Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

(Komunikasi Terapeutik padaKlien, Keluarga, Kelompok dan Tenaga


Kesehatan)

Mata Kuliah : Komunikasi II


Dosen pengampu : Indrawati, S.Kep.,Ns.,M. Kep

Disusun oleh :

1. Dimas Andika Putra (0120010)


2. Dwi Nuzul Romadhona (0120012)
3. Mustika Aldina Sari (0120023)
4. Nabilatus Salzabela (0120024)
5. Tita Rosidah 90120034)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunainya
Sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi
Terapeutik padaKlien, Keluarga, Kelompok dan Tenaga Kesehatan” dengan baik dan
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih kami ucapkan kepada IbuIndrawati,
S.Kep.,Ns.,M. Kepyang telah membimbing dan memotivasi kelompok kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman mahasiswa
yang telah memberikan kritik maupun saran untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran
Komunikasi Terapeutik yang bertujuan agar mahasiswa mampu menganalisis komunikasi
terapeutik kepada klien, keluarga, kelompok dan tenaga kesehatan kesehatan pasien. Semoga
makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Jombang, 07 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Pengertian komunikasi terapeutik keluarga dan kelompok..........................................................6
B. Pengertian Keluarga dan kelompok...............................................................................................6
C. Unsur- unsur komunikasi terapuetik.............................................................................................6
D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga..................................................................................7
E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok....................................7
F. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok......................................................9
G. Hambatan Dalam Komunikasi.....................................................................................................10
H. Praktik Komunikasi Pada Keluarga..............................................................................................11
I.TUJUAN KOMUNIKASI ANTARA TENAGA KESEHATAN...................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat  merupakan  salah  satu  ujung tombak dalam  pemberian pelayanan  kesehatan
di  Rumah  Sakit.  Hal  ini  menjadi  sebuah tuntutan  peran  dan  juga  fungsi  perawat  untuk
memberikan  sebuah  pelayanan  asuhan keperawatan yang berkualitas untuk memenuhi
kebutuhan  pasien.  Di  dalam  memberikan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk
memiliki  pengetahuan  dan  kemampuan berkomunikasi  yang  baik  sebagai  awal  dari
terciptanya  sebuah  hubungan  perawat  dengan
klien,  karena  komunikasi  merupakan  sebuah
proses  yang  sangat  penting  dalam  hubungan antar manusia. Perawat yang  memiliki
kemampuan dan keterampilan  baik  dalam  hal  berkomunikasi akan mudah menjalin
hubungan dengan pasien maupun  keluarga  (Liljeroos,  Snellman,  & Ekstedt,  2011). 
Komunikasi  yang  baik  dan benar  merupakan  poin  penting  yang  harus
dimiliki  oleh  setiap  tenaga  kesehatan, khususnya  perawat.  Komunikasi  dibutuhkan
oleh  perawat  dalam  memberikan  pelayanan asuhan  keperawatan  baik  kepada  pasien
maupun  keluarga.  Kemampuan  seperti  ini penting  dan  harus  ditumbuhkembangkan  oleh
perawat,  sehingga  menjadi  suatu  kebiasaan dalam  setiap  menjalankan  tugasnya  dalam
memberikan  pelayanan  kesehatan  di  Rumah Sakit.
Menurut  Suryani  (2014),  komunikasi berperan  dalam  kesembuhan  klien,
berhubungan dalam  kolaborasi yang dilakukan perawat dengan
tenaga  kesehatan  lainnya,  dan juga  berpengaruh  pada kepuasan  klien  dan keluarga. Hal
tersebut menjadikan komunikasi dibutuhkan  di  setiap  bentuk  pelayanan  yang
ada  di  Rumah  Sakit.  Salah  satu  bentuk pelayanan  yang  ada  di  Rumah  Sakit  adalah
ruangan intensive care unit (ICU) yaitu sebuah bentuk  pelayanan  khusus  pada  pasien-
pasien yang mengalami kondisi kritis.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu, “Bagaimana Komunikasi Terapeutik
Terhadap Klien, Keluarga, Kelompok dan Tenaga Kesehatan ?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
    Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang komunikasi terapeutik
terhadap keluarga dan kelompok.
2. Tujuan khusus.
A. Memahami pengertian Komunikasi Efektif terhadap keluarga dan Kelompok
B. Memahami Pengertian Keluarga dan Kelompok
C. Memahami Unsur-unsur Komunikasi Terapuetik
D. Memahami Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga keluarga dan kelompok
E. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga dan  kelompok
F. Memahami strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
G. Memahami hambatan komunikasi
H. Memahami praktek komunikasi pada keluarga
I. Memahami tujuan komunikasi anatara tenaga kesehatan

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelompok
Sebagai tamabahan referensi dan bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
mengenai Komunikasi Terapeutik Terhadap Keluarga dan Kelompok
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa lain dan
kepada masyarakat tentang Komunikasi Terapeutik Terhadap Keluarga dan Kelompok
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian komunikasi terapeutik keluarga dan kelompok
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapi. Seseorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi (Suryani, 2005).
Struktur organisasi formal mempunyai dampak terhadap komunikasi. Orang yang berada
di tingkat lebih bawah dalam hierarki organisasi berisiko tidak mendapatkan komunikasi
yang memadai dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat
komunikasi harus disaring dalam organisasi besar. Selain itu, dalam organisasi besar, mustail
bagi ketua organisasi seorang diri mengomunikasikan secara pribadi pada setiap orang atau
kelompok yang terlibat dalam pengambilan keputusan organisasi. (Marquis, 2010).

B. Pengertian Keluarga dan kelompok


Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan
orang yang mendefenisikannya. Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh
perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Friedman (2009) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (2011), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur
di antara mereka. Kelompok mengembangkan norma-norma atau peraturan yang
mengidentifikasi apa yang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua
anggotanya.

C. Unsur- unsur komunikasi terapuetik


Menurut Kariyoso (2007) bahwan unsur- unsur komunikasi meliputi :

1.Komunikator (Pembawa berita)


Komunikator adalah individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai inisiatif
dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
sasaran.

2. Message (pesan atau berita)


Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-lambang
pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa gerakan, sinar, suara,
lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah sakit message bisa berupa nasehat
dokter, hasil konsultasi pada status klien, laporan dan sebagainya.

3. Channel (saluran)
Channel adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi pendengaran,
penglihatan, penciuman dan perabaan.

4. Komunikan
Komunikan adalah objek-objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang
menerima berita atau lambang, bisa berupa klien, keluarga maupun masyarakat.

5. Feed back
Feed back adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
Hal ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari pesan yang telah
disampaikan.

D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga

1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri


Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran penting
suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga
(ayah, ibu, anak).

2. Komunikasi orang tua dan anak


Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga di
mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang terjalin antara
orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan pemahaman bersama terhadap
sesuatu hal di mana antara orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran,
informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua dan anak.

3. Komunikasi ayah dan anak


Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran ayah
dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan keputusan pada anak yang
peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima. Misal, memilih sekolah.
Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan
dengan ibu jika anak merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.

4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya


Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang lebih
tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya dipengaruhi
oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.

E. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok


Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi dengan
baik kepada orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat berkomunikasi dengan
baik kepada orang lain. Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam
keluarga, seperti yang akan di uraikan berikut ini :
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia
berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan
ekspresi dan persepsi orang.

2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung
bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi
prasangka, dan suasana psikologis lainnya.

3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi
disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat
informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang
berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus
diataati, makakomunikasi yang berlangsungpun harus taat norma.

4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis.   Dinamika   hubungan   dalam   keluarga   dipengaruhi   oleh   pola   kepemimpinan
.Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan
berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.

1. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai
alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh
orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan
secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili
suatuobjek yang dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.

2. Perbedaan Usia
Komunikasi  dipengaruhi   oleh  usia.  Itu   berarti   setiap   orang  tidak   bisa  berbica
ra sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak
kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing
yang harus dipahami.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Komunikasi Kelompok


1. Ukuran kelompok : kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak terlalu
kecil ataupun terlalu besar.
2. Tujuan kelompok : tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena
semua anggota mempunyai tujuan yang sama. Satukan tujuan dalam kelompok,
minimalkan sifat individualisme yang dapat mengganggu pencapaian tujuan bersama.
3. Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan
kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
4. Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam
mencapai tujuan bersama.
5. Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota,
tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.

F. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok


Melakukan komunikasi dalam keluarga atau kelompok tidaklah mudah. Komunikator
harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan komunikasi tercapai.
Berikut upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga atau kelompok :
1. Memahami struktur organisasi dan mengenali siapa yang akan terpengaruh oleh keputusan
yang dibuat. Jaringan komunikasi baik formal maupun informal, perlu dipertimbangkan.
Jaringan komunikasi formal mengikuti jalur formal kewenangan dalam hierarki organisasi.
Jaringan komunikasi informal terjadi di antara orang di tingkat yang sama atau berada
dalam hierarki organisasi tersebut, tetapi tidak mewakili jalur formal kewenangan atau
tanggung jawab.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses
komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan pasti. Komunikator bertanggung jawab untuk
memastikan pesan tersebut di pahami oleh anggota.
4. Komunikator sebaiknya mencari umpan balik mengenai apakah komunikasi tersebut
diterima dengan benar. Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima
mengulang komunikasi atau petunjuk tersebut, selain itu, pengirim pesan sebaiknya
melakukan komunikasi lanjutan dalam upaya menentukan apakah komunikasi telah di
jalankan.
5. Saling menghargai anggota kelompok lain, ini sangat penting ketika terjadinya
komunikasi antar anggota kelompok, supaya komunikasi tersebut dapat berjalan lancar
dan efektif. Jika setiap anggota kelompok tidak menghargai anggota lainnya, maka mereka
akan bersikap acuh tak acuh dan bersikap profesional.
6. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Ketika seseorang pengirim pesan atau
komunikan sedang menyampaikan pesannya tugas anggota kelompok lainnya adalah
mendengarkan nya dengan baik, ketika komunikan sudah selesai menyampaikan maka
anggota lainnya boleh menyanggah pesan yang disampaikan agar komunikasi dapat
berjalan dengan baik.
7. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara. Ini sama dengan berhadapan atau
menjaga kontak mata agar si penyampai pesan dapat fokus dengan pesan yang
disampaikannya.

Teknik Komunikasi Efektif dalam Keluarga


     Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga tercipta
secara  efektif,yaitu:
1. Respek
    Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude). Adanya
penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi.
Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh
respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika
berkomunikasi dengan orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
         Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan
mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
         Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia
akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog
dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya
melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat
memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
     Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan.
Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk,
termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan anak,
orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah satu
caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
5. Tepat
      Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik waktunya,
tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak misalnya
pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang
dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut,
sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan diskusi
kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi
tersebut.  

G. Hambatan Dalam Komunikasi

1. Konflik Peran
Perawat menyatakan  tidak  enak  dan menjadi  malas  saat  berkomunikasi  dengan
keluarga  pasien  dikarenakan  keluarga  pasien terkadang  bersikap  jutek. Dilema
komunikasi yang  dirasakan  oleh perawat  tidak  hanya  terkait  sikap  yang
ditunjukkan  oleh  keluarga  pasien  saat berhadapan dengan mereka saja melainkan juga
kondisi  psikologis  dan  fisik  mereka  seperti ketika mereka sedang lelah atau saat sedang
ada masalah  pribadi  terkadang  perawat  sering
melupakan  penampilannya  saat  berkomunikasi dengan  keluarga
pasien.  Hal  tersebut  tentunya dapat  menjadi  penghambat  perawat  dalam
berkomunikasi  dengan  keluarga  pasien.

2. Usia
Usia  menjadi  salah  satu  faktor demografi  keluarga  yang  mempengaruhi
komunikasi.  Hal  ini  dikarenakan  cara  kita berkomunikasi  dengan  orang  lain  tentunya
disesuaikan  dengan  faktor  demografi  orang tersebut salah satunya adalah
usia.  Dalam  hal  ini  kita  sebagai  perawat harus  bisa  menyesuaikan  dan  menempatkan
diri  dengan  adanya  perbedaan  usia  antara perawat  dengan  keluarga  pasien  baik  itu
kepada  yang  lebih  muda,  sebaya,  maupun kepada  yang  lebih  tua.

3. Pendidikan
Selain  usia,  status  pendidikan  juga sangat  mempengaruhi  komunikasi  yang  ada.
Adanya  perbedaan  tingkat  pendidikan seseorang  menjadikan  setiap  individu
memiliki  pemahaman  yang  berbeda  dalam mencerna  informasi  yang  diberikan.

4. Ekonomi
Salah  satu  status  sosial  yang  dapat mempengaruhi  komunikasi  yang  ada  adalah
ekonomi.  Hal  ini  dikarenakan  dibutuhkan banyak  pemikiran  dan  pertimbangan  apabila
menyangkut  tentang  pembiayaan  mengingat hal  ini  merupakan  sesuatu  yang
sensitif  bagi keluarga pasien.

5. Budaya
Budaya Budaya  setiap  orang  berbeda tergantung  daerahnya  masing-
masing.  Setiap daerah  memiliki  karakteristiknya  masing-
masing  yang  dapat  mempengaruhi komunikasi  yang  ada antar  individu.  Adanya
perbedaan  budaya  yang  dirasakan  oleh separuh  dari  informan  dapat  menimbulkan
kesalahpahaman  saat  mereka  berkomunikasi dengan keluarga pasien.

6. Bahasa
Bahasa Setiap  daerah  bahkan  setiap  negara memiliki  bahasanya  masing-
masing.  Adanya perbedaan  bahasa  dapat  mempengaruhi
komunikasi  yang  ada.  Beberapa  informan menyatakan  bahwa  mereka  mengalami
kesulitan  dalam  berkomunikasi  dengan keluarga  pasien  khususnya  yang
menggunakan  bahasa  asing  seperti  bahasa Inggris. 

H. Praktik Komunikasi Pada Keluarga

Ilustrasi Kasus
Keluarga Tn Bani 55 tahun berjumlah 5 orang terdiri atas istri dan anak  tiga orang.
Saat ini keluarga mengalami masalah kesehatan. Istri dan anaknya menderita TBC paru.
Anda merencanakan untuk melakukan prevensi dan promosi kesehatan untuk mencegah
meluasnya masalah pada anggota keluarga lainnya.

Diagnosis Keperawatan:
1. Kurang pengetahuan keluarga.

Rencana Keperawatan:
1. Lakukan pendekatan keluarga.
2. Lakukan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan keluarga
    dengan masalah TBC.

Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat dan kooperatif dalam mencegah terjadinya masalah.

Fase Orientasi
Salam terapeutik : “Selamat pagi bapak, ibu, dan semuanya. Saya Ibu Tri” (sambil
melihat respons keluarga).
Evaluasi dan validasi : “Bagaimanakah kabarnya hari ini? Saya lihat ibu tampak
lemas dan sering batuk”.
Kontrak : “Hari ini saya akan memberikan penyuluhan tentang TBC dan cara
pencegahannya. Waktunya 30—45 menit, apakah bapak-ibu siap? Tempatnya di ruang tamu
ini saja, ya?”

Fase Kerja:
(Tuliskan Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang akan Dicapai atau Dilakukan)
Perawat : “Sebelum saya menjelaskan cara pencegahan penyakit TBC, lebih dahulu saya
jelaskan tentang apa itu penyakit TBC”.
Keluarga : (Respons)
Perawat : “Penyakit TBC adalah . . . “sampai seluruh materi disampaikan.
Pasien : (mendengarkan)
Perawat : (Melakukan komunikasi dalam rangka promosi kesehatan keluarga sampai selesai
sesuai materi yang dibuat dalam proposal kegiatan).

Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif atau objektif:
“Bagaimana perasaan bapak, ibu dan adik-adik semua? Coba jelaskan bagaimana cara
mencegah penularan penyakit TBC?”

I.TUJUAN KOMUNIKASI ANTARA TENAGA KESEHATAN


Komunikasi sebagai alat yang digunakan tenaga profesional  untuk bekerjasama
dalam pelayanan perawatan kesehatan.
Komunikasi antar tenaga kesehatan bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan, masalah, atau solusi
2. Mempengaruhi sikap untuk membuat dukungan untuk tindakan mandiri atau
kolaborasi
3. Menunjukkan atau menggambarkan keterampilan;
4. Meningkatkan permintaan untuk layanan kesehatan;
5. Memberi informasi atau memperkuat pengetahuan, sikap, atau perilaku.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya
meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Pengertian kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang cukup
kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling berhubungan satu
sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau struktur
di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu, komunikator, pesan, saluran, komunikan,
feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga adalah
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi ayah
dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok yaitu, Citra
diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan Fisik, kepemimpinan. Penerapan
Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok, yaitu Saling memahami
antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi, Pemimpin kelompok dapat
mengatur dengan baik setiap anggota kelompok, Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai
etika yang berlaku aga tidak terjadi salah paham.

B. Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi ini,
sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama kelompok terhadap
pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas bisa bermanfaat untuk
pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca atau untuk referensi bagi
mahasiswa yang lain.   
DAFTAR PUSTAKA

A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group


Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Freidman, L. M.  2010. Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, praktik (5th
              ed). Jakarta:ECG
Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta : Gunung Mulia
Kariyoso. 2007. Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta : EGC
Liljeroos, M., Snellman & Ekstedt. 2011. A Qualitative Study On The Rule Of Patient-Nurse
Communication In Acute Cardiac Care. Journal of Nursing Education and Practive Vol 1 no.
1
Marquis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi. Jakarta :
EGC
Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
Suryani. 2014. Komunikasi Terapeutik : Teori & Praktik, Ed. 2. Jakarta : EGC
Arumsari, Dinda.
2017. https://www.researchgate.net/publication/322760246_HAMBATAN_KOMUNIKASI
_EFEKTIF_PERAWAT_DENGAN_KELUARGA_PASIEN_DALAM_PERSPEKTIF_PERAWAT. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2018 jam 10.45
Alfitra, Riki. 2016. https://edoc.site/komunikasi-dalam-keluarga-kelompok-dan-
masyarakat-pdf-free.html . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 jam 08.45

https://docplayer.info/69527478-Komunikasi-dengan-tenaga-kesehatan-lain-lilik-
s.html

Anda mungkin juga menyukai