Aisyah 2040312169
Ihsan Otriami 2140312037
Pembimbing :
Dr. Hj. Rozetti, Sp. Rad
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“Pemeriksaan dan Gambaran Radiologi Hidrocephalus Pada Anak”. Referat ini
ditulis dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan
pembaca tentang penyakit pemeriksaan dan gambaran radiologi hidrocephalus pada
anak. Selain itu, referat ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dalam
menjalankan kepaniteraan klinik di Bagian Radiologi Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. M. Djamil Padang.
Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama
preseptor dan dosen pembimbing kami, dr. Lila Indrati, Sp. Rad dan dr. Hj. Rozetti,
Sp. Rad yang telah meluangkan waktunya dalam diskusi ilmiah memberikan
bimbingan, saran, dan perbaikan kepada penulis.
Dengan demikian penulis berharap agar referat ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai “Pemeriksaan dan Gambaran
Radiologi Hidrocephalus Pada Anak”
Penulis
TINJAUN PUSTAKAN
1. Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang terbesar yang terdiri dari sepasang
hemisfer kanan dan kiri serta tersusun dari korteks. Korteks ditandai dengan sulkus
(celahdan girus. Cerebrum dibagi menjadi beberapa lobus, yaitu :
a. Lobus frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi,
seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hermisfer kiri),
pusat penghidit dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan gerakan
volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area asosiasi
motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat daerah broca yang mengatur
ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial, berbicara,
motivasi dan inisiatif.7
b. Lobus Temporalis
Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke
bawah dari fisura lateral dan sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis.
Lobusini berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal, visual, pendengaran dan
berperan dalam pembentukan dan perkembangan emosi.8
c. Lobus Parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus post
sentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran. 8
d. Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan: menginterpretasi dan memproses rangsang penglihatan dari nervus
optikus dan mengasosiasikan rangsang ini dengan informasi saraf lain dan memori.8
e. Lobus Limbik
Lobus limbik untuk mengatur emosi manusia, memori emosi dan bersama
hipothalamus menimbulkan perubahan melalui pengendalian atas susunan endokrin
dan susunan autonom.8
2. Cerebeluum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung lebih banyak
3. Brainstem
Gambar 2.5. Anatomi otak bayi dari gambaran USG posisi sagital
sisterna basal. Sebagian lainnya akan mengalir di sekitar medula spinalis dan di
kanalis sentralis medula spinalis.2
Fontanel anterior menyerupai bentuk berlian dengan ukuran mulai dari 0,6
cm hingga 3,6 cm dengan rata-rata 2,1 cm. yang terbentuk melalui penjajaran tulang
frontal dan tulang parietal dengan sinus sagital superior yang mengalir di
bawahnya. Waktu penutupan rata-rata ubun-ubun anterior berkisar antara 13 hingga
24 bulan.10
Fontanel posterior berbentuk segitiga dan menutup sepenuhnya dalam waktu
sekitar enam sampai delapan minggu setelah lahir. Struktur ini muncul dari
persimpangan lobus parietal dan lobus oksipital. Melalui penempatan ini, jahitan
lambdoid terbentuk. Rata-rata, ubun-ubun posterior 0,5 cm pada bayi Kaukasia.
Penutupan ubun-ubun posterior yang tertunda dikaitkan dengan hidrosefalus atau
hipotiroidisme kongenital.10
Fontanel mastoid atau ubun ubun posterolateral, struktur berpasangan, dapat
ditemukan di persimpangan tulang temporal, parietal, dan oksipital. Ubun-ubun ini
dapat menutup di mana saja dari usia enam hingga delapan belas bulan. Fontanell
sphenoid juga berpasangan yangterbentuk dari kedua sisi tengkorak pada
konvergensi tulang sphenoid, parietal, temporal, dan frontal. Ia juga dikenal sebagai
ubun-ubun anterolateral; penutupan mereka terjadi pada kira-kira tanda bulan
keenam setelah lahir.10
2.4 Patogenesis
CSF diserap di arachnoid terutama sinus sagitalis superior terutama sinus
venosus terutama sinus superior sagittal. Volume CSF rata-rata adalah sekitar 150
ml, dengan produksi harian sekitar 500ml. CFS mengalir perlahan dari ventrikel ke
tempat penyerapannya setiap hari dimana jika terjadi obstruksi fisik atau fungsional
untuk terjadinya hidrosefalus. Lesi obstruktif atau gliosis dapat menghambat aliran
CSF dalam sistem ventrikel. Peradangan atau jaringan parut pada ruang
subarachnoid atau peningkatan tekanan vena dalam sinus venosus dapat
mengganggu penyerapan CSF ke dalam sirkulasi sistemik.2
Menurut doktrin Monro-Kellie, volume total otak, CSF, dan darah di dalam
tengkorak tetap. Peningkatan dalam satu kompartemen harus disertai dengan
penurunan volume kompartemen lain; jika tidak, tekanan di dalam kepala akan
meningkat, seperti yang terjadi di hidrosefalus.2
Hidrosefalus dapat dikelompokkan menjadi :
1) Obstruktif (non-communicating) - terjadi akibat penyumbatan sirkulasi CSS
yang disebabkan oleh kista, tumor, pendarahan, infeksi, cacat bawaan dan
paling umum, stenosis aqueductal atau penyumbatan saluran otak.
2) Non – obstruktif (communicating) - dapat disebabkan oleh gangguan
keseimbangan CSS, dan juga oleh komplikasi setelah infeksi atau komplikasi
hemoragik.
Dengan demikian, tanda klinis yang paling jelas dari hidrosefalus masa
kanak-kanak adalah pertumbuhan kepala yang tidak normal, dengan pembesaran
tengkorak yang tidak proporsional dengan wajah. Setelah beberapa waktu akan
terjadi dekompensasi yang menimbulkan tanda-tanda hipertensi intrakranial seperti
nyeri kepala, muntah (munta hproyektil dan dry heaves/rasa ingin muntah tapi tidak
disertai dengan muntahan), gangguan kesadaran, gangguan okulomotor dan
kondisi lebih lanjut dapat terjadi gejala gangguan batang otak akibat herniasi
tonsiler (bradikardia, aritmia resprasi).12
Gejala lain seperti spastisitas terjadi yang biasanya melibatkan ekstremitas
inferior, akibat dari peregangan traktus piramidalis sekitar ventrikel lateral yang
dilatasi, yang berlanjut sebagai gangguan berjalan dan gangguan endokrin akibat
distraksi hipotalamus dan ‘pituitary stalk’ oleh dilatasi ventrikel III.11
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik inspeksi dapat dilihat kelainan bentuk kepala: kepala
tampak membesar, frontal bossing, oksipital yang prominen, pembesaran lingkar
kepala, kulit kepala licin dengan vena kulit kepala dilatasi dan menonjol, sutura
melebar, mata dengan sunset appearance. Pada funduskopi terlihat papiledema jika
terdapat peningkatan tekanan intracranial. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi
perlu dilakukan pengukuran lingkar kepala mengingat makrokranial merupakan
gejala paling umum untuk pasien-pasien hidrosefalus dibawah 2 tahun.
Makrokrania dapat dipastikan melalui pemeriksaan lingkar kepala apabila
didapatkan hasil ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar
>+2SD diatas ukuran normal, atau persentil 98 dari kelompok usianya. Lingkar
kepala diukur dengan menghubungkan garis yang melalui oksiput (penonjolan di
belakang tulang tengkorak), tulang parietal (sisi kepala) dan glabella (dasar dahi).11
1. Foto Polos
2. USG
USG prenatal cukup akurat mendiagnosis hidrosefalus kongenital mulai
dari akhir trimester pertama kehamilan dan akan terlihat lebih jelas pada usia 20-
24 minggu kehamilan.11 Ultrasound (US) berguna untuk mengeksplorasi otak
dan ventrikel dalam 12-18 bulan pertama kehidupan ketika fontanel anterior
masih terbuka. Ukuran dan bentuk ventrikel lateral dapat mudah divisualisasikan
namun untuk ukuran ventrikel tiga dan ventrikel empat akan sulit untuk dinilai.
10.1007 Diagnosis yang tepat sebagai penyebab hirosefalus jarang dibuat hanya
Gambar 2.9 USG pada bayi dengan hidrosefalus. Sonogram dari bagian vertical coronal
yang melewati cornu frontal setinggi foramen monro.16
Gambar 2.14 brain CT scan, tampak kista koloid pada ventrikel tiga (putih)
yang disertai dengan hidrosefalus non komunikan.18
Gambar 2.15 brain CT Scan potongan axial, tampak dilatasi kedua ventrikel
lateral18
1. Hidrosefalus univentrikular
Pada hidrosefalus univentrikular, obstruksi terletak pada salah satu foramen
Monro; penyebab tersering adalah SEGA pada tuberous sclerosis dan yang lebih
jarang adalah massa obstruktif fokal, kista koroid, atau fibrosis pasca inflamasi
koroid; ventrikel lateral yang terkena melebar dan membulat, dan septum
pellucidum menonjol ke arah sisi normal.14
2. Hidrosefalus biventrikular
Hidrosefalus biventrikular disebabkan oleh obstruksi kedua foramen dari
Monro; penyebab umum termasuk SEGA bilateral atau kista koloid, tetapi kista
suprasellar atau tumor ventrikel ketiga akan menutup ventrikel ketiga itu sendiri.14
3. Hidrosefalus triventrikular
Hidrosefalus triventrikular terjadi akibat oklusi pada sepertiga distal ventrikel,
aquaductus cerebri, atau ventrikel keempat dengan sebab umum stenosis akibat
inflamasi aqueductal dan otak tengah, daerah pineal, dan tumor posterior ventrikel
ketiga. 14
4. Hidrosefalus Quadriventrikular
Hidrosefalus yang di dapat bisa disebabkan oleh berbagai macam hal seperti adanya
infeksi contohnya meningitis, masa baik kista maupun tumor, serta akibat perdarahan.
c. Atrofi Serebri : Secara progresif volume otak akan semakin menurun diikuti
dengan dilatasi ventrikel karena penuaan. Tetapi Atrofi didefinisikan
sebagai hilangnya sel atau jaringan, jadi atrofi serebri dapat didefinisikan
2.9 Tatalaksana
• Terapi sementara
Terapi konservatif medikamentosa berguna untuk mengurangi cairan dari
pleksus khoroid (asetazolamid 100 mg/kg BB/hari; furosemid 0,1 mg/kg BB/hari)
dan hanya bisa diberikan sementara saja atau tidak dalam jangka waktu yang
lama karena berisiko menyebabkan gangguan metabolik. Terapi ini
direkomendasikan bagi pasien hidrosefalus ringan bayi dan anak dan tidak
dianjurkan untuk dilatasi ventrikular posthemoragik pada anak.
Pada pasien yang berpotensi mengalami hidrosefalus transisi dapat
dilakukan pemasangan kateter ventrikular atau yang lebih dikenal dengan
drainase likuor eksternal. Namun operasi shunt yang dilakukan pasca drainase
ventrikel eksternal memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya infeksi.15 Cara lain
yang mirip dengan metode ini adalah dengan pungsi ventrikel yang dapat
dilakukan berulang kali.3
• Operasi shunting
Sebagian besar pasien memerlukan tindakan ini untuk membuat saluran baru
antara aliran likuor (ventrikel atau lumbar) dengan kavitas drainase (seperti
peritoneum, atrium kanan, dan pleura). Komplikasi operasi ini dibagi menjadi
2.10 Prognosis
Prognosis Pada pasien hidrosefalus, kematian dapat terjadi akibat herniasi
tonsilar yang dapat menyebabkan penekanan pada batang otak dan terjadinya
henti nafas. Sedangkan ketergantungan pada shunt sebesar 75% dari kasus
hidrosefalus yang diterapi dan 50% pada anak dengan hidrosefalus
komunikans.3 Pada anak dengan hidrosefalus obstruktif yang memiliki korteks
serebral intak, perkembangan yang adekuat dapat dicapai hanya dengan ETV,
meskipun pencapaian tersebut lebih lambat. Pada anak dengan perkembangan
otak tidak adekuat atau serebrum telah rusak oleh hidrosefalus maka
perkembangan yang optimal tidak dapat dicapai hanya dengan terapi ETV
meskipun tekanan intrakranial terkontrol.3,4