Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

RETARDASI MENTAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 KELAS F :

APRILIA TRISNAWATI (NPM : 2020206203112P)

ARI YUSDALIA (NPM : 2020206203409P)

DESKA FITRI YUSSA (NPM : 2020206203129P)

LIA SUSANTI ( NIM : 2020206203142P )

NI KADEK NOVITA DEWI (NPM : 2020206203143P)

SEPTINA YOLANDA (NPM : 2020206203148P)

SUTRI GIYANTI (NPM : 2020206203115P)

WAWAN SEVRILIAN SUJENDO (NPM : 2020206203112P)

YANTIKA INDRAWATI (NPM : 2020206203122P)

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK II

DOSEN PEMBIMBING : Ns. IDAYATI,S.Kep,M.Kes

PROGRAM STUDI : ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

TAHUN AKAEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan rahmat-
Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang
“Asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental”. Dengan harapan makalah ini dapat
membantu mahasiswa/i dalam mempelajari mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu keperawatan anak yang berkaitan dengan retardasi mental pada anak.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan keperawatan anak secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami
sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan masih perlu
perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun pembahasan. Oleh sebab itu
dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat ikut memberikan
sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kotabumi, 23 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... . iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah................................................................ ..................... 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................. .................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Medis............................................................ ................... 3
2.1.1 Pengertian.................................................................. .................... 3
2.1.2 Etiologi...................................................................... .................... 4
2.1.3Manisfestasi Klinik........................................................................ 4
2.1.4 Patofisiologi.................................................................................. 6
2.1.5 Klasifikasi.................................................................................... 7
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ............................................ .................... 8
2.1.7Pencegahan................................................................. .................... 9
2.1.8Penatalaksanaan............................................................................. 9
2.1.9 Komplikasi.................................................................................... 11
2.1.10.Perencanaan Pulang ................................................ .................... 11
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................. 12
2.2.1 Pengkajian Keperawatan........................................... ................... 12
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................. ................... 13
2.2.3 Intervensi Keperawatan............................................. .................... 13
2.2.4 Implementasi Keperawatan....................................... ................... 15
2.5.5 Evaluasi Keperawatan............................................... ................... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 17
3.2 Saran.................................................................................... .................. 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) atau di sebut juga oligofrenia (oligo =


kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata – rata disertai dengan kekurangan kemampuannya
untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun atau
keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir
atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Pembatasan ini akan menyebabkan anak
belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain.

Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan,
dan menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah
belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa
hal yang mereka tidak bisa pelajari.Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi
yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental
berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai
sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini
memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).

Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen
penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-
kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf
ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun.
Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan.Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi
keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya

1
masih merupakan masalah yang tidak kecil.Dari penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk
membuat makalah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari retardasi mental ?


2) Apa etiologi dari retardasi mental ?
3) Bagaimana manisfestasi klinik dan patofisologi dari retardasi mental pada anak?
4) Apa pemeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada anak dengan retardasi mental ?
5) Bagaimana penatalaksanaan dari anak dengan retardasi mental ?
6) Apa saja komplikasi yang terjadi pada anak dengan retardasi mental ?
7) Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental ?

1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan umum

Mengetahui konsep dasar medis dan asuhan keperawatan pada anak dengan
retardasi mental .

1.3.2.Tujuan Khusus

1) Mengetahui landasan teori dari anak dengan retardasi mental (pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, prognosis, komplikasi,
dan penatalaksanaan)
2) Mengetahui WOC pada anak dengan retardasi mental .
3) Mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan retardasi mental secara efisien
dan tepat dengan peka budaya serta menghargai sumber-sumber etnik, agama,
atau faktor lain dari setiap klien yang unik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.KONSEP DASAR MEDIS

2.1.1Pengertian

American Association on Mental Deficiency(AAMD)membuat definisi retardasi mental


yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatu penurunan fungsi intelektual secara
menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi
sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi
intelektual, adaptasi sosial, dan masa perkembangan.

Retardasi mental ialahsuatukeadaanperkembangan mental yang terhentiatautidaklengkap,


yang terutamaditandaidenganadanyarendahnya ( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill )
selamamasaperkembangan, sehinggaberpengaruhterhadapintelegensiayaitukemampuankognitif,
bahasa, motorikdansosial. ICG ( WHO, 1992 )

Menurut Crocker AC 1983, retadarsi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan
gejalanya timbul pada masa perkembangan.

Retardasi Mental adalah kelainan fungsi intelektual yang subnormal terjadi pada masa
perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih gangguan dari:

a. Maturasi
b. Proses belajar
c. Penyesuaian diri secara social

2.1.2Etiologi

Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :

a. Penyebab Organik

1). Faktor prenatal :

3
a) Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)
b) Kelainan genetik/herediter
c) Intoksikasi
d) Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
2). Faktor Perinatal :

a) Abrupsio plasenta
b) Diabetes maternal
c) Kelahiran premature
d) Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
3). Faktor Pasca natal :

a) Cedera kepala
b) Infeksi
c) Gangguan degeneratif

b. Penyebab non organik


a) Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
b) Sosial cultural
c) Interaksi anak kurang
d) Penelantaran anak

c. Penyebablain :
Keturunan,pengaruhlingkungandankelainan mental lain
Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat dengan deviasi
psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta )

2.1.3. Manisfestasi Klinik

a. Gangguankognitif ( pola, proses pikir )


b. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
c. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama

4
d. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil
dari ukuran normal )
e. Kemungkinanlambatnyapertumbuhan
f. Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
g. Kemungkinanciri-ciridismorfik
h. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

2.1.4 Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-
kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70
sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumah
tanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan
dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja. Penyebab retardasi mental bisa
digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan
secara dini pada masa kanak-kanak.

2.1.5Klasifikasi

Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders , WHO,


Geneva tahun 1994 retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a. Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69


Retardasimental ringan dikategorikan sebagai retardasimental dapat dididik
(educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya
untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancaraklinik.Umumnya mereka juga
mampu mengurus diri sendiri secara independen (makan,mencuci,
memakaibaju,mengontrol saluran cerna dan kandung kemih),meskipun tingkat
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan utama biasanya
terlihat pada pekerjaan akademik sekolah, dan banyak yang bermasalah dalam membaca
dan menulis. Dalam konteks sosiokultural yang memerlukan sedikit kemampuan
akademik, mereka tidak ada masalah. Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional

5
dan sosial, akanterlihat bahwa mereka mengalami gangguan,missal tidak mampu
menguasai masalah perkawinan atau mengasuh anak,atau kesulitan menyesuaikan diri
dengan tradisi budaya.
b. Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagairetardasi mentaldapatdilatih
(trainable).Padakelompok ini anakmengalamiketerlambatanperkembangan
pemahamandanpenggunaan bahasa,sertapencapaian akhirnya terbatas.
Pencapaiankemampuanmengurus dirisendiridanketrampilanmotorjuga mengalami
keterlambatan, danbeberapadiantaranya mem- butuhkan pengawasan
sepanjanghidupnya.Kemajuan disekolahterbatas,sebagian masih ssbisa belajar dasar-
dasar membaca, menulis dan berhitung.
c. Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34

Kelompokretardasi mental berat ini hamper sama dengan retardasimental sedang dalam
hal gambaran klinis,penyebab organik,dan keadaan-keadaan yang terkait. Perbedaan
utama adalah pada retardasi mental berat ini biasanya mengalami kerusakan motor yang
bermakna atau adanya defisitneurologis.Kelompokretardasi mentalberatinihampirsama
denganretardasimentalsedangdalamhalgambaran klinis,penyebaborganik,dankeadaan-
keadaanyang terkait.Perbedaanutamaadalah pada retardasi mental berat ini biasanya
mengalami kerusakan motor yang bermakna atau adanya defisitneurologis.

d. Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20

Retardasi mental sangat berat berarti secara praktisanak sangatterbatas


kemampuannyadalammengertidan menurutipermintaanatauinstruksi.Umumnyaanak
sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu padabentuk komunikasinonverbal
yangsangat elementer.

6
Tabel 1: Klasifikasi retardasi mental dalama setiap usia perkembangan

RM IQ Usia Usia Sekolah Usia Dewasa


Prasekolah (0-21 tahun) (>21 tahun)
(0-5 tahun)
Sangat <20 Retradasi jelas Beberapa Perkembangan
berat Perkembangan motorik motorik dan
dapat berespon namun bicara sangat
terbatas terbatas

Perkembangan Dapat bicara atau Dapat berperan


Berat 20- motorik yang berkomunikasi namun sebagian dalam
23 miskin latihan kejujuran tidak pemeliharaan
bermanfaat diri sendiri
dibawah
pengawasan
ketat

Dapat Latihan dalam Dapat bekerja


berbicara atau keterampilan social dan sendiri tanpa
Sedang 35- belajar pekerjaan dapat dilatih namun
49 berkomunikasi bermanfaat, dapat pergi perlu
, ditangani sendiri ketempat yang pengawasan
dengan telah dikenal terutama jika
pengawasan berada dalam
sedang stress

Dapat Dapat belajar Biasanya dapat


mengembangk keterampilan akademik mencapai
Ringan 50- an sampai ± kelas 6 SD keterampilan
69 keterampilan social dan
social dan kejujuran namun
komunikasi, perlu bantuan
retradasi terutama bila
minimal stress

7
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi mental,
yaitu dengan:
1. Kromosomal Kariotipe
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b. Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital
d. Genetalia abnormal
2. EEG ( Elektro Ensefalogram)
a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat
3. CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
a. Pembesaran kepala yang progresif
b. Tuberous sklerosis
c. Dicurigai kelainan otak yang luas
d. Kejang lokal
e. Dicurigai adanya tumor intrakranial
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural
b. Neonatal hepatosplenomegali
c. Petechie pada periode neonatal
d. Chorioretinitis
e. Mikroptalmia
f. Kalsifikasi intrakranial
g. Mikrosefali
5. Serum asam urat ( uric acid serum)
a. Gout
b. Sering mengamuk

6. Laktat dan piruvat darah


a. Asidosis metabolik

8
b. Kejang mioklonik
Beberapa uji tumbuh kembang:
 Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of infant development )
 Uji perkembangan seperti DDST II
 Pengukuran fungsi adaftif ( Vineland adaftive behaviour scales, Woodcock-Johnson
Scales of independent Behaviour, School edition of the adaptive behaviour scales ).

2.1.7 Pencegahan

1.Pencegahan primer
Dapatdilakukandenganpendidikankesehatanpadamasyarakat, perbaikankeadaan-
sosioekonomi, konselinggenetikdantindakankedokteran (umpamanyaperawatan prenatal yang
baik, pertolonganpersalinan yang baik, kehamilanpadawanitaadolesendandiatas 40
tahundikurangidanpencegahanperadanganotakpadaanak-anak).
2.Pencegahansekunder
Meliputidiagnosadanpengobatandiniperadanganotak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(suturatengkorakmenutupterlalucepat, dapatdibukadengankraniotomi; padamikrosefali yang
kogenital, operasitidakmenolong).
3.Pencegahantersier
Merupakanpendidikanpenderitaataulatihankhusussebaiknyadisekolahluarbiasa.
Dapatdiberineuroleptikakepada yang gelisah, hiperaktifataudektrukstif.Konseling kepada orang
tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam
mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan Retardasi mental.
2.1.8 Penatalaksanaan
1.) Farmakologi
Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu bergerak,
konsentrasi kurangdan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan
dalam bidang retardasi mentaladalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik,
misalnya :
a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari
b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hariEfek sampingan kedua obat diatas dapat menimbulkan
convulsi

9
c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk konvulsi :
a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik,
gejalagangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir).
b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala hyperkinetik).
c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik
Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :
a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).
b. Glutamic acid.
c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).
d. Pabenol.
e. Nootropil.
f. Amphetamin dsb.

2.) Non Farmakologi


Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri maupun pada orang tuanya. Untuk
anakyang terbelakang dapat diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok dan
manipulasi lingkungan(merubah lingkungan anak yang tidak menguntungkan bagi anak tersebut).
Walaupun tak akan dapatmenyembuhkan keterbelakangan mental, tetapi dengan
psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakanperubahan sikap, tingkah laku, kemampuan belajar
dan hasil kerjanya. Yang penting adalah adanyaketekunan, kesadaran dan minat yang sungguh
dari pihak terapis (yang mengobati).
Terapis bertindak sebagai pengganti orang tua untuk membuat koreksi-koreksi
terhadaphubungan yang tak baik ini. Dari pihak perawat diperlukan juga ketekunan dan
kesadaran dalam merawatanak-anak dengan retardasi mental serta melaporkan kepada dokter
bila dalam observasi terdapattingkah laku anak maupun orang tua yang negatif, merugikan bagi
anak tersebut maupun lingkungannya(teman-teman disekitarnya).
Social worker (pekerja sosial) melakukan kunjungan rumah untuk melihat hubungan anak
denganorang tua, saudara-saudaranya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Tugasnya utama
mencari data-data anak dan orang tua serta hubungan anak dengan orang-orang disekitarnya.
Untuk ibu atau orangtua anak dengan retardasi mental dapat diberikan family terapi (terapi

