Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi Dewasa

Usia dewasa (19—55 tahun) merupakan rentang usia terpanjang dalam alur
kehidupan manusia. Usia ini dikenal sebagai usia produktif, yang ditandai dengan
pencapaian tingkat pendidikan, kesuksesan dalam berkarier, kemapanan hidup, dan lain-
lain. Usia dewasa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu usia 19 – 29 tahun yang disebut
dewasa muda, 30 – 49 tahun dan > 50 tahun yang sering dikenal dengan masa setengah tua.

Kebutuhan gizi pada usia dewasa berubah sesuai kelompok usia tersebut . Peranan
gizi pada usia dewasa adalah untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup
yang lebih sehat. Makanan merupakan salah satu kesenangan dalam kehidupan, pemilihan
makanan secara bijak di masa usia ini dapat menunjang kemampuan seseorang dalam
menjaga kesehatan fisik, emosional, mental dan mencegah penyakit. Tujuan utama
kesehatan dan gizi usia dewasa adalah meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,
mencegah penyakit dan memperlambat proses menua (Didit damayanti, dkk 2017:119)

2. Dampak Gizi Lebih Pada Orang Dewasa

Kebalikan dari kurang gizi, di sini asupan energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh
justru berlebih, tidak sesuai dengan kebutuhan orang dewasa. Umum diketahui, kemapanan
di usia ini membuat seseorang lebih senang mengonsumsi makanan tidak sehat alias junk
food atau fast food. Orang lebih senang melahap makanan berlemak dan berenergi tinggi,
gurih, dan manis. Sementara makanan kaya serat, seperti sayuran dan buah, diabaikan.
Tidak cuma itu. Pola hidup serbamodern juga membuat seseorang malas bergerak. Di
kantor, mereka lebih menyukai naik lift untuk pindah lantai daripada harus naik-turun
tangga. Bepergian pun lebih senang menggunakan motor atau mobil ketimbang sepeda atau
berjalan kaki. Akibatnya, energi di dalam tubuh tidak banyak terbakar. Oleh karena tidak
terjadi keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar, maka energi
yang tersimpan itu menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga terjadilah kegemukan (Didit
damayanti, dkk 2017:120)

Kegemukan merupakan biang segala penyakit, mulai dari penyakit jantung koroner,
darah tinggi, diabetes, stroke, dan lain-lain. Bila hal ini terjadi, tentu dibutuhkan biaya mahal
untuk pengobatannya. Selain itu penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah, hipertensi, kanker. Serta penyakit lainnya berkaitan dengan gaya hidup
dan proses menua. Gangguan Kesehatan yang umum terjadi pada usia dewasa :

a. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi bila tekanan atas (sistole) > 140 mm
Hg dan tekanan bawah (diastole) > 90 mm Hg. Umumnya disebabkan oleh
kegemukan, stres, merokok, mengonsumsi makanan dan garam berlebihan,
mengonsumsi minuman beralkohol, kekurangan gizi pada usia dini, dan lain-lain.
b. Penyakit jantung koroner. Penyakit akibat penyempitan pembuluh darah
koroner ini disebabkan oleh kegemukan, hipertensi, rokok, stres, genetik, usia,
dan diabetes. Perlu diperhatikan, ternyata lakilaki lebih banyak yang terserang
penyakit jantung. Adapun pada perempuan, umumnya penderita berusia lebih
tua dan berisiko meninggal lebih tinggi.
c. Diabetes. Diabetes tipe 2 ditandai oleh kadar gula darah puasa lebih dari 126
mg/dl dan gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl. Normalnya, kadar gula
darah adalah 110 mg/dl (gula darah puasa) dan 140 mg/dl (gula darah sewaktu).
Tingginya kadar gula darah ini karena tingginya asupan gula/karbohidrat dan
melemahnya peran insulin. Insulin adalah zat atau hormon yang dikeluarkan
pankreas.Tugasnya memasukkan glukosa ke dalam sel untuk dijadikan bahan
bakar penghasil energi. Pola makan berlebihan (kegemukan), merokok,
keturunan, kurang olahraga, dan stres, dapat menyebabkan terjadinya diabetes.
d. Kanker. Obesitas berisiko terkena penyakit kanker. Penyakit kanker juga
disebabkan faktor lingkungan, terutama karena asap rokok. Penyakit kanker
paru-paru lebih banyak diderita oleh laki-laki dan berisiko meninggal sangat
tinggi. Sebaliknya, perempuan perokok pasif lebih berisiko terkena kanker paru-
paru dibandingkan dengan laki-laki perokok pasif. Konsumsi makanan dan
minuman kalengan atau buatan pabrik yang ditambah dengan berbagai bahan
tambahan makanan (BTM ) yang tidak aman(Didit damayanti, dkk 2017:121)

3. Konsep Tubuh Sehat dan Ideal Pada Orang Dewasa (IMT dan BMI)
IMT merupakan rasio berat badan (Kg) dan tinggi badan (m2) seseorang. Indikator ini
digunakan pada orang dewasa > 18 tahun untuk melihat apakah orang tersebut memiliki
kekurangan atau kelebihan berat badan. Secara tidak langsung IMT merupakan indikator
kelebihan berat badan yang menggambarkan kadar lemak tubuh total. Penelitian
menunjukkan bahwa IMT merupakan determinan terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Individu dengan status gizi overweight memiliki risiko yang lebih besar terkena PJK
dibandingkan dengan individu dengan status gizi underweight. Tingginya IMT juga berkaitan
dengan kejadian hipertensi pada pria dan wanita. Individu dengan IMT tinggi (overweight
maupun obesitas) diduga mengalami peningkatan volume plasma dan curah jantung yang
akan meningkatkan tekanan darah (Didit damayanti, dkk 2017:131)
Mungkin beberapa orang yang membaca paragraf di atas akan berpikir untuk
memiliki status gizi underweight agar tidak mengalami PJK (Penyakit Jantung Koroner).
Faktanya penelitian lain menunjukkan bahwa individu dengan status gizi underweight
berisiko mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang umumnya dialami oleh kaum
wanita. Individu dengan KEK memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan yang
kurang. Bayi dengan berat badan kurang akan mengalami gangguan pada tumbuh
kembangnya. Dengan demikian underweight bukan lebih baik daripada overweight,
melainkan memiliki dampak yang kurang baik pada kesehatan pula. Lantas status gizi apa
yang perlu dimiliki agar tetap sehat?
Rumus untuk mengukurnya adalah sebagai berikut: IMT = BB (kg) / TB (m)²

Pemantauan BB secara periodik perlu dilakukan agar BB normal selalu dapat dipertahankan.
Pemantauan dapat dilakukan setiap saat atau sekurang-kurangnya sebulan sekali (Didit
damayanti, dkk 2017:131)

Daftar pustaka

Didit damayanti, dkk 2017. Gizi dalam daur kehidupan. Yogyakarta. Buku bahan ajar

Anda mungkin juga menyukai