Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Penerapan Sistem Informasi Kesehatan dalam


Unit Layanan Rekam Medis di Fasyankes”
Dosen Pengampu : Valentina, S.K.M, M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok 1

1. Ardila Putri (2113462074)

2. Febriyani Telaumbanua (2113462081)


3. Nur Pida Simare Mare (2113462085)
4. Rahmat Jaini Hasibuan (2113462090)
5. Ressy LumbanToruan (2113462091)
6. Roni Abdi Bayu Harefa (2113462094)
7. Sanri Delima Manalu (2113462096)

PROGRAM STUDI DIPLOMAT PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN 2021
LATAR BELAKANG

Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas pokok
pemerintah. Pelayanan publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan (Peraturan Menteri No. 31 tahun 2014) bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Pelayanan berkualitas pun dituntut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal
pelayanan publik yang tertuang dalam Undang – undang (UU) yaitu “Masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan” (UU No.25
tahun 2009).

Bentuk pelayanan publik yang dilaksanakan pemerintah salah satunya yaitu pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu fasilitas kesehatan (Faskes) di lingkungan
masyarakat adalah Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencataatan, pelaporan, dan dituangkan dalama suatu sistem
(Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014).

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan terpadu untuk
masyarakat, sebagai bentuk upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang optimal serta
tercapainya tujuan nasional dalam Sistem Kesehatan Nasional karena sebagaimana dijelaskan pada
Peraturan Presiden No. 72 tahun 2012 Pasal 1 ayat 2 yang menjelaskan bahwa “Pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.”,
serta dalam pengelolaan Sistem Kesehatan Nasional menjelaskan bahwa dalam pelayanan kesehatan
nasional yang disebut dengan Fasilitas kesehatan (Faskes) merupakan pelayanan kesehatan yang
berjenjang di pusat dan daerah yang dikenal sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1 seperti Puskesmas,
fasilitas kesehatan tingkat 2 untuk pelayanan kesehatan spesialistik oleh dokter sub spesialis di
Faskes tingkat lanjut, dan Fasilitas kesehatan tingkat 3 untuk pelayanan rujukan dan lanjutan seperti
halnya Rumah Sakit Umum Daerah, serta memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional
di bidang kesehatan.

Pasal 167 UU 36/2012 “Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah,


pemerintah daerah dan/atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi
kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan
pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta pengaturan hukum
kesehatan.”, pada point dua di peraturan tersebut “Informasi kesehatan” sesuai dengan penelitian ini
mengenai “informasi kesehatan untuk masyarakat” yang akan membantu dalam optimalisasi akses
informasi kesehatan guna mencapai tujuan Sistem Kesehatan Nasional.

Seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sistem pelayanan konvensional yang
selama ini diterapkan di instansi pemerintahan harus bergeser menjadi sistem pelayanan berbasis
elektronik, sesuai dengan peraturan Presiden No. 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
pengembangan e-Government, merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam hal meningkatkan
kualitas pelayanan berbasis elektronik. Kegunaan teknologi informasi dalam dunia kesehatan saat
ini untuk menunjang pelayanan informasi publik lebih dikenal sebagai Sistem Informasi untuk
melayani masyarakat dalam mengakses informasi secara elektronik.

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Pengelolaan data secara konvensional mempunyai banyak kelamahan, selain


membutuhkan waktu yang lama dalam pencatatan pendaftaran, pencarian rekam medik,
sehingga terjadinya penumpukan pasien selain itu pengolahan data secara konvensional juga
menyebabkan informasi yang diperoleh menjadi kurang akurat dan tidak lengkap. Dukungan
teknologi informasi saat ini maka pekerjaan pengelolaan data dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan mudah. Data yang terdapat pada Rumah Sakit Klinik Rawat Inap Prima Husada
Pacitan meliputi data pasien, data dokter hewan, data perawat, dan data jadwal jaga. Tujuan
dari pembuatan sistem ini adalah agar proses pencarian data lebih cepat tertangani, pasien
lebih mudah melihat daftar riwayatnya, serta terbantu pada proses pembuatan dan
penyimpanan datanya sendiri. Pembangunan sistem informasi administrasi pasien pada
Klinik Keluarga Depok dapat mempercepat proses pengolahan data keadministrasian pasien
sampai dengan proses pembuatan laporan, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih singkat,
efisiensi dalam manajemen biaya serta informasi yang dihasilkan lebih akurat. Karena
kesalahan dalam mengolah data dapat menghasilkan data yang tidak akurat.
B. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan


layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya.

C. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Istilah
sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada
penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Sistem informasi dapat di definisikan sebagai sistem informasi adalah data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan dan diolah berdasarkan kebutuhan informasi yang ingin
diperoleh sehingga menjadi sebuah informasi entitas terkait tunggal dan mendukung satu
sama lain sehingga menjadi informasi berharga bagi mereka yang menerimanya.
PEMBAHASAN

Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi
Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di
suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output
yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan
Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai
kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.

Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat tidak buta
dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat dengan mudah
bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota
keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya
perkembangan media dan teknologi seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada
mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi
kesehatan Indonesia.

Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa
dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan
yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi yang ada pada
saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusa yang tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang
tepat guna.

A. DASAR HUKUM SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di Indonesia adalah :

1) UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan;
4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi
(PUSDATIN) sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di bidang data dan
informasi kesehatan;
5) Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)
6) Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota;
7) Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan;
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat;
9) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang Pengembangan
Jaringan Komputer (SIKNAS) Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional.

B. PENGERTIAN

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terrintegasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur yang


digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
umpan balik informasi ) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam
pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.
C. DEFINISI SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

D. TUJUAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN

1. Tujuan Sistim Informasi Kesehatan

Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah :


a) Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan
Nasional ( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun
Puskesmas.
b) Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi
Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut
adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin
maupun non rutin menjadi sebuah informasi.

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah


terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu
memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
untuk :

a) Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan,


penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian
b) Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya
c) Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri
d) Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kesehatan

2. Manfaat Sistim Informasi Kesehatan

World Health Organization( WHO ) menilai bahwa investasi sistem informasi kesehatan
mempunyai beberapa manfaat antara lain :
a) Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
b) Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:

a) Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan pelayanan


kesehatan
b) Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang berobat
c) Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik ( bekerja secara terstruktur ).

E. SASARAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi :

1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya
tenaga fungsional pengelola data / informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data / informasi di tiap tingkat dan pengembangan
instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara teratur,
tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data /
informasi
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan
dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan
informasi
F. PERANAN SIK DALAM SISTEM KESEHATAN

Menurut Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization, WHO ), Sistem Informasi
Kesehatan ( SIK ) merupakan salah satu dari 6 “ building block ” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen ( building block ) sistem kesehatan tersebut
adalah :

 Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( Service delivery )


 Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan ( Medical product, vaccine, and
technologies )
 Tenaga medis ( Health worksforce )
 Sistem pembiayaan kesehatan ( Health system financing )
 Sistem informasi kesehatan ( Health information system )
 Kepemimpinan dan pemerintah ( Leadership and governance )

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), Sistem Informasi


Kesehatan (SIK) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan
subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6
subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

 Upaya kesehatan
 Penelitian dan pengembangan kesehatan
 Pembiayaan kesehatan
 Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
 Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
 Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik dan
yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer ( Computer Based Information System ).

G. PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI INDONESIA

Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang


berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam
rangka kerjasama yang saling menguntung-kan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat
merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem
kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan
kabupaten atau kota.

SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi
dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi kesehatan kabupaten atau kota.

Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem informasi kesehatan
elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi
dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ), jaringan telekomunikasi yang mencakup area
yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area Network ( LAN ) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu juga akan dikembangkan
program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi puskesmas (
aplikasi SIKDA Generik ).

