Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAHS

“SISTEM BUFFER TUBUH, LARUTAN ISOTONIK, HIPOTONIK DAN


HIPERTONIK”

Disusun Oleh:

Kelompok VI

1. Baiq Halimatussa’diah (113121006)


2. Erni Anjani (113121012)

3. Juandi Suhastra (113121020)

4. M.Wahyu Ilham Ma’sum (113121033)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) HAMZAR

LOMBOK TIMUR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula kami ucapkan puja dan puji syukur atas
kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu dsar keperawatan yang
membahas tentang “sistem buffer tubuh,larutan isotonik,hipotonik dan
hipertonik”.Tak lupa shalawat serta salam kepada nabi kita Nabi Muhammad
SAW, semoga kita bisa mendapatkan syafaat beliau nanti. Dan juga kami
berterima kasih kepada ibuk selaku dosen baiq fina farlina,M.Pd mata kuliah IDK
di STIKes Hamzar Lombok Timur yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Adapun makalah “SISTEM BUFFER TUBUH,LARUTAN


ISOTONIK,HIPOTONIK DAN HIPERTONIK” ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi dari internet,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai sistem buffer tubuh,larutan
isotonik,hipotonikdan hipertonik khususnya bagi penulis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang tepat dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buffer adalah suatu substansi atau sekelompok susbstansi yang dapat
mengabsorps , atau melepaskan ion- ion hidrogen untuk memperbaiki adanya
ketidakseimbangan asam- basa. Cairan tubuh tidak statis . Cairan dan eletrolit
berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain untuk memfasilitasi
proses- proses yang terjadi di dalam yubuh, seperti oksigenasi jaringan ,
respon terhadap penyakit , keseimbangan asam – basa, dan respons terhadap
terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis,
tranfortasi aktif, atau filtrasi. Perpindahan trsebut bergantung pada
permeabilitas membreane sel atau kemampuan membrane untuk ditembus
cairan elektrolit. Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam-basa di dalam tubuh. Banyak factor yang dapat
menyebabkan ketidak seimbangan salah satunya karena penyakit.
Orang dewasa yang sehat, aktif bergerak, dan memiliki orientasi yang baik
biasanya dapat mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-
basa yang normal karena mekanisme adaptif tubuhnya. Namun bayi, orang
dewasa yang menderita penyakit berat, klien dengan gangguan orientas atau
klien yang immobile, serta lansia sering kali tidak mampu merespon secara
mandiri. Kandumgan air dari tubuh seseorang kerap kali dikatakan sebanyak
70% dari berat badan. Lebih tepat dikatakan bahwa kandungan air pada tubuh
seseorang adalah 70% dari berat tubuh bebas lemak. Jaringan lemak pada
tubuh mengandung sedikit air. Berat lemak pada tubuh seseorang berkisar
antara 10-40 %dari BB. Variasi dari kandungan lemak badan ini menyebabkan
kandungan air tubuh, bila dibandingkan dengan BB keseluruhannya berkisar
antara 40-70 % BB keseluruhan. Kandungan rata-rata ialah sekitar 60% untuk
laki-laki yang berusia antara 17-40 tahun dan 51% untuk perempuan pada
rentang usia yang sama. Jadi, angka 60% dari BB akan digunakan sebagai
gambaran yang masuk akal bagi air tubuh total. Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan satu bagian
darifisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertia dari Sistem Buffer?
2. Apa saja macam Larutan Buffer?
3. Apa saja fungsi Larutan Buffer?
4. Apa saja jenis sistem Buffer?
5. Apa saja pengertian dari larutan isotonik,hipotonik dan hipertonik?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Sistem Buffer
2. Mengetahui Larutan buffer
3. Mengetahui fungsi Larutan Buffer
4. Mengetahui manfaat Akupresur
5. Mengetahui jenis sistem Buffer
6. Mengetahui definisi larutan isotonik,hipotonik dan hipotonik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Buffer


Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit
asam/basa atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah
dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak
memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat
mengalami asidosis (PH darah asam ). (Anonim, 2008).
Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemak dan
garamnya . Asam lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan
garamnya adalah HCO3. Buffer tersebut dapat mempertahankan PH darah
sekitar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut : h2CO3 + OH=> HCO3 +
H2OHCO3 + H => H2CO3

Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir
adalah asam lemah (asam karbonat ). Jika masuk zat basa, yang bertugas
menetralisir adalah garamnya. Ketika masuk zat asam. Ketika hal ini terjadi
asam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si asam ini dan
bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan
menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang banyak. Garam ini sebagai di
simpan dan jika lebih akan di buang melalui urin. Jadi kalo banyak makan atau
minum yang asam asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karna asam basa
karbonat breaksi dengan dengan asam untuk menetralkan tadi, maka jumlah
asam karbonat akan berkurang sehingga kita perlu mempeorlhnya dari
pernafasan CO2. Ketika masuk zat basa basa ketika hal ini terjadi garam lah
yang menjadi pahlawan.
B. Macam – Macam Larutan Buffer
1. Larutan buffer / penyangga Bersifat Asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat di buat dari asam lemah dan
garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat
dimana asam lemahnya di campurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan
seperti natriumNa), kalium,barium, kalsium, dan lain-lain.
2. Larutan buffer / penyangga Bersifat Basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang
garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.

C. Fungsi Larutan Buffer


Adapun larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain
aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini
dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam
cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama
dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi
dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga Ph darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
1. Menjaga Ph pada plasma darah agar berada pada Ph berkisar 7,35-7,45,
yaitu dari ion HCO3-dengan ion Na+. Apabila ph darah lebih dari 7,45
akan mengalami alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi / bernafas
berlebihan, mutah hebat. Apabila ph darah kurang dari 7,35 akan
mengalami acidosis akibatnya jantung, ginjal, hati da pencernqqn akan
terganggu.
2. Menjaga ph makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak /
teroksidasi (asambezoat dengan natrium benzoat ). Selain itu penerapan
larutan buffer ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti
pada obat tetes mata.
3. Menjaga ph cairan tubuh supaya ekskresi ion H+ pada ginjal tidak
terganggu, yakni asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa
monohidrogen posphat (HPO42-)
4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.

D. Jenis-Jenis Sistem Buffer


1. Buffer Kimiawi
Buffer (penyangga ) adalah larutan kimia yang menahan perubahan
pH jika terdapat penambahan asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari;
larutan asam lemah dan garamnya, seperti asam karbonat dan natrium
bikarbonat atau larutan basa lemah dan garamnya, seperti larutan
ammonium klorida. Jika ph menurun, maka garam (natrium bikarbonat)
berperan sebagai basa yang akan menerima ion hydrogen yang di
tambahkan pada larutan. Jika ph meningkat, asam lemah (asam karbonat)
akan mendonorkan ion hydrogen kepada larutan, sehingga perubahan ph
akan “akan disangga”. Hal yang sebaliknya berlaku untuk basa lemah dan
garamnya. Secara umum buffer breaksi dengan melepaskan atau
mengambil ion hydrogen:
- Penurunan konsentrasi ion hydrogen
- Peningkatan konsentrasi ion hydrogen
Perhatikan bahwa ion hydrogen tidak di buang dari tubuh namun hanya
terperangkap oleh buffer. System buffer kimiawi utama dalam tubuh
adalah:

