OLEH :
BAMBANG.S
P05120220051
PEMBIMBING PENDIDIKAN
1.Definisi Oksigenasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan hidup, dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan merusak otak dan menyebabkan pasien kehilangan
kesadaran. Menurut Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang paling mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur
vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas
dari peranan fungsi sistem pernafasan dan kardiovaskular yang menyuplai kebutuhan
oksigen tubuh.
Menurut Fitriani (2015) keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh.
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.
Selain itu oksigen digunakan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme
sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar berfungai secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan
saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh.
2.Etiologi
Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Oksigen Menurut Ambarwati (2014),
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen diantaranya adalah
faktor fisiologis, status kesehatan, faktor perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
a. Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada kebutuhan oksigen seseorang.
Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi pernapasannya diantaranya adalah :
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada saat
terpapar zat beracun
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolik
5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas dan penyakit kronis.
b. Status kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada kondisi sakit tertentu,
proses oksigenasi dapat terhambat sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen tubuh seperti gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit
kronis.
c. Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi sistem
pernapasan individu.
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut. Poltekkes
Kemenkes Padang
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun.
2. Kateter nasal
Alat ini mirip nasal kanul, sed\erhana, murah dan mudah dalam
pemakaiannya. Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai usia dan jenis
kelarnin pasien. Untuk anak-anak digunakan nomor 8-10 F, untuk laki-
laki nomor 12-l4 F, dan untuk perempuan digunakan nomor 10-12 F.
Fraksi oksigen yang dihasilkan sama seperti nasal kanul.
3. Sungkup muku tanpa kantong penampung
Alat ini sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya. Tersedia
dalam berbagai ukuran sesuai dengan usia. Sering kali ditolak pasien
oleh karena menimbulkan perasaan tidak enak. Menghasilkan FiO2
sebagai berikut:
Kecepatan aliran FiO2nya
5-6 liter/menit 40%
6-7 liter/menit 50%
7-8 liter/menit 60%
5.Patofisiologi/pathway
b. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok utama yaitu ;
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti :
a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomyelitis,
transeksi servikal.
b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma,
emfisema, TBC, dan lain-lain.
2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru
a) Kondisi yang menyebabkan luas permukaan difusi
berkurang misalnya kerusakanjaringan paru, TBC, kanker
dan lain-lain.
b) Kondisi yang menyebabkan penebalan membrane
pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia, dan
lainnya.
c) Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang
tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada
thrombosis paru.
3) Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan
oksigen dari paru-paru ke jaringan
a) Anemia merupakan keadaan berkurangnya jumla total
hemoglobin yang tersedia untuk transfor oksigen.
b) Keracunan karbon dioksida yang menyebabkan sebagian
besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengangkut oksigen.
c) Penurunan aliran darah ke jaringan yang disebabkan oleh
curah jantung yang rendah.
c. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi terjadinya kekurangan oksigen di
dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi kedalam empat kelompok
yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia, dan
hipoksia histotoksik.
1) Hipoksemia
Hipoksemia merupakan kondisi kekurangan oksigen didalam
darah arteri. Hipoksemia terbagi menjadi dua jenis yaitu
hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia
isotonic (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi jika
tekanan oksigen darah arteri rendah karena karbondioksida
dalam darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia isotonik
terjadi jika oksigen normal, tetapi jumlah oksigen yang dapat
diikat hemoglobin sedikit. Hal ini dapat terjadi pada kondisi
anemia dan keracunan karbondioksida.
a) Hipoksia hipokinetik
Hipoksia hipokinetik merupakan hipoksia yang terjadi
akibat adanya bendungan atau sumbatan. Hipoksia
hipokinetik dibagi menjadi dua jenis yaitu hipoksia
hipokinetik iskemik dan hipoksia hipokinetik kongestif.
b) Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena
aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan
oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
c) Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan disaat darah di kapiler
jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapt
menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal
tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena
dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal (oksigen
darah vena meningkat).
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Inhalasi oksigen
b. Fisioterapi dada
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas
a. Perkusi
b. Vibrasi
c. Postural drainase
d. Napas dalam dan batuk efektif
e. Penghisapan lendir
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : Tanggal Masuk :
Ruang Kelas : Nomor Register :
Diagnose Medis :
a. Identitas Klien
Nama Klien : ____________________
Jenis Kelamin : ____________________
Usia/Tanggal Lahir : ____________________
Status Perkawinan : ____________________
Agama : ____________________
Suku Bangsa : ____________________
Pendidikan : ____________________
Bahasa Yang Digunakan : ____________________
Pekerjaan : ____________________
Alamat : ____________________
3. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. ELIMINASI B.A.K
Frekuensi BAK/hari
Warna urine
Bau urine
Jumlah Urine
Apakah ada nyeri saat BAK
Apakah ada kesulitan memulai BAK
Apakah ada urine menetes
Keluhan/Gangguan BAK
Penggunaan alat bantu (kateter,dll)
b. Eliminasi B.A.B
Frekuensi BAB
Warna Feces
Bau Feces
Konsistensi Feces
Keluhan/Gangguan BAB
Penggunaan Laxatif
5. KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI
Apakah ada perasaan lemah otot
Apakah ada keterbatasan pergerakan
Bagaimana pemenuhan personal hygiene
Kemampuan berjalan
Kemandirian Pemenuhan makan
Kemandirian pemenuhan eliminasi
Adakah sesak/pusing/lelah setelah beraktifitas
Keluhan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan mobilisasi
b) Pemeriksaan Rambut
Inspeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata / tidak), Bau …. rontok ( + / – ), warna
………….Alopesia ( + / – ), Hirsutisme ( + / – )
c) Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + / – )
Ekssoftalmus ( + / – ), Endofthalmus ( + / – )
Kelopak mata / palpebra : oedem ( + / – ), ptosis ( + / – ),
peradangan ( + / – ) luka ( + / – ), benjolan ( + / – )
Bulu mata : rontok atau tidak
Konjunctiva dan sclera : perubahan warna ……….
Warna iris …………………..,
reaksi pupil terhadap cahaya
(miosis / midriasis) isokor ( + / – )
Kornea : warna …………..
Nigtasmus ( + / – )
Strabismus ( + / – )
e) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna
dan kondisi wajah klien(warna kulit merata/tidak) , Struktur wajah
klien : (simetris/tidak) Kelumpuhan otot-otot fasialis ( + / – )
f) Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Bentuk leher (simetris/asimetris), peradangan ( + / – ), jaringan
parut ( + / – ), perubahan warna ( + / – ),
Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / – )
Vena jugularis, pembesaran ( + / – )
Palpasi
Pembesaran kelenjar limfe ( + / – ),
Kelenjar tiroid ( + / – )
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px.
Kepala, wajah,leher
b) Genetalia Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / – ),eritema ( + / – ), keputihan ( + / – ), peradangan ( + / – ).Lubang
uretra : stenosis /sumbatan ( + / – )
c) Anus
Inspeksi
tumor ( + / – ), haemorroid ( + / – ), perdarahan ( + / – ),Perineum : jahitan ( + / – ), benjolan ( + / – )
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / – )
6) Sistem Ektremitas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -), fraktur (+ /-) terpasang Gib ( + / – ), Traksi ( + / – )
Palpasi
Oedem :
o Memeriksa refleks kedalaman tendon
o Refleks fisiologis
Reflek bisep ( + / -)
Reflek trisep ( + / -)
Reflek patella ( + / -)
Refleks Pathologis
Refleks babinski ( + / -)
Orientasi
terhadap
□ Tdk
Orang,
1 tempat,waktu □ Baik □ Menurun □ Salah ada reaksi
□Tdk
Kemampuan □Mampu
menyelesaikan dengan ada
3 masalah □ Mampu bantuan □Tidak mampu tanggapan
□Kurang
mampu
□Mampu mengingat
berkonsentrasi dan □Tidak mampu □Alur
dan mengingat berkonsentras mengingat dan fikiran
4 Proses Berfikir dengan baik i berkonsentrasi kacau
9) Pemeriksaan Penunjang :
Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI, Endoscopy dll.
10) PENATALAKSANAAN
2. Diagnosa Keperawatan
a) Bersihan jalan napas tidaak efektif b.d spasme jalan napas
b) Gangguan penyapihan ventilator b.d ketidak cukupan energi
c) Pols napas tidak efektif b.d obesitas
3. Intervensi Keperawatan
NAMA PASIEN : UMUR :
RUANGAN : NO.REG :
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN / KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
HASIL (SLKI) KEPERAWATAN (SIKI)
1. Bersihan jalan napas Setelah dilakukan SIKI : Latihan batuk efektif - Untuk mengetahui
tidak efektif b.d keperawatan selama….x Aktivitas keperawatan : kemampuan batuk
spasme jalan napas 24jam. Diharapkan pasien Obsever : - Untuk mengetahui
Gejala dan tanda mampu menunjukan : - Identifikasi kemampuan adanya retensi sputum
mayor batuk - Untuk mengetahui tanda
DS: - SLKI : bersihan jalan napas - Monitor adanya retensi dan gejala infeksi
meningkat sputum saluran napas
DO:1.batuk tidak Dipertahankan pada level - Monitor tanda dan gejala - Untuk mengetahui input
efektif Ditingkatkan pada level infeksi saluran napas dan output cairan
2.tidak mampu batuk - Minitor input dan output - Untuk menjalaskan dan
3.sptum berlebih Dengan Kriteria Hasil : cairan mengajarkan tektik
4.mengi,wheezing dan 1. Batuk efektif meningkat Terapeutik batuk efektif
/atau ronki kering 2. Produksi sputum menurun - Atus posisi semi-fowler atau
5.mekonium di jalan 3. Mengi menurun fowler
napas 4. Meconium menurun - Pasang perlak daan bengkok
5. Dyspnea membaik di pangkuan pasien
6. Ortopnea membaik - Buang secret pada tempat
Gejala dan tanda 7. Sulit bicara membaik sputum
minor 8. Sanosis membaik Edukasi
DS: 9. Gelisa membaik - Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Dyspnea 10. Frekuensi napas membaik batuk efektif
2. Sulit bicara 11. Pola napas membaik - Anjurkan tarik napas dalam
3. ortopnea melalui hidung selama 4
DO : detik ,ditahan selama 2
1. Gelisah detik,kemudiaan keluarkan
2. Bunyi napas dari mulut dengan bib ir
menurun mencucu(dibulatkan)selama
3. Frekuensi 8 detik
napas berubah - Anjurkan mengulangi tarik
4. Pola napas napas dalam hingga 3 kali
berubah - Anjurkan batuk dengan kuat
1. langsung setelah tarik napas
dalam yang ke 3
2. Kolaborasi
3. -
4.
5.
2. Gangguan penyapihan Setelah dilakukan SIKI : ppenyapihan ventilasi - untuk mengetahui
ventilator b.d ketidak keperawatan selama….x mekanik kemampuan untuk
cukupan energy 24jam. Diharapkan pasien Aktivitas Keperawatan : mentolerir penyapihan
mampu menunjukan : Observasi : - untuk mengetahui tanda
Gelaja dan tanda - monitor predictor tanda kelelahaa otot
mayor: SLKI : penyapihan ventilator kemampuan untuk pernapasan
DS :- meningkat mentolerir penyapihan - untuk menjaga
DO : - monitor tanda tandak keseimbangana status
1. frekuensi napas Dipertahankan pada level kelelahan otot pernapasan cairan dan eelektrolit
meningkat Ditingkatkan pada level - monitor status cairan dan - untuk melancarkan
2. penggunaan otot elektrolit sirkulasi pernapasan
bantu napas Dengan Kriteria Hasil : Terapeutik : - untk membersihkan jalan
3. napas megap 1. penggunanaan otot bantu - posisikan pasien semi napas
megap (gasping) napas menurun fowler (30-45 derajat) - untuk mengatasi masalah
4. upaya napas dan 2. megap megap menurun - lakukan pengisapan jalan pada pernapasan
bantuan ventilator 3. napas dangkal menurun napas - untuk memelihara
tidak sinkron 4. lelah menurun - berikan fisioterapi dada pertukaran gas
5. napas dangkal 5. upaya napas membaik - gunakan teknik relaksasi - untuk mengetahui cara
6. agitasi pengontrolan napas saat
7. nilai gas darah Edukasi : penyapihan
arteri abnormal - ajarkan cara - untuk meningkatkan
pengontrolan napas saat kepatenan jalan napas
Gejala dan tanda penyapihan
minor: Kolaborasi :
DS: - kalaborasi pemberian
obat yang meningkatkan
1. lelah kepatenan jalan napas
2. kuatir mesin dan pertukaran gas
rusak
3. focus
meningkat
pada
pernapasan
4. gelisah
DO:
1. auskultasi
suara inspirasi
menurun
2. warna kulit
abnormal
3. napas paradoks
abdominal
4. diaforesis
3. Pola napas tidak Setelah dilakukan SIKI : manajemen jalan napas
efektif b.d obesits keperawatan selama….x Aktivitas keperawatan :
- untuk mengetahui pola
Gejala dan tanda 24jam. Diharapkan pasien Obsevasi :
napas
mayor mampu menunjukan : - Monitor pola napas
- untuk mengetahui
Ds : - Monitor bunyi napas
adanya bunyi napas
1.dispnea SLKI : pola napas membaik tambahan
tambahan
Do : Dipertahankan pada level - Monitor sputum
- untuk mengetahui
1. penggunaan Ditingkatkan pada level Terapeutik
adanya sputum
otot bantu - Pertahankan kepatenan jalan
- untuk mempertahankan
pernapasan Dengan Kriteria Hasil : napas
kepatenan jalan napas
2. fase ekspirasi 1. ventilasi semenit - Posisikan semi fowler atau
- untuk memberi posisi
memanjang meningkat fowler
nyaman
3. pola napas 2. tekanan ekspirasi - Berikan minum hangat
- untuk melancarkan
abnormal meningkat - Lakukan fisioterapi dada
tenggorokan klien
3. tekanan inspirasi - Lakukan penghisapan lendir
- untuk mengatasi
Gejala dan tanda meningkat kurang dari 15 detik
permasalahan saluran
minor 4. dyspnea menurun - Berikan oksigen
napas
Ds : 5. penggunaaan otot bantu Edukasi
- untuk membersihkan
1.ortopnea menurun - Anjurkan asupan cairan 2000 lendir yang ada pada
Do : 6. pernapasan pursep-lip ml/hari tenggorokan
1. pernapasan menurun - ajarkan teknik batuk efektif - untuk mencukupi
pursed-lip 7. pernapasan cuping hidung kebutuhan cairan
2. pernapasan menurun Kolaborasi - untuk mengeluarkan
cuping hidung 8. frekuensi napas membaik kolaborasi pemberian dahak/sputum
3. diameter 9. kedalaman napas membaik bronkodilator - untuk mengatasi gejala
thoraks anterior 10. ekskursi dada membaik penyempitan jalan napas
–posterior
meningkat
-
4. ventilasi
semenit
menurun
5. kapasitas vital
menurun
6. tekanan
ekspirasi
menurun
tekanan
inspirasi
menurun
7. ekskursi dada
berubah
6. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana keperawatan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana keperawatan disusun dan
ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. Perencanaan keperawatan dapat dilaksankan dengan baik jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi keperawatan.
7. Evaluasi
S :
- pasien mengatakan lelah
- pasien mengatakan gelisah
O :
- pasien tampak pucat
- pasien tampak napas megap megap
- sianosis
A :
Gangguan penyapihan ventilator
P :
mengatakan pada pasien akan memfasilitasi pasien bernapas tanpa bantuan ventilasi
mekanis
DAFTAR PUSTAKA
Uyainah A. Terapi Oksigen. Dalam: Sudoyo A.W., Setiyohadi B., et. al. Buku Buku Ajar Ilmu
PenyakitDalam.Edisike-4.Ji1idlI1. 2006. Hal: 161- 165.
Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI),Edisi 1:
EGC,Jakarta
Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI),Edisi 1:
EGC ,Jakarta
Standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI),Edisi 1:
EGC,Jakarta