1. Sistem Informasi Dinas Kesehatan

Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten /
kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten / kota dari semua fasilitas
kesehatan ( kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat ) dapat berupa
laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA generik, lapor-an softcopy diimpor ke
dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data
Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan
kabupaten / kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik provinsi.

2. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan

Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan
oleh semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan
UPTP/D-nya.

H. STRATEGI SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah :

1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada

Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi


yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-
sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua
sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS.
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki
kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.
Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan
akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara komprehensif.

2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi


terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-
masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a) Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan
pemantauan ketersediaan obat
b) Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu
sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c) Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program
pemberantasan malaria
d) Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan
seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )
e) Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin,
yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan Nasional ), maupun
yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang
Kesehatan )

3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah

Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit


pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK
provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :

a) Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung.
b) Mengolah data.
c) Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
d) Memelihara bank data.
e) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien .dan manajemen
unit puskesmas.
f) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan


kegiatan-kegiatan :
a) Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan pasien, lama
rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain )
b) Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).
c) Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d) Mengolah data.
e) Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat.
f) Memelihara bank data.
g) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen
unit rumah sakit.
h) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan


kegiatan-kegiatan :

a) Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain


b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.
c) Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten /
Kota sehat.
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan provinsi
setempat dan pemerintah pusat.
e) Memelihara bank data.
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit
dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.

Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan


kegiatan-kegiatan :

a) Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan
sumber-sumber lain
b) Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c) Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian
propinsi sehat
d) Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e) Memelihara bank data
f) Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit
dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g) Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya

Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu


menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen,
dan pelatihan tenaga kesehatan.

4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen

Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan


mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi
kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-
kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan
rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan
kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu
dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online

5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat


Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat.
Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi
kesehatan.

I. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Dalam pelaksanaannya, puskesmas di Indonesia sudah menganut sistem informasi kesehatan


yang dicanangkan pemerintah. Sistem informasi kesehatan yang dianut puskesmas pada saat ini
masih di dominasi oleh SP2TP. seperti diketahui bahwa puskesmas adalah ujung tombak
pemerintah dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan KEPMENKES RI No
128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di
definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten / kota yang bertanggung-jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian yang dilakukan puskesmas terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencan
upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayahnya.
Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan sistem informasi kesehatan
yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat
menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS
merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan,
laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS
pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah
sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih belum berjalan secara optimal di daerah.

KESIMPULAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa system informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanaan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan disemua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya system informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
REFERENSI

1. Guardian Yoki Sanjaya, Ni’mah Hanifah "Integrasi Sistem Informasi : Akses Informasi
Sumberdaya Fasilitas Kesehatan dalam Pelayanan Rujukan," Jurnal Sisfo, vol. 06 No. 01
(2016) Hal 49 – 62 Agustus, 2016.
2. Evy Hariana1), Guardian Yoki Sanjaya2) "Penggunaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit Di DIY," Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, vol. 3 Hal 2 – 4
Desember, 2013.
3. Carwoto1), Bambang Wijayanto 2) " ," Jurnal Pengembangan dan Implementasi Sistem
Informasi, No. 04 (2013) Hal. 142 – 151, April, 2013.
4. Berliana Kusumas Riasti Sinta Susilowati, "Pembuatan Sistem Informasi Klinik Rawat Inap
Prima Husada Widoro Pacitan Berbasis Website," Journal Speed – Sentra Penelitian
Engineering dan Edukasi, vol. 3 No 1, no. ISSN Print : 1979-9330, ISSN Online : 2088-
0154, 2011.
5. Lilyani Asri Utami, "Sistem Informasi Administrasi Pasien Pada Klinik Keluarga Depok,"
Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT), no. ISBN:978-602-72850-0-
2, 2015.
6. https://www.kompasiana.com/amp/asnawiok/sistem-informasi-
kesehatan_54fd1a38a33311111d50f878 -
aoh=16394014450242&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%
251%24s
7. https://www.kompasiana.com/asnawiok/54fd1a38a33311111d50f878/sistem-informasi-
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai