Anda di halaman 1dari 2

Toleransi beragama dalam kehidupan bermasyarakat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dewan juri yang saya hormati, serta Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT.

Di dunia ini kita sebagai manusia tidak terlepas dari interaksi dan saling membutuhkan antar satu
dengan yang lainnya, atau yang biasa kita sebut sebagai hubungan timbal balik. Mengapa?
karena kita adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, kita saling mengenal, saling
membutuhkan, dan saling berinteraksi dengan orang lain. Kita bagaikan ikan hiu dengan ikan
ramora, atau seekor lebah dengan bunga. Dimana itu semua saling membantu dan membentuk
simbiosis mutualisme untuk bertahan hidup.

Dalam kehidupan di negara kita ini banyak sekali perbedaan yang terdapat mulai dari Ras,
Agama, Suku bangsa dan budaya, serta masyarakat yang beraneka ragam. Mengapa? karena
memang Allah SWT segaja menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk dan karakter
agar manusia dapat menghargai antar sesama. Manusia tidak dapat dipaksa agar dapat hidup
sesuai dengan kemauan kita. Kita memang diciptakan berbeda, namun hal itu akan membentuk
Unity in Diversity atau kesatuan dalam keberagaman. Keragaman masyarakat yang membentuk
satu – kesatuan ini akan membuat suatu keharmonisan dalam bermasyarakat. Maka dari itu kita
sebagai manusia harus saling menghargai. Sikap saling menghargai ini sering kita sebut dengan
sebuah kata “TOLERANSI”.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah.

Toleransi merupakan elemen penting yang berperan dalam terciptanya suatu ikatan hubungan
dalam kehidupan. Termasuk yang terpenting adalah toleransi antar umat beragama. Nah toleransi
agama ini sendiri sudah diatur dalam beberapa firman Allah di Al-Quran, yaitu :

‫اَل ِإ ْك َراهَ فِي الدِّين‬

“Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang
salah.” (QS. Al Baqarah:256).

dan

‫ِدي ِْن َولِ َي ِد ْينُ ُك ْم لَ ُك ْم‬

‘Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.’ (QS. Al Kafirun:6).


Hadirin yang dimuliakan oleh Allah

Ayat tersebut memiliki arti jika memeluk agama Islam itu tidak menghendaki adanya paksaan,
melainkan atas kesadaran dan keinginan pribadi dari setiap manusia. Bagi mereka yang berkenan
memeluk ajaran Islam maka dipersilahkan, dan bagi yang tidak, itu adalah hak mereka sendiri
untuk menolak. Namun sudah jelas antara jalan yang benar dan yang salah.

Toleransi..beragama ini sendiri sudah dijalankan oleh nabi Muhammad SAW, salah satu
contohnya adalah saat nabi melakukan perjanjian dengan umat yahudi dan nasrani, dimana
mereka diperkenaankan..untuk menjalankan ibadah mereka masing – masing. namun dengan
satu syarat yaitu..harus saling menghargai, menjaga kerukunan dan kesatuan madinah. Perjanjian
ini dikenal dengan piagam madinah.’

Islam mengajarkan kita untuk toleransi dengan menghormati ibadah dan hari perayaan non
muslim. Kita memahami bahwa Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan cara beribadah kita
juga tidak sama. Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agamaku dan aku bertanggung jawab atas
hal itu.

Kita tidak boleh memaksakan orang..lain untuk menganut agama kita. Tidak boleh juga
menghina agama lain juga mengganggu umat..agama lain untuk beribadah sesuai agama dan
kepercayaan mereka.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah

Dari simpulan yang bisa kita ambil perbedaan itu hadir bukan sebagai pemisah tapi untuk
mengeratkan hubungan dengan memperkaya warna dunia. Berbeda tapi tetap satu selera, satu
tujuan yaitu menciptakan kehidupan yang damai dan saling membentuk ikatan yang saling
menguntungkan.

hadirin sekalian, untuk itu marilah mulai sekarang kita menanamkan sikap saling mengormati
dan menghargai antar sesama. Kita tau bahwa air dan udara adalah suatu elemen yang berbeda,
namun kita membutuhkan keduanya. Begitu juga manusia dengan keanekaragamannya, kita
memang berbeda namun tetap saling membutuhkan.

Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua.

‫وباهلل توفق و الهدية والسالم عليكم ورحمة هللا و بركاته‬

Anda mungkin juga menyukai