Anda di halaman 1dari 3

Ujian Akhir Semester

Nama : Ilham Ramadhan


NPM : 1910012111070
Kelas : Kriminalistik
Dosen Pengampu : Rianda Seprasia S.H., M.H.
1. Penyidikan dalam mengungkap suatu perbuatan pidana dan mencari pelakunya
memerlukan bantuan ilmu kriminalistik Bantuan teknis tersebut antara lain
identifikasi untuk memastikan identitas tersangka/saksi/korban. Sebutkan bagaimana
cara melakukan identifikasi tersebut (nilai tertinggi 20).
 Untuk orang hidup
a. Metode visual
Metode ini dilakukan dengan memperlihatkan tubuhnya pada orang-orang yang merasa
kehilangan anggota keluarga atau teman nya.
b. Pemeriksaan pakaian
Untuk dapat mengetahui merk atau nama pembuat, ukuran, inisial nama pemilik yang
dapat membantu proses identifikasi.
c. Pemeriksaan sidik jari.
d. Pemeriksaan perhiasan.
e. Medik.
Metode ini menggunakan data umum dan data khusus. Data umum meliputi tinggi
badan, berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya. Data khusus meliputi
tatto, tahi lalat, jaringan perut, cacat, kongenital, patah tulang dan sejenisnya.
 Untuk mayat.
a. Sidik jari
b. Pemeriksaan DNA
c. Pemeriksaan pakaian
d. Pemeriksaan perhiasan
e. Melihat struktur gigi
f. Dll.

2. Salah satu upaya penyidik melakukan penyidikan terutama kejahatan terhadap tubuh
dan nyawa adalah mengunakan visum? (nilai tertinggi 20)
a. Sebutkan apa itu visum et refertum dan dasar hukumnya?
 Adalah suatu laporan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan sumpah serta
penggunaan pengetahuannya atas apa yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan
korban atau benda lain, guna kepentingan projustisia
Dasar hukum VR : Ordonansi (N No. 350 tanggal 22 mei 1937- pasal 133 KUHP ayat (1)
b. Sebutkan bagaimana cara prosedur permintaan visum et refertum tersebut?
 Dimintakan secara tertulis.
 Mayat harus diperlakukan dengan baik.
 Sebutkan dengan jelas pemeriksaan yang diminta.
 Mayat harus diberi label yang memuat identitas yang diberi cat jabatan dan
didekatkan ke bagian tubuh mayat tersebut.
c. Bagaimana kekuatan pembuktian dari visum et refertum tersebut?
 VR merupakan alat bukti yang memiliki kekuatan mutlak yang sangat penting yang
dapat dikategorikan sebagai alat bukti berupa surat yang dimana dalam pasal 187
KUHAP huruf a b dan c yang merupakan surat alat bukti yang sempurna.
 VR tidak dapat digunakan tanpa alat bukti lainnya.
d. Sebutkan kasus-kasus apa saja memerlukan dilakukan visum et refertum?
 pembunuhan
 KDRT
 Kekerasan
 Penganiayaan
 kekerasan seksual dll.

3. Pada ilmu kedokteran kepolisian (Dokpol) sangat diperlukan dalam penyidikan guna
mengungkap suatu kejahatan. Ada beberapa ilmu bantu dalam Dokpol tersebut
diantaranya adalah DNA frofiling, dan toksikologi forensic. Jelaskan berikan contoh
kasus yang pernah di ungkap dalam penyidikan. (nilai tertinggi 20).
 DNA frofiling adalah pendidikan genetik/suatu pengujian forensik yang melibatkan
teknik biologi molekuler untuk mendapatkan profil DNA
Contoh kasus :
Kasus yang terjadi di Purwokerto yakni seorang anak berusia 13 tahun yang hamil dan
melahirkan. Si anak yang mengalami kelainan mental ini tidak bisa dimintai
keterangannya di persidangan "dia hanya mengatakan main kuda-kudaan dengan kakek"
dan si kakek yang sudah pikun tak bisa dimintai keterangan akhirnya pengadilan
meminta melakukan tes DNA, lalu terbukti bahwa anak itu adalah anak si Kakek ini kasus
incest antara kakek dan cucunya.
 Toksikologi forensik
Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia dan racun terhadap
mekanisme biologis suatu organisme.
Contoh kasus :
Kasus sianida yang dimasukkan oleh jesica ke dalam kopi yang diminum oleh Mirna

4. Disaster Victim Identification (DVI) salah satu bentuk kesatuan di kepolisian yang
bertugas melakukan identifikasi terhadap korban mati akibat bencana yang dilakukan
secara ilmiah sesuai standar interpol dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum. Bentuk kerjanya meliputi bencana alam (Natural Disaster)dan bencana non
alam (Unnatural Disaster). Jelaskan apa maksudnya dan bagaimana langkah-langkah
kerjanya? (nilai tertinggi 20);
 DVI adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk mengidentifikasikan korban
secara ilmiah dalam sebuah insiden atau bencana alam masal berdasarkan protokol
interpol.
 Langkah kerja DVI
 Mendatangi TKP melakukan pemilihan korban mati dan korban hidup dan
mengamankan barang bukti.
 Pemeriksaan mayat.
 Pengumpulan data ante mortem kecil yang menerima laporan korban
 Rekonsiliasi apabila terdapat kecocokan antara ante mortem dan post mortem
 Dibriefing
5. Fenomena perkembangan teknologi khususnya media sosial dijadikan oleh beberapa
orang untuk menyerang orang atau kelompok yang berseberangan dengan mereka.
Perbuatan ini tentu tidak baik bagi rasa persatuan dan kesatuan bangsa khususnya
perkembangan demokrasi. Saling lapor melapor membuat aparat penegak hukum
terutama kepolisian harus hati-hati dan bekerja keras untuk melakukan
penyelidikan/penyidikan atas kasus yang dilaporkan. Apa pandangan sdr/i melihat
fenomena tersebut dilihat dari persfektif ilmu kriminalistik dan sebutkan contoh
kasusnya. (nilai tertinggi 20)
 Menurut saya media sosial sekarang sudah menjadi kecaman bagi orang-orang memiliki
masalah tertentu dimana mereka secara terang-terangan melakukan penghinaan
ataupun pencemaran nama baik, sehingga aparat polisi harus teliti dalam
mengumpulkan data-data yang akurat sehingga tidak terjadi kelalaian dalam menangani
kasus
Contohnya :
Kasus pencemaran nama baik oleh Medina Zein terhadap Marissa melalui media sosial

Anda mungkin juga menyukai