Anda di halaman 1dari 18

TUGAS AGAMA

“ IPTEK DALAM ISLAM”

KELOMPOK 5 :
CESSI ATHALITA SATI
ANGGIT ARDINNATA
RIZKY DWI CAHYANI
AJENG TRIYANI S

UNIVEERSITAS JAMBI
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sains diindonesiakan menjadi ilmu pengetahuan sedangkan dalam sudut
pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan
pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan di interpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran  obyektif, sudah di uji kebenarannya dan dapat di uji
ulang secara ilmiah. Secara etimologis ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu
segala yang berbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Sebab itu
seseorang yang mempedalam ilmu tertentu di sebut sebagai spesialis, sedangkan
orang yang banyak tau tetapi tidak mendalam di sebut generalis. Karena
keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukn orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan.
Tolak ukur era modern ini adalah sains dan tekhnologi. Sains dan
tekhnologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan
manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji tolak
ukur dari era modern ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau
negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan tekhnologi, maka
bangsa atau negara itu dapat dikatakan sebagai negara terbelakang dan tidak
maju.
Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru
Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan
bereksperimen dalam hal apapun termasuk sains dan tekhnologi. Bagi Islam
sains dan tekhnologi termasuk ayat – ayat Allah SWT. Yang perlu digali
keberadaannya. Ayat – ayat Allah SWT. Yang tersebar di alam semesta ini,
dianugrahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk di olah
dan dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya. Salah satu keagungan nikmat
yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Ialah nikmat
ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kemajuan sains dan tekhnologi telah
memberikan kemudahan – kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan
manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai
hamba Allah dan Khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugrah
kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugrah
agama dan kenikmatan Ilmu dan tekhnologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru-
niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala
dampak negatif yang diakibatkanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pandangan islam tentang iptek dalam islam tentang penciptaan
bumi
2. Bagaimana pandangan islam tentang perkembangan medis saat ini seperti
bayi tabung, kloning dan sebagainya.

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui iptek
dalam islam serta penjabarannya yang akan di paparkan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Pengetauan Dan Teknologi Dalam Pandangan Islam


     Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor
penunjang kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM), karena dengan adanya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi suatu negara bisa bersaing dan disetarakan dengan
negara-negara lain. Setiap manusia diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah SWT,
agar menjadi orang berkualitas yang dapat menjunjung tinggi derajatnya. Maka
dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi manusia akan lebih bermanfaat, baik
untuk dirinya maupun untuk masyarakat. Akan tetapi, semua itu tergantung
kemampuan yang timbul dari orang itu sendiri.
1.  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
     Sebelum memaparkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diketahui sekilas
tentang perbedaan antara pengetahuan dan ilmu agar tidak terjebak pada
kesalahpahaman mengenai keduanya, sehingga bisa memahami dengan mudah
dan benar apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu
adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem, dan terukur serta
dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Ilmu menurut Al-Qur’an adalah
rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah yang diberikan kepada manusia
baik melalui Rasulnya atau langsung kepada manusia yang menghendakinya
tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah yang bergantung menurut ketentuan
dan kepastian-Nya.
    Sementara itu, pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum
tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan
pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah
merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan
mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi tidak
berarti semua ilmu adalah pengetahuan. Menurut Sutrisno Hadi, ilmu  kumpulan
dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-
orang yang dipadukan secara harmonis dalam suatu bangunan yang teratur.
Sedangkan teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan
ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis.
2.      IPTEK dilihat dari pandangan Islam
   Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Qur’an
mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara
tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui
dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang
artinya :“Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman “Sebutkan kepadaku
nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar”. Dari ayat di atas yang dimaksud
nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi
mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan
yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada
perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh
kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan
pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus
berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul
Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu
ditambah pengetahuannya  (QS Yusuf : 72).
    Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi
dengan memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu,
laju IPTEK memang tidak dapat dibendung, hanya saja mabusia dapat berusaha
mengarahkan diri agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta
dan IPTEK yang dapat membahayakan dirinya dan yang lainnya.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di jaman Islam
      Islam pernah berjaya di bidang IPTEK sekitar abad VIII sampai dengan abad
XIII. Tradisi keilmuan umat Islam dipelopori oleh Al-Kindi (filosof penggerak
dan pengembang ilmu pengetahuan) yang mengatakan bahwa Islam itu dapat
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dari manapun sumbernya, asalkan
tidak bertenangan dengan akidah dan syariat. Hal ini sejalan dengan hadits nabi
yang menyuruh umatnya berlayar sampai ke negeri China untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Padahal China adalah negara non muslim. Menurut Harun Nasution,
pemikiran rasional berkembang pada jaman Islam (650-1250 M). Pemikiran ini
dipengaruhi oleh persepsi tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti
yang terdapat dalam al-Qur`an dan hadits. Persepsi ini bertemu dengan persepsi
yang sama dari Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota
pusat peradaban Yunani di Dunia Islam Zaman Klasik, seperti Alexandria
(Mesir), Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia). W.
Montgomery Watt menambahkan lebih rinci bahwa ketika Irak, Syiria, dan Mesir
diduduki oleh orang Arab pada abad ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat
Yunani dikembangkan di berbagai pusat belajar. Terdapat sebuah sekolah terkenal
di Alexandria, Mesir, tetapi kemudian dipindahkan pertama kali ke Syiria, dan
kemudian pada sekitar tahun 900 M ke Baghdad. Maka para khalifah dan para
pemimpin kaum Muslim lainnya menyadari apa yang harus dipelajari dari ilmu
pengetahuan Yunani. Mereka mengagendakan agar menerjemahkan sejumlah
buku penting dapat diterjemahkan. Beberapa terjemahan sudah mulai dikerjakan
pada abad kedelapan. Penerjemahan secara serius baru dimulai pada masa
pemerintahan al-Ma’mūn (813-833 M). Dia mendirikan Bayt al-Ḥikmah, sebuah
lembaga khusus penerjemahan. Sejak saat itu dan seterusnya, terdapat banjir
penerjemahan besar-besaran. Penerjemahan terus berlangsung sepanjang abad
kesembilan dan sebagian besar abad kesepuluh.