10
keluarga) untuk mengubah sikaporang tua atau saudaranya yang kurang baik terhadap penderita.
Dapat diberikan juga terapi kelompok dengan ibu-ibu.
Anak retardasi mental lainnya, seminggu sekali selama 12 kali. Tujuannya untuk
mengurangi sikaprendah diri, perasaan kecewa dari ibu tersebut karena ternyata banyak ibu lain
yangmengalami nasib serupa, mempunyai anak dengan retardasi mental. Dengan demikian ibu
dapatbersikap lebih realistik dan lebih dapat menerima anaknya serta dapat merencanakan
program yang baikbagi anaknya. Di luar negeri social worker yang bertugas memberi terapi
kelompok untuk ibu-ibu tersebut di atas.

2.1.9 Komplikasi
a. Serebral palcy
b. Gangguan kejang
c. Gangguan kejiwaan
d. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
e. Defisit komunikasi
f. Konstipasi
2.1.10 Perencanan Pulang dan Perawatan di Rumah
a) Rujuk anak dan keluarga ke lembaga dan ahki yang dapat memberi bantuan khusus
sehubungan dengan perawatan anak serta perawatan dan hygene gigi
b) Rujuk keluarga ke lembaga-lembaga kemasyarakatan untuk konseling genetik, bantuan
keuangan, peralatan adaptif, dan layanan-layanan pendukung
c) Bekerja sama dengan kelurga dalam membentuk dan mengimplementasikan renacana
perbaikan perilaku
d) Fasilitas pembelajaran keterampilan yang benar dalam hal sosial, kemasyarakatan,
komunikasi, keamamanaan masyarakat, dan menghindari orang asing ,serta
perkembangan minat berhubungan dengan kelompok sebaya dan bersantai dan berekreasi.
e) Fasilitas keikutsertaan anak dalam program sekolah, program rekreasi, dan lingkungan
masyarakat.

2.2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

11
2.2.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang
berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.

1.) RiwayatKesehatan
a. Riwayatkesehatansekarang
PasienmenunjukkanGangguankognitif( pola, proses pikir ),
Lambatnyaketrampilanekspresidanresepsibahasa, Gagalmelewatitahapperkembangan yang utama,
Lingkarkepaladiatasataudibawah normal ( kadang-kadanglebihbesarataulebihkecildariukuran
normal ), lambatnyapertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebihsering tonus ototlemah ), ciri-
ciridismorfik, danterlambatnyaperkembanganmotorishalusdankasar.

b. Riwayatkesehatandahulu
KemungkinanbesarpasienpernahmengalamiPenyakitkromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down),
Sindrom Fragile X, GangguanSindrom ( distrofiotot Duchene ), neurofibromatosis ( tipe 1),
Gangguanmetabolismesejaklahir ( Fenilketonuria ), Abrupsioplasenta, Diabetes maternal,
Kelahiran premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis danperdarahan intracranial,
Cederakepala, Infeksi, Gangguan degenerative.

c. Riwayatkesehatankeluarga
Ada kemungkinanbesarkeluargapernahmengalamipenyakit yang serupaataupenyakit yang
dapatmemicuterjadinyaretardasi mental, terutamadariibutersebut.

2.)Pemeriksaanfisik
a. Kepala :Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
b. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
c. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
d. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke
atas, dll

12
e. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
f. Geligi : odontogenesis yang tdk normal
g. Telinga : keduanyaletakrendah; dll
h. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
i. Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
j. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,
klinodaktil, dll
k. Dada & Abdomen : tdpbeberapa putting, buncit, dll
l. Genitalia : mikropenis, testis tidakturun, dll
m. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif


2) Gangguan komunikasi verbal b.d. kelainan fungsi kognitif
3) Risiko cedera b.d. perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas fisik
4) Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan adaptasi sosial
5) Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak retardasi mental
6) Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan
perkembangan.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif
Tujuan : Tidak mengalami kegagalan tumbang

Kriteria Hasil :

-Tak ada kemunduran mental

-Anak mampu melakukan kegiatan sesuai kemampuan secara optimal


Intervensi :

13
1. Kaji tingkat perkembangan anak
2. Dorong / libatkan anak dalam melakukan aktivitas
3. Berikan aktivitas sesuai dengan kemampuan anak
4. Ajarkan hal-hal yang perlu diketahui anak (aktivitas dasar)
5. Pantau tingkat perkembangan anak
Rasional :

