Anda di halaman 1dari 4

Hai, perkenalkan, namaku Larissa Rochefort, aku saat ini berkuliah di salah satu

universitas swasta di kawasan Jakarta Utara dengan jurusan Hospitality dan Pariwisata, dan
saat ini aku memasuki semester akhir. Di jurusanku sendiri terdapat dua cara untuk lulus,
skripsi atau magang dan membuat laporan magang. Karena aku malas untuk membuat
skripsi, aku memutuskan untuk mengambil magang saja, hitung-hitung pengalaman kerja
heheh. Aku memilih hotel yang cukup ternama dibilangan Jakarta, yaitu Hotel Mandarin.
Hotel ini berada di pusat kota sehingga banyak sekali orang asing dan para pengusaha serta
pejabat lokal yang menginap di hotel ini

waktu magang yang aku ambil sendiri adalah 6


bulan. Bukan tanpa alasan aku mengambil 6 bulan tersebut,
itu karena nilaiku tidak terlalu bagus dalam mata kuliah
skripsi sehingga penulisanku akan cukup pendek jika
menggunakan waktu 3 bulan. Aku sendiri magang sebagai
service room sehingga sangat lah padat ketika banyak tamu
yang datang dan meminta room service. Tak jarang om-om
nakal yang memanggil room service sering menggodaku.
Aku sendiri tidak terlalu memikirkannya. Dan tak jarang
juga ketika aku melayani room service, om-om yang
memanggilku telanjang bulat di kamarnya. Salah satunya
adalah penghuni kamar nomor 531. Om-om tersebut
membawa wanita malam ke kamarnya sehingga ketika aku
membuka pintu aku melihatnya bugil. Cukup besar kontol om-om tersebut,
cukup besar sehingga pikiranku melayang. “aduh Larissa, kamu mikir apa sih” dalam hatiku,
aku pergi buru-buru dengan rasa malu.

Sudah beberapa minggu setelah om-om tersebut check out dari kamarnya, seperti
biasanya, room service di hotel ini sangat lah padat. Sampai suatu ketika, aku menerima
telephone hotel dari kamar 811, yang mengatakan toilet di kamarnya sedang tersendat. Pada
saat itu tidak ada tukang yang berjaga karena hal itu terjadi pada jam 1 pagi. Saat itu terbesit
ideku untuk memperbaikinya, kebetulan aku pernah diajari oleh kampusku untuk
memperbaiki toilet yang tersumbat. Aku pun seger naik ke lantai 8 dan mengetuk kamar 811.
Yang membuka pintu tersebut adalah om-om yang sepertinya pejabat bersama dengan salah
satu pengawalnya. Sangat terlihat dimukanya, kedua orang tersebut tampak sangat lelah,
tanpa basa-basi ia pun menyuruhku untuk memperbaiki toilet yang tersumbat tersebut. Di
WC tersebut terdapat kotoran manusia yang tidak bisa masuk ke lubang toilet. Aku pun
memencet tombol flush pada toilet tersebut, ternyata benar, airnya tidak dapat masuk
kelubang, aku pun mendorong kotoran tersebut dan ternyata makin parah. Dengan reflek
setlah mengeluarkan tanganku dari toilet tersebut aku mengibaskan tanganku dengan rasa
jijik. Tanpa sengaja, percikan air tersebut mengenai wajah si pejabat dan beberapa di
pakainnya. Merasa kesal, si pejabat tersebut menamparku sambil memakiku “Kamu Goblok
ya, udah ngerusakin toilet, menyipratkan air kotoran kemuka saya.”,karena makian tersebut,
si pengawal langsung masuk ke toilet. aku pun hanya bisa meminta maaf. Beliau pun berkata
“minta maaf saja tak cukup, room service seperti kamu pantas di hukum”. Tanpa aba-aba,
kedua tanganku di pegangi oleh si pengawal. Si pejabat pun menaparku di beberapa bagian
seperti di wajah, payudara, bahkan menonjok perutku, rasanya sungguh sakit. Ketika aku
lemas si pengawal membuka seragamku secara paksa sehingga semua kancing terlepas dari
bajuku. Aku pun sudah lemas sehingga tidak dapat melawan.
Sehingga semua pakaianku lepas, pejabat tersebut menginjak kepalaku dan
berkata “room service kaya kamu tuh perlu di hukum”. Lalu si pengawal menangkat badanku
dan memegangi badanku. Si pejabat sendiri sedang menanggalkan pakiannya, setelah melihat
kontolnya, aku pun tercengang karena miliknya lebih besar di bandingkan tamu-tamu yang
kutemui sebelumnya, bahkan lebih besar dari om-om yang menempati kamar 531 waktu itu.
Setelah beliau telanjang beliau menaparku lagi dan memukul kedua payudaraku, tak jarang
beliau mencubit putingku lalu memelintirnya, aku pun cuman bisa menahan sakit dan
mendesah saja. Aku pun tak tahan lagi dan langsung berterika ketika putingku di tarik ke
bawah, karena berisik, si pejabat tersebut menyumpalku dengan celana dalam miliknya dan
milikku. Aku pun tidak dapat mengeluarkan suara. Setelah puas memainkan payudaraku, si
pejabat lalu mengobok-ngobok kemaluanku, aku sendiri sudah tidak perawan di karenakan
kecelakaan belajar sepeda saat aku masih kecil. Tidak lama aku mengeluarkan cairanku,
rasanya ingin seperti kencing. Om-om tersebut berkata “wah room service ini lonte ya, lihat
noh, di kasarin malah becek, udah gitu gk perawan lagi. Udah kita pake aja.” Sontak aku pun
melawan kembali namun sayang perutku di tonjok lagi oleh si pejebat hingga aku lemas.
Ketika lemas, si pejabat tersebut seger mengikat tanganku kebelakang menggunakan ziplock
yang di bawa oleh si pengawal, usut punya usut ternyata pengawalnya adalah polisi. Tak
hanya itu saja si pejabat juga menyuruh pengawalnya untuk ikut melecehkanku. Tangan si
pengawalnya sendiri sangat lah besar sehingga payaduraku dapat diremas hanya dengan satu
telapak tangannya saja. Tangan kanannya memeras payudara kiriku. Remasannya sangatlah
keras sehingga payudaraku ingin pecah rasanya. Si pejabat sendiri tidak hanya menonton
saja, beliau menginjak kemaluanku dengan sepatunya seperti menstarter mobil. Aku pun
berteriak namun setiap aku mengeluarkan suara, si pengawal selalu menamparku dengan
keras sehingga pipiku merah. Setelah puas meremas payudaraku, dia pun menyodorkan
kontolnya yang lebih besar dari milik si pejebat ke arah belahan payudaraku. Di meludahi
belahan payudaraku lalu menjempit kontolnya dengan payudaraku dengan sangat keras, lalu
si pengawal memompa kontolnya tersebut.

Puas telah menyiksaku di bagian bawah. Si pejabat langsung mengambil telephone


genggamnya dan sepertinya menelepon seseorang. Setelah berbicara dengan lawannya di
telephone, beliau pun langsung merekam kejadian yang saat ini terjadi. Tak lupa, beliau
menyalakan rokoknya dan menyundutkan di beberapa bagian. Setelah 10 menit, si
pengawalpun langsung memuncraktan spermanya ke wajahku. Lalu si pejabat menyuruh
pengawalnya mengarahkanku ke cermin. “lihat tuh di kaca, ada lonte berkacamat yang
mukanya penuh sama peju, dah gitu make-upnya luntur lagi, dasar lonte” kata si pejabat
sambil tertawa seakan menikmati apa yang terjadi. Setelah di arahkan ke cermin, beliau
menyuruh pengawalnya melepaskan sumpalan yang ada di mulutku. “buka mulut lo cepet”
katanya sambil membentakku. Aku pun membuka mulutku karena takut. Tak lama langsung
saja mulutku di kencingi. Aku pun sponta menutup mulutku, langsung saja wajahku di
tendang oleh si pengawal yang merekam kejadian ini sambil memakiku “kalo di suruh buka,
ya buka dasar lonte” langsung saja aku membuka mulutku dan kembali mulutku dikencingi
oleh si pejabat. Setelah selesai, si pejabat langsung menginjak payudaraku dengan keras,
katanya payudaraku adalah tombol flush jadi aku harus meminu air kencing yang ada di
mulutku.

