PENGABDIAN MASYARAKAT
PENCEGAHAN STUNTING DALAM 1.000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN
DI DESA LANGGE KABUPATEN BONE BOLANGO
Oleh
PRODI DIII KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Penulis
Lampiran 1
Biodata Pelaksana Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
I. Anggota
Cindy Biga
Dini Malaiyo
Fatrisia Rahman
Indriyani A. Muti
Maimun Djimadi
Miranda Katili
Novianita Daud
Nurfadhilah Ramadhani
Nur Ayin
Pebrianti Harun
Rahmawaty S.Malanuwa
Regita Rahman
Siti Masito Nur Azizah Abdullah
Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat.
Salah salah satu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan adalah melakukan
Kepada anak usia sekolah oleh perguruan tinggi harus selalu diarahkan pada
oleh ibu untuk peningkatan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sedini mungkin.
Lampiran 4
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Lokasi pelaksanaankegiatan penyuluhan adalah di Desa Langge,
Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango
Lampiran 5
Rencana Anggaran Biaya
N NAMA JUML HARGA HARGA
O BARANG AH SATUA TOTAL
N
1 SPANDUK 1 RP. RP. 75.000
BUAH 75.000
2 LIFLET 20 RP. RP. 35.000
LEMB 25.000
AR
3 SNACK 30 DUS RP. RP.
DEWASA 10.000 300.000
4 BISCUAT 30 DUS RP. RP. 60.000
COKLAT 2.000
5 BISCUAT 30 DUS RP. RP. 60.000
VANILA 2.000
6 SUSU KOTAK 30 DUS RP. RP. 75.000
2.500
7 KUE PIE 50 RP. RP.
BUAH BUAH 3.000 150.000
8 AIR MINERAL 1 DUS RP. 25. RP. 25.000
000
9 PISANG 2 SISIR RP. RP. 30.000
15.000
10 KACANG 30 BKS RP. RP. 30.000
GORENG 1.000
JUMLAH RP.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kecukupan gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan (RDA)
baik yang diterbitkan oleh WIHO, maupun dari Food and Nutriti-on Board
National Academy Of Sciences National Research Council (1979) dan
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (1988) yang memuat daftar
kecukupan energi dan zat-zat gizi yang dianjurkan untuk diberikan pada
anak dan orang dewasa bagi tiap golongan umur. Kebutuhan anak berbeda
sekali walaupun umurnya sama, anak laki-laki berbeda dengan anak
perempuan demikian juga dengan kebutuhan gizi anak yang tinggi berbeda
dengan anak yang pendek, yang berkerangka besar berbeda dengan yang
berkerangka kecil. Makanan yang diberikan harus berfungsi sebagai energi
untuk aktivitas otot-ototnya, membentuk jaringan baru, akan tetapi juga
memberikan rasa enak dan puas. Pertumbuhan yang normal bagi kesehatan
diperlukan masukan makanan yang mengandung cukup energi dan zat-zat
gizi esensial (Adriani,dkk, 2016).
Asupan nutrisi yang tidak tepat juga akan menyebabkan anak
mengalami malnutrisi yang akhirnya meningkatkan angka kejadian
morbiditas dan mortalitas. Kurang gizi pada balita dapat berdampak
terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek
dan kurus dibandingkan teman-teman sebayanya yang lebih sehat, ketika
memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena
kecerdasannya terganggu. Gizi memegang peranan penting dalam siklus
hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan penurunan
tingkat kecerdasan (Mufidah, 2015).
Pemberian zat gizi yang baik selama 1.000 hari dimulai dari masa
konsepsi hingga anak berumur dua tahun, merupakan masa kritis bagi
kesehatan, kesejahteraan, dan kesuksesan anak pada masa mendatang. Gizi
yang baik selama masa seribu HPK dapat berdampak pada kemampuan
anak untuk tumbuh, belajar, dan keluar dari kemiskinan. Hal tersebut juga
bermanfaat untuk kehidupan sosial karena pemberian gizi yang baik
selama seribu HPK dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan
prospek ekonomi untuk keluarga dan komunitas (UNICEF, 2012).
Pemberian zat gizi pada individu dimulai saat berada dalam
kandungan, sedangkan status gizi ibu sebelum dan saat masa gestasio,
gestasional dapat berdampak pada fase kehidupan setelahnya. Konsep
nutritional programming pada 1.000 hari pertama menerangkan proses
dan mekanisme gizi serta perilaku makan dan lingkungan selama
kehamilan dan awal kehidupan yang dapat menentukan kesehatan dan
risiko penyakit pada fase kehidupan setelahnya (Permg dan Oken, 2016).
Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi stunting, salah
satunya dengan meluncurkan "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan".
Upaya intervensi dalam "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan" terdiri
dari dua jenis, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dalam
penanggulangan stunting ini, berbagai intervensi gizi spesifik telah
dilakukan, tetapi perlu dioptimalkan lagi dengan pendampingan dan
pengawasan (Depkes, 2013).
Stunting menggambarkan terjadinya kegagalan pertumbuhan yang
terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran yang diakibatkan oleh
tidak tercukupinya asupan zat gizi (Milman, etal., 2005). Stunting atau
pendek merupakan kegagalan pertumbuhan linier dengan defisit, dalam
panjang badan menurut umur <-2 z-score berdasarkan rujukan baku
pertumbuhan World Health Organization (WHO, 2006).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
penulis menarik rumusan masalah yaitu bagaimana pencegahan stunting
dalam 1.000 hari pertama kehidupan?
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan umum
melalui pengabdian masyarakat diharapkan orangtua dapat mengetahui
cara pencegahan stunting dalam 1.000 hari pertama kehidupan
2. Tujuan khusus
a. Ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan stunting
b. Ibu mengetahui penyebab stunting
c. Ibu mengetahui pencegahan stunting
d. Ibu mengetahui penanganan stunting
e. Ibu mengetahui gejala stunting
f. Ibu mengetahui dampak buruk stunting
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi institusi pendidikan
Memberikan gambaran tentang pendidikan kesehatan mengenai
cara pencegahan stunting yang merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit.
2. Bagi siswa
Memberikan informasi tentang pentingnya cara pencegahan
stunting sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
E.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN STUNTING
C. PENYEBAB STUNTING
E. GEJALA STUNTING
1. Pubertas terlambat
2. Tes perhatian kurang fokus
3. Memori belajar lambat
4. Pertumbuhan gigi terlambat
5. Usia 8-10 tahun menjadi pendiam
6. Tidak mau menatap mata
7. Pertumbuhan melambat
8. Wajah lebih muda dari usianya (Dr. Nurlailis, 2020)
PENUTUP
A. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya dan terlaksananya cara pencegahan stunting dalam
1.000 hari pertama kehidupan.
2. Tujuan Khusus
Agar Ibu dan mengetahui cara pencegahan stunting dalam
1.000hari pertama kehidupan.
B. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi tempat penyuluhan
Diharpkan kegiatan ini dapat membantu pihak masyarakat
khusunya ibu dalam memperoleh pengetahuan tentang cara
pencegahan stunting dalam 1.000hari pertama kehidupan.
2. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan
mengenai cara pencegahan stunting.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan Ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dan anak
dibawah usia 2 tahun di Desa Langge Kecamatan Tapa Kabupaten
Bonebolango
D. METODE KEGIATAN
1. Persiapan
Mengkoordinasikan kegiatan sekaligus meminta izin ayahanda
Desa Langge Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan dalam satu kali kunjungan
meliputi penyuluhan pencegahan stunting dalam 1.000 hari pertama
kehidupan
3. Pemantauan
Pemantauan kegiatan dilakukan selama kegiatan berlangsung.
4. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan berupa penyuluhan
tentang pencegahan stunting dalam 1.000 hari pertama kehidupan
E. KETERKAITAN
Kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama antara Mahasiswa DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Gorontalo dengan…………
F. JADWAL PELAKSANAAN
1. Lokasi dan waktu
a. Lokasi
Desa Langge
b. Waktu
Waktu kegiatan direncanakan pada hari, November 2021.
3. Karakteristik
Dalam kegiatan penyuluhan pencegahan stunting dalam 1.000 hari
pertama kehidupan
G. ANGGARAN
Jumlah anggaran dalam kegiatan ini adalah RP
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Nurlailis Saadah, 2020 “Modul Deteksi Dini Pencegahan Dan Penanganan
Stunting”, Scopindo Media Pustaka : Surabaya
Betty Yosephin, Dkk, 2019 “Buku Pegangan Petugas KUA : Sebagai Konselor
1000 HPK Dalam Mengedukasi Calon Pengantin Menuju
Bengkulu Bebas Stunting”, Deepublish : Yogyakarta
Nifar Nuraida, 2018 “Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan Mencegah
Terjadinya Stunting (Gizi Pendek) Di Indonesia”. Vol. 3 No. 2
Revina Rifda Amelia, 2019 “Prevalensi Dan Zat Gizi Mikro Dalam
Penanganan Stunting”, Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol.
6 No. 2
Siti Helmyati, Dkk, 2020 “Stunting Permasalahan dan Penanganannya”, UGM
PRESS : Yogyakarta
Sutarto, Dkk, 2018 “Stunting, Faktor Resiko, dan Pencegahannya”, Vol. 5 No.
1