Kelompok 12
Anggota Kelompok
1. Ayu Sekar Putri Islami (0120006)
2. Dinda Oktavia P (0120009)
3. Dian Zuafidah
Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah
yang dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.
2
No Aspek yang Bobot NilaiMa Kriteriapenilaian
dinilai ks
Supervisial, Sangatspesifik
tidakspesifik danrelevan
2 Laporananalisisma 5% 5 Laporanlugasdanringkassertalengkap
salah
Literature review
Ide logisdanringkas
Menunjukkankemampuananalisis
Argument logisdanrasional
Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkanmakalahdanmenuliskanrefleksiataskritikjurn
al
Tidakmengikutiaturanpenulisanreferensidengan benar
NILAI MAKSIMAL 25
Komentar Fasilitator:
3
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis, komunikasi
Komentar Fasilitator:
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
POINT
NO. ASPEK YANG DINILAI PROSENTASE
PENILAIAN
Aktifbertanya 10%
Ringkasdanpadat 20%
Resume
3 Isi resume 20 %
(50%)
Simpulan & saran 10%
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ANEMIA APLASTIK”
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca khususnya tentang Anemia Aplastik.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.
5
DAFTAR ISI
Lembar pernyataan .......................................................................................................2
Lembar penilaian makalah dan presentasi kelompok....................................................3
KATA PENGANTAR...................................................................................................5
DAFTAR ISI.................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................8
1.1 Latar Belakang................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................9
1.3 Tujuan...........................................................................................................10
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................11
2.1 Pengertian Anemia Aplastik.........................................................................11
2.2 Anatomi Fisiologi Anemia Aplastik.............................................................11
2.3 Etiologi Anemia Aplastik.............................................................................14
2.3.1 Faktor genetik............................................................................................14
2.3.2 Obat–obatan dan bahan kimia...................................................................14
2.3.3 Infeksi........................................................................................................15
2.3.4 Radiasi.......................................................................................................15
2.3.5 Kelainan imunologi...................................................................................15
2.3.6 Idiopatik....................................................................................................15
2.3.7 Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain.....................................15
2.4 Klasifikasi Anemia Aplastik.........................................................................16
2.5 Patofisiologi Anemia Aplastik......................................................................16
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Anemia Aplastik...................................................19
2.7 Asuhan Keperawatan pada Pasien Anemia Aplastik....................................20
BAB III PENUTUP.....................................................................................................27
3.1 Kesimpulan...................................................................................................27
3.2 Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia aplastik adalah kegagalan proses pembentukan dan perkembangan sel-
sel darah yang ditandai oleh tidak aktifnya sumsum tulang dan jaringannya digantikan
oleh jaringan lemak, menyebabkan penurunan atau tidak adanya faktor pembentukan
sel-sel darah dalam sumsum tulang sehingga dapat menyebabkan anemia, leukopenia,
dan trombositopenia. Keadaan kekurangan sel-sel darah ini disebut pansitopenia.
7
terjadi pada pekerja karet dan kulit dalam industri sepatu yang terpapar benzena
dengan konsentrasi tinggi dan durasi yang lama. Pada industri petroleum, konsentrasi
benzena relatif rendah. Senyawa benzena di lingkungan kerja telah dikaitkan terutama
dengan peningkatan insiden anemia aplastik dan leukemia di antara para pekerja. 11
Banyak obat kemoterapi yang memiliki penekanan sumsum tulang sebagai efek
toksisitas yang utama, contohnya seperti zat alkilasi, antimetabolit, antimitotik, dan
beberapa antibiotik. Efeknya tergantung pada dosis dan biasanya terjadi pada semua
penerima obat ini.
8
a. Apakah pengertian dari anemia aplastik?
b. Bagaimana anatomi fisiologi anemia aplastik?
c. Bagaimana etiologi anemia aplastik?
d. Bagaimana klasifikasi anemia aplastik?
e. Bagaimana patofisiologi anemia aplastik?
f. Bagaimana gambaran klinis anemia aplastik?
g. Apa saja pemeriksaan penunjang pada anemia aplastik?
h. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien anemia aplastik?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian anemia aplastik
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi anemia aplastik
c. Untuk mengatahui etiologi anemia aplastic
d. Untuk mengetahui klasifikasi anemia aplastic
e. Untuk mengetahui patofisiologi anemia aplastic
f. Untuk mengetahui gambaran klinis anemia aplastic
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic yang dapat dikakukan pada anemia
aplastic
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien anemia aplastik.
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
darah. Sumsum tulang tidak dapat memproduksi salah satu atau seluruh sel darah,
seperti sel darah merah, sel darah putih, dan platelet, hal itu disebut pansitopenia.
11
2.Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme yang merupakan fungsi dari sel
darah putih.
3.Proteksi terhadap cedera dan perdarahan : proteksi terhadap respon peradangan
lokal karena cedera jaringan. Pencegahan perdarahan merupakan fungsi
trombosit karena adanya faktor pembekuan, fibrinolitik (mempercepat
pelarutan thrombin) yang ada dalam plasma. Memepertahankan temperature
tubuh: darah membawa panas dan bersirkulasi keseluruh tubuh. Hasil
metabolisme juga menghasilkan energi dalam bentuk panas.
(Syaifuddin, A, 2016)
1. Air : 91%
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi)
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol,
dan asam amino)
12
Darah terdiri dari dua bagian darah yaitu :
1. Sel-sel darah ada tiga macam yaitu :
a. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram binokav, tanpa inti sel, berdiameter 8
mikron, tebalnya 2 mikron dan ditengah tebalnya 1 mikron.
Eritrosit mengandung hemoglobin yang memberinya warna merah.
b. Leukosit (sel darah putih)
Leukosit dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya memiliki
butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah
eosinophil, basophil, dan netrofil.
2) Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak memiliki
granula, jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B) dan monosit.
c. Trombosit/platelet (sel pembeku darah)
2. Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen.
Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut serum darah.
2.3 Etiologi Anemia Aplastik
Etiologi anemia aplastik menurut (Handayani & Hariwibowo, 2014). Berikut ini
adalah berbagai faktor yang menjadi etiologi anemia aplastik :
2.3.1 Faktor genetik
Kelompok ini sering dinamakan anemia aplastik
1) konstitusional dan sebagian besar darinya diturunkan. Menurut
hukum mendel pembagian kelompok pada faktor ini adalah
sebagai berikut: Anemia Fanconi.
2) Diskeratosis bawaan.
3) Anemia aplastik konstitusional tanpa kelainan kulit/tulang.
4) Sindrom aplastik parsial :
- Sindrom Blackfand-Diamond.
13
- Trombositopenia bawaan.
- Agranulositosis bawaan.
2.3.2 Obat–obatan dan bahan kimia
Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau
dosis obat berlebihan. Obat yang sering menyebabkan anemia aplastik
adalah kloramfenikol. Sedangkan bahan kimia yang terkenal dapat
menyebabkan anemia apalastik adalah senyawa benzen.
2.3.3 Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen.
1) Sementara
- Mononucleosis infeksiosa
- Tuberculosis
- Influenza
- Bruselosis
- Dengue
2) Permanen
Penyebab yang terkenal ialah virus hepatitis tipe non – A dan
non – B. virus ini dapat menyebabkan anemia. Umumnya anemia
aplastik pasca – hepatitis ini mempunyai prognosis yang buruk.
2.3.4 Radiasi
Hal ini trjadi pada pengobatan penyakit keganasan dengan sinar X.
peningkatan dosis penyinaran sekali waktu akan menyebabkan
terjadinya pansitopenia. Bila penyinaran dihentikan, sel–sel akan
berptoliferasi kembali. Radiasi dapat menyebabkan anemia aplastik
berat atau ringan.
2.3.5 Kelainan imunologi
Zat anti terhadap sel–sel hematopoetik dan lingkungan mikro dapat
menyebabkan aplastik.
2.3.6 Idiopatik
Sebagian besara (50-70%) penyebab anemia aplastik tidak
14
diketahuai atau bersifat idiopatik.
2.3.7 Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain
Seperti leukemia akut, hemoglobinuria noktural proksimal, dan
kehamilan dimana semua keadaan tersebut dapat menyebabkan
terjadinya pansitopenia.
15
dilanjutkan setelah tanda hypoplasia muncul, maka depresi sumsum tulang akan
berkembang sampai titik dimana terjadi kegagalan sempurna dan irreversible.
Disinilah pentingnya pemeriksaan angka darah sesering mungkin pada klien yang
mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur pada bahan kimia yang dapat
menyebabkan anemia aplastik. (Brunner and Suddarth, 2010).
16
epitaksis, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf dan
perdarahan saluran cerna. Gejala dari perdarhan saluran cerna adalah
anoreksia, nausea, konstipasi, atau diare dan stomatitis (sariawan pada lidah
dan mulut) perdarahan saluran cerna dapat menyebabkan hematemesis
melena. Perdarahan akibat trombositopenia mengakibatkan aliran darah ke
jaringan menurun. (Brunner and Suddarth, 2010). Gambaran Klinis Anemia
Aplastik
Pada aplastik terdapat pasitopenia sehingga keluhan dan gejala yang
timbul adalah akibat dari pansitopenia tersebut. Hypoplasia eritropoietik
akan menimbulkan anemia dimana timbul gejala – gejala anemia antara lain
lemah, dispnoe d’effort, palpitasi cordis, takikardi, pucat dan lain – lain.
Pengurangan elemen lekopoisis menyebabkan granulositopenia yang akan
menyebabkan penderita menjadi peka terhadap infeksi sehingga
mangakibatkan keluhan dan gejala infeksi baik bersifat local sehingga
mengakibatkan keluhan dan gejala infeksi baik bersifat local maupun bersifat
sistemik. Trombositopenia tentu dapat mengakibatkan perdarahan di kulit,
selaput lender atau perdarahan di organ – organ lain.
Manifestasi klinis pada klien anemia aplastik menurut (Rukman Kiswari,
2014) dapat berupa :
1) Sindrom anemia
a. Sistem kardiovaskuler : rasa lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak
napas intolransi terhadap aktivitas fisik, angina pectoris hingga
gejala payah jantung.
b. Susunan saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata
berkunang – kunang terutama pada waktu perubahan posisi dari
posisis jongkok ke posisi berdiri, iritabel, lesu dan perasaan dingin
pada ekstremitas.
c. Sistem percernaan : anoreksia, mual dan muntah, flaturensi, perut
kembung, enek di ulu hati, diare atau konstipasi.
17
d. Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun Epitel dan
kulit : kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah, rambut
tipis dan kekuning-kuningan.
2) Gejala perdarahan: ptekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan
subkonjungtiva, perdarahan gusi, hematemesis/melena atau menorrhagia
pada wanita. Perdarahan organ dalam lebih jarang
dijumpai, namun jika terjadi perdarahan otak sering bersifat fatal.
3) Tanda – tanda infeksi: ulserasi mulut atau tenggorokan, selulitis leher,
febris, sepsis atau syok septik.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Anemia Aplastik
Evaluasi diagnostik yang dirasakan menurut (Handayani &
Hariwibowo, 2014) adalah sebagai berikut :
1. Sel darah
- Pada stadium awal penyakit, pansitopenia tidak terlalu ditemukan.
- Jenis anemia adalah anemia normokromik normoister disertai
retikulositopenia.
- Leukopenia dengan relative linfositosis, tidak dijumpai sel muda
dalam darah tepi.
- Trombositopenia yang bervariasi dari ringan sampai dengan
sangat berat.
2. Laju endap darah
Laju endap darah selalu menungkat, sebanyak 62 dari 70 kasus
mempunyai laju endap darah lebih dari 100 mm dalam satu jam
pertama.