1. Sistem buffer bikarbonat


2. System buffer fosfat
3. System buffer protein
2. System Buffer Bikarbonat
Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraselular utama
dan bertanggung jawab mempertahankan ph darah. Asam karini akan
berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Ion
bikarbonat akan berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion
hydrogen ditambahkan ke dalam tubuh, seperti asam laktat yang
dihasilkan saat berolahraga, maka ion bikarbonat dan ion hydrogen yang
terbentuk dari asam laktat akan membentuk asam karbonat. Asam
karbonat berperan sebagai donor ion hydrogen. Rasio normal bikarbonat
terhadap asam karbonat adalah 20:1. Sistem bikarbonat menyangga 90%
ion hydrogen dalam darah dan sangat penting karena jumlah karbon
dioksida dan ion bikarbonat juga dapat diatur oleh paru dan ginjal.
3. Sistem Buffer Fosfat
Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium
dari dihydrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan
berperan sebagai asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat terutama
mempertahankan ph fluida intraselular dan tubulus ginjal, sehingga tidak
akan mempertahankan ph darah, namun merupakan buffer yang penting
untuk urin.
4. Sistem Buffer Protein
Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu.
Asam amino mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam
(COOH). Tiga bentuk asam amino yang ada tergantung dari ph. Buffer
protein merupakan sistem yang sangat kompleks dan akan
mempertahankan ph fluida intraselular dan plasma. Protein hemoglobin
memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentraspor oksigen ke jaringan dan
juga menyangga ion hydrogen yang transit dari sel ke paru.
5. Sistem Buffer Hemoglobin
Karbon dioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah).
Didalam sel, karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh
enzim karbonat anhidrase. Asam karbonat akan berdisosiasi sebagai
menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Kemudian hemoglobin
dan ion hydrogen tersebut bergabung membentuk hemoglobin tereduksi.
Reaksi ini terjadi karena hemoglobin tereduksi merupakan asam yang
lebih lemah dibandingkan oksihemoglobin dan asma karbonat sehingga
akan berikatan lebih kuat dengan hidrogen.sehingga ketika oksigen
dilepaskan , ion hydrogen yang terbentuk dari asupan karbon dioksida
akan tertangkap oleh hemoglobin, dan hal ini mecegah perubahan Ph.
6. Sistem buffer amonia
Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam
amonia akan berdifusi kedalam tubus ginjal, menyangga ion hydrogen
dalam filtare ginjal dan membentuk ion ammonium dieksresi di urin dan
mencegah urin terlalu asam.NH3 (amonia) + (ion hydrogen) NH menjadi
4+ (ion amonium).
E. Regulasi ph melalui respirasi
Perubahan pernafasan (ventilasi ) dapat mengubah ph dengan dramatis.
Jika ventilasi dipercepat dua kali lipat atau diperlambat setengahnya, maka ph
dapat berubah 0,2 satuan.pada orang sehat produksi karbon dioksida adalah 10
mmol/menit, dan dikeluarkan melalui paru dengan kecepatan yang sama
seperti kecepatan pembentukkannya di jaringan. Kecepatan ventilasi
diregulasi secara tepat sesuai kadar ( p co2 menunjukan tekanan persial karbon
dioksida dalam darah arteri). Kadar ini dimonitgor oleh kemoreseptor perifer
(badan karotis dan aorta) dan komoreseptor sentral di medula yang sensitif
terhadap perubahan ph cairan serebrospinal (komoreseptor member respons
terhadap perubahan kimiawi disekitarnya). Respons yang di berikan adalah
perubahan kecepatan dan kedalaman ventilasi. Nilai normal p co2 adalah 4,7-
6,0 kpa atau 35-45 mmHg. Asidosis respiratorik terjadi jika terdapat
akumulasi karbon dioksida dalam darah dan peningkatan PCO2 diatas normal,
yaitu >6 kpa. Alkalosis resporatorik terjadi jika karbon dioksida dibuang dari
darah dan P co2 turun dibawah normal, yaitu <4,7 kpa.
F. Regulasi ph oleh ginjal
Regulasi 1,3 juta nefron pada setiap ginjal. Fumgsi nefron adalah filtrasi,
sekresi,dan reabsorpsi. Ginjal meregulasi ph secara selektif dengan membuang
atau mengembalikan ion ion dan produk lainnya kedarah. Ginjal memfiltrasi
1,2 darah/menit. Buffer bekerja dalam hitungan detik dan sistem respirasi
dalam beberapa menit, tetapi sistem ginjal memerlukan waktu beberapa jam
bahkan berhari-hari. Bandingkan beberapa kali anda ke toilet dalam sehari
dengan berapa banyak anda bernafas setiap harinya. Seperti hal,nya sistem
respirasi, ginjal membuang asam dan basa dari tubuh dan tidak ada batasan
untuk kapasitas sistem ini. Ginjal bertanggung jawab membuang membuang
asam asam tetap seperti asam laktat dan asam fosfat yang terbentuk selama
metabolisme. Penurunan ph karena akumulasi asam-asam ini disebut juga
aksidosis metabolic. Regulasi ion bikarbonat hanya dilakukan oleh ginjal.
Reabsorpsi ion bikarbonat didarah akan menyebabkan alkolis metabolik.
Selama asidosis metabolik, ginjal mempertahankan ph dengan mensekresi ion
hydrogen dan mereabsorpsi ion bikarbonat. Pada alkalosis metabolic, terjadi
reaksi sebalikny.
G. Larutan Isotonik,hipotonik,dan Hipotonik
Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikian cepat
sehingga setiap perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan di
koreksi dalam waktu detik atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik.
Perubahan konsentrasi yang relatif kecil pada zat terlarut dalam cairan
ekstraluler, maka dapat timbul tekanan osmotic yang besar, ini dibutuhkan
kekuatan yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan
air agar dapat melintasi membran sel bila cairan ekstraluler dan instraseluler
tidak dalam keadaan keseimbangan osmotik,hipotonik,isotonik dan hipertonik
adalah istilah yang digunakan oleh membran sel.
1. Larutan hipotonik
Larutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah
dibandingkan dengan larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar
garam yang lebih rendah dan yang lainnya maka lebih banyak. Jika ada
larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan
terjadi perpindahan konpartemen larutan dari yang hipotonis kelarutan
yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi .contoh larutan
hipotonis adalah setengah normal saline.(1/2 NS). Turunnya titik beku
kecil, yaitu tekanan osmosinya lebih rendah dari srum darah, sehingga
menyebabkan air akan melintasi membran sel darah merah yang
semipermeabel memperbesar volume sel darah dan menyebabkan
peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan
pecahnya sel-sel sarah merah peristiwa demikian disebut hemolisa.
2. Larutan isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya dalam sel
darah mera, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya,
maka larutan isotonik (ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan
isotonik mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan
mempunyai tekanan osmotik yang sama. Isotonik adalah suatu yang
larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar dengan cairan dalam
tubuh dalam sel darah merah.Harus disamakan agar tidak terjadi
pertukaran. Isoosmotik larutan yang memiliki tek. Osmosa yang sama
dengan tek. Alat yang digunakan untuk mengetahui osmosa sel darah
digunakan alat yang disebutosmometer.
3. Larutan hipertonik
Turunan larutan hipertonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi
dari larutan yang lainnya. Suatu larutan yang mengandung kadar garam
yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan
hipertonis dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan
membrani smipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju
hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebaai
contoh, larutandekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis
karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
larutan dalam darah pasien. Titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya
lebih tinggi dala serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel
darah merah melintasi membransemipermeabel dan mengakibatkan
terjadinya penciutan sel-sel darah merah. Peristiwa demikian disebut
plasmolisa. Bahan pembantu mengatur tonisitasadalah:
NaCl, Glukosa, sukrosa, KNO3 dan NaNO3.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kisaran ph darah yang normal adalah 7,35-7,45. Kisaran ph yang
memungkinkan kehidupan adalah hanya 7,0-7,8 , istilah alkosis digunakan
jika ph darah arteri meningkat di atas 7,45 pasien akan disebut menderita
alkosis. Sebaliknya bila ph turun dibawah 7,35 disebut asidosis (istilah ini
digunakan karena darah lebih asam dari pada seharusnya,walaupun ph
sesungguhnya masih netral). Pasien dapat disebut menderita asidosis.
Perubahan kecil ph darah dapat berakibat fatal, pasien dengan ph darah
7,25 atau 7,7 biasanya akan mengalami koma.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
definisi stistem buffer tubuh, larutan isotonik,hipotonik dan hipertonik dan
mampu mengetahui apa aja yang menjadi motivasi dalam penerapannya
agar dapat mengetahui peranannya dalam keperawatan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/443936330/kimia-sistem-buffer-tubuh

https://www.scribd.com/document/380222094/makalah-II

Anda mungkin juga menyukai