Anda di halaman 1dari 34

PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM (PPAM)

KESEHATAN REPRODUKSI
PADA SITUASI DARURAT BENCANA

LAILIYANA, SKM, M.K.M.


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan daerah rawan bencana


Dalam situasi normalpun sudah banyak permasalahan di
bidang kesehatan reproduksi dan kondisi ini akan menjadi
lebih buruk dalam situasi darurat bencana
Kebutuhan akan kesehatan reproduksi akan tetap ada dan
kenyataannya justru meningkat di saat bencana
Banyak usaha sudah dilakukan untuk mengatasinya, namun
masih sedikit perhatian yang diberikan untuk kesehatan
reproduksi pada situasi bencana
Kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana adalah
sangat penting karena merupakan hak asasi manusia
Hazard Mapping, Indonesia
NAD W. Kalimantan C. Kalimantan S. Kalimantan E. Kalimantan Gorontalo N. Sulawesi
2,3,4,5,6,7,13 1,3,8,4,6,10,9,5,11, 6.10,8,9,3,11,7, 3,10,5,13,14 3,10, 8,9,5,14 3,14 1,3,8,2,4,11,13,14
,14 13,14 14
C. Sulawesi
N. Sumatra
2,3,6,9,7,13,14
3,4,7,14
W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4,6,7,13,14
3,4,8,11,14
Bangka Belitung S.E Sulawesi
3,14 3,6,14
S. Sumatra
N.Maluku
3,4,14
2,4,6,7,9,13,14
Riau
3,5,7,8,14 Papua
2,3,4,6,7,9,11,13,1
Kep Riau 4
14
3
Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,14
Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,4,5,
Jambi
14
3,14
Jakarta W, Java C. Java Jogyakarta E. java Bali NTB
Banten
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11, 1,2,3,4,5,9,11, 1,11,14 1,2, 3,5,6,7,9 2,3,4,6,7,9,14 3,6,2,9,4,5,11,7,14
2,3,5,12,14
14 12,14 ,11,12,13,14,

Type of Emergency and Disaster


1. Volcano 5. Hurricane 9. Disease outbreak 13. Tsunami
2. Earthquake 6. Conflict 10. storm 14. Transportation
3. Flood 7. Terrorism 11. Drought Accident
4. Landslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident
Pendahuluan……

Situasi darurat bencana adalah suatu peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang telah mengakibatkan
ancaman yang kritis terhadap kesehatan,
keselamatan, keamanan, atau kesejahteraan suatu
masyarakat atau sekelompok besar orang.

Butuh bantuan dari luar


Bentuk : konflik bersenjata, bencana alam, epidemi,
kelaparan, dll, yang sering menyebabkan penduduk
harus mengungsi
Pendahuluan……

Kesehatan Reproduksi :
Adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang
menyeluruh dan tidak semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan, dalam semua hal berhubungan
dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya.
Seseorang mampu memiliki kehidupan seks
yang memuaskan dan aman dan bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk
bereproduksi dan bebas untuk memutuskan,
kapan dan seberapa sering melakukannya.
Latar Belakang Pentingnya Kesehatan Reproduksi
dalam Situasi Darurat Bencana

1. Kespro adalah bagian dari HAM (ICPD Cairo, 1994)

“Seluruh migran,
pengungsi, dan
pencari suaka harus
menerima pendidikan
dan pelayanan
kesehatan dasar”
Bab 10, Program
Kerja ICPD, 1994
Latar Belakang ………

Layanan Kesehatan Reproduksi (ICPD, Sept 1994) :


 Konseling, informasi, pendidikan, komunikasi, dan layanan KB
 Pendididkan dan layanannuntuk perawatan pranatal, persalinan yang
aman, dan perawatan nifas, serta perawatan kesehatan bayi dan
perempuan.
 Pencegahan dan perawatan yang tepat utnuk infertilitas/kemandulan
 Pencegahan aborsi dan penanganan akibat dari aborsi
 Perawatan infeksi saluran reproduksi, penyakit menular seksual,
termasuk HIV/AIDS
 Pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kanker payudara dan
kanker sistem reproduksi, serta kondisi kesehatan reproduksi lainnya.
 Pencegahan secara aktif atas praktik tradisonal berbahaya, seperti
Female Genital Mutilation (FGM)/sunat perempuan
Latar Belakang ………

2. Undang-Undang RI No 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana
perlindungan terhadap kelompok rentan termasuk dalam
Penyelenggaraan Tanggap Darurat (ps 48e), prioritas
untuk mendapatkan penyelamatan, evakuasi,
pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial (ps
55)
Latar Belakang ………

3. Kepmenkes No 145/MENKES/SK/I/2007 tentang


Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang
Kesehatan  sdg direvisi menjadi Permenkes
(Kespro darurat termasuk ke dalamnya)
Dampak Konflik & Pengungsian terhadap
Kesehatan Reproduksi
• Kekerasan terhadap penduduk sipil, dan kekerasan
seksual terhadap wanita dan gadis-gadis (termasuk
perkosaan massal), menimbilkan kerugian fisik dan
psikologis bagi korban dan keluarga untuk generasi yang
akan datang.
• Pasangan suami istri tidak memiliki
akses terhadap pelayanan KB, yg
meningkatkan kehamilan tak
diinginkan, aborsi tidak aman, serta
risiko kebidanan yang tinggi bagi wanita
Dampak…..
• Wanita yang kehilangan anak karena
konflik/bencana, kemungkinan akan hamil lagi
untuk menggantikan anak yang meninggal
• Penyebaran PMS termasuk HIV/AIDS paling cepat
pada keadaan gizi buruk yang dialami pengungsi.
• Kebutuhan remaja, kaum pria akan pelayanan
reproduksi mungkin terabaikan
• Kehilangan rumah, keluarga, harta benda, dan tidak
adanya harapan untuk masa depan, memungkinkan
perubahan prilaku menjadi perilaku tidak mengenal
takut (risk-taking behavior)
Masalah yang sering dialami wanita karena
konflik dan pengungsian :

• Stres dan kekurangan gizi


• Hilangnya dukungan keluarga selama kehamilan
dan menyusui
• Rusaknya jaringan keluarga dan sosial, sehingga
wanita menjadi kepala keluarga
• Risiko kekerasan seksual atau cacat pada wanita
muda termasuk remaja, wanita belum bersuami
dan janda
• Risiko melakukan aborsi yang tidak aman
• Akses ke fasilitas kesehatan reproduksi tidak ada
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)
Kesehatan Reproduksi

PPAM adalah serangkaian kegiatan prioritas kesehatan


reproduksi yang harus dilaksanakan segera pada tahap awal
bencana untuk menyelamatkan jiwa khususnya pada
kelompok perempuan dan remaja perempuan.

Apabila dilaksanakan pada awal bencana, PPAM


akan dapat menyelamatkan hidup dan mencegah
kesakitan pada perempuan dan remaja putri.
PPAM :

Paket : supplies (seperti RH kit) dan


kegiatan koordinasi serta
perencanaan
Pelayanan : Pelayanan untuk diberikan kepada
penduduk
Awal : Untuk digunakan dalam kondisi
emergency, tanpa membutuhkan
assessment di lapangan
Minimum : dasar, RH terbatas
Kesehatan Reproduksi di Indonesia

Kesehatan Reproduksi Esensial


1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular
Seksual

Kesehatan Reproduksi Komprehensif


Pelayanan Kesehatan Reproduksi esensial ditambah
Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usila
Kesehatan reproduksi dalam situasi darurat

Fase emergency Pasca emergency


(fase stabil)

Pelaksanaan PPAM Pelaksanaan Kesehatan


Reproduksi
Komprehensif
PPAM vs Kesehatan Reproduksi
Komprehensif

• Koordinasi lintas sektor


• Keluarga Berencana
• Safe motherhood :
ANC (antenatal care), persalinan, PNC (postnatal care)
• Layanan ginekologis
• Pencegahan IMS-HIV dan pengobatan
• Pencegahan dan penangan GBV
• Pencegahan aktif praktek tradisional yang membahayakan
seperti FGM(female genital mutilation)/sunat perempuan
• Kesehatan Reproduksi Remaja
• Rencana untuk layanan kesehatan reproduksi
komprehensif
Pelayanan Kespro Komprehensif
• KIA
• KB
• IMS, HIV dan AIDS
• Kespro Remaja
• Kespro Usia Lanjut
• Kasus Kekerasan berbasis gender termasuk
kekerasan seksual
5 tujuan PPAM

1. Memastikan cluster/sektor kesehatan mengidentifikasi


lembaga untuk memimpin pelaksanaan PPAM
2. Mencegah & menangani konsekuensi kekerasan
seksual
3. Mengurangi penularan IMS/HIV
4. Mencegah peningkatan kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal
5. Merencanakan layanan Kesehatan Seksual &
Reproduksi komprehensif terintegrasi pada layanan
kesehatan primer, sesegera mungkin
Tujuan…….

1. Memastikan cluster/sektor kesehatan


mengidentifikasi lembaga untuk memimpin
pelaksanaan PPAM
a. Adanya koordinator kesehatan reproduksi
b. Diselenggarakannya pertemuan untuk
mendiskusikan masalah kespro
c. Koordinator kespro melaporkan kembali kepada
cluster/sektor kesehatan
d. RH kits (kit kespro)dan supplies tersedia
Tujuan…….

2. Mencegah & menangani konsekuensi kekerasan


seksual
a. Sistem perlindungan berjalan khususnya untuk
perempuan dan gadis
b. Layanan medis dan dukungan psikososial tersedia
bagi korbannya
c. Masyarakat mengetahui adanya layanan tersebut
Tujuan…..

3. Mengurangi penularan IMS/HIV


a. Tersedianya transfusi darah yang aman
dan rasional
b. Diterapkannya standard kewaspadaan
universal
c. Tersedia kondom gratis
Tujuan….

4. Mencegah peningkatan kesakitan dan


kematian maternal dan neonatal
a. Pelayanan kegawatdaruratan
kebidanan dan neonatal tersedia
b. Sistem rujukan 24/7 terbentuk
c. Kit persalinan bersih diberikan pada
penolong persalinan dan ibu hamil yang
terlihat
d. Masyarakat mengetahui adanya
layanan ini
Tujuan…..

5. Merencanakan layanan Kesehatan Seksual &


Reproduksi komprehensif terintegrasi pada layanan
kesehatan primer, sesegera mungkin
a. Data latar belakang dikumpulkan
b. Staf teridentifikasi untuk memberikan pelayanan
kespro komprehensif dimasa yang akan datang
c. Kapasitas staf dinilai dan training direncanakan
d. Peralatan kespro dan supplies dipesan
Langkah-Langkah Penanganan
Kesehatan Reproduksi pada Tiap
Tahapan Penanggulangan Bencana

A. Tahap Pra Bencana


Kegiatannya : Menyusun rencana kesiapsiagaan
kespro pada setiap tingkat pemerintahan, mulai
dari tingkat kab/kota,propinsi dan tingkat pusat
Rencana Kesiapsiagaan

Adalah rencana kegiatan yang dilakukan untuk


mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna
Tujuan rencana kesiapsiagaan
1. Membangun kesadaran stakeholder agar
turut aktif dalam program penanganan
bencana
2. Memastikan koordinasi yang efektif dari
respon bencana
3. Memastikan respon bencana yang cepat,
tepat dan efisien melalui penerapan PPAM
untuk kespro sejak fase awal bencana
Waktu penyusunan
rencana kesiapsiagaan
Pada kondisi normal sebelum terjadi bencana
Harus direview dan direvisi secara berkala sesuai
dengan perkembangan kondisi daerah (minimal
1 tahun sekali)
Pada saat terdapat potensi bencana
Pada saat ini frekuensi review dan revisi rencana
kesiapsiagaan harus ditingkatkan, disamping
persiapan operasional dari rencana tersebut
Tahap penyusunan rencana kesiapsiagaan

1. Tahap persiapan
a. Pembentukan Tim kespro
b. Mengadaan pertemuan untuk mendapatkan
kesepahaman tentang konsep PPAM
2. Tahap penyusunan rencana kesiapsiagaan
a. Identifikasi data kespro
b. Pembuatan peta
c. Tindakan untuk mengurangi kerentanan dan risiko
kespro
d. Penyiapan komponen rencna kesiapsiagaan
B. Saat Tanggap Bencana

Tindakan yang dilakukan :


Operasional dari rencana
kesiapsiagaan dibawah
koordinasi koordinator tim
siaga kespro
Tahapan tindakan operasional
1. Respon awal
a. Penentuan tingkat wewenang penanganan
bencana : tingkat
kabupaten/propinsi/nasional
b. Mengintegrasikan tim siaga kespro ke
dalam tim koordinasi Badan Penanggulangan
Bencana
2. Mobilisasi tim siaga kespro untuk melakukan
penilaian awal dan kegiatan secara simultan
sesuai fungsi dari masing-masing sub tim.

Tujuan : mengukur besarnya masalah kespro


akibat bencana

Waktu pelaksanaan : terintegrasi dengan


penilaian kesehatan secara umum dan
tidak lebih dari 72 jam setelah bencana
terjadi
C. Pasca Bencana
• Kegiatannya difokuskan pada upaya pemulihan
kondisi kesehatan reproduksi.
• Pemulihan : serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana,
dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi
dan rekontruksi dan difokuskan pada
perencanaan pelaksanaan kespro komprehensif
Kegiatan pemulihan

• Melakukan assesment untuk


menilai kesiapan pelayanan
kespro sesuai kondisi normal
• Perencanaan pelaksanaan
kespro komprehensif terpadu
• Pelaksanaan upaya
pemulihan kespro

Anda mungkin juga menyukai