3. Faal hemostatik
Waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan menjadi buruk
yang disebabkan oleh trombositopenia.
4. Sumsusm tulang
Hypoplasia sampai aplasia. Aplasia tidak menyebar secara merata
pada seluruh sumsum tulang, sehingga sumsum tulang yang normal
18
dalam satu kali pemeriksaan tidak dapat menyingkirkan diagnosis
anemia aplastik. Pemeriksaan ini harus diulang pada tempat – tempat
yang lain.
5. Lain–lain
Besi serum normal atau meningkat, TIBC normal, dan HbF
meningkat.
19
kelainan atau penyakit sumsum tulang yang merangsang pembentukan
trombosit secara berlebihan di sumsum tulang. Hal ini di dukung oleh teori
yang didapatkan yang mengatakan bahwa pasien dengan anemia aplastik akan
mengalami tanda dan gejala yaitu: pucat dan lemah yang dirasakan terus
menerus serta didukung oleh hasil pemeriksaan penunjang yaitu hasil
laboratorium akan peningkatan jumlah trombosit tinggi dapat terjadi karena
adanya trombositemia esensial, atau kelainan atau penyakit sumsum tulang
yang merangsang pembentukan trombosit secara berlebihan di sumsum
tulang.
Terjadi kesamaan antara hasil pengkajian dengan kasus dimana pada teori
juga dilakukan wawancara, observasi, mengkaji, melakukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pada teori juga didapatkan pasien
mengalami tanda dan gejala yaitu : Pucat, dan lemah sedangkan pada kasus
juga ditemukan pada pasien pucat dan lemah.
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan tanda
dan gejala yang sesuai dengan yang tidak sesuai pada konsep teori,
diantaranya yaitu :
1. Lemah
Data ini ditemukan tidak terdapat kesenjangan pada teori dan dalam
kasus An.F, karena tubuh klien lemah. Hal ini ditunjukkan pada saat
dikaji klien tampak lemah, disebabkan karena sel darah merah yang
sangat berperang penting dalam tubuh yakni, sebagai media atau alat
pengantar zat gizi terutama oksigen. oksigen sangat dibutuhkan untuk
proses fisiologis san biokimia pada seluruh tubuh, pasokan oksigen
dan sel darah merah yang kurang akan membuat seseorang mengalami
anemia dan timbullah respon fisiologis pada tubuh.
2. Pucat
Data ini tidak terdapat kesenjangan pada teori dan dalam kasus An.F,
karena klien pucat. Hal ini ditunjukkan pada saat dikaji klien tampak
pucat, disebabkan karena darah merupakan cairan ekstra sel yang
20
berfungsi mengambil O2 dari paru-paru, apabila sel darah yang kurang
akan mengakibatkan oksigen kejaringan berkurang
3. Capillary reffil time lambat
Data ini ditemukan tidak terdapat kesenjangan pada teori dan dalam
kasus An.F karena klien Capillary reffil time lambat. Halini
ditunjukkan pada saat dikaji klien tampak Capillary reffil time lambat
lebih dari 2 detik, disebabkan karena sel darah dan oksigen kejaringan
kurang.
4. Epitaksis, petekie,ecimosis
Data ini ditemukan terdapat kesenjangan pada teori dan dalam kasus
An.F karena tidak terdapat pada saat dikaji Epitaksis, petekie,ecimosis
pada klien, hal ini disebabkan tidak terjadi trombositopenia sehingga
tidak mudah terjadi perdarahan dimana darah kenyal dan tidak mudah
rapuh.
5. Hemoglobin dan lekuosit menurun
Data ini ditemukan tidak terdapat kesenjangan pada teori dan dalam
kasus An.F, karena hasil laboratorium terdapat (Hb : 7 gr, leukosit :
2.47). Hal ini disebabkan oleh kegagalan produksi di sumsum tulang
sehingga mengakibatkan penurunan komponen selular pada darah tepi
yaitu berupa keadaan pensitopenia.
