Anda di halaman 1dari 8

https://ejournal3.undip.ac.id/index.

php/naval

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN


Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro
ISSN 2338-0322

Analisa Pengaruh Metode Hot Dip Galvanizing Dengan Variasi


Temperatur dan Waktu Pencelupan Terhadap Laju Korosi Pipa Air
Laut
Reimigius Baskatara Bungkang 1)Ari Wibawa Budi Santosa1),Ocid Mursid1)
1)
Laboratorium Pengelasan dan Material
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
e-mail : reimibungkanggg@gmail.com

Abstrak
Baja AISI 1020 dalam industri perkapalan banyak digunakan sebagai pipa air air laut kapal. Dilihat dari kegunaannya
baja jenis ini akan mudah terkorosi jika mengaliri air laut tanpa perlindungan apapun, hal tersebut disebabkan karena air
laut merupakan salah satu media korosif bagi baja. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode pelapisan Hot Dip Galvanizing dengan variasi temperatur dan lama waktu pencelupan terhadap laju
korosi pipa air laut kapal baja AISI 1020. Temperatur pemanasan seng yang digunakan pada penelitian ini adalah 440ºC,
455ºC, dan 480ºC dengan masing-masing lama waktu pencelupan spesimennya 2 menit, 4 menit, dan 6 menit. Metode
penghitungan laju korosi yang digunakan adalah metode kehilangan berat, media korosif pada penelitian ini menggunakan
air laut Pantai Cipta Kota Semarang dan perendaman pada media korosif selama 192 jam. Dari penelitian ini didapatkan
hasil bahwa laju korosi baja non galvanis sebesar 1,81462 mmpy, Sedangkan laju korosi teroptimal dari masing-masing
variasi temperatur dengan penggunaan metode Hot Dip Galvanizing pada 440ºC waktu pencelupan 6 menit sebesar
0,01796 mmpy, pada 455ºC waktu pencelupan 6 menit sebesar 0,01289 mmpy, dan pada 480ºC waktu pencelupan 4
menit sebesar 0,0074 mmpy. Berdasarkan data tersebut penggunaan metode pelapisan Hot Dip Galvanizing mampu
mengurangi laju korosi yang terjadi pada baja AISI 1020.

Kata Kunci : Korosi, Hot Dip Galvanizing, Kehilangan Berat,

1. PENDAHULAN dilakukan dengan melapisi baja dengan logam lain,


Material baja memiliki peran penting dalam pengecatan dan proteksi katodik [3]. Proses
industri perkapalan, baik dalam pembangunan pencegahan korosi dengan melakukan pelapisan
maupun reparasi kapal. Penggunaan material baja baja menggunakan logam lain yang memiliki sifat
pada industri kapal banyak digunakan pada bagian anodik pada permukaan material dapat
lambung kapal, pipa-pipa kapal, permesinan utama menggunakan berbagai metode seperti
dan bantu kapal, serta persenjataan kapal [1]. electroplating, spraying maupun Hot Dip
Beberapa keunggulan yang baja miliki adalah dari Galvanizing.
segi harga serta sifat mekanik yang dimilikinya, Baja AISI 1020 pada industri perkapalan
namun disisi lain masalah yang sering terjadi pada banyak digunakan sebagai pipa-pipa air laut pada
baja yaitu korosi. Peristiwa ini terjadi karena kapal [4]. Baja ini termasuk dalam kategori baja
penurunan mutu dari baja yang disebabkan reaksi karbon rendah (Low Carbon Steel), dengan
kimia yang terjadi antara logam dengan kompsosisi Carbon dibawah 0.25% dan memiliki
lingkungannya [2]. Menurut NACE (National berbagai unsur pembentuk antara lain Mangan
Association of Corrosio Engineer) peristiwa korosi (Mn), Silikon (Si), dan Tembaga (Cