Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I HAKIKAT MANUSIA................................................................................1
BAB 2.............................................................................................................18
KEPRIBADIAN................................................................................................18
A. DEFENISI.............................................................................................18
B. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN.................................................................18
1. PENGETAHUAN...............................................................................18
2. PERASAAN.......................................................................................22
3. DORONGAN NALURI.......................................................................23
D. WARNA KEPRIBADIAN.........................................................................26
E. JENIS-JENIS KEPRIBADIAN.......................................................................28
1. SANGUINIS......................................................................................29
2. MELANKOLIS...................................................................................29
3. Plegmatis........................................................................................31
4. Koleris.............................................................................................32
BAB 3.............................................................................................................34
BAB 4.............................................................................................................46
D. Pengertian Norma...............................................................................48
BAB 5............................................................................................................59
MASYARAKAT................................................................................................59
A. Pengertian Masyarakat.......................................................................59
B. Unsur-unsur Masyarakat....................................................................60
C. Ciri-ciri Masyarakat.............................................................................62
BAB 6............................................................................................................68
KEBUDAYAAN................................................................................................68
A. Pengertian Kebudayaan......................................................................68
C. Tujuan Kebudayaan............................................................................70
E. Wujud Kebudayaan.............................................................................71
BAB 7............................................................................................................73
C. Unsur-Unsur Kebudayaan...................................................................78
F. Gerak Kebudayaan..............................................................................81
G. Evolusi Masyarakat Dan Kebudayaan................................................82
BAB 8.............................................................................................................89
PEMBAHASAN...............................................................................................89
BAB 9...........................................................................................................103
BAB 10.........................................................................................................125
STRATIFIKASI SOSIAL...................................................................................125
D. Kelas-kelas Sosial..............................................................................132
BAB 11.........................................................................................................139
B. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN.............................................................142
C. PENGERTIAN IPTEK...........................................................................143
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................154
BAB I HAKIKAT MANUSIA
A. Pengertian dan Aspek-aspek Hakikat Manusia
1. Pengertian Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk
mengetahui segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya,
manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar
dirinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri. Filsafat
antropologi berupaya mengungkapkan konsep atau gagasangagasan
yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan
karakteristik yang secara prinsipil (bukan gradual) membedakan
manusia dari makhluk lainnya.
A. DEFENISI
Defenisi mengenai kepribadian itu tidak hanya berbeda dengan
arti yang melekat pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam
bahasa populer istilah “kepribadian” juga berarti ciri ciri watak
yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas
yang khas. Kalau dalam bahasa sehari hari kita mengatakan bahwa
seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa
individu tersebut memilik beberapa ciri watak yang diperlihatkan
secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia
memiliki identitas yang berbeda dari individu individu lainnya.
Konsep kepribadian yang lebih tajam tetapi seragam agakanya
belum ada karena konsep tersebut sangat luas dan merupakan suatu
kontruksi yang sukar dirumuskan dalam satu definisi yang tajam
tetapi mencangkup seluruhnya. Oleh karena itu, bagi kita yang
belajar antropolgi, kirany cukup apabila untuk sementara kita
gunakan saja defenisi yang masih “kasar” tersebut diatas, dan
penggunaan defenisi definisi yang lebih tajam untuk keperluan
analisa yang lebih mendalam sebaiknya kita serahkan kepada para
ahli pisikologi saja.
B. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN
1. PENGETAHUAN
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alama jiwa orang yang
sadar, terkandung didalam otaknya secara sadar. Dalam alam
sekitar manusia terdapat berbagi hal yang diterimanya melalui
panca indranya serta melalui alat penerima yang lain, misalnya
getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau,
rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat/ringan), tekanan
termikal (panas/dingin), dan lain lain, yang masuk kedalam
berbagai sel di bagian bagian tertentu dari otaknya.Disana
berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan pisikologi terjadi,
sehingga getaran getaran dan tekanan tekanan tadi diolah
menjadi satu susunan yang dipancarkan atau di proyeksikan
oleh individu yang bersangkutan menjadi suatu gambaran
tentang lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu Antropologi,
seluruh proses akar manusia yang sadar itu tersebut “prsepsi”.
3. DORONGAN NALURI
Kesadaran manusia menurut para ahli pisikologi juga
mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbukan
karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena
memang sudah terkandung didalam organismenya,
khusunyadlam gennya sebagai naluri. Kemauan yang sudah
merupakan naluri disebut “dorongan”.Walaupun diantara para
ahli pisikologi ada perbedaan paham mengenai jenis dan
jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri
manusia, mereka semua sependapat bahwa ada sendikitnya 7
macam dorongan naluri :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan ini
memang merupakan suatu kekuatan biologis yanga ada
pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
b. Dorongan sex, dorongan ini telah banyak menari perhatian
para ahli antropologi, dan mengenai hal ini telah
dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang
mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi
kelanjutan keberadaanya didunia ini muncul pada setiap
individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh
pengetahuan apapun.
c. Dorongan untuk berupaya mencari makan, Dorongan inin
tidak perlu dipelajari, dan sejak baru dilahirkanpun
manusia telah menampakkannya dengan mencari puting
susu ibunya atau botol susunya tak perlu diajari.
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama
manusia, yang memang merupakan landasan biologi dari
kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk kolektif.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya,
Dorongan ini merupakan asal mua dari adanya beragam
kebudayaan manuia, yang menyebabkan bahwa manuia
mengembangkan adat. Adat sebaliknya memaksa
perbuatan yang seragam dengan manusia-
manuiadisekelilingnya.
2. Kepribadian Umum
Sejak abad ke-19 hingga tahun 1930-an para pengarang etnografi
seringkalimencatumkan suatu pelukisan tentang watak atau
kepribadian umum dari para warga suatu kebudayaan didalam
karangan etnografi mereka. Apabila data dan bahan tentang
kebudayaan bali yang diteliti, maka dalam pergaulan mereka
dengan orang bali mungkin didapatkan pengalaman-pengalaman
yang menyenangkan sehingga dalam membuat pelukisan
mengenai kepribadian orang bali merka biasanya juga
menyebutkan bahwa orang baliiramah,ssetia,jujur, gembira, dan
sebagainya. Sebaliknya, appabila mereka mempunyai
pengalaman yang tidak menyenangkan maka hal itu seringkali
tercermin pula dalam buku etnografi yang mereka tulis mengenai
orang bali , yaitu misalnya bahwa orang bali bersifat ketus, tidak
setia, penipu, tidak bermoral dan sebagainya. Ketika metedologi
penelitian lapangan dalam antropologi berkembang dan
dipertajam dalam abad ke-20, metode-metode ppelukisan
kepribadian umum yang lebih eksta mulai digunakan.
Bersama dengan pakar psikologi A. Kardiner, R. Linton dalam
tahun 1930-an mengembangkan metode yang ekstra untuk
mengukur kepribadian umum yang diterapkan dalam suatu
penelitian terhadap penduduk kepeluanMarquesas, di bagian
timur polinesia, dan suku bangsa tanala di bagian timur pulau
madagaskah. Bahan etnografi nya di kumpulkan oleh linton, dan
kardiner menerapkan metode-metode psikologinya. Hasil
penelitian itu adalah buku berjudul the individual and his society.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa
yang pertama-tama dilakukan oleh tokoh antropologi
R.Benedict, R. Linton dan M. Mead itu kemudian ditiru dan
berkembang lebih lanjut sehingga menjadi bagian khusus dalam
antropologi yang dinamakan personalityandculture, atau
kepribadian dan kebudayaan.
E. JENIS-JENIS KEPRIBADIAN
Tipe karakter manusiaPembagian tipe karakter manusia menjadi
empat kelompok besar, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan
koleris, disebut juga sebagai thefourtemperament. Tempramen adalah
sifat dasar manusia yang terbentuk sejak lahir dan tidak akan pernah
berubah.Seiring berjalannya waktu, tempramen mungkin
berkembang, tapi dasarnya tetaplah sama. Satu orang juga bisa
memilik lebih dari satu tempramen, dengan dominasi salah
satunya.Berikut ini tipe karakter manusia berdasarkan teori thefour
temprament.
1. SANGUINIS
Orang sanguinis mudah bergaul dan ekstrovertSanguinis adalah
tipe karakteristik manusia yang paling umum. Orang-orang
sanguinis memiliki ciri kepribadian seperti berikut ini:Suka
bersenang-senang,Mudah bergaul dengan orang lain, Punya
energi yang besar,Cenderungekstrovert ,Aktif ,Optimistis
,Impulsif ,Punya selera humor yang baik ,Ekspresif ,Tidak ragu
menunjukkan rasa sayang ke orang lain ,Perhatian mudah teralih
ketika bosan, Cenderung pelupa,Kurang tertata,
Kompetitif.Orang yang memiliki tipe kepribadian sangunis
biasanya mendominasi di bidang olahraga, politik, dan bisnis.
Beberapa orang bahkan ada yang dianggap sebagai super
sanguine.Individu dengan kepribadian ini sangat cerewet dan
begituaktif,hingga terkadang membuat orang di sekitarnya
merasa terganggu.
2. MELANKOLIS
Orang yang bersifat melankoli, cenderung detail dalam segala
halSelama ini, melankolis memiliki konotasi seperti mudah sedih
dan berkaitan dengan sesuatu yang berbau depresi. Namun dalam
hal tipe temperamen, orang yang melankolis dikenal sebagai
individu yang sangat berhati-hati.Orang yang memiliki
kepribadian ini adalah tipe pemikir dan perfeksionis. Selain sifat-
sifat tersebut, orang melankolis juga memiliki ciri lain, seperti:
Sangat detail
Menjunjung tinggi kualitas
Taat aturan
Cemas jika berada di lingkungan baru
Bisa agresif di saat-saat tertentu
Cenderung introvert dan tertutup
Sangat logis, faktual, dan analitis dalam berpikir
Selalu membuat rencana detail sebelum melakukan sesuatu
Rapi
Tepat waktu
Tidak malu bertanya dan mencari tahu lebih dalam sebelum
memutuskan sesuatu
Mudah curiga
Teliti
Para melankolis cenderung sulit membangun suatu hubungan
dengan orang lain, karena sulit percaya orang lain dan memiliki
standar yang tinggi.Namun dalam hal pekerjaan, sifat yang
dimiliki orang-orang melankolis membuat mereka cocok menjadi
pemimpin. Teliti, detail, taat aturan membuat orang dengan tipe
kepribadian ini seringkali terjun dalam bidang:
Manajemen
Akuntansi
Administrasi
3. Plegmatis
Kepribadian plegmatis cirinya suka beramal dan pembawaannya
tenang. Orang yang punya kepribadian plegmatis biasanya
menghargai kedekatan antarmanusia. Sifat seperti ini juga sering
disebut sebagai peopleperson.Paraplegmatis adalah pemerhati.
Mereka senang menganalisis hubungan interpersonal antar
manusia, serta kejadian-kejadian di sekitarnya.
Lebih lanjut, berikut ini karakteristik orang dengan tipe
plagmatis.
Pembawaannya tenang atau kalem
Setia pada pasangan dan keluarga
Selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman lama
Cenderung menghindari konflik
Sering jadi penengah dalam suatu masalah
Senang beramal
Sering ikut menjadi relawan
Pasif
Cenderung tidak punya ambisi
Mudah setuju dengan keputusan orang lain
Apabila bertengkar atau kehilangan kepercayaan, akan sulit
dipulihkan
Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru
4. Akulturasi
Akulturasi bisa diartikan sebagai proses sosial yang timbul kalau
kelompok manusia kebudayaan tertentu berhadapan dengan
unsur-unsur dari kebudayaan asing. Unsur-unsurnya kebudayaan
asing itu pelan-pelan diterima tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri.
a. Proses sosial disosiatif
adalah keadaan sosial dalam keadaan yang kurang harmonis
akibat adanya pertentangan antar anggota masyarakat.
Ketidaktertiban sosial (social disorder) memunculkan
disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota
masyarakat tersebut.
Proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial disintegratif
atau disjungtif. Meski proses ini menghambat
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat,
ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat.
Proses sosial disosiatif meliputi:
1) Persaingan
Persaingan merupakan suatu proses sosial saat ada
dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat
sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Persaingan terjadi saat beberapa pihak menginginkan
sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu
yang menjadi pusat perhatian umum. Ada beberapa
fungsi persaingan yaitu.
a) Menyalurkan keinginan individu atau
kelompok yang sama-sama menuntut
dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya
secara serentak.
b) Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai
dalam masyarakat, terutama kepentingan dan
nilai yang menimbulkan konflik.
c) Menyeleksi individu yang pantas
memperoleh kedudukan serta peranan yang
sesuai dengan kemampuannya.
2) Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai
ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan yang tidak diungkapkan secara
terbuka.
Penyebabnya adanya perbedaan pendirian antara
kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam
masyarakat, atau dengan pendirian masyarakat.
Menurut Leopold Von Wise dan Howard Becker,
bentuk kontravensi adalah:
a) Kontravensi umum, misal penolakan,
mengancam pihak lain, perlawanan.
b) Kontravensi sederhana, misal menyangkal
pernyataan orang di depan umum.
c) Kontravensi intensif, misal penghasutan atau
penyebaran isu.
d) Kontravensi rahasia, misal pembocoran
rahasia.
e) Kontravensi taktis, mengejutkan pihak lain,
provokasi, dan intimidasi.
3) Pertikaian
Pertikaian merupakan bentuk lanjut kontravensi
artinya perselisihan sudah bersifat terbuka. Terjadi
karena perbedaan antara kalangan tertentu dalam
masyarakat semakin tajam. Pertikaian bisa muncul
bila individu atau kelompok berusaha memenuhi
kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang
pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
4) Konflik
Konflik secara umum memang sering terjadi di
dalam masyarakat sebagai gejala sosial yang alami.
Konflik adalah proses sosial di mana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha
memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
BAB 4
NILAI SOSIAL DAN NORMA SOSIAL
A. Pengertian Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang tertanam di dalam masyarakat
mengenai baik atau buruknya suatu hal atau tindakan. Pengertian
nilai dalam ilmu sosiologi juga diartikan sebagai penghargaan yang
diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang terbukti memiliki
daya guna fungsional bagi kehidupan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, nilai sosial atau nilai budaya merupakan
pedoman tertinggi kehidupan manusia. Sementara menurut A.W
Green, tokoh sosiologi dari Amerika Serikat mengatakan bahwa nilai
sebagai kesadaran secara efektif berlangsung disertai emosi terhadap
objek. Tokoh sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto mengartikan
nilai sosial sebagai konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai
apa yang dianggap baik dan buruk.
2. Ciri-ciri Nilai
Nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Nilai tercipta secara sosial bukan bawaan lahir. Artinya,
seseorang terus menerus mempelajari nilai seiring
berjalannya waktu.
b. Nilai memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap
individu dan masyarakat.
c. Nilai berlangsung secara terus menerus melalui interaksi,
kontak sosial, dan akulturasi.
d. Nilai melibatkan emosi dan perasaan. Artinya, dalam
menjalankan nilai, kita akan dipengaruhi oleh perasaan atau
emosi.
D. Pengertian Norma
Norma merupakan kata yang berasal dari bahasa Belanda
yaitu norm yang memiliki arti patokan, pedoman, atau pokok
kaidah dan bahasa Latin yaitu mos yang memiliki arti tata
kelakuan, adat istiadat, atau kebiasaan.
Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia,
norma memiliki arti sebagai aturan maupun ketentuan yang
sifatnya mengikat suatu kelompok orang didalam masyarakat.
Dimana norma diterapkan sebagai panduan, tatanan, dan juga
pengendali tingkah laku yang sesuai.
Menurut John J. Macionis yang merupakan profesor
sosiologi menyatakan(1997), norma merupakan segala aturan dan
harapan yang ada di masyarakat yang memandu segala perilaku
yang dilakukan anggota masyarakat.
Craig Calhoun merupakan sosiologis asal Amerika
menyatakan, norma baginya merupakan suatu pedoman maupun
aturan yang menyatakan bagaimana seorang individu seharusnya
bertindak di dalam suatu situasi ditengah masyarakat.
Sedangkan, menurut E. Utrecht yang merupakan ilmuwan
sekaligus pakar hukum yang lahir di Surabaya, menggambarkan
norma sebagai segala himpunan petunjuk hidup yang digunakan
untuk mengatur berbagai tata tertib di dalam masyarakat maupun
bangsa dimana peraturan tersebut harus ditaati oleh setiap
masyarakat, dan jika melanggar akan ada suatu bentuk konsekuensi
dari pihak yang berwenang.
Bellebaum yang merupakan sosiologis asal Jerman,
menyatakan bahwa norma sosial merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mengatur tiap individu yang ada dalam suatu
lingkungan masyarakat agar bertindak maupun berperilaku yang
sesuai dengan sikap dan keyakinan tertentu yang berlaku dalam
lingkungan tersebut.
Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi dan
Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia juga
menyatakan bahwa norma sosial adalah sebuah perangkat yang di
mana norma tersebut dibuat agar hubungan yang ada di dalam suatu
lingkungan masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan
atau diharapkan.
Berdasarkan pengertian yang ada dari berbagai macam ahli dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas mengenai pengertian norma,
dapat disimpulkan bahwa normal sosial merupakan aturan yang
dibentuk karena adanya suatu kebutuhan masyarakat akan ketertiban
yang ingin dicapai dalam kehidupan sehari-hari, dan jika norma atau
peraturan yang ada dilanggar, orang tersebut akan mendapatkan
sanksi sesuai ngan kesepakatan yang sudah berlaku.
2. Ciri-Ciri Norma
Norma sebagai aturan di tengah masyarakat memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Norma yang ada biasanya tidak tertulis dan dilakukan
sebagai bentuk kebiasaan.
b. Norma yang tercipta di suatu lingkungan masyarakat
biasanya merupakan hasil kesepakatan yang dapat diterima
dan dijalankan setiap orang.
c. Sebagai masyarakat dimana norma tersebut dijalankan, sudah
menjadi kewajiban untuk menaati norma yang ada.
d. Jika seseorang melanggar norma yang sudah disepakati
bersama, maka orang tersebut akan
e. Norma yang berlaku di lingkungan masyarakat dibuat dan
disepakati secara sadar.
3. Macam-macam Norma
Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 2
berdasarkan sifatnya yang terdiri dari:
a. Norma Formal
Norma formal, merupakan suatu aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang dirumuskan oleh pihak yang berwenang
seperti pemerintah maupun lembaga masyarakat atau institusi
resmi yang berguna untuk mengatur masyarakat dan
memastikan adanya kesepakatan bersama yang sifatnya resmi
maupun formal.
Contoh dari norma formal yaitu, mengenai pelestarian
lingkungan hidup yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6
Tahun 2008 yang tertera pada Lembaran Daerah. Yang
kedua, norma mengenai penataan pemukiman yang diatur
dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 yang tertera pada
Lembaran Daerah. Selanjutnya, kependudukan yang diatur
dalam Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 yang tertera
pada Lembaran Daerah.
b. Norma Non Formal
Norma non-formal, merupakan suatu bentuk ketentuan
maupun aturan yang dijalankan masyarakat dalam sebuah
lingkungan tanpa diketahui siapa yang merumuskannya dan
biasanya bentuk dari norma non-formal ini tidak tertulis,
namun masyarakat menjalankannya karena kesadaran
ataupun sudah menjadi kebiasaan dalam diri untuk menjaga
keharmonisan lingkungan masyarakat yang sifatnya tidak
resmi dan tidak memaksa masyarakatnya untuk menjalankan
aturan tersebut.
Contoh dari norma non-formal yaitu, aturan-aturan yang ada
di rumah maupun keluarga, seperti bagaimana cara kita
bersikap ketika makan maupun minum, dan juga bagaimana
cara kita berpakaian yang biasanya norma non-formal ini
berbentuk sebuah kebiasaan.
4. Jenis-jenis Norma
Di dalam lingkungan masyarakat sendiri, norma dibagi menjadi 4
berdasarkan jenisnya yang terdiri dari:
a. Norma Agama
Norma agama merupakan aturan-aturan yang dijalankan oleh
masyarakat yang sumbernya berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa. Norma ini biasanya berisi akan perintah yang harus
dijalankan oleh seseorang, ajaran yang merupakan segala
ilmu ataupun pedoman bagi para penganut agama tersebut,
maupun larangan yang berarti tidak melakukan suatu
perbuatan yang seharusnya dihindari.
Norma agama memiliki sifat yaitu dogmatis yang berarti
bahwa aturan yang ada tidak boleh ditambah maupun juga
dikurangi nilainya sesuai dengan yang tertulis pada kitab suci
masing-masing agama.
Norma agama sendiri dipercaya jika dilanggar memiliki
sanksi yang nantinya akan diberikan setelah orang tersebut
meninggal dunia berupa dosa maupun hukuman yang harus
dijalankan berdasarkan ajaran masing-masing agama di
akhirat.
Di Indonesia sendiri, norma agama berbeda-beda
dikarenakan terdapat enam agama berbeda yang hidup saling
berdampingan, seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu yang memiliki baik
perintah, ajaran, maupun larangan yang berbeda antara satu
sama lain.
Seperti pada contohnya, dimana dalam Agama Islam dilarang
memakan makanan yang mengandung babi, sedangkan
agama memiliki pantangan lain yang berbeda mengikuti
ajaran agama masing-masing. Hal ini termasuk sebagai
pandangan hidup agama Islam yang menjadi konsep
seseorang maupun golongan masyarakat dalam hidup di
dunia yang dapat kamu pelajari lebih dalam pada buku
Pandangan Hidup Muslim oleh Abdul Malik Karim
Amrullah.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan merupakan aturan-aturan yang dijalankan
oleh masyarakat yang sumbernya berasal dari hati nurani
seseorang. Norma ini merupakan sesuatu yang kita jalani dan
rasakan setiap harinya, dimana seseorang didorong untuk
melakukan tindakan yang baik dan menghindari tindakan
yang buruk. Intinya, norma ini memiliki tujuan untuk
mengatur perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan
seseorang.
Berdasarkan ajaran norma ini, biasanya orang yang
melanggar akan mendapatkan sanksi berupa perasaan
bersalah, penyesalan, atau bahkan dikucilkan di tengah
masyarakat.
Seperti salah satu contoh kasus norma kesusilaan adalah
bagaimana seorang siswa yang mengetahui bahwa
menyontek adalah perbuatan yang salah sehingga dia lebih
memilih untuk belajar daripada menyontek teman
sekolahnya, yang jika ketahuan siswa tersebut akan mendapat
sanksi bukan hanya di sekolah tapi juga lingkungan.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan aturan-aturan yang
menekankan pada perbuatan seseorang untuk menjaga
kesopan santunan, tata krama mereka, dan juga ada istiadat
setiap individu. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
merupakan negara dengan beragam suku, budaya, dan adat
istiadat yang berbeda-beda dan hidup berdampingan satu
sama lain.
Norma ini diberlakukan untuk menjaga dan menghargai satu
sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
diberlakukannya norma kesopanan adalah penerimaan diri
dari masyarakat, mampu menghargai orang lain khususnya
orang yang lebih tua, memahami hakikat dan tata etika dalam
bergaul, dan mampu bersosialisasi dengan baik tanpa
melanggar hal-hal yang tidak baik.
Seperti pada contohnya adalah, menghormati orang yang
lebih tua dengan memanggil panggilan kakak kepada orang
yang lebih tua, tidak membuang ludah sembarangan di
tempat umum, siswa yang bersikap sopan sebagai bentuk
hormat terhadap pengajar, dan masih banyak lagi.
d. Norma Hukum
Norma hukum merupakan aturan-aturan yang dibuat oleh
badan yang bertanggung jawab seperti pemerintah yang
dikemas dalam bentuk Undang-Undang. Norma ini memiliki
sifat yang memaksa guna menjaga dan melindungi
kepentingan masyarakat.
Norma ini diberlakukan untuk memastikan adanya keadilan
yang diterima setiap orang dan menciptakan kehidupan
masyarakat yang tertib, aman, rukun, serta damai. Karena
sifat norma ini tertulis dan memaksa, maka jika aturan yang
ada dilanggar maka akan mendapatkan hukuman atau sanksi
yang tegas yang sesuai dengan peraturan yang ada seperti
membayar denda atau dipenjara.
Seperti pada contohnya di Indonesia sendiri aturan hukum
yang ada diatur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945,
sehingga jika melakukan pelanggaran seperti mencuri atau
tidak membayar pajak sesuai ketentuan akan mendapatkan
sanksi sesuai dengan Undang-Undang yang ada.
e. Jenis-jenis Norma Sosial Berdasarkan Tingkatan Daya Ikat
Norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat juga
dibedakan menjadi beberapa tingkatan daya ikat yang dibagi
menjadi empat, yaitu:
1) Cara atau Usage
Norma sosial jenis ini memiliki daya pengikat yang
paling lemah karena sanksi yang diberikan jika
dilanggar biasanya hanya berupa cemoohan. Contoh dari
norma sosial jenis cara adalah ketika kamu sedang
makan tidak boleh berbicara, jadi ketika norma tersebut
dilanggar kamu akan ditegur atau diperingati oleh orang-
orang yang ada.
2) Kebiasaan atau Folkways
Normal sosial jenis ini memiliki daya pengikat yang
lebih kuat daripada norma jenis cara atau usage karena
merupakan suatu aturan yang akan dilakukan secara
berulang-ulang. Contoh dari norma sosial jenis
kebiasaan adalah kita sebagai manusia harus
menghormati orang yang lebih tua dibandingkan kita,
jika norma tersebut dilanggar maka sanksi yang diterima
akan berbeda-beda tergantung seberapa sering kita
melakukan hal tersebut dan apakah ada niat untuk
merubah diri menjadi lebih baik.
3) Kelakuan atau Mores
Norma sosial jenis ini memiliki daya pengikat yang
lebih kuat daripada norma jenis kebiasaan atau
Folkways karena norma jenis merupakan suatu aturan
yang telah disepakati dalam lingkungan masyarakat dan
dijadikan nilai standar bagi orang di dalam lingkungan
tersebut, jika norma sosial jenis tata kelakuan atau mores
ini dilanggar maka sanksi yang diterima akan lebih
berat. Contoh dari norma sosial jenis ini adalah larangan
berzina atau hubungan terlarang, dimana jika dilanggar
maka akan diadili secara hukum yang berlaku di suatu
daerah.
4) Adat Istiadat atau Custom
Dan yang terakhir, norma sosial ini memiliki daya
pengikat yang paling tinggi dari pada norma sosial lain,
karena memiliki sifat turun temurun yang sudah menjadi
kewajiban orang di lingkungan tersebut, dan jika normal
sosial jenis adat istiadat atau custom ini dilanggar maka
akan mendapatkan sanksi yang berat. Contoh dari norma
sosial jenis ini adalah larangan orang Batak menikah
dengan orang yang memiliki marga sama.
B. Unsur-unsur Masyarakat
Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara
merupakan konsep masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat,
selalu ada unsur-unsur yang membentuk kesatuannya.
Menurut Soerjono Soekanto, yang dikutip di dalam buku
Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi
(2019: 52), sejumlah unsur masyarakat adalah sebagaimana
perincian di bawah ini:
a. Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih.
b. Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama,
menghasilkan individu baru yang saling berkomunikasi
dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota
masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup berrsama yang memunculkan
kebudayaan dan keterkaitan satu sama lain sebagai
anggota masyarakat.
Masyarakat terbentuk oleh beberapa unsur penting di dalamnya.
Adapun unsur-unsur masyarakat lainnya adalah sebagai berikut:
a. Sekumpulan Orang Banyak
Dalam hal ini orang banyak (crowd) adalah sekelompok
orang banyak yang berada di suatu tempat tertentu.
Adapun karakteristik orang banyak adalah;
1) Terbentuk karena adanya suatu pusat perhatian
bersama.
2) Terjadi tanya-jawab di sekitar objek yang menjadi
pusat perhatian.
3) Proses terbentuknya membutuhkan waktu lama.
4) Adanya perasaan sebagai satu kesatuan.
b. Golongan
Pengelompokan dilakukan di dalam masyarakat
berdasarkan karakteristik yang dimiliki, baik objektif
maupun subjektif. Ciri-ciri suatu golongan mencakup;
1) Terdapat perbedaan status dan peran.
2) Terdapat pola interaksi yang beragam.
3) Terjadi distribusi hak dan kewajiban masing-masing
anggota.
4) Terdapat sanksi dan penghargaan.
c. Perkumpulan (Asosiasi)
Perkumpulan adalah kesatuan banyak individu yang
terbentuk secara sadar dan punya tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Pembentukan asosiasi dilakukan
berdasarkan minat, kepentingan, tujuan, pendidikan,
agama, dan profesi.
d. Kelompok
Berbeda dengan asosiasi, kelompok merupakan unsur
masyarakat yang lebih kecil. Adapun beberapa
karakteristiknya adalah sebagai berikut;
1) Terdapat struktur, kaidah, dan pola tertentu.
2) Terdapat interaksi antar anggota kelompok.
3) Adanya kesadaran setiap anggota bahwa mereka
adalah bagian dari suatu kelompok.
C. Ciri-ciri Masyarakat
Untuk menentukan identitasnya, menurut Soerjono Soekanto,
buku Sosiologi: Suatu Pengantar (2003), masyarakat mempunyai
ciri-ciri yang khas. Adapun daftar ciri-ciri masyarakat adalah
sebagai berikut.
a. Hidup Berkelompok
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup
sendiri. Ketidakmampuan itu mendorong manusia hidup
berkelompok. Sebab, manusia senantiasa membutuhkan
bantuan orang lain. Konsep tersebut mengantarkan
masing-masing individu hidup bermasyarakat.
b. Melahirkan Kebudayaan
Ketika manusia membentuk kelompok, mereka selalu
berusaha mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia akan berupaya menyatukan pikiran
dan pengalaman bersama agar terbentuk suatu rumusan
yang dapat menjadi pedoman tingkah laku mereka, yakni
kebudayaan. Selanjutnya, budaya itu dipelihara dan
diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.
c. Mengalami Perubahan
Beragam latar belakang yang menyatukan tiap-tiap
individu menjadi suatu masyarakat, membuat manusia
mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap sebagai
upaya masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan
zaman. Sebagai contoh, masyarakat beralih
menggunakan surat elektronik untuk menggantikan surat
kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan
teknologi.
d. Berinteraksi
Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya
masyarakat. Interaksi ditempuh untuk mencapai
keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan
berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial
yang hidup.
e. Terdapat Kepemimpinan
Masyarakat cenderung mengikuti peraturan yang
diberlakukan di wilayahnya. Contohnya, dalam lingkup
keluarga, kepala keluarga mempunyai wewenang
tertinggi untuk mengayomi keluarganya. Istri dan anak
patuh kepada ayah atau suaminya. Hal itu menunjukkan
bahwa dalam masyarakat, ada peran pemimpin yang
membantu menyatukan individu-individu.
f. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada
kedudukan dan perannya di dalam masyarakat.
Ketidakseimbangan hak dan kewajiban masing-masing
individu atau kelompok menimbulkan adanya
penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu.
Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial
didasari atas kasta sosial, usia, suku, pendidikan, dan
beberapa aspek lain yang memicu keberagaman.
g. Jenis- jenis Masyarakat
Secara umum, masyarakat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
masyarakat primitif dan masyarakat modern. Berikut
penjelasannya:
a. Masyarakat Primitif/ Sederhana
Ini adalah jenis masyarakat yang di dalamnya belum
terjadi perkembangan yang berarti dalam hal ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan mereka.
Umumnya masyarakat ini masih terisolasi dan sangat
jarang berinteraksi dengan masyarakat lainnya di luar
komunitas mereka.
Adapun ciri-ciri masyarakat primitif/ sederhana adalah
sebagai berikut;
1) Masyarakatnya masih miskin ilmu dan harta.
2) Masih berpatokan kepada budaya nenek moyang.
3) Menolak budaya asing di dalam komunitasnya.
4) Pemimpinnya dipilih berdasarkan garis
keturunan.
b. Masyarakat Modern
Ini adalah jenis masyarakat yang sudah mengenal ilmu
pengetahuan dan teknologi terbaru, serta
menggunakannya sehari-hari. Umumnya masyarakatnya
sangat terbuka dengan hal-hal baru dan sering
berinteraksi dengan masyarakat luar.
Adapun ciri-ciri masyarakat modern adalah sebagai
berikut;
1) Masyarakatnya sangat terbuka dengan hal-hal
baru.
2) Setiap individu di dalam masyarakat modern
sangat menghargai waktu.
3) Pemimpin dipilih berdasarkan kemampuannya.
4) Lebih mengandalkan logika dan tindakan rasional.
5) Masyarakatnya terdiri dari berbagai suku dan
golongan.
A. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau
akal),[1] diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang
berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. kebudayaan indonesia sangat
banyak dan beragam. dan suatu kebudayaan ada sejak negara itu lahir
bahkan sebelum negara ini lahir dengan nama indonesia nenek
moyang kita akan menurunkan kebudayaan dari masa kemasa
1. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka, sehingga
membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari
C. Tujuan Kebudayaan
Mengembangkan daya kritis terhadap masalah kemanusiaa dan
budaya
E. Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide
Contoh: Aturan atau norma sopan santun dalam bertutur kata
kepada orang yang lebih tua, aturan bertamu di rumah orang lain.
Contoh wujud konkretnya terdapat di dalam undang-undang atau
aturan tertulis
2. Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas
Contoh: Budaya upacara perkawinan, proses pemilihan
pemimpin, atau kampanye partai yang dikategorikan sebagai
wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu.
3. Wujud kebudayaan sebagai sistemartefak
Contoh: Wayang golek dari Jawa, kain ulos dari Batak, songket
dari Padang, ataupun sebuah mahar berupa barang yang harus
diberikan dalam upacara adat perkawinan.
C. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur pokok atau besar "kebudayaan", yang lazim disebut
Cultural Universals. Dari istilahnya saja ini dapat menunjukkan
bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat
dijumpai pada setiap "kebudayaan" di manapun di dunia ini.