B. Diagnosa
Menurut Robbins, 2015, teori diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan pada klien dengan diagnosa medik anemia aplsatik ada 4 yaitu :
21
makanan/absorpsi nutrien yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah normal
d. Resiko infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan
hemoglobin atau penurunan granulosit), prosedur invasif
Menurut Robbins (2015) Diagnose keperawatan yang terdapat dalam teori tapi
tidak didapat dalam kasus yaitu :
22
Diagnose ini terdapat pada teori namun tidak ada pada kasus karena tidak ada data
yang menunjang dalam batas karakteristik menurut NANDA 2018/2020 untuk
mengangkat diagnose Resiko infeksi.
Pada pelaksanaan keperawatan pada anemia aplastik ada dua diagnose keperawatan
dengan intervensi yang dilakukan , sudah dilaksanakan pada kasus nyata namun
demikian di sesuaikan dengan konsep teori dan masalah yang ada yaitu
23
- Berikan transfusi darah lengkap/packed sesuai indikasi
- Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan penyakit (anemia aplastik),
peningkatan trombositopenia
a. Intervensi menurut teori.
b. Intervensi menurut kasus nyata
Kaji pasien untuk menemukan bukti-bukti perdarahan atau
hemoragi
Pantau hasil lab berhubungan dengan perdarahan
Lindungi pasien terhadap cidera dan terjatuh
Siapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk menjalani
bentuk terapi lain jika diperlukan
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Implementasi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya, semua yang
telah direncanakan harus dilakukan diimplmentasi .Setelah dilakukan tindakan
tersebut jangan lupa melihat respon pasien baik dari data subyektif maupun data
objektif. Tindakan semua telah dilakukan dan melihat respon atau kondisi pasien
secara umum atau biasa disebut evaluasi. Apabila masalah hanya teratasi sebagian,
intervensi bisa dilanjutkan atau dimodifikasi. Apabila masalah sudah teratasi,
intervensi dipertahankan atau dihentikan.
24
menyiapkan pasien secara fisik dan psikologis untuk menjalani bentuk terapi lain jika
diperlukan, memonitor TTV, , dan kolaborasi pemberian obat. Evaluasi yang
didapatkan data subjektif pasien masih lemas , data objektif pasien Nampak pucat,
dengan demikian masalah keperawatan Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
pasien belum teratasi sehingga intervensi di lanjutkan.
Evaluasi didapatkan data subjektif ibu pasien mengatakan anaknya masih pucat
dan masih pusing. Data objektif pasien masih tampak lemah, pasien tampak pucat,
TTV :TD : 100/60 mmHg, N : 102 x/I, P : 30 x/I, S : 36,5 o c, Di dapatkan hasil
pengkajian pasien rencanatransfusi darah HGB 7 , dan hasil labolatorium PLT 1900,
sehingga masalah belum teratasi, perencanaan intervensi dilanjutkan.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anemia aplastik disebabkan oleh penurunan pada prekusor sel-sel sumsum
tulang dan penggatian sumsum dengan lemak. Anemia ini dapat di sebabkan oleh
kongenital atau didapat, idiopati akibat dari infeksi tertentu, obat-obatan dan zat
kimia, serta kerusakan akibat radiasi. Penyembuhan sempurna dan cepat mungkin
dapat diantisipasi jika pemajanan pada pasien di hentikan secara dini. Jika
pemajanan tetap berlangsung setelah terjadi tandatanda hipoplasi, depresi sumsung
tulang hampir dapat berkembang menjadi gagal sumsung tulang dan ireeversibel
(Betz & Sowden, 2002).
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan penting bagi kita untuk mempelajari konsep
asuhan keperawatan. Makalah yang kami buat belum sempurna dan banyak
kekurangan, maka alangkah baik nya juga membaca dari sumber sumber yang
lain.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/da0f8dbc2779aa59db7b4f1a36
3536fe.pdf
27