BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan jumlah kematian
ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan yang dijadikan
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000 jiwa. Angka
Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup
Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari 228
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007-2012. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami
penurunan pada tahun 2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan
jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus
Berdasarkan data Profil Kesehatan Riau tahun 2017, AKI di Provinsi Riau
sebesar 9,7 per 100.00 kelahiran hidup. Hal ini mengalami sedikit penurunan
dibandingkan dengan tahun 2016 yaitu sebesar 101,90 per 100.000 kelahiran
hidup. Persentase penyebab kematian ibu Provinsi Riau pada tahun 2017 yang
Indonesia adalah 24 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu salah satu masalah
kesejahteraan bayi dan balita indonesia pada tahun 2013 angka stunting di
indonesia yaitu 37,2% dan angka tersebut sudah mengalami penurunan pada tahun
2018 menjadi 30%, untuk itu pemerintah melakukan gerakan nasional pencegahan
stunting dan kerjasama kemitraan multi sector guna menekan masalah gizi bayi
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB di Indonesia bidan adalah salah satu
tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak dan pondasi utama sangat berperan
penting dalam mengatasi hal tersebut, oleh karena itu peningkatan kesehatan ibu
dan anak dapat diberikan dengan pemberian asuhan secara terus menerus pada ibu
dari masa hamil, bersalin, nifas dan Bayi Baru Lahir (BBL) yang disebut dengan
(Shandi, S.I.dkk.2018).
Of Midwifery Care (COMC) ini bidan harus memperhatikan tiga komponen utama
kepada pasien, menjalin hubungan atau relasi yang baik antara bidan dengan
pasien, dan melakukan manajemen klinik yang berkualitas tinggi dan efektif
penyulit baik selama kehamilan, persalinan, nifas, pada bayi baru lahir untuk
dimulai dari sejak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB dengan
pada Ny.D G1P0A0H0 mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, KB dan
Pekanbaru.
berkesinambungan kepada ibu sejak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB
Sasaran pengambilan kasus ini dilakukan pada Ny.D umur 28 tahun G1P0A0H0
Pratama Jambu Mawar Kota Pekanbaru. Waktu pengambilan kasus yakni dimulai
PMB dan 2 kali dirumah, kunjungan nifas dilakukan 1 kali di PMB dan3 kali
Asuhan kebidanan yang diberikan dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan
masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB sehingga komplikasi yang
TINJAUAN TEORI
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi,
kembang bayi.
dan bayi.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yaitu 280 hari atau 40 minggu.
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
b) Berat
3) Sistem muskuloskeletal
pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada
4) Sistem kardiovaskuler
jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara pada waktu yang sama, organ
agak ke lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal, dan
5) Sistem integumen
integumen yang dirasakan ibu hamil yaitu kemerahan ditelapak tangan dan
sistem integumen yang dirasakan adalah cloasma dan perubahan aerola, dan
6) Sistem gastrointestinal
Rahim yang semangkin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di
7) Sistem urinaria
Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap terjadi
8) Sistem pernapasan
sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil lebih cepat bernafas dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk
dirinya.
9) Sistem darah
Menurut Jannah (2012) perubahan dan adaptasi psikologis pada ibu hamil
trimester III sering disebut periode menunggu dan kewaspadaan sebab ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir bayinya akan
timbulnya tanda dan gejala persalinan serta ketidaknormalan bayinya. Rasa tidak
nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa dirinya aneh dan jelek serta
apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan suatu masalah.
diantaranya :
a. Edema
Penyebab terjadinya edema pada ibu hamil adalah pembesaran uterus pada
b. Gusi berdarah
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan.
c. Hemoroid
dianjurkan untuk menghindari mengejan saat BAB, jangan duduk terlalu lama
takut, gelisah atau khawatir. Untuk mengatasinya ibu dapat mandi dengan
air hangat, sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang membuat sulit
e. Nafas sesak
Ibu hamil dapat terserang nafas sesak karena adanya pembesaran uterus
g. Sering BAK
Menurut (Asrinah. 2010) hal ini merupakan hal fisiologis yang dialami
ibu hamil trimester III disebabkan oleh masuknya bagian terendah janin ke
yang diberikan sesuai dengan masalah yang dialami ibu yaitu memberitahu
minum pada siang hari dan kurangi minum 1-2 jam sebelum tidur pada
malam hari untuk mengurangi terjadinya buang air kecil pada malam hari
Tetap menjaga kebersihan diri, ibu harus mengganti celana dalam setiap
selesai buang air kecil atau meyediakan handuk bersih dan kering untuk
kelembapan yang dapat menimbulkan masalah seperti jamur, rasa gatal dan
lain sebagainya.
h. Nyeri punggung
kearah depan akan bertambah dan menyebabkan lordosis fisiologis. Hal ini
pijatan prenatal, mandi air hangat dan melakukan senam hamil (Reeder,
dkk. 2013).
diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum hamil.
lebih dari satu atau sama dengan 30 kg/m 3 dan dikategorikan sebagai berat
badan lebih bila IMT 25-29 kg/m3 (Jurnal Indon Volum : 2018).
b. Kebutuhan oksigen
memenuhi kebutuhan O2, disamping itu terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2
yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan
c. Personal Hygine
ibu hamil karena bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil
Buang air kecil atau berkemih merupakan salah satu proses alami tubuh
± 6-8 kali sehari. Namun ibu hamil mungkin akan merasa lebih sering ingin
Ibu hamil sering mengalami obstipasi. Hal ini terjadi diakibatkan oleh :
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul akan terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka dapat
hemoroid.
menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur Trykomonas tumbuh subur
sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan. Rasa gatal dapat
e. Seksual
seksual yang disarankan pada ibu hamil adalah hubungan dengan mengatur
posisi tubuh untuk menyesuaikan dengan pembesaran perut. Ibu hamil pada
menimbulkan kontraksi.
mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah sirkulasi darah menjadi lebih baik,
nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak.
Dianjurkan berjalan-jalan dipagi hari dalam udara yang bersih dan segar.
e. Senam Hamil
bekerja sambil duduk atau bekerja di rumah dapat berolahraga dengan berjalan
olahraga lainnya yang banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk
ketenangan, relaksasi, latihan otot ringan dan mendapatkan udara segar (Siti,
dkk. 2016).
Senam hamil yaitu kegiatan mengajarkan gerak/senam hamil pada ibu hamil
(Sukarni, 2013).
hormon endorfin dan enkafelin yang akan menghambat rangsang nyeri akibat
f. Istirahat/tidur
Istirahat dan tidur secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu. Tanda bahaya
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,
perdarahan yang banyak atau perdarahan yang nyeri. Pada kehamilan lanjut,
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak tetapi tidak selalu,
Sakit kepala yang menunjukkan adanya masalah yang serius adalah sakit
kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah
istirahat.
Ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Janin harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat
meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut karena
adanya infeksi yang bisa berasal dari vagina dan servik dan penilaiannya
dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru.
Pada saat kehamilan hampir seluruh ibu akan mengalami bengkak yang
apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat dan
kehamilan.
Kenaikan berat badan normal pada ibu hamil dari trimester I sampai
trimester III yang berkisar 9-17 kg dan kenaikan perminggunya adalah 0,5-
tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Tekanan darah ibu dalam batas
normal yaitu tidak lebih dari 140/90 mmHg, systole normal mulai dari
100-140 sedangkan diastole mulai dari 60-90. Apabila tekanan darah ibu
Bila LiLA < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Tabel 2.2
Kategori Lingkar Lengan Atas (LiLA)
dirasakan.
Tabel 2.3
Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald
Tabel 2.4
Penilaian TFU Menurut Penambahan Pertiga Jari
janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari
f) Pemberian imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini.
minngu ke-4.
Tabel 2.5
Pemberian Imunisasi TT
No Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
1 TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
2 TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
3 TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
4 TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
5 TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
Sumber : Sulistyawati, 2011
g) Pemberian talet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap
hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam
Bila kadar Hb < 10 gr/dl ibu hamil dinyatakan anemia, maka harus
10 gr/dl.
m) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan terapi
kehamilan.
Kartu skor Poedji Rochjati adalah salah satu alat untuk mendeteksi dini
resiko yaitu:
a) Primi Muda, terlalu muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang
d) Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun
normal
(a) Tarikan
Letak Lintang
dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan salah satu atau lebih
faktor resiko, baik dari pihak ibu maupun janinnnya yang memberikan dampak
kurang menguntungkan baik pada ibu maupun pada pada janinnya, memiliki
perdarahan sebelum lahir memberikan dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu
dan bayinya, membutuhkan rujukan tepat waktu dan tindakan segera.
(Kostania. 2015).
yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
Dalam proses pengeluaran hasil konsepsi atau pada proses persalinan dapat
konsepsi (persalinan) dan berdasarkan dengan usia kehamilan dan berat badan
janin
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Persalinan buatan
3) Persalinan Anjuran
berikut :
1) Abortus
belum mampu hidup di luar kandungan melalui jalan lahir yang ditandai
2) Partus immaturus
antara 22-28 minggu dengan berat badan janin antara 500-1000 gram.
3) Persalinan prematurus
Persalinan Prematurus adalah persalinan dari konsepsi pada kehamilan
26-36 minggu, janin hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 – 2500
gram.
4) Persalinan matur
5) Persalinan postmaturus
6) Partus presipitatus
pada uterus, vagina dan perineum serta perdarahan dari tempat implantasi
Passanger adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri
dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan maka jalan lahir
b. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
c. Passage
coccygis).
d. Psikis ( Psikologis )
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
e. Penolong
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
uteri karena kepala janin sudah masuk pintu atas panngul yang disebabkan
c. Perubahan serviks
persalinan.
d. Kontraksi
braxton hicks yang tidak nyeri yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu
kehamilan.
e. Bloody show
serviks pada awal kehamilan. Plak lendir inilah yang dimaksud sebagai
bloody show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir
bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari
perdarahan murni.
2.2.5 Tahapan persalinan
Kala I dimulai sejak adanya kontraksi uterus yang teratur, bertambah
a. Kala I persalinan
lengkap (10 cm). Kala 1 persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan
fase aktif
1) Fase laten
2) Fase aktif
d)
Tabel 2.6
Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi Dalam Persalinan
Normal
N Frekuensi pada fase Frekuensi pada fase
Parameter
o laten aktif
1 Tekanan Darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
2 Suhu Badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
3 Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
4 Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
5 Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
6 Pembukaan Serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
7 Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
8 Periksa Dalam Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Sumber : Saifuddin, 2014
b. Kala II (Pengeluaran)
Menurut Mansur (2018) Kala II dimulai ketika pembukaan serviks lengkap
dan berakhir dengan lahirnya bayi dan biasa disebut dengan kala pengeluaran
bayi.
3) Perineum menonjol
multipara, lamanya kala II pada primipara ±50 menit sedangkan pada multipara
dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit hingga 1 jam pasca bayi dilahirkan.
1) Kontak kulit dengan kulit membuat ibu dan bayi lebih tenang
2) Saat IMD bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membuat
3) Kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi akan meningkatkan ikatan
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses ini
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kontraksi uterus berhenti selama 5-10
bundar, tali pusat bertambah panjang, terjadi semburan darah secara tiba-tiba.
manajemen aktif kala III. Tujuan dari manajemen aktif kala III adalah untuk
darah selama kala III persalinan. Adapun langkah manajemen aktif kala III
yaitu :
lahirnya plasenta. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera
jika homeostatis berlangsung dengan baik. Pada tahap ini kontraksi otot rahim
Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernafasan, nadi,
kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga
dilakukan penjahitan luka. Setelah 2 jam bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke
1) Sistem Reproduksi
menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui oleh bayi.
komponen tersebut.
c) Kontraksi uterus
sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi jika terjadi kontraksi. Rasa
3) Hemogoblin
Akan meningkat 1,2mg/100 ml selama persalinan dan kembali seperti
sebelum persallinan pada hari pertama post partum, asalkan tidak ada
dan terjadi peningkatan plasma. Sel-sel darah putih secara progesif akan
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan,
yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan
pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama
kemudian kepala janin tampak pada vulva saat ada his (Sulistyawati, 2010).
Diagnosis pasti kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil
terlihatnya bagian kepala bayi di introitus vagina. Pada kala II his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3 menit karena biasanya dalam kala ini
kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka saat his tekanan pada otot-
otot dasar panggul yang secara refleks menimbulkan rasa ingin mengedan. Ibu
ingin defekasi.
membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak di vulva pada saat his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi,
kepala janin tidak masuk lagi di luar his dan dengan his dan kekuatan
mengedan yang maksimal kepala janin akan dilahirkam, menyusul bahu dan
menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta menjadi
berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina ( Rohani,
2011).
d. Perubahan Fisiologis pada kala IV
Menurut Yuni dan Widy (2018), Kala IV adalah masa antara satu sampai
dua jam setelah pengeluaran plasenta. Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir
kurang lebih dua jari di bawah pusat. Pembuluh darah yang ada diantara
dilahirkam. Untuk itu perlu pemantauan dua jam pasca persalinan yaitu setiap
15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua. Penolong juga
kelegahan hati, seolah-olah pada saat itulah terjadi suatu realitas kewanitaan yang
munculnya rasa bangga melahirkan atau memproduksi anak. Khususnya rasa lega
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang
belum pasti kini benar akan terjadi. Seorang wanita dalam proses kelahiran
bayinya merasa tidak sabar mengikuti irama naluriah dan mau mengatur sendiri,
tinggal dirumah. Dalam hal ini bidan dapat untuk menghilangkan kecemasan ini,
suami atau pasangan dapat memberikan perhatian dan tempat mereka untuk
Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara emosional maupun secara
Asuhan fisik dan psikologis bertujuan untuk memberikan rasa aman dan
nyaman serta menghindari ibu dari infeksi. Asuhan fisik dan psikologis
meliputi :
bila ada pemberian obat, dapat juga merangsang terjadinya mual atau
b. Kebutuhan eliminasi
persalinan. Jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien
ketidaknyamanan.
kontraksi yang kuat ini juga membatasi pengaliran oksigen pada otot-otot
nyeri dengan cara menganjurkan ibu untuk merubah rubah posisi, tetapi
d. Masase punggung
analgesik epidural yang dapat mengurangi nyeri dan stres, serta dapat
asuhan essensial pada ibu saat persalinan untuk mengurangi nyeri dan
ibu bersalin.
2.2.9 Asuhan Persalinan
Menurut Lailyana, dkk (2012) umumnya persalinan tidak bermasalah, tetapi
pendekatan proaktif.
persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Komplikasi persalinan
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang efektif, aman, nyaman, dan dapat
diterima oleh ibu bersalin maupun keluarganya. Prinsip umum asuahan sayang
sopan.
bersama ibu.
2) Pencegahan Infeksi
pasien, diri sendiri, dan rekan kerjanya dari infeksi. Cara praktis, efektif, dan
bidan dapat secara sistematis mengumpulkan data, menilai data, dan membuat
4)Pencatatan
5)Rujukan
Rujukan pada institusi yang tepat dan tepat waktu, untuk mendapat asuhan
komplikasi.
3) Membembing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta
4) Menjaga privasi ibu atara lain dengan menggunakan penurtup atau tirai
dan tidak menghadirkan orang lain tanpa pengetahuan ibu dan seizin ibu.
5) Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh
menganjurkan ibu untuk membasuh kemaluan seusai buang air besar atau
kecil
mencegah dehidrasi.
(Yulizawati,2019)
jam kemudian. Asuhan kebidanan yang dilakukan dalam kala IV, meliputi :
1) Evaluasi uterus
tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan yang dianggap normal bila tidak
2.2.10 Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan dan
partograf adalah :
c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekan medik ibu bersalin dan bayi baru lahir. Jika digunakan dengan tepat
persalinan
5) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
persalinan.
2) Status ibu ODP, PDP, terkonfirmasi COVID-19 atau bukan ODP/ PDP/
COVID-19
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan pulihnya alat-alat
Tahapan masa nifas yang terjadi menurut Sulistyawati (2015) adalah sebagai
berikut:
a. Peuerperium dini
Peuerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah
b. Peuerperium intermedial
c. Remote Peuerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat hanya 60 gram. Proses involusi
Tabel 2.7
Perubahan Uterus Masa Nifas
Diameter Berat
No Involusi TFU
Uterus Uerus
1 Plasenta lahir Setingi pusat 12,5 cm 1000 gr
2 1 minggu Pertengahan pusat simpisis 7,5 cm 500 gr
3 2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 5 cm 350 gr
4 6 minggu Normal 2,5 cm 60 gr
Sumber : Heni, 2018
b. Pengeluaran Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam rahim.
Tabel 2.8
Pengeluaran Lochea selama Nifas
Waktu
No Lochea Warna Ciri-ciri
Muncul
1 Rubra/merah 1-4 hari Merah Terisi darah segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding rahim, lemak
bayi, lanugo dan meconium.
2 Sanguinolenta 4-7 hari Merah Berlendir
Kecoklatan
3 Serosa 7-14 Kuning Mengandung serum, leukosit dan
hari Kecoklatan robekan atau laserasi plasenta
4 Alba/putih >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel desidua,
sel epitel, selaput lendir serviks dan
serabut jaringan yang mati.
Sumber : Heni, 201
yang terdapat pada serviks post partum adalah bentuk serviks yang akan
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang
ostium eksternum dapat dilalui oleh dua jari, pinggir-pinggirnya tidak rata,
1) Nafsu makan
makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
2) Mortilitas
Secara khas penurunan otot tonus dan mortilitas otot trkatus cerna
ke keadaan normal.
3) Pengosongan Usus
tonus otot menurun selama proses persalinan dan awal masa pasca
kembali normal.
kadang-kadang ibu nifas mengalami sulit buang air kecil karena sfingter
uretra ditekan oleh kepala janin dan adanya edema kandung kemih selama
buang air kecil masih tertinggal urin residu. Sisa urin dan trauma kandung
2010).
meliputi dinding perut dan peritoneum yang mana dinding perut akan
longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih dalam 6 minggu, kulit
1) Payudara (mammae)
setelah persalinan
sebagai berikut:
a) Hormon Plasenta
postpartum.
b) Hormon Pituitary
d) Kadar estrogen
ASI.
dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita
melahirkan.
a. Taking In Period
Periode ini berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan. Ibu pasif terhadap
lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi yang baik. Ibu menjadi
sangat tergantung pada orang lain. Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan
agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan tubuhnya menjadi
Periode ini berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu
sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung. Oleh karena itu, ibu sangat
saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat
dirinya dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat dapat membutuhkan rasa percaya
dirinya. Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar mengubah posisi
duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan bayinya.
c. Letting Go Period
Periode ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Secara umum fase ini
terjadi ketika ibu kembali ke rumah. Ibu menerima tanggungjawab sebagai ibu
merawat bayi meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang
kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi ibu saat menyusui sangat erat
kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh
kembang bayi. Bila pemberian ASI baik , maka berat badan bayi akan
meningkat, integritas kulit baik, onus otot, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Ibu menyusui tidak terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama
hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi
baik adalah 70kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk
dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri yang akan
menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Protein diperlukan untuk pergantian dan pertambahan sel yang rusak atau
mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan nabati.
3) Nutrisi lain yang dibutuhkan oleh ibu adalah cairan. Ibu menyusui
dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus
buah. Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari
4) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam
b. Ambulasi
sebagai berikut :
c. Eliminasi
disebabkan karena sfringter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme
Menurut Dewi dan Sunarsih (2012), ibu diusahakan mampu buang air
Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan
rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal demikian dapat
2012).
Biasanya 2-3 hari post partum masih susah BAB, sebaiknya diberikan
laksan atau parafin. Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur.
a) Diet teratur
b) Pemberian cairan yang banyak
suposituria
tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siag hari.
perlahan
3) Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur
f. Seksual
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
suami istri sampai waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 2 minggu setelah
bersangkutan.
g. Keluarga Berencana
kehamilan.
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama ibu sudah haid kembali. Sebelum
memggunakan metode KB hal-hal sebagai berikut perlu dijelaskan
h. Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu post pasrtum setelah
dan otot perut sekitar rahim. Ditambah otot vagina saat hamil organ-
organ tubuh tersebut meregang dan lemah. Hal yang penting bagi ibu
dapat menurunkan rata-rata TFU pada hari pertama hingga hari ketujuh
pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu
i. Pijat Oksitosin
Pramuji (2014) menyatakan bahwa salah satu upaya yang bisa
setelah melahirkan yang dapat memberikan sensasi rileks pada ibu, yaitu
dengan melakukan pijat oksitosin yang akan merangsang sel saraf pada
pada pagi hari ± 15 menit selama tiga hari, dari hari pertama sampai ke
tiga postpartum.
Kunjungan ini bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi,
mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
yaitu :
Tujuan:
Tujuan:
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan ubnormal, dan tida ada bau.
penyulit.
merawat tali pusat, dan bagaimana cara menjaga bayi tetap hangat.
Tujuan:
bayinya.
ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan
2011).
a. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama
b. mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
d. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
c. Aspek psikologis
postnatal depression scale (EPDS) ialah salah satu metode untuk mendeteksi
depresi pasca persalinan. Walaupun tidak umum, EPDS dapat dengan mudah
digunakan selama 6 minggu pasca persalinan. EDPS berupa kuisioner yang terdiri
dari dari 10 pertanyaan mengenai bagaimana perasaan pasien dalam satu minggu
kotak paling atas mendapatkan nilai 3 dan kotak paling bawah mendapatkan
nilai 0
diri.
4) Nilai maksimal : 30
5) Kemungkinan depresi: nilai 10 atau lebih
Para ibu yang memiliki skor diatas 10 sepertinya menderita suatu depresi
dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Skala ini menunjukan perasaan sang
ibu dalam 1 minggu terakhir. Khusus untuk nomor 10, jawaban: ya, cukup
dan 9 tanpa adanya pikiran untuk bunuh diri sebaiknya dilakukan evaluasi ulang
perburukan atau membaik. EPDS yang dilakukan pada minggu pertama pada
terjadinya depresi pasca persalinan pada minggu ke 4 dan 8. EPDS tidak dapat
menggunakan cut of point > 10 dari total 30, didapatkan nilai sensitifitas 64%
3) Jawaban kuisioner harus berasal dari ibu sendiri. Hindari kemungkinan ibu
5) Keuntungan EPDS
(b) Sederhana
menyelesaikan EPDS)
Buku KIA). Jika terdapat risiko/ tanda bahaya, maka periksakan diri ke
tenaga kesehatan.
nifas kedua, ketiga dan keempat dapat dilakukan dengan metode kunjungan
persalinan
persalinan
toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2012).
Neonatus adalah bayi yang lahir dalam presentase belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan
a. Sistem Pernafasan
dalam paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru. Agar alveolus dapat
berfungsi, harus terdapat cukup surfaktan dan aliran darah keparu. Produksi
lipoprotein yang dihasilkan oleh sel tipe II pneumosit yang melapisi alveolus.
b. Termoregulasi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme yaitu :
3) Radiasi : kehilangan panas bayi karena suhu dirumah lebih dingin dari
mengeringkan bayi.
e) Jangan lakukan pengisapan pada bayi baru lahir diatas alas tempat tidur
yang basah.
g) Atur agar tempat perawatan bayi baru lahir jauh dari jendela, dinding-
c. Sistem Gastrointestinal
adalah sirkulasi baik, bising usus positif, tidak ada kembung, pasase
asuhan yang diberikan pada bayi selama satu jam pertama pada kelahiran yaitu:
mengeringkan bayi, menutup bagian kepala bayi, anjurkan ibu untuk memeluk
paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagaian bayi (Desidel dkk,
2012).
c. Pemeriksaan fisik
1) Saat bayi berada di klinik.
2) Saat kunjungan tindak lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali
pada umur 4-7 hari dan 1 kali padaa umur 8-28 hari (Walyani, 2017).
d. Berat Badan
Menurut teori Sarwono (2012) mengatakan bahwa pada minggu pertama
kehidupan berat badan bayi baru lahir akan mengalami penurunan sekitar 5-
10%, hal ini disebabkan oleh pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh
bayi belum seimbang dan akan kembali berat badan bayi semula setelah 2-3
hilang setelah 3-4 bulan bayi akan otomatis menggengam jari ketika anda
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi baru lahir yang
7) Swallowing Reflex
didekatkan ke mulut.
Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan
obesitas. Ibu-ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI dan laktasi, umumnya
BB bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak
b. Mengandung antibodi, dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi
terhadap bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri
E. Coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi
terhadap salmonella typhi, shigela dan antibodi terhadap virus, seperti rota
c. ASI meningkatkan kecerdasan bayi, lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh
otak bayi yang mendapat ASI ekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari
rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kali yaitu : 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai
a. Kunjungan neonatal (KN1) pada 6 jam- 48 jam setelah lahir asuhan yang
diberikan yaitu:
1) Pencegahan infeksi
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal yang pertama adalah
merupakan tolak ukur akan kebutuhan tempat yang hangat sampai suhu
tubuhnya kembali stabil. Jika kehilangan panas tidak segera dicegah
pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali
pusat kering dan bersih. Tali pusat akan puput atau lepas umumnya satu
minggu kehidupan bayi, namun dapat lebih lambat hingga 10-14 hari
5) Pijat Bayi
kontak antara anak dan orang tua, anak akan merasa tentram dan nyaman
bayi lebih cepat naik. Kenaikan berat badan bayi diusia 1-2 bulan dengan
Secara umum berikut ini adalah beberapa manfaat dari pijat bayi yaitu :
tidur. Pada saat neonatus sampai usia 3 bulan rata- rata bayi tidur
Feses bayi yang disusui ibunya lebih lunak, berwarna kuning, dan
Salah satu minuman yang boleh dikonsumsi oleh bayi baru lahir dan
diberikan secara tepat adalah air susu ibu (ASI) karena ASI merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Menurut Yulizawati (2019) tanda bayi
d) Buang air kecil bayi lebih sering, dapat membasahi 6-8 kali popok
sehari
c. Kunjungan neonatal (KN 3) hari ke 8-28 setelah lahir
1) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG
Imuniasi BCG diberikan pada bayi usia 1 bulan secara I.C (Intra
Berat badan bayi baru lahir normal adalah antara 2500-4000 gram,
pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali
pada hari ke- 10. Berat badan menjadi 2 kali lipat berat lahir pada bayi
usia 5 bulan. Menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun, dan
Manfaat imunisasi ini adalah agar melindungi dan mencegah balita dari
pemberian imunisasi adalah BCG umur 0-1 bulan, Polio diberikan sebanyak 4
kali yaitu pada usia 0 s/d 4 bulan, DPT HB HIB diberikan sebanyak 3 kali pada
usia 2 s/d 4 bulan, campak rubela (MR) pada usia 9 bulan dan Pentabio lanjutan
pada umur 18 bulan serta campak lanjutan pada umur 18 bulan (IDAI,2014).
b. Bayi baru lahir dari ibu yang BUKAN ODP, PDP atau terkonfirmasi
jam) yaitu pemotongan dan perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini
(IMD), injeksi vit K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik, dan imunisasi
Hepatitis B.
lahir;
2018).
CoC ini memiliki alur atau kemajuan layanan kesehatan yang diterima oleh
pasien dari satu penyedia ke penyedia lainnya atau dari satu shift ke shift lainnya
dilakukan secara terintegrasi dalam layanan yang diberikan oleh penyedia layanan
yang terlibat dalam asuhan pasien. CoC juga dapat dilihat dari dua sisi yang saling
bahwa layanan yang mereka berikan kepada pasien diakui dan diikuti oleh
yang dimiliki bidan dalam melakukan catatn perawatan yang berguna untuk
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis
suatu pencatatan yang akurat dan lengkap terhadap keadaan/kejadian yang dilihat
(Handayani,2017)
a. S ( Subjektif)
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan yang
mempunnyai arti bahwa data yang tercantum pada komponen S ini adalah hasil
Jadi, untuk memperoleh data subjektif, salah satunya adalah dengan cara
mendengar. Data yang terfocus dan menyeluruh pada S ini diawali dari keluhan
kepiawaian bidan, bidan mulai menggali data yang terkait dengan keluhan
pasien.
b. O (Objektif)
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan yang
merupakan fakta-fakta yang didapat dari hasil inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi. Selain itu, data O juga didapat dari hasil pemeriksaan, seperti:
data S, oleh sebab itu, data S sangat berperan penting dalam menentukan jenis
c. A (Assesment)
Assesment merupakan pendokumentasian kesimpulan dari data subjektif
dan objektif. Analisis dan interpretasi data berdasarkan data yang terkumpul
d. P (Plan)
Plan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang