Alhamdulillah. Alhamdulillahi hamdan katsiron kama amar. Asyhadu alla ilaha illallah wa
asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa
‘ala ali sayyidina Muhammad.
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
nikmat yang sangat banyak. Mulai dari nikmat iman, nikmat Islam, kesehatan,
kesempatan, hingga kebahagiaan sehingga kita bisa berkumpul bersama di hari yang
sejuk ini.
Shalawat berbingkaikan salam mari kita sampaikan kepada mahkota dunia, kekasih
Allah SWT, tiada lain tiada bukan ialah Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan
rajinnya berucap shalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Akhir nanti.
Pada kesempatan yang mulia ini, saya akan menyampaikan pidato singkat tentang
pentingnya kejujuran.
Teman-teman yang saya sayangi, apakah kalian semua setuju bahwa kejujuran itu
sangat penting? Rasanya semua dari kita pasti setuju ya. Tapi, kejujuran seperti apa
yang dimaksud?
Jujur adalah benar dalam berkata dan benar dalam berbuat. Dengan demikian, orang
yang jujur adalah orang yang bisa dipercaya perkataan dan perbuatannya.
Kejujuran sangatlah penting, baik itu di rumah, di sekolah, di masyarakat, di tempat
kerja, dalam kondisi bahagia, dalam kondisi sulit, serta di mana pun kita berada.
Tapi teman-teman, mengapa kok di dunia ini masih banyak orang-orang yang
berbohong, dan masih banyak pula orang-orang yang berdusta? Mungkin kita juga
masih menjadi salah satu dari mereka kan?
Alasan pertamanya ialah karena kejujuran itu berasal dari hati. Orang yang mengikuti
hati nurasi biasanya akan terbiasa untuk berkata dan berbuat benar, sedangkan orang
yang mengingkari hati nurani akan mudah untuk berkata bohong maupun berbuat dusta.
Dari sinilah kita menyadari bahwa kejujuran itu sangatlah mulia dan mahal. Dikatakan
mulia karena perilaku jujur dalam Islam merupakan salah satu akhlak terpuji yang
sangat dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Kita bayangkan saja teman-teman, perilaku jujur akan menjadikan kita sebagai orang
yang dapat dipercaya, disenangi banyak orang, bahkan didekatkan dengan kebaikan.
Sedangkan bila kita berdusta sekali saja, maka kebanyakan orang-orang tidak akan
percaya lagi kepada kita.
Jujur dikatakan mahal karena tidak semua orang bisa berbuat jujur pada setiap
kondisi. Lihatlah para koruptor. Mereka terpaksa berbohong karena di depan matanya
adalah uang yang berlimpah.
Pun demikian dengan orang yang suka menyontek. Mereka telah menipu dan meragukan
kemampuan dirinya sendiri.
Bila seorang pelajar melaksanakan ujian dengan curang, walaupun kecurangan itu
hanyalah satu pertanyaan saja, maka akan sangat sulit bagi guru untuk menaruh rasa
percaya kepadanya.
Bila seorang pedagang berlaku dusta dengan mengurangi takaran timbangan, walaupun
hanya kurang satu ons saja, maka akan sangat sulit pagi para pembeli untuk kembali
percaya kepada pedagang tadi.
Di sekitar kita dan di luar sana, ada banyak sekali contoh kebaikan yang didapat oleh
orang-orang yang jujur serta keburukan yang ditimpakan kepada orang-orang yang
suka berdusta.
Maka dari itulah, sungguh sangat baik bagi kita untuk berperilaku jujur baik di kala
sempit maupun lapang, baik di kala bahagia maupun berduka.
Hanya saja, perilaku jujur bukanlah sikap yang bisa diasah satu hari saja melainkan
harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi akhlak yang lengket di hati
dan perbuatan.
Idealnya, sikap jujur dimulai dari diri sendiri, harus dilatih, serta dibiasakan sejak
usia dini. Di rumah, Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, serta saudara-saudara bisa menjadi
teladan, di sekolah, Bapak/Ibu dewan gurulah yang menjadi contoh.
Sedangkan nanti ketika kita sudah dewasa, kitalah yang menjadi teladan dan inspirasi.
Maka darinya, mari bersama-sama kita memantapkan perilaku jujur dimulai dari hari
ini.