Tanpa istirahat aku pun di angkat oleh si pejabat dari depan dan langsung saja
menancapkan kontolnya ke kemaluanku, rasanya sunggu perih, seperti ingin robek. Si
pengawal tersebut menaik turunkan badanku seakan aku seperti toysex pribadinya. Tak
tinggal diam, si pejabat pun langsung memasukan kontolnya ke lubang pantatku. Semkain
menjadi jadi lah aku di buatnya. Rasanya sangat perih di bagian anus dan kemalukan. Sambil
di pompa, tak jarang payudaraku diremas secara kasar kembali oleh si pengawal dan
menyedot payudaraku dengan kencang, aku pun hanya bisa teriak pasrah saja. Setelah 30
menit di posisi tersebut. Mereka pun keluar secara bersamaan di lubangku, aku pun sudah
pasrah dan hampir tak sadarkan diri.

Selang 20 menit, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu tersebut. Terlihat banyak sekali
pria yang datang, perawakannya sama sperti si pengawal. Sayup-sayup pun aku
mendengarkan percakapan mereka. “mana boss lontenya. Kita mau pake nih”. Setelah
mendengar suara tersebut badanku rasanya seperti di coret-coret oleh banyak sekali orang.
Geli namun sudah tidak dapat dapat berbuat banyak. Setelah mencoret-coret tubuhku
badanku di angkat dan di tunggingkan badanku ke benda yang agak dingin. Palaku di
masukan ke dalam air, sontak itu membuat ku tersadar dan aku melihat kotoran manusia di
dalam air tersebut. Ternyata kepalaku di masukan kedalam toilet yang mampet tersebut. Aku
segera mengangkat kepalaku dari toilet tersebut. Tampak terdapat 5 orang baru yang aku
lihat. “jangan angkat kepala lu lonte kalo belom disuruh”. Lalu salah seorang tersebut
menginjak kepalaku sehingga aku masuk kedalam air wc tersebut. Setiap 2 menit sekali
rambutku di jambak oleh pria tersebut, dan ke 4 orang lainnya mengencingi kepalaku. Si
pengawal tak mau hanya menonton saja, ia pun meremas susuku seperti memeras sapi. Sudah
tak tau berapa banyak air toilet yang bercampur dengan air kencing mereka tetelan olehku.
Selang 20 menit pria tersebut memaksaku untuk menelan kontolnya dan meminum sperma
yang di buang ke mulutku. Tak lupa ia menyuruhku membersihkan dengan mulutnya. Lalu
bergantianlah ke 4 orang lainnya dengan gaya yang sama.

Setelah puas mereka menggenjotku di dua lubang secara bersamaan, aku pun sudah
orgasem sebanyak 10 kali malam itu. Sehingga diriku tak sadarkan diri. Setelah sadarkan diri
aku berada di sebuah gang yang sudah sepi. Tampak seperti pagi saat itu, aku pun tersadar
badanku sudah penuh coretan tanpa busana. Aku pun keluar dari gang tersebut dan terkejut
ternya gang tersebut berada di sebuah pasar yang cukup ramai. Aku pun keluar dari gang
tersebut dan terburu-buru samapi lah aku menabrak seorang preman.......
To be continue..........

Anda mungkin juga menyukai