1. Informasi data dlm menentukan intervensi


2. Melatih kemampuan meningkatkan harga diri
3. Menstimulasi kemampuan fisik, kognitif anak
4. Meningkatkan kemampuan
5. Mengetahui kemajuan / perkembangan anak

2. Gangguan interaksi social b.d. kesulitan bicara/ kesulitan adaptasi sosial


Tujuan : Anak mampu berinteraksi social

Kriteria Hasil :

-Anak tidak mengisolasi diri


-Anak mapu bergaul dengan lingkungan
Intervensi :
1) Kaji factor penyebab gangguan perkembangan dan isolasi sosial
2) Tingkatkan komunikasi verbal
3) Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
4) Beri reinforcement yang positif atas hasil yang dicapai anak
5) Ajarkan anak untuk bermain bersama teman kelompoknya
Rasional :

1) Informasi data dlm menentukan intervensi


2) Melatih anak dalam berkomunikasi
3) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi
4) Meningkatkan harga diri anak
5) Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi

14
3. Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan
perkembangan.
Tujuan : Perawatan diri terpenuhi

Kriteria Hasil :

-Anak tampak bersih


-Anak mampu berperan dalam perawatan dirinya

Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan anak
2) Pantau anak dalam memenuhi kebutuhannya
3) Libatkan anak dalam memenuhi kebutuhannya
4) Jelaskan secara berulang-ulang tentang perawatan diri
5) Beri dorongan anak untuk merawat dirinya
Rasional :
1) Untuk menentukan intervensi
2) Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
3) Meningkatkan kemampuan dan harga diri anak
4) Meningkatkan pemahaman anak ttg perawatan diri
5) Meningkatkan motivasi anak.

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasimerupakantindakan yang sesuaidengan yang


telahdirencanakan,mencakuptindakanmandiridankolaborasi.
Rencanatindakantersebutditerapkandalamsituasi yang nyatauntukmencapaitujuan yang
ditetapkandanhasil yang di harapakan.Tindakankeperawatanharusmendetail.Agar
semuatenagakeperwatandapatmenjalankantugasnyadenganbaikdalamjangkawaktu yang
telahditetapkandan di lakukansesuaidengankondisipasien.

2.2.5 Evalusi Keperawatan

15
Evaluasiatauhasilpenilaian yang dapat di capaisetelahtindakankeperawatanantara lain:

-Tidak mengalami kegagalan tumbang

-Anak mampu berinteraksi social

-Perawatan diri terpenuhi

-komunikasi verbar dapat meningkat

-kelurga menerima kondisi anaknya

BAB III

16
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Retardasi mental merupakan suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang
terjadi pada masa perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal
penting yang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual,
adaptasi sosial, dan masa perkembangan. Kelainan ini dapat digolongkan menjadi :penyebab
organik ( faktor prenatal,intratal dan pascanatal) dan penyebab non organik. Diagnosis retardasi
mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.retardasi mental dapat di klasifikasikan
dalam 4 bagian yaitu : Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69, retardasi mental sedang
(mampu latih ) 36-51, retardasi mental berat 20-35 ,retardasi mental sangat berat dibawah 20.

3.2.Saran

Peran orang tua sangatlah penting dalam perawatan anak dengan retardasi mental, di
dalam setiap kehidupan sehari-hari anak. Dan sebaiknya orang tua ataupun keluarga menerima
apapun kekurangan dari seorang anak dengan retardasi mental, serta lebih memberikan support
atau pujian yang dapat membuat anak menjadi lebih baik. Serta peran serta perawat dalam
memberikan dukungan pendidikan kesehatan dan pelayanan keperawatan yang dapat
berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam merawat
anak dengan retardasi mental.

DAFTAR PUSTAKA

17
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Nelson. 1994. Ilmu kesehatan anak, Jilid I. Jakarta: EGC

Betz and Sowden. 2002. Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta : EGC

Marlynn E. Doenges, Mary Frances

Moorhouse.1999.Rencanaasuhankeperawatan.Jakarta :EGC

http://haerulanwar6.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-anak-dengan.htmlDi

akses pada 15 Mei 2015

http://stikesaisyiyahsurakarta-kepanak.blogspot.com/p/retardasi-mental.htmlDi akses

pada 15 Mei 2015

http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/lp-rmDi akses pada 15 Mei 2015

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/2-3-8.pdfDi akses pada 15 Mei 2015

18

Anda mungkin juga menyukai