Anda di halaman 1dari 39

KONSEP HIV AIDS

MATA KULIAH
MANAJEMEN HIV AIDS
PERTEMUAN 1
PENGERTIAN

• H = Human
• I = Immunodeficiency
• V = Virus
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia

• A = Acquired
• I = Immune
• D = Deficiency
• S = Syndrome

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena
turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah
virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS
membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai
komplikasinya.
DATA HIV AIDS DI DUNIA

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019


Populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika (25,7 juta
orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang terendah ada
di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara
mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini.
Distribusi Penderita HIV Baru
Berdasarkan Populasi Berisiko Secara Global
(2018)

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019


PENINGKATAN RISIKO TERTULAR HIV
DI ANTARA POPULASI BERISIKO DI DUNIA
TAHUN 2018

Sumber: United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019


JUMLAH KASUS
HIV/AIDS DI INDONESIA

Sumber: Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), Laporan Tahun 2019
Meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti
pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia
mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data WHO tahun 2019,
terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun
terakhir pada tahun 2013, yaitu 12.214 kasus.
Berdasarkan gambar di atas, lima provinsi dengan jumlah kasus
HIV terbanyak adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Papua, dimana pada tahun 2017 kasus HIV
terbanyak juga dimiliki oleh kelima provinsi tersebut.
Sedangkan di Gambar 3, diketahui bahwa provinsi dengan
jumlah kasus AIDS terbanyak adalah Jawa Tengah, Papua, Jawa
Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Kasus AIDS di Jawa
Tengah adalah sekitar 22% dari total kasus di Indonesia. Tren
kasus HIV dan AIDS tertinggi dari tahun 2017 sampai dengan
2019 masih sama, yaitu sebagian besar di pulau Jawa.
Berdasarkan data Ditjen P2P yang bersumber dari Sistem Informasi HIV, AIDS, dan IMS (SIHA)
tahun 2019, laporan triwulan 4 menyebutkan bahwa kasus HIV dan AIDS pada laki-laki lebih tinggi
dari perempuan. Kasus HIV tahun 2019 sebanyak 64,50% adalah laki-laki, sedangkan kasus AIDS
sebesar 68,60% pengidapnya adalah laki-laki. Hal ini sejalan dengan hasil laporan HIV
berdasarkan jenis kelamin sejak tahun 2008-2019, dimana persentase penderita laki-laki selalu
lebih tinggi dari perempuan.
Berdasarkan data SIHA mengenai jumlah infeksi HIV tahun 2010-
2019 yang dilaporkan menurut kelompok umur, kelompok umur
25-49 tahun atau usia produktif merupakan umur dengan
jumlah penderita infeksi HIV terbanyak setiap tahunnya.
Case Fatility Rate (CFR) merupakan jumlah kematian dalam
bentuk persen, dibandingkan dengan jumlah kasus dalam suatu
penyakit tertentu. CFR AIDS di Indonesia sejak tahun 2005
sampai tahun 2019 terus mengalami penurunan. Hal ini dapat
disebabkan karena upaya pengobatan AIDS di Indonesia telah
berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.
HIV
• Retrovirus
• RNA  RNA & DNA
• reverse transcriptase

• HIV menyerang limfosit yang disebut ‘sel T-4’ atau


‘sel T-penolong’ (T-helper), atau disebut juga ‘sel
CD-4’.
• HIV tergolong kelompok retrovirus yang memiliki
kemampuan untuk “mengkopi-cetak”
Darah

Eritrosit Lekosit Trombosit

Limfosit Sel darah putih lainnya

Sel B Sel T

CD8 CD4
hubungan sosial biasa TIDAK dapat
menularkan HIV
HIV tidak menular melalui :

• Gigitan nyamuk
• Berciuman pipi
• Hidup satu rumah dengan Odha
• Pemakaian kamar mandi bersama
• Kolam renang
• Alat makan,
• Hubungan sosial lainnya
Hubungan sosial dan HIV

• Karena hubungan sosial biasa tidak memungkinkan


terjadinya pertukaran cairan tubuh yang dapat
menularkan HIV.
• Hubungan sosial dimaksud seperti: serumah, satu
sekolah, kantor dan sama-sama menggunakan
fasilitas umum.
Perjalanan infeksi HIV
Bagaimana bentuk seorang
pengidap HIV …

Seorang pengidap HIV terlihat biasa saja seperti halnya orang lain
karena tak menunjukkan gejala klinis. Hal ini bisa terjadi selama 5-10
tahun.

Penularan…
Walaupun pengidap HIV belum menunjukkan gejala,
sudah dapat menularkan kepada orang lain

Siapa saja dapat tertular melalui cara tertentu,tak peduli


kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat
pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksualnya
Tingkat bahaya tertular HIV melalui hubungan seksual
• Hubungan anal paling berbahaya, karena epitel mukosa
yang tipis dan rapuh.
• Hubungan vaginal, wanita lebih rentan karena anatomis
alat kelaminnya.

Hubungan seks sekali saja dengan pengidap HIV dapat


tertular HIV
• Secara statistik kemungkinannya antara 0,1% sampai
1%. Walaupun jauh dibawah risiko melalui transfusi
darah tetapi kenyataannya 90% penularan terjadi
melalui hubungan seks
Pemeriksaan HIV & Konseling

• Pemeriksaan /Test HIV adalah penegakan diagnosis


menggunakan strategi 3 (tiga kali pemeriksaan)
• Konseling HIV-AIDS adalah upaya menurunkan risiko
penularan, merubah perilaku berisiko dan meningkatkan
kualitas hidup
• Pendekatan pelayanan:
– Pendekatan Sukarela : Client-intiated Testing & Counseling
(CITC) = Voluntary Counseling & Testing = Konseling &
Testing Sukarela (KTS)
– Pendekatan Medis : Provider-initiated Testing & Counseling
(PITC) = Testing & Konseling insiasi Petugas Kesehatan
(TKiPK)
HIV Stadium 1

 Tidak ada gejala


 Window periode (sudah
terinfeksi HIV tapi hasil tes
HIV negatif)
 “flu like syndrome”
 Pembesaran Kelenjar Limfe
Menetap (Persistent
Generalized
Lymphadenopathy)

Pendekatan Sukarela : Client-intiated


Testing & Counseling (CITC) =
Voluntary Counseling & Testing
(VCT)= Konseling & Testing Sukarela
(KTS);
Juga ditawarkan pada ibu hamil
HIV Stadium 2

Berat badan menurun <10% dari BB semula


Infeksi saluran napas berulang (sinusitis, tonsilitis,
otitis media, faringitis)
Herpes zoster
Cheilitis angularis
Ulkus oral yang berulang
Papular pruritic eruption
Dermatitis seboroika
Infeksi jamur kuku
HIV Stadium 2 (lanjutan)

• Dermatitis seboroik

• Papular pruritic eruption


(PPE)

• Cheilitis angularis
HIV Stadium 2 (lanjutan)

• Herpes zoster (shingle)

• Jamur kuku (onikomikosis, T.


rubrum)
HIV Stadium 3 (AIDS awal)

 Berat badan menurun >10% dari BB semula


 Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
 Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan >
37,5oC) > 1 bulan
 Kandidiasis Oral persisten (thrush)
 Oral Hairy Leukoplakia
 TB paru
 Infeksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang atau
sendi, meningitis atau bakteremia)
 Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
 Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni kronis yg
tdk dpt diterangkan sebabnya
HIV Stadium 3 (lanjutan)

• Jamur dimulut/lidah/langit-langit
(kandidiasis pseudomembran)

• Oral hairy leukoplakia (garis/bulu


putih di sisi lidah
HIV Stadium 4 (lanjutan)

• Criptococcus

Wasting sindrom

Sarcoma Kapossi
4 Pilar Pencegahan IMS &
HIV
• Perubahan perilaku berisiko manjadi tidak berisiko

• Promosi dan distribusi serta pemakaian kondom dengan


baik & benar secara terus menerus

• Keterlibatan sektor terkait untuk menciptakan


lingkungan yang kondusif

• Layanan IMS & HIV-AIDS) yang memadai, baik untuk


kelompok berperilaku risti maupun non-risti.
Cara Menghindari Penularan
BERBAGAI UPAYA
MENGENDALIKAN IMS &
HIV
• IMS dapat diobati dengan tuntas (kecuali virus)
• HIV-AIDS sudah ada obatnya, sekalipun tidak menyembuhkan sama sekali
• Obat HIV : ARV (Anti retroviral) disediakan pemerintah
– AZT (zidovudin)
– 3TC (lamivudin)
– TDF (tenofovir)
– EFZ (Evafirenz)
– NVP (Nevirapin)
• Syarat :
– patuh 100%
– Seumur hidup diminum
– Beritahu orang terdekat, PMO orang terdekat
– Selalu pakai kondom
Efek ARV pada ODHA

Sept 2003
Bagaimana hasil Pengobatan dgn ARV bagi
Individu yang taat ???
Tes HIV
• Tes HIV diintegrasikan pada tes darah rutin pada pasien di
daerah generalized level bersama dengan tes darah lainnya
seperti darah tepi, Ur. Creat, Hepatitis, Malaria, Sifilis,, dll,
sesuai kebijakan setempat dan/atau keputusan medis

• Tes HIV dianjurkan pada semua orang yang bersedia


menggunakan haknya

• Tes apapun ditujukan semata-mata untuk kepentingan


pasien
• Tes apapun harus dilengkapi penjelasan dan tercatat dalam
rekam medis (informed-consent)

• Selalu dilakukan edukasi / dukungan / konseling


USULAN TINDAK LANJUT

• Melakukan upaya peningkatan pengetahuan


komprehensif
• Advokasi pencegahan HIV kepada seluruh pemangku
kepentingan,
• Penyediaan layanan pengobatan IMS
• Promosi Testing HIV & Konseling sukarela
• Ketersediaan kondom untuk mencegah penularan
HIV
• Hapuskan stigma & diskriminasi
Thank You
RTM
Resume Defenisi HIV/AIDS, Tanda dan gejala,
Penyebab, Faktor resiko dan pengobatan
Penilaian
Softcopy materi yang ditugaskan

Anda mungkin juga menyukai