Tujuh unsur "kebudayaan" yang dianggap sebagai cultural
universals disini adalah:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transport dan sebagainya).
b. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian, peternakan, system produksi, sistem distribusi dan
sebagainya).
c. Sistem ke"masyarakat"an (sistem kekerabatan, organisasi
politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
d. Bahasa (lisan maupun tertulis).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya).
f. Sistem pengetahuan.
g. Religi (sistem kepercayaan).
Hakikat kebudayaan
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b. Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya
suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya
usia generasi yang bersangkutan
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah lakunya.
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang
dizinkan.
F. Gerak Kebudayaan
Tak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan punya
dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan atau dinamika
kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup didalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia
terjadi oleh sebab adanya hubungan dengan manusia lain.
Artinya, karena terjadinya hubungan antar kelompok manusia
dalam masyarakat.
Dinamika masyarakat dan kebudayaan itu tidak akan terlepas
dengan sebuah perubahan, karena apabila manusia saling
berhubungan dan terjadi gerak maka tentunya akan terjadi
perubahan, baik perubahan masyarakat maupun perubahan
kebudayaan.
Kingsley Davis dalm Soekanto berpendapat bahwa perubahan
sosial merupakan bagian dari perubhan kebudayaan. Perubahan
dalam kebudayaan : ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dsb,
bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.
Contoh, dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria
setelah berpisah dari induknya, akan tetpi perubahan itu tidak
mempengaruhi organisasi sosial masyarkat.
Perubahan tersebut lebih dikarenakan perubahan kebudayaan
ketimbang perubahan sosial.
Tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara
perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Karena tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, dan sebaliknya
tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam
masyarakat.
Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan mengenai
masalah gerak kebudayaan, antara lain yaitu :
a. Bencana alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya
perubahan didalam masyarakat
dimana terjadi suatu proses perubahan, terdapat factor-faktor
yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. Factor tersebut
adalah :
a. Ditusi, yaitu proses penyebaran unsure-unsur kebudayaan
dari suatu individu kepada individu lain, dari suatu
masyarakat kemasyarakat lain
b. System pendidikan formal yang maju
c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk
maju
d. Toleransi
e. System terbuka lapisan masyarakat
f. Penduduk yang heterogen
g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang
kehidupan tertentu
h. Orientasi kemasa depan
i. Nilai bahwa manusia harus berikhtiar untuk memperbaiki
hidupnya
3. Batik
Batik tercatat dalam daftar warisan budaya UNESCO pada 2009
lalu. Seni melukis di atas kain menggunakan malam atau lilin dan
canting ini kini dapat ditemukan dalam berbagai pola tradisional
maupun modern, seperti batik Pekalongan atau Madura.
4. Gamelan
Warisan Budaya Indonesia, Gamelan Serangkaian alat musik
yang terdiri dari gong, gambang, gendang, dan sebagainya serta
mengeluarkan bunyi-bunyian eksentrik sekaligus penuh warna ini
tercatat oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun
2014.
5. Sekaten
Sekanten, Warisan Budaya Indonesia Sekaten adalah perayaan
yang dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk memperingati ulang
tahun nabi Muhammad SAW. Sekaten biasanya diadakan di dua
tempat yaitu di alun-alun Kraton Surakarta dan alun-alun utara
Yogyakarta. Sekaten tercatat pada tahun 2014.
6. Lumpia
Warisan budaya yang berbentuk makanan dan tercatat di
UNESCO adalah lumpia. Makanan khas dari Semarang dan
merupakan kuliner khas tionghoa ini masuk dalam UNESCO
pada 2014 lalu.
7. Angklung
Pada 2010, giliran Angklung yang dicatat dalam daftar UNESCO
sebagai warisan budaya Indonesia. Alat musik yang dikenal
dalam kebudayaan Sunda ini memiliki nada yang berbeda pada
setiap jenisnya, dan akan terdengar indah jika dimaikan oleh
beberapa orang.
8. Tari Saman Gayo
Tari Saman Gayo, Warisan Budaya Indonesia Terdaftar di tahun
2011 lalu, tarian khas masyarakah Gayo di Aceh ini biasanya
dipertunjukkan pada momen-momen penting seperti menjalin
silahturami dan persahabatan dan untuk menyampaikan pesan
moral tertentu.
9. Noken
Noken, Warisan Budaya Indonesia Hasil kreativitas masyarakat
tradisional di Papua yang berfungsi sebagai tas untuk menyimpan
segala macam benda ini disetujui menjadi salah satu benda yang
tercatat di UNESCO sebagai budaya Indonesia pada 2011 lalu.
10. Subak
Subak, Warisan Budaya Indonesia Sebuah sistem yang sarat
filosofi dalam kehidupan masyarakat Bali ini ditetapkan oleh
UNESCO pada tahun 2012 lalu. Disebutkan, sistem Subak yang
dikenal dalam masyarakat Bali ini adalah sistem demokrasi yang
pantas untuk dikembangkan. Sistem subak digunakan dalam
pembagian air
BAB 9
RAGAM BUDAYA INDONESIA
Indonesia
1. Suku Bangsa
Berdasarkan ulasan ilmu antropologi, diketahui jika nenek
moyang Indonesia berasal dari Yunan, China Selatan. Hingga
500 SM, setidaknya bangsa ini telah dihuni oleh penduduk
migran submongoloid yang bercampur dengan penduduk pribumi
dari Asia Selatan. Fakta ini yang membuat ragam budaya
Indonesia dari suku bangsa sangat banyak.
Hingga saat ini telah tercatat sekitar 11 daerah suku bangsa di
Indonesia menurut Van Vollenoven. Antara lain Aceh, Bangka
Belitung, Nias dan Batu, Bali dan Lombok, Gorontalo, Melayu,
Minangkabau, Mentawai, Minahasa, Kalimantan, Sangir, Talaud,
Ambon, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan,
Ternate, Irian, Timor, Kepulauan Barat Daya, Gayo, Alas, Batak,
Jawa, Toraja dan lainnya.Tidak hanya bersatu dengan ragam
suku di Indonesia, Indonesia juga termasuk salah satu bangsa
dengan keragaman bahasa yang tidak mudah ditemukan pada
bangsa lain. Berdasarkan perkembangannya, bahasa Indonesia
masih termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-
Asia).
a. Bahasa
Seorang ilmuwan membagi rumpun bahasa ini dalam
beberapa subrumpun. Seperti bahasa Indonesia Barat
meliputi bahasa Aceh, Batak, Gayo, Minangkabau,
Melayu, Lampung, dan lainnya. Ada pula bahasa
Indonesia bagian timur yang meliputi wilayah Pasifik
barat hingga Laut Arafura, bagian timur dan utara laut
Australia.
b. Ras
Ras merupakan klasifikasi dari akar georgafis, warna
kulit, kesukuan dalam diri manusia itu sendiri. Di awal
abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti
biologis untuk menunjuk populasi manusia yang
beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang
memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama.
Secara umum ras adalah pengelompokan berdasarkan ciri
biologis, bukan berdasarkan ciri-ciri sosiokultural.
Dengan kata lain, ras berarti segolongan penduduk suatu
daerah yang mempunyai sifat-sifat keturunan tertentu
berbeda dengan penduduk daerah lain.
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, maka tidak
memungkiri jika akan beragam sekali ras yang mendiami negara kita
Dewasa ini ras manusia seringkali disalahgunakan untuk menyerang
sosial-ekonomi seseorang itu sendiri, dengan berdalih jika warna
kulit adalah A maka dia akan melakukan kejahatan yang menurut
banyak orang sering dilakukan oleh orang-orang berkulit A, sehingga
merugikan orang yang tidak tau apa-apa tentang akar kejahatan itu.
Seperti banyak sepak bola yang berkulit hitam diejek berkelakuan
seperti kera karena pada zaman dahulu manusia-manusia kulit hitam
dijadikan budak oleh bangsa kulit putih, sehingga ejekan itu masih
tetap terbawa hingga saat ini.
1. Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional dari
Jawa Barat yang telah dikenal hingga ke ranah Internasional.
Angklung adalah alat musik yang terbuat dari belahan bambu
yang dirangkai dan disusun sehingga apabila digoyangkan
akan menciptakan nada yang khas. Angklung termasuk
budaya Indonesia yang telah menjadi daya pikat wisatawan
asing. Seperti yang diketahui bahwa angklung telah diakui
UNESCO sebagai “Warisan Budaya Dunia.”
2. Gamelan
Gamelan adalah perpaduan dari beberapa alat musik
tradisional Indonesia yang dimainkan bersamaan, terdiri dari
gong, gambang, saron, kenong, dan beberapa alat musik
lainnya. Sejak tahun 2014, Alat musik tradisional Jawa,
Sunda, Bali dan Lombok ini telah diakui The United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO). Terlebih, di beberapa negara, seperti Amerika
Serikat, Australia, Kanada, juga Inggris telah mengadakan
pendidikan seni gamelan.
3. Tifa
Alat musik tradisional Tifa berasal dari Maluku dan Papua,
bentuknya mirip tabung yang dimainkannya dengan dipukul.
Lazimnya, tifa dimainkan saat upacara adat, mengiringi
tarian tradisional khas Indonesia, serta pertunjukan musik
tradisional. Berdasarkan jenisnya, tifa terbagi menjadi tifa
jekir, dasar, bas, dan potong.
4. Sasando
Sejak abad ke-7, Sasando telah dipakai di Rote, tepatnya Nusa
Tenggara Timur. Alat musik tradisional NTT ini, berupa kawat
yang dimainkannya dengan dipetik. Sasando memiliki
keunikan, yakni pada bagian utama dengan bentuk tabung
panjang dari belahan bambu. Keunikan tersebut mengantarkan
sasando menjadi alat musik tradisional Indonesia yang
mendapatkan penghargaan dari The United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
5. Kolintang
Kolintang adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Utara
yang biasanya difungsikan untuk mengiringi upacara adat
penghormatan arwah leluhur. Tahun 2019, kolintang
dimainkan oleh 1.223 orang hingga akhirnya berhasil
memecahkan rekor dunia. Seiring berkembangnya zaman,
fungsi kolintang beralih ke ranah industri kreatif, seperti
menjadi pengiring lagu tradisional, pengiring tari tradisional,
bahkan orkestra.
6. Senjata Tradisional
Senjata tradisional adalah hasil budaya yang sangat berkaitan dengan
suatu masyarakat daerah tertentu. Senjata tradisional berfungsi guna
berlindung dari serangan musuh, kemudian aktivitas berburu dan
berladang. Seiring berjalannya waktu, senjata tradisional menjadi jati
diri suatu bangsa sebagai bentuk aset kebudayaan bangsa Indonesia.
Setiap provinsi di Indonesia tentu memiliki senjata tradisional yang
berbeda antara satu dan lainnya, serta memiliki nilai aturan selaras
dengan norma budaya yang diberlakukan. Adapun beberapa senjata
tradisional Indonesia, di antaranya Keris berasal dari Jawa, Kawali
atau Badik dari Sulawesi, Mandau dari provinsi Kalimantan, celurit
dari Madura (Jawa Timur), Rencong dari Aceh, Parang Salawaku
dari Maluku, dan sebagainya.
7. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah semacam lantunan yang dinyanyikan oleh
masyarakat suatu daerah. Bisa dikatakan, lagu daerah menyerupai
lagu kebangsaan yang sifatnya ‘kedaerahan’. Karena Indonesia
adalah negara dengan beragam suku bangsa juga budaya, hal itu
menjadikan lagu-lagu daerah di Indonesia sangat banyak dan pastinya
di tiap daerah memiliki lagunya masing-masing. Lazimnya, lagu
daerah menggunakan bahasa daerah setempat.
Lagu-lagu daerah di Indonesia yang cukup populer, di antaranya
Kicir-Kicir dan Jali-Jali dari DKI Jakarta, Ampar-Ampar Pisang dari
Kalimantan Selatan, Apuse dari Papua, Ayam Den Lapeh dari
Sumatera Barat, Bubuy Bulan dari Jawa Barat, Bungong Jeumpa dari
Aceh, Gundul Pacul berasal dari Jawa Tengah, Indung-Indung dari
Kalimantan Timur, serta tentunya masih banyak lagi.
8. Makanan Khas
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa keragaman ras dan suku
bangsa Indonesia melahirkan berbagai bentuk keragaman budaya,
salah satunya makanan khas daerah.
Sebagai negara kepulauan dengan tanahnya yang subur serta dapat
menumbuhkan berbagai jenis tanaman, menjadikan Indonesia kaya
akan rempah-rempah.
Dari situlah, Indonesia mampu menciptakan makanan khas dengan
cita rasa rempah-rempah yang melekat di setiap hidangannya.
Dengan demikian, Indonesia mampu menjadi salah satu negara
dengan wisata kuliner yang diapresiasi oleh mancanegara.
Beberapa makanan khas daerah di Indonesia yang cukup terkenal, di
antaranya.
Makanan Khas Pulau Sumatera
a. Rendang (Padang, Sumatera Barat)
b. Sate Padang (Sumatera Barat)
c. Pempek (Palembang, Sumatera Selatan)
d. Tekwan (Palembang, Sumatera Selatan)
e. Ayam Pop (Sumatera Barat)
f. Bika Ambon (Medan, Sumatera Utara)
g. Kari atau Kare (Sumatera Utara)
h. Mie Aceh (Aceh)
i. Nasi Gurih (Aceh)
j. Mie Jalak Sabang (Aceh)
k. Tasak Telur (Aceh)
l. Gulai Kambing khas Aceh (Aceh)
m. Ayam Tangkap (Aceh)
D. Kelas-kelas Sosial
Di dalam tentang teori lapisan senantiasa dijumpai istilah kelas
(social clas ). Seperti yang sering terjadi dengan berbagai istilah lain
dalam sosiologi, maka istilah kelas, tidak selalu mempunyai arti yang
sama. Walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan-
kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Penjumlahan kelas-kelas
dalam masyarakat disebut class-system.Artinya, semua orang dan
keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui
oleh masyarakat umum.Dengan demikian, maka pengertian kelas
adalah paralel dengan pengetian lapisan tanpa membedakan apakah
dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.
Adapula yang mengunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang
berdasarkan atas unsur ekonomis. Sedangkan lapisan yang
berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status
group). Selanjutnya dikatakan bahwa harus diadakan pemdedaan
yang tegas antara kelas dan kelompok kedudukan.
Max Weber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis
dengan dasar kedudukan sosial akan tetapi tetap mempergunakan
istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas yang bersifat
ekonomis dibaginya lagi ke dalam sub kelas yang bergerak dalam
bidang ekonomi dengan mengunakan kecakapannya. Disamping itu,
Max Weber masih menyebutkan adanya golongan yang mendapat
kehormatan khusus dari masyarakat dan dinamakan Stand.
Pada beberapa masyarakat di dunia, terdapat kelas-kelas yang tegas
sekali. Karena orang-orang dari kelas tersebut memperoleh hak dan
kewjiban yang di lindungi oleh hukum positif masyarakat yang
bersangkutan. Warga masyarakat semacam itu seringkali mempunyai
kesadaran dan konsepsi yang jelas seluruh sususan lapisan dalam
masyarakat. Misalnya di Inggris, ada istilah-istilah tertentu seperti
commoners bagi orang biasa serta nobility bagi bangsawan.
Sebagaian besar warga masyarakat Inggris, menyadari bahwa orang-
orang nobility berada diatas commoners (sesuai dengan adat istiadat)
Apabila pengertian kelas ditinjau serta lebih mendalam, maka akan
dapat dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:
1. Besar jumlah anggota-anggotanya,
2. Kebudayaan yang sama, yang menentukn hak-hak dan
kewajiban-kewajiban warganya,
3. Kelenggengan,
4. Tanda atau lambang-lambang yang merupakan cori khas,
5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok
lain).
6. Antagonisme tertentu.
2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankansuatu peranan.
Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu dan pengetahuan. Keduanya takdapat dipisah-
pisahkan, karna yang satu tergantung pada yang lain dan
sbaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan
tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peranan
juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam
peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu
sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa
yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan
adalah karna ia mengatur perillaku seseorang. Orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan
perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan
sosial yang ada masyarakat, merupakan hubungan antara
peranan- peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh
norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan
menghendaki agar seorang lelaki berjalan bersama seorang
wanita.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan
dengan posisi dalam pergaulan ke3maqsyarakatan. Posisi
seseorang dalam masyarakat (yaitu social position) merupakan
unsurstatis yang menunjukan tempat individu pada organisasi
masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyusuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang
menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal, yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat
dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaaku individu
yang penting bagi struktur sosioal masyarakat.
B. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
Antropologi pendidikan adalah peneleahan akademis tentang
sistem pendidikan dari sudut pandang budaya. Antropologi
pendidikan merupakan generalisasi tentang manusia dan perilakunya
ketika berhubungan dengan fakta pendidikan. Antropologi
pendidikan merupakan spesialisasi termuda dalam antropologi dan
dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi antropologi
yang memiliki jangkar akademis. ( Mahmud dan Suntana, 2012: 18 )
Manfaat Antropologi Dalam Pendidikan
1. Dapat mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat secara Universal maupun pola perilaku manusia
pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).
2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita
lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari
kedudukan yang kita sandang.
3. Dengan mempelajari antropologi akan memperluas wawasan
kita terhadap tata pergaulan umat manusia diseluruh dunia
khususnya Indonesia yang mempunyai kekhususan-
kekhususan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya
sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
4. Dapat mengetahui berbagai macam problema dalam
masyarakat serta memiliki kepekaan terhadap kondisi-kondisi
dalam masyarakat baik yang menyenangkan serta mampu
mengambil inisiatif terhadap pemecahan permasalahan yang
muncul dalam lingkungan masyarakatnya.
C. PENGERTIAN IPTEK
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
dimana dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu,
Pengetahuan, maupun Teknologi.
1. Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan
sebagai paradigma etika.
a. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil
dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia
dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
b. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode
keilmuan yang diakui secara umum dan sifatnya yang
universal. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya,
sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu
saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
c. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal,
komunal, juga alat meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak
begitu saja mudah menerima kebenaran.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip
oleh Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah :
a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
yang sederhana.
d. Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan
yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi
dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.
e. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi
pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode
pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat
oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan
sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-
ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika ….
maka “.
f. Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam,
masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep,
katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya
diuji dengan pengalaman praktis.
Yang dimaksud dengan pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian
kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar
Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu.
D. .PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
BUDAYA SETEMPAT
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan
kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara
di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada
dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Yang
dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut
lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam
adalah segala kondisi alam baik yang organik maupun anorganik
(tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara, dan lain-lain).
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://play.kompas.com/?source=kompascomplay
https://era.id/afair/5980/3-wujud-kebudayaan
https://greatnesia.id/ragam-budaya-indonesia/
https://www.gramedia.com/literasi/keragaman-budaya-indonesia/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-masyarakat.html
https://amp.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologidefinisob
yek-fungsi-tujuan-dan-manfaatnya
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/khusnulkhuluq/ada
-hubungan-apa-antara-antropologi-dengan-ilmu-sosial-
lain_54f83240a33311c6708b463a?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16343660506416&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A
%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Fkhusnulkhuluq%2Fada-hubungan-apa-
antara-antropologi-dengan-ilmu-sosial-lain_54f83240a33311c6708b463
DAFTAR PUSTAKA
Dewanty Fitri (2021). Sosiologi kelas 10: nilai dan norma social
Nanda Salsabila (2021). Nilai, norma, dan keteraturan sosial I Sosiologi kelas
10
Tersedia di : https://www.ruangguru.com/blog/nilai-norma-dan-keteraturan-
sosial?hs_amp=true [10 Oktober 2021]
Latifah, Lanny (2021). Definisi, pengertian interaksi social, proses terjadinya,
dan faktor-faktor interaksi sosial.
Tersedia:https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021
/06/18/interaksi- sosial- pengertian-proses-terjadinya-
dan-faktor-faktor-interaksi-sosial
Putri, Danastri (2020). Syarat terjadinya interaksi social.
Tersedia: https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/25/211500169/syarat-
terjadinya-interaksi-sosial
Tersedia:https://kids.grid.id/read/472373979/bentuk-bentuk-interaksi-sosial-
proses-asosiatif-dan-disosiatif
Prof.Dr. Koentjaraningrat.2013.Pengantar Antropologi Sosial.Jakarta :
RinekaCipta
https://www-sehatq-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.sehatq.com/artikel/jenikarakter-manusia-
sanguinis-melankolis-plegmatis-dan-koleris/
Wahyudin, Dinn, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.