B. Pandangan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penciptaan


Bumi

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di
dunia ini selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi
beberapa jenis, diantaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah
dalam istilah Inggris disebut universe yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam semesta merupakan ciptaan Allah
yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah menciptakan alam
semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia, dan
geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah
segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan
suatu kesatuan system yang unik dan misterius. Alam syahadah atau alam materi
sering juga disebut dengan alam fisik karene alam syahadah merupakan alam yang
dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan menggunakan alat atau tidak,
berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera. Alam syahadah
dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah
(mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan
insani Al Quran menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun
oleh satu wujud yang arif, yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan
penulisnya.

a.       Menurut Teori Big Bang


Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak
seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk.
Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang lama,
bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Pada abad ke 19, banyak
orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini mengatakan bahwa
alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini telah
ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan
materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.
     Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam
semesta, yaitu teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk
karena sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Teori Big Bang merupakan
kebalikan dari teori alam semesta yang tetap. Teori Big bang menyatakan bahwa
alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini mengindikasikan
bahwa terdapat permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut
paham materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.
      Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang
ditemukan membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi
dentuman dari ledakan tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema
dentuman tersebut masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman
besar tersebut telah berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema
tersebut dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun
diterima oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.

b.      Menurut Al Quran


Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada
surat Al Anbiya ayat 30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan
satu kesatuan yang padu.
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi, “  Datanglah kamu keduanya menuruti
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya  menjawab, “Kami
datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`”
( Fushshilat 11-12)
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada
bintang-bintang dan galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan
di bumi bagi subject utama penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah
itu Allah ciptakan langit dan bintang-bintang dalam enam masa. Seperti
diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6
masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya
dengan menu-runkan air dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi
sesudah matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini
berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum
ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air
adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air
itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa
menghilangkannya.”( QS  Al- Mu’minun ; 18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini
menerangkan bahwa air bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang  (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang
bermacam-macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air
diturunkan ke bumi,  maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih
dahulu Allah cipakan adalah tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan
hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang menjadi cadangan makanan untuk
hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung maupun hewan darat,
ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi
dulunya adalah suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang
dulunya sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya  Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali
surat Al Fushilat ayat 11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan
menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang sangat
panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa perlu
pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar
yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang besi
yang membara misalnya, apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap
dan uap air. Demikian juga dengan bola panas bumi pada waktu air diturunkan
maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya asap dengan uap air ?
Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak
mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi
langit yang tujuh lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah
ciptakan bintang-bintang. Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu
a’lam, tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan
segala sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.

C. Hukum Bayi Tabung dan Kloning dalam Pandangan Islam

1. Hukum Bayi Tabung

Masjfuk Zuhdi, (1997:20-25) memaparkan bahwa Majlis Tarjih


Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980 mengharamkan bayi tabung
dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor
514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam
(OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung
dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan
sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.
Dua hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu :
a. Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari
istrinya kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
b. Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim
istrinya atau langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.
Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar
memerlukan bayi tabung untuk membantu pasangan suami isteri tersebut
memperoleh keturunan. Sebaliknya ada Lima hal yang membuat bayi tabung
menjadi haram. Yaitu :
a. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur
pihak wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim
istrinya.
b. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang
diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim si wanita.
c. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang
suami istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang
bersedia mengandung persemaian benih mereka tersebut.
d. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
e. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang
suami dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang
lain.
Berdasarkan keterangan tersebut, Jumhur ulama menghukuminya haram.
Karena sama hukumnya dengan zina yang akan mencampur adukkan nashab dan
akibatnya hukum anak tersebut tidak sah dan nasabnya hanya terhubung dengan
ibu yang melahirkan. Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70:

ٍ ِ‫ت َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَى َكث‬


ِ ‫ير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضيال‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َرزَ ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
Artinya :“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Isra’ : 70)
Q.S. At-Tiin ayat 4 :
‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإل ْن َسانَ فِي أَحْ َس ِن تَ ْق ِو ٍيم‬
Artinya :“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” ( Q.S.At-Tiin : 4 )

Menurut Al-Munawar. S, ( 2004) masalah bayi tabung, jika sperma dan


ovum yang dipertemukan itu berasal dari suami-isteri yang sah, maka hal itu
dibolehkan. Tetapi, jika sperma dan ovum yang dipertemukan itu bukan berasal
dari suami-isteri yang sah maka hal itu tidak dibenarkan bahkan dianggap sebagai
perzinahan terselubung.
2. Hukum Kloning

Sedangkan menurut Hasbiyallah dan Maslani (2012:171), Kloning berasal


dari bahasa Yunani, yaitu klon atau twig yang didefinisikan sebagai proses
menciptakan suatu copy makhluk hidup yang identik secara genetik dengan
tetuanya (aslinya atau orisinalnya). Berdasarkan definisi tersebut, kloning
(klonasi) adalah tekhnik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan,
maupun manusia.
Kloning, dalam ranah kloning manusia tidak bisa ditentukan secara pasti
(halal dan haramnya) karena ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum
diaplikasikan. Dalam hal ini segala bentuk penelitian ilmiah hukumnya mubah
atau boleh. Kita bisa mengambil kesimpulan keputusan hukumnya setelah ide
tersebut diaplikasikan dengan menimbang dampak-dampaknya terhadap
kehidupan, tentang maslahat atau tidaknya hasil penelitian tersebut.
Jika kloning pada tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya
guna (bermanfaat) bagi kehidupan manusia maka hukumnya mubah atau halal.
Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini
diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Berdasarkan firman Allah SWT. Q.S.
Al-Baqoroh ayat 29.
Artinya :“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S.Al-Baqoroh :
29)
Ada beberapa pendapat ulama tentang hukum kloning. Diantaranya :

a. Pendapat Sheikh Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil


Hammud Al-’Amily yang mengatakan bahwa “kloing dalam upaya
mereproduksi manusia terdapat pelecehan terhadap kehormatan manusia.
Kloning mengarah kepada goncangnya sistem kekeluargaan serta
penghinaan dan pembatasan peranan perempuan. Ia bukan saja memutuskan
silaturahim tetapi juga mengikis habis cinta. Ia adalah mengubah ciptaan
Allah dan bertentangan dengan Sunatullah. Itu adalah pengaruh setan
bahkan merupakan upayanya untuk menguasai dunia dan manusia.”
b. Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni)
menyatakan bahwa “kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan
keluarga menjadi terancam hilang atau hancur, karena manusia yang lahir
melalui proses kloning tidak dikenal siapa ibu dan bapaknya, atau dia
adalah percampuran antara dua wanita atau lebih sehingga tidak diketahui
siapa ibunya. Selanjutnya kalau cloning dilakukan secara berulang-ulang,
maka bagaimana kita dapat membedakan seseorang dari yang lain yang juga
mengambil bentuk dan rupa yang sama.”
c. Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak kloning reproduksi
manusia karena dinilainya bertentangan dengan empat dari limaMaqashid
asy-Syar’iah: pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan agama. Dalam hal ini
kloning menyalahi pemeliharaan keturunan.
Dari beberapa pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa cloning
hukumnya haram karena lebih berpotensi menghasilkan dampak buruk
daripada dampak baiknya. Keharaman cloning ini lebih didasarkan pada
hilangnya salah satu hal yang harus dilindungi manusia yaitu faktor keturunan.
Hal ini kemudian disandarkan pada qaidah :

‫ح‬ َ ‫ب ْال َم‬


ِ ِ‫صال‬ ِ ‫اس ِد ُمقَ َّد ٌم َعلَى َج ْل‬
ِ َ‫َدرْ ُء ْال َمف‬
“Menghindari mudharat (bahaya) harus didahulukan atas mencari
(menarik) maslahat (kebaikan)”.
Hilangnya garis keturunan manusia yang dikloning akan menghilangkan
hak-hak manusia tersebut, seperti misalnya hak untuk mendapat penghidupan dari
keluarganya, warisan, lebih parah lagi hak untuk mendapatkan kasih sayang dari
orang tua genetiknya, dan hak-hak lain yang harus ia dapatkan.
Dari sana kita bisa menarik benang merah bahwa cloning yang bertujuan
untuk pengobatan, misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan organ
cloning menurutkami diperbolehkan sepanjang hal itu mendatangkan maslahah
dan karena kondisi dharurat yang dialami oleh pasien (Sheikh Farid Washil :
2003).

Karena jika kloning ini dilakukan pada manusia, maka akan


mengakibatkan berbagai kerusakan. Diantaranya :
a. Hilangnya bermacam-macam hukum di alam dunia.
b. Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan orang hasil
kloningannya.
c. Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.
d. Kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan.

1. Dampak dan Manfaat Kloning


Dikutip dari sebuah blog UIN Malang bahwa dalam menyikapi
berbagai macam masalah mengenai kloning manusia, bisa memakai
pertimbangan sebagai berikut :
a. Dampak Kloning
Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus
terjadi, bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam
hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George
Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt.
Russel E. Saltzman (pendeta gereja lutheran). menurut George Annos,
kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :
1) Merusak peradaban manusia.
2) Memperlakukan manusia sebagai objek.
3) Jika kloning dilakukan, manusia seolah barang mekanis yang bisa
dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi
nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
4) Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu
kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya
dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan
dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia
awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning
Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal
ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil
kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika
manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya
karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.
b. Manfaat Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada
manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan
dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut :
1) Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur
untuk mendapatkan anak.
2) Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan
sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri,
sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
3) Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan
jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan
jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti
jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh
embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak
dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan
ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil
kloning.
4) Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi
ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada
sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses
penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
5) Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi
kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat
kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang,
lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok
dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah
kecantikan.
BAB III
KESIMPULAN

Kemajuan IPTEK merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita
sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi
masing-masing. Diantara penyikapan terhadap kemajuan IPTEK masa terdapat
tiga kelompok, yaitu: (1) Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat
netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari
ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok yang bekerja dengan IPTEK
moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat
menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3) Kelompok yang percaya adanya
IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya
ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan
iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Adapun dampak negatif maupun positif dalam perkembangan iptek,
Kemajuan dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam
kehidupan umat manusia. Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya
jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-segi kehidupan yang tidak
tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah menimbulkan
pergeseran nilai nilai dalam kehidupan umat manusia, termasuk di dalamnya nilai-
nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Mahjuddin. (1990). Masailul Fiqhiyah, Berbagai Kasus yang Dihadapi Hukum


Islam Masa Kini Jilid 1. Jakarta: Kalam Mulia.

http://aul-al-ghifary.blogspot.com/2013/10/hukum-bayi-tabung-inseminasi-
buatan-menurut-islam.html

https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/27/makalah-islam-dan-
perkembangan-iptek/

Anda mungkin juga menyukai