Anda di halaman 1dari 1

Gene Therapy

Pada zaman dahulu, transfer sel alogenik dan replacement sistem imun menggunakan allogeneic
hematopoietic cell transplant (HCT) yang merupakan terapi satu-satunya dalam mengobati keganasan
hamatologi seperti leukemia dan limfoma. Tetapi sayangnya, tindakan ini berisiko untuk terjadinya graft-
versus-host-disease (GvHD) dan mortalitas. Saat ini telah ditemukan pengobatan baru berupa terapi gen.
Terapi ini sudah semakin berkembang. Terapi gen bekerja dengan cara memanipulasi gen untuk mencapai
efek terapi yang diinginkan, mengganti sel yang tidak berfungsi dengan sel yang berfungsi baik. Glybera
(alipogenic tiparvovec) merupakan terapi gen pertama yang diakui di dunia barat pada bulan November
2012. Terapi glybera digunakan untuk mengobati pasien dengan lipoprotein lipase deficiency (LPLD),
penyakit genetic langka yang menyebabkan lemak terbentuk di darah sehingga menyebabkan penyakit
kardiovaskular, diabetes, pancreatitis, dan mengancam nyawa.
Sebagian terapi gen menggunakan vektor virus dan vektor non-virus untuk mentransfer gene ke dalam
tubuh manusia. Contoh vector virus antara lain retrovirus, adenovirus, dan adeno-associated virus.
Sedangkan vektor non-virus menggunakan kombinasi yang berbedadari DNA atau RNA. Vektor non-
virus lebih mudah diproduksi namun efisiensi vektor virus dalam mentransfer gene lebih baik. Contoh
vektor non-virus antara lain vektor plasmid, oligonukleotid, CRISPR-cas-based gene editing, dan
microRNA (miRNA). Hematopoietic stem cell (HSC) dapat bertahan lama, multipoten, mampu
memperbaharui sel pada kasus myeloid dan limfoid. Talasemia beta merupakan penyakit darah yang
diturunkan akibat kerusakan atau tidak adanya produksi rantai beta di haemoglobin. Talasemia beta
mayor memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya tetapi transfusi tidak dapat mengobati
ketidakefektifan eritropoiesis dan menyebabkan penumpukan zat besi sehingga membutuhkan terapi
kelasi besi. Transplantasi donor HSC pada pasien talasemia sebetulnya berpotensi sebagai pengobatan
namun namun sulit dilakukan pada pasien talasemia karena donor yang cocok belum ditemukan. Terapi
gen HSC bermanfaat pada penyakit imunodefisiensi primer dan leukodistropi. Perkembangan dalam
vektor dan HSC menjadikan HSC dapat menjadi standar dalam pengobatan penyakit herediter maupun
penyakit yang didapat.1, 2

1. Wang X, Riviere I. Gene therapy for nonmalignant hematology. In: Perales MA, Abutalib SA,
Bollard C, editors. Cell and gene therapies
Switzerland: Springer; 2019. p. 265-81.
2. Castro JE, Kipps TJ. Gene therapy for neoplastic hematology in transplant setting. In: Perales MA,
Abutalib SA, Bollard C, editors. Cell and gene therapies
Switzerland: Springer; 2019. p. 245-60.

Anda mungkin juga menyukai