraktur : tidak ada
 Masalah punggung : tidak ada

Tanda
 Tonus otot :
 Postur : tegap
 Tremor : tidak ada
 Rentang gerak : 5
 Kekuatan : 5
 Deformitas : tidak ada
 Kelainan fungsi : tidak ada
 Bengkak : tidak ada
 Kekakuan : tidak ada
 Infeksi : tidak ada
 Instabilitas ligament : tidak ada
 Posisi jalan pasien :

9. System endokrin
Gejala
 Polyuria : tidak ada
 Polydipsia : tidak ada
 Polifagia : tidak ada
 Susah tidur : tidak ada
 Sering merasa lemah : ada
 Mudah lelah : iya
 Gangguan penglihatan : tidak ada

Tanda

Tidak terkaji

10. System integument


Gejala
 Riwayat gangguan kulit : tidak ada
 Keluhan klien : pasien mengatakan tidak memiliki keluhan
integument
Tanda
 Penampilan lesi kulit : tidak ada
 Jumlah lesi kulit : tidak ada
 Penyebab lesi kulit : tidak ada
 Abnormalitas kuku : tidak ada
 Abnormalitas rambut : tidak ada
 Penyebaran / Kualitas rambut : tidak ada
 Luka bakar : tidak ada

11. System sensori


Gejala : tidak ada
Tanda : tidak ada

12. System hematologi


Gejala
a. Riwayat kesehatan keluarga (anemia, perdarahan) : tidak ada
b. Riwayat kesehatan klien
 Keganasan, kemoterapi : tidak ada
 Hepatitis : tidak ada
 Kehamilan : tidak ada
 Thrombosis vena : tidak ada

Tanda

 Jenis golongan darah : A


 Tanda-tanda infeksi : demam, menggigil
 Perdarahan : tidak ada
 Warna kulit : pucat
 Dyspnea, nyeri dada, ortotasis
 Pica : tidak ada
 Perut terasa penuh, mudah kenyang : tidak ada
 Alkoholik, kekurangan gizi, vegetarian (pada anemia megaloblastik) :
tidak ada
 Prutitus : tidak ada
 Sakit kepala : tidak ada
 Glositis : tidak ada
 Limpadenopati : tidak ada
 Nyeri tulang : tidak ada

D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium : radiologi,
2. Pemeriksaan diagnostic : EKG,GDS
3. Terapi Medikasi

N Nama Obat Dosis Indik Tanggal & Waktu


o. asi
Tgl 28-06-2021 Tgl 29-06-2021
Pagi Sia Malam Pagi Sian Malam
ng g
Jenis injeksi
1. Cevofloxacin 1x750 09.00 21.00 09.00 21.00
mg
2. Ramifidin 2x1 09.00 09.00
3. Metilpred 2x40 09.00 21.00 09.00 21.00
mg

4. Tanda-tanda vital :

No. Jenis Tanggal dan Waktu Pemeriksaan


pemeriksaan Tgl 28 Juni 2021 Tgl 29 Juni 2021
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
09.00 14.00 22.00 09.00 14.00 22.00
1. TD 125/80 120/80
mmHg mmHg
2. Suhu 36,2 C 36,0 C
3. Nadi 103 99
x/meni x/menit
t
4. Pernapasan 24 20
x/meni x/menit
t

II. ANALISA DATA

No. Data focus Etiologi Problem


1. DS :Pasien mengatakan sesak napas Hambatan upaya Pola napas tidak
sejak 3 hari yang lalu napas efektif

DO :
-RR 24 x/menit
2. DS : pasien mengatakan pusing Ketidakseimbangan Gangguan
ventilasi-perfusi pertukaran gas
DO : -pasien tampak pucat
-takikardia
3. DS : pasien mengatakan tidak nafsu Ketidakmampuan Defisit nutrisi
makan mengabsorbsi
nutrient
DO : -berat badan menurun
-pasien tampak lemas

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai
dengan penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan pusing, pola napas abnormal.
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
dibuktikan dengan pasien tidak nafsu makan.

