S
DENGAN OKSIGENASI (DYSPNEA) DI RUANG BOUGENVILLE RST WIRA BHAKTI TAMTAMA
Disusun oleh :
D3 KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Dispnea adalah gejala pertama yang dirasakan pasien akibat terganggunya
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam alveoli yang berisi cairan. Dispnea akan
semakin parah apabila melakukan aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat
beban yang berat. (Bradero et al, 2008).
Sedangkan pengertian dispnea menurut Djojodibroto (2009) dispnea adalah gejala
subjektif berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upaya untuk mendapatkan udara
pernapasan. Karena dispnea sifatnya subjektif sehingga dispnea tidak dapat diukur.
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yangpendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada
penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan
dindingdada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan. (Price dan
Wilson,2006).
B. ETIOLOGI
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruangfisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada pertukaran gas
antara O2dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga
terjadi sesaknapas. Pada orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak
terlalu penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran pernapasn maka
ruang mati akanmeningkat.Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka
pertukaran gas juga akanterganggu dan juga dapat menyebabkan dispnea.
Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap
compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
makinbesar gradientekanan transmural yang harusdibentuk selama inspirasi untuk
menghasilkan pengembanganparu yang normal. Penyebab menurunnya compliance paru
bisa bermacam salah satu nyaadalah digantinya jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa
akibat inhalasi asbston atauiritan yang sama.
Penyebab dispnea menurut Djojodibroto (2009) adalah :
Sistem kardiovaskuler : gagal jantung
Sistem pernapasan : PPOK, Penyakit parenkim paru, hipertensi pulmonal,
faktormekanik di luar paru (asites, obesitas, efusi pleura)
Psikologis (kecemasan)
Hematologi (anemia kronik)
Otot pernafasan yang abnormal (penyakit otot, kelumpuhan otot)
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sesak napas dibagi sebagai berikut :
Kejadian sesak napas tergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya.
Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls ke otak dari saraf yang berakhir
di paru – paru, tulang iga, otot dada atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan
interpretasi pasien. Pada bebrapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan
memikirkan penyebabnya. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara,
sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada,
merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada.
E. PATHWAY
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Obat-obatan
Tidak semua jenis sesak napas diberikan obat-obatan yang sama. Dokter mungkin
akan meresepkan obat-obatan yang sesuai dengan penyebab utama Anda sulit
bernapas.Apabila Anda susah bernapas akibat serangan asma atau PPOK, dokter
akan memberi resep obat bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut
berfungsi melebarkan saluran pernapasan serta mengurangi peradangan.Lain lagi
jika dispnea yang Anda alami disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia.
Dalam kondisi tersebut, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan antibiotik.
H. KOMPLIKASI
dyspnea dapat dikaitkan dengan hipoksia atau hipoksemia, yaitu kadar oksigen
darah yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tingkat kesadaran dan gejala
parah lainnya. Jika dyspnea parah dan berlanjut selama beberapa waktu, ada risiko
gangguan kognitif sementara atau permanen. Ini juga bisa menjadi tanda munculnya atau
memburuknya masalah medis lainnya.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai
dengan penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan pusing, pola napas abnormal.
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
dibuktikan dengan pasien tidak nafsu makan.
J. INTERVENSI
Harahap. (2005). Oksigenasi dalam suatu asuhan keperawatan. Jurnal Keperwatan Rufaidah
Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan: USU
Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.Jakarta:
Salemba Medika.
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada hari Senin, 28 Juni 2021 diruang Bougenville Rumah Sakit Bhakti Wira
Tamtama Semarang.
A. IDENTITAS
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Khatolik
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Semarang
No. RM : 0155978
Tanggal masuk RS : 27 Juni 2021
Identitas penanggungjawab
Nama : Tn. Y
Umur : 30 Tahun
Alamat : Semarang
Hubungan dengan pasien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : sesak
2. Riwayat kesehatan sekarang : pasien datang dengan keluhan sesak napas
sejak 3 hari yang lalu, batuk pilek seminggu yang lalu,demam naik
turun,mual, muntah 2x setelah makan, BAB dan BAK lancar, nafsu makan
menurun, lemas.
3. Riwayat kesehatan dahulu : tidak ada
4. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada
5. Genogram
C. REVIEW of SISTEM
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital : TD 135/80 mmHg, N 105 x/mnt, S 36,6 C, RR 24 x/mnt,
SPO2 85 %
1. System pernafasan
Gejala
a. Dyspnea : iya
b. Riwayat penyakit pernafasan : tidak ada
c. Kebiasaan merokok : tidak
d. Batuk : iya
e. Sputum : tidak ada
f. Penggunaan alat bantu : iya
Tanda
a. Inspeksi
Kelainan tulang belakang : tidak ada
Warna kulit : sianosis
Lesi pada dinding dada : tidak
Dada : asimetris
Pergerakan dada : asimetris
Frekuensi dan irama pernapasan : 24x/menit, irreguler
Pola napas : takipnoe
b. Palpasi
Taktil fremitus : melemah
Nyeri tekan : ada
Massa abnormal :
Ekspansi paru : menurun
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi
Suara napas : bronkovesikuler
2. System kardiovaskuler
Gejala
a. Palpitasi : tidak teratur
b. Nyeri dada : iya
c. Riwayat pemakaian obat jantung : tidak
Tanda
a. Inspeksi
Sclera : ikterik
Konjungtiva : anemis
b. Palpasi
Ekstremitas : akral hangat
Kulit : putih
c. Perkusi
Bunyi perkusi jantung
Batas jantung : normal
d. Auskultasi
Bunyi jantung : tidak teratur
Gallop : ada
Bising jantung : ada
Derajat murmur
3. System gastrointestinal
Gejala
Diit biasa : makan 3xsehari
Nafsu/ selera makan : menurun, kadang mual muntah
Nyeri ulu hati : tidak
Alergi makanan : tidak ada
Masalah mengunyah/menelan : tidak ada
Pola BAB : lancar
Kesulitan BAB : lancar
Tanda
4. System perkemihan
Gejala
Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
Rasa nyeri saat kencing : tidak ada
Kesulitan BAK : tidak ada
Tanda
Tanda
6. System Immune
Tidak terkaji
7. System reproduksi
Pria
Gejala
Rabas penis : tidak terkaji
Gangguan prostat : tidak terkaji
Sukumsisi : tidak terkaji
Vasektom : tidak terkaji
Testis : tidak terkaji
Tanda
Pemeriksaan : normal
Testis : tidak terkaji
Kutil genital : tidak ada
8. System Muskulokeletal
Gejala
Riwayat cidera kecelakaan : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Masalah punggung : tidak ada
Tanda
Tonus otot :
Postur : tegap
Tremor : tidak ada
Rentang gerak : 5
Kekuatan : 5
Deformitas : tidak ada
Kelainan fungsi : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Kekakuan : tidak ada
Infeksi : tidak ada
Instabilitas ligament : tidak ada
Posisi jalan pasien :
9. System endokrin
Gejala
Polyuria : tidak ada
Polydipsia : tidak ada
Polifagia : tidak ada
Susah tidur : tidak ada
Sering merasa lemah : ada
Mudah lelah : iya
Gangguan penglihatan : tidak ada
Tanda
Tidak terkaji
Tanda
D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium : radiologi,
2. Pemeriksaan diagnostic : EKG,GDS
3. Terapi Medikasi
4. Tanda-tanda vital :
DO :
-RR 24 x/menit
2. DS : pasien mengatakan pusing Ketidakseimbangan Gangguan
ventilasi-perfusi pertukaran gas
DO : -pasien tampak pucat
-takikardia
3. DS : pasien mengatakan tidak nafsu Ketidakmampuan Defisit nutrisi
makan mengabsorbsi
nutrient
DO : -berat badan menurun
-pasien tampak lemas
IV. INTERVENSI
V. IMPLEMENTASI
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan -Memonitor tanda-tanda
dengan hipoventilasi
ketidakseimbangan -Memberikan oksigen tambahan
ventilasi-perfusi
ditandai dengan
pusing, pola napas
abnormal.
Deficit nutrisi
berhubungan
dengan
ketidakmampuan -Mengidentifikasi status nutrisi
mengabsorbsi -Memonitor asupan makanan
nutrient dibuktikan -Memonitor berat badan
dengan pasien tidak
nafsu makan.
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan -Pemantauan oksigen
dengan
ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
ditandai dengan
pusing, pola napas
abnormal.
Deficit nutrisi
berhubungan
dengan -Memonitor berat badan
ketidakmampuan -Mengobservasi TTV
mengabsorbsi
nutrient dibuktikan
dengan pasien tidak
nafsu makan.
VI. EVALUASI
P : lanjutkan intervensi
-menganjurkan teknik batuk efektif
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi