Anda di halaman 1dari 1

Prinsip Ketidaksetaraan yang berlaku saat ini pada Human Capital bahwa orang-orang yang

berkinerja lebih baik adalah individu yang lebih mampu; mereka lebih cerdas, lebih menarik, lebih
pandai berbicara, lebih terampil secara individual. Prinsip tersebut belum lengkap jika tidak
dilekatkan konteks “Social Capital” yang merupakan metafora bahwa orang-orang yang berbuat
lebih baik memiliki keterhubungan dengan orang lain yang lebih baik. Orang-orang tertentu atau
kelompok-kelompok tertentu terhubung dengan orang lain tertentu, mempercayai orang lain ,
berkewajiban untuk mendukung orang lain, bergantung pada kerjasama dengan orang lain.
Memegang posisi tertentu dalam struktur sosial ini dapat menjadi aset tersendiri bagi individu.
Dengan kata lain kinerja individu tidak dapat dilepaskan dari konteks organisasi dimana dia berada
dan orang orang disekitarnya.

Human Capital menggali data dan informasi mengenai kemampuan, kecerdasan, kepribadian dan
yang lainnya yang berupa data atribut yang menempel pada individunya. Data ini tentunya tidak
cukup untuk menjelaskan kenapa individu bisa bekerja lebih baik, kondisi lingkungannya yang nota
bene organisasinya juga mempunyai kontribusi, Jadi inget Kurt Lewin bahwa perilaku itu merupakan
fungsi interaksi dari individu dan lingkungannya. Sosial Kapital berusaha menjelaskan variabel
lingkungan teresebut melalui data yang bersifat relasional yakni data yang dihasilkan dari interaksi
antar inividu satu dengan yang lainnya. Data ini yang masih jarang dikelola dengan baik, bahkan
tidak dikumpulkan oleh perusahaan dan organisasi.

Metafora Social Capital mengacu pada keuntungan yang dihasilkan oleh jaringan sosial dan fakta
bahwa orang-orang yang terhubung lebih baik akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Pialang
(Brokerage) dan Penutupan (Closure) merupakan konsep yang cukup menarik untuk diperlajari. Efek
dan mekanisme dari dua sumber utama modal sosial, yaitu posisi perantara (Brokerage) dan
ketertutupan kelompok (Closure). Pialang (orang dalam posisi pialang) berdiri di persimpangan
dunia sosial. Dengan demikian, mereka menciptakan nilai dengan menjembatani mereka yang dalam
kelompok yang berbeda. Ketertutupan hasil dari kohesi dalam jaringan sosial. Menghasilkan
keselarasan, ketertutupan meningkatkan tindakan kolektif. Pada kasus-kasus organisasi besar,
Pialang dan Ketertutupan memiliki kontribusi besar pada kompetisi dan seleksi sosial tentunya.

Anda mungkin juga menyukai