IV. INTERVENSI

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Paraf


Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas Riris
efektif keperawatan selama
berhubungan 2x24jam diharapkan pola  Monitor pola napas
dengan hambatan napas membaik dengan  Monitor bunyi napas
upaya napas kriteria hasil : tambahan
 Dyspnea menurun  Pertahankan
 Penggunaan otot kepatenan jalan
bantu napas napas
menurun  Lakukan fisioterapi
 Frekuensi napas dada
membaik  Berikan minum
 Kedalaman napas hangat
membaik  Anjurkan teknik
batuk efektif
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen Riris
pertukaran gas keperawatan selama
berhubungan 2x24jam diharapkan  Monitor kecepatan
dengan pertukaran gas meningkat aliran oksigen
ketidakseimbangan dengan kriteria hasil :  Monitor tanda-tanda
ventilasi-perfusi  Dyspnea menurun hipoventilasi
ditandai dengan  Pusing menurun  Berikan oksigen
pusing, pola napas  Takikardia tambahan
abnormal. membaik  Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen
Deficit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi Riris
berhubungan keperawatan selama
dengan 2x24jam diharapkan status  Identifikasi status
ketidakmampuan nutrisi membaik dengan nutrisi
mengabsorbsi kriteria hasil :  Identifikasi
nutrient dibuktikan  Indeks Massa kebutuhan kalori dan
dengan pasien Tubuh membaik jenis nutrient
tidak nafsu makan.  Berat badan  Monitor asupan
membaik makanan
 Frekuensi makan  Monitor berat badan
membaik

V. IMPLEMENTASI

Hari/tanggal/jam Diagnosa Implementasi Paraf


Senin, 28 Juli Pola napas tidak -Memonitor pola napas Riris
2021 efektif berhubungan -Melakukan fisioterapi dada
dengan hambatan -Memberikan minum hangat
upaya napas. -Menganjurkan teknik batuk efektif
09.30

Gangguan
pertukaran gas
berhubungan -Memonitor tanda-tanda
dengan hipoventilasi
ketidakseimbangan -Memberikan oksigen tambahan
ventilasi-perfusi
ditandai dengan
pusing, pola napas
abnormal.
Deficit nutrisi
berhubungan
dengan
ketidakmampuan -Mengidentifikasi status nutrisi
mengabsorbsi -Memonitor asupan makanan
nutrient dibuktikan -Memonitor berat badan
dengan pasien tidak
nafsu makan.

Selasa, 29 Juli Pola napas tidak -Memberikan minum hangat Riris


2021 efektif berhubungan -Pemantauan pola napas
dengan hambatan
upaya napas.
09.30

Gangguan
pertukaran gas
berhubungan -Pemantauan oksigen
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
ditandai dengan
pusing, pola napas
abnormal.

Deficit nutrisi
berhubungan
dengan -Memonitor berat badan
ketidakmampuan -Mengobservasi TTV
mengabsorbsi
nutrient dibuktikan
dengan pasien tidak
nafsu makan.

VI. EVALUASI

Hari/tanggal/jam Diagnosa Evaluasi Paraf


Selasa, 29 Juni Pola napas tidak S : pasien mengatakan masih Riris
2021 efektif berhubungan merasakan sesak napas
dengan hambatan
10.00 upaya napas. O:
-RR : 22 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi
-menganjurkan teknik batuk efektif

Gangguan S : -pasien mengatakan sudah tidak


pertukaran gas pusing
berhubungan -pasien mengatakan sudah tidak sesak
dengan napas
ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi O:
ditandai dengan -RR 20 x/menit
pusing, pola napas -pasien sudah memakai alat bantu
abnormal. pernapasan

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

Deficit nutrisi S : pasien mengatakan sudah mulai


berhubungan nafsu makan
dengan
ketidakmampuan O : berat badan pasien mulai membaik
mengabsorbsi
nutrient dibuktikan A : masalah teratasi
dengan pasien tidak
nafsu makan. P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai