DISUSUN OLEH:
TAJUDIN HUDAIBY NIZAR
P1337420617057
A. Latar Belakang
Dampak yang terjadi pada lonjakan kasus yang begitu tinggi maka
kemungkinan ada sebagian penduduk yang tidak akan tertampung di rumah sakit
dan ini berdampak pada tingginya angka kematian dan angka penularan
(Kemkes. RI., 2021). Berdasarkan data yang dihimpun oleh website pemerintah
kelompok umur yang memiliki kematian tertinggi adalah diatas 60 tahun (Satgas
Covid-19, 2021). Salah satu penyebab dari tingginya kematian lansia yang
menderita Covid-19 disebabkan oleh vaksinasi yang rendah di kalangan lansia
(Kemkes RI, 2021). Menurut data dari Kementerian Kesehatan per 8 November
dosis 1 vaksin yang baru diberikan 9.299.745 orang atau 43 % dari total target
pada lansia (Kemkes. RI., 2021). Keraguan akan efektifitas dan keamanan vaksin
menjadi salah satu alasan lambatnya vakinasi di masyarakat (Putri et al., 2021).
Percepatan vaksinasi sangat penting mengingat Kementerian Kesehatan
Indonesia memperkirakan akan muncul gelombang 3 pada awal tahun 2022
(Kemkes. RI., 2021).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Peneliti
Dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan pengetahuan peneliti tentang hubungan
vaksin Covid-19 dan tingkat keparahan Covid-19.
c. Bagi Perawat
d. Bagi Puskesmas
f. Manfaat Metodologis
3. Gejala Covid-19
b. Tes Serologi
Tes antibodi dapat mengidentifikasi adanya antibodi di dalam tubuh
yang diakibatkan pajanan virus. Meskipun tes berbasis antibody
sensitivitas tidak setinggi tes PCR, namun tes tersebut sudah
mampu untuk mengawasi dan mengevaluasi Covid-19 secara luas
di masyarakat (Cascella et al., 2021).
8. Penatalaksanaan
Pada mulanya, di awal pandemic pengetahuan tentang Covid-19 dan
manajemen teraupetik sangatlah terbatas, menciptakan urgensi untuk
menemukan cara mengurangi gejala yang timbul dari virus baru ini.
(Cascella et al., 2021).
a. Tanpa gejala
Individu yang tidak memiliki gejala klinis yang konsisten dengan
COVID 19 dan dinyatakan positif SARSCoV2 harus diinstruksikan
untuk mengisolasi diri dan memantau gejala klinis (Cascella et al.,
2021)
b. Gejala ringan
Sebagian besar pasien dengan penyakit ringan dapat diobati dengan
telemedicine atau melalui telepon, baik rawat jalan atau di rumah.
Pada pasien sehat dengan COVID 19 ringan, tidak ada pencitraan
khusus atau tes laboratorium yang ditampilkan secara rutin,
sehingga fasilitas kesehatan terkait perlu memantau secara berkala
(NIH, 2021).
c. Gejala sedang
Pasien dengan penyakit COVID-19 sedang harus dirawat di rumah
sakit untuk pemantauan ketat (Cascella et al., 2021). Semua pasien
rawat inap harus menerima perawatan suportif dengan resusitasi
cairan isotonik ketika volume menurun dan suplementasi oksigen
harus dimulai jika SpO2 dipertahankan dan tidak melebihi 96%.
(Alhazzani et al., 2020). Pasien dengan Covid-19 berisiko
mengalami kejadian vena dan tromboemboli dan harus
dipertahankan pada profilaksis tromboemboli dengan antikoagulan
yang sesuai. Remdesivir dan deksametason dapat dipertimbangkan
untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan
oksigen tambahan (Cascella et al., 2021).
d. Gejala berat & Kritis
Pasien yang memiliki gejala berat/kritis harus menjalani rawat inap
di rumah sakit. Semua pasien harus dipertahankan pada
antikoagulasi profilaksis, mengingat Covid-19 dikaitkan dengan
keadaan protrombotik. Pasien perlu menjalani prosedur seperti
intubasi endotrakeal, bronkoskopi, trakeostomi, dan ventilasi
manual. (Cascella et al., 2021).
B. Vaksin Covid 19
Pengembangan vaksin yang efektif untuk memerangi penyakit menular
adalah proses multi-tahun dan multi-pemangku kepentingan yang
kompleks. Untuk mempercepat pengembangan vaksin untuk penyakit
coronavirus 2019 (Covid-19), patogen baru yang muncul pada akhir 2019
dan menyebar secara global pada awal 2020 (Bok et al., 2021).
1. Pengertian Vaksin Covid
Vaksin menurut definisi adalah agen biologis yang menimbulkan
respon imun terhadap antigen spesifik yang berasal dari patogen
penyebab penyakit menular (Czochor & Turchick, 2014). Vaksin
dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kekebalan
populasi, mencegah penyakit parah, dan mengurangi krisis kesehatan
yang sedang berlangsung. Sebagai tanggapan, upaya global yang cepat
untuk mengembangkan dan menguji vaksin terhadap SARS-CoV-2
telah menghasilkan jumlah kandidat vaksin yang belum pernah terjadi
sebelumnya yang memulai uji klinis selama tahun 2020. Saat ini, 48
vaksin sedang dalam evaluasi klinis (Voysey et al., 2021).
2. Manfaat Vaksin
Manfaat dari vaksin Covid-19 adalah dapat mencegah penyakit
simtomatik, rawat inap, atau kematian akibat Covid-19 dan risiko efek
samping serius setelah vaksinasi (Lee, 2021).
3. Jenis Jenis Vaksin Covid-19\
Kementerian Kesehatan RI (2020) menjelaskan bahwa pemerintah
sudah menetapkan ada 6 jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan
di Indonesia di antaranya ialah:
a. Vaksin Merah Putih
b. AstraZeneca
b. Komorbid
Individu dengan penyakit bawaan seperti penyakit celiac pada anak-
anak terbukti respons antibodi yang lebih rendah terhadap vaksinasi
HepB (Zimmermann & Curtis, 2019). Orang dewasa dengan gagal
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis memiliki respons
antibodi yang lebih rendah terhadap difteri (Zimmermann & Curtis,
2019).
c. Jarak Vaksin
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 504 pada orang
dewasa dengan umu 18-59 (Pan Hongxing et al, 2021). Menunjukan
jarak vaksin selama 6 bulan dengan jenis Sionovac menunjukan
penurunan antibody sehingga tersisa antara 16,9 persen dan 35,2
persen.
d. Perilaku
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Zimmermann & Curtis, 2019).
Menunjukan bahwa perilaku merokok dapat menurunkan respons
antibody terhadap vaksin.
C. Status Vaksinasi
Menurut (CDC, 2021) status vaksin dibedkan menjadi 3 yaitu:
1. Fully Vacvinated
Berdasarkan penjelasan oleh CDC, Fully vaccinated merupakan
individu yang sudah menyelesaikan >14 hari semua dosis yang sudah
disetujui oleh FDA.
2. Partially Vaccinated
Fully vaccinated merupakan individu yang sudah menjalani vakinasi
seri primer atau tidak menyelesaikan dosis selanjutnya.
3. Un-vaccinated
Merupakan individu yang tidak divaksinasi Covid-19.
Vaksin Covid-19
Faktor Host
Status vaksin
1. Un-vaccinated 1. Usia
2. Partially 2. Jarak
vaccinated vaksin
3. Fully 3. Merokok
vaccinated 4. Komorbid
4.
Keparahan
Covid-19
1. Tanpa gejala
2. Gejala sedang
3. Gejala sedang
4. Gejala berat
5. Kritis
Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian (Susilo et al., 2020), (CDC, 2021), (NIH, 2021),
(Zimmermann & Curtis, 2019)
F. Kerangka Konsep
Peneliti ini akan dilakukan di wilayah Purbalingga Wetan pada tanggal 1-26
Februari 2022.
Populasi adalah semua objek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
oleh penulis (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang
pernah terinfeksi Covid-19 di wilayah Kelurahan Purbalingga.
3.4 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2017:81)
a. Kriteria inkulusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
popolusi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2015).
1) Warga yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelum divaksin.
2) Warga yang pernah terinfeksi Covid-19 sesudah divaksin
3) Warga yang bersedia dan mendatangani inform consent.
4) Warga yang memiliki Riwayat Covid-19
5) Berusia lebih dari 18 tahun
b. Kriteria Eksklusi
1) Warga tidak kooperatif
2) Berusia kurang dari 18 tahun