Disusun Oleh
Kelompok 1
Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas pokok
pemerintah. Pelayanan publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan (Peraturan Menteri No. 31 tahun 2014) bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Pelayanan berkualitas pun dituntut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal
pelayanan publik yang tertuang dalam Undang – undang (UU) yaitu “Masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan” (UU No.25
tahun 2009).
Bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan pemerintah salah satunya yaitu pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu fasilitas kesehatan (Faskes) di lingkungan
masyarakat adalah Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencataatan, pelaporan, dan dituangkan dalama suatu sistem
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014).
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan terpadu untuk
masyarakat, sebagai bentuk upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang optimal serta
tercapainya tujuan nasional dalam Sistem Kesehatan Nasional karena sebagaimana dijelaskan pada
Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 Pasal 1 ayat 2 yang menjelaskan bahwa “Pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.”,
serta dalam pengelolaan Sistem Kesehatan Nasional menjelaskan bahwa dalam pelayanan kesehatan
nasional yang disebut dengan Fasilitas kesehatan (Faskes) merupakan pelayanan kesehatan yang
berjenjang di pusat dan daerah yang dikenal sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1 seperti Puskesmas,
fasilitas kesehatan tingkat 2 untuk pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter sub spesialis di
Faskes tingkat lanjut, dan Fasilitas kesehatan tingkat 3 untuk pelayanan rujukan dan lanjutan seperti
halnya Rumah Sakit Umum Daerah, serta memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional
di bidang kesehatan.
Seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sistem pelayanan konvensional yang
selama ini diterapkan di instansi pemerintahan harus bergeser menjadi sistem pelayanan berbasis
elektronik, sesuai dengan peraturan Presiden No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
pengembangan e-Government, merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam hal meningkatkan
kualitas pelayanan berbasis elektronik. Kegunaan teknologi informasi dalam dunia kesehatan saat
ini untuk menunjang pelayanan informasi publik lebih dikenal sebagai Sistem Informasi untuk
melayani masyarakat dalam mengakses informasi secara elektronik.
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Istilah
sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada
penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Sistem informasi dapat di definisikan sebagai sistem informasi adalah data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan dan diolah berdasarkan kebutuhan informasi yang ingin
diperoleh sehingga menjadi sebuah informasi entitas terkait tunggal dan mendukung satu
sama lain sehingga menjadi informasi berharga bagi mereka yang menerimanya.
PEMBAHASAN
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi
Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di
suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output
yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan
Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai
kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat tidak buta
dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat dengan mudah
bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota
keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya
perkembangan media dan teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada
mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi
kesehatan Indonesia.
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa
dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi yang ada pada
saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang
tepat guna.
1) UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan;
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi
(PUSDATIN) sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data dan
informasi kesehatan;
5) Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
6) Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota;
7) Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan;
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer (SIKNAS) Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
B. PENGERTIAN
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terrintegasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
World Health Organization( WHO ) menilai bahwa investasi sistem informasi kesehatan
mempunyai beberapa manfaat antara lain :
a) Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
b) Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi :
1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya
tenaga fungsional pengelola data / informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data / informasi di tiap tingkat dan pengembangan
instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara teratur,
tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data /
informasi
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan
dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan
informasi
F. PERANAN SIK DALAM SISTEM KESEHATAN
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization, WHO ), Sistem Informasi
Kesehatan ( SIK ) merupakan salah satu dari 6 “ building block ” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen ( building block ) sistem kesehatan tersebut
adalah :
Upaya kesehatan
Penelitian dan pengembangan kesehatan
Pembiayaan kesehatan
Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik dan
yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer ( Computer Based Information System ).
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi
dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi
dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ), jaringan telekomunikasi yang mencakup area
yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network ( LAN ) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu juga akan dikembangkan
program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (
aplikasi SIKDA Generik ).
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten /
kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten / kota dari semua fasilitas
kesehatan ( kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat ) dapat berupa
laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA generik, lapor-an softcopy diimpor ke
dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data
Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan
kabupaten / kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan
oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan
UPTP/D-nya.
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah :
a) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
b) Mengolah data.
c) Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
d) Memelihara bank data.
e) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan manajemen
unit puskesmas.
f) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
a) Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c) Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e) Memelihara bank data
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit
dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan
yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat
menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS
merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan,
laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS
pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah
sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di daerah.
KESIMPULAN
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa system informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanaan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya system informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
REFERENSI
1. Guardian Yoki Sanjaya, Ni’mah Hanifah "Integrasi Sistem Informasi : Akses Informasi
Sumberdaya Fasilitas Kesehatan dalam Pelayanan Rujukan," Jurnal Sisfo, vol. 06 No. 01
(2016) Hal 49 – 62 Agustus, 2016.
2. Evy Hariana1), Guardian Yoki Sanjaya2) "Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Di DIY," Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, vol. 3 Hal 2 – 4
Desember, 2013.
3. Carwoto1), Bambang Wijayanto 2) " ," Jurnal Pengembangan dan Implementasi Sistem
Informasi, No. 04 (2013) Hal. 142 – 151, April, 2013.
4. Berliana Kusumas Riasti Sinta Susilowati, "Pembuatan Sistem Informasi Klinik Rawat Inap
Prima Husada Widoro Pacitan Berbasis Website," Journal Speed – Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi, vol. 3 No 1, no. ISSN Print : 1979-9330, ISSN Online : 2088-
0154, 2011.
5. Lilyani Asri Utami, "Sistem Informasi Administrasi Pasien Pada Klinik Keluarga Depok,"
Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT), no. ISBN:978-602-72850-0-
2, 2015.
6. https://www.kompasiana.com/amp/asnawiok/sistem-informasi-
kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878 -
aoh=16394014450242&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%
251%24s
7. https://www.kompasiana.com/asnawiok/54fd1a38a33311111d50f878/sistem-informasi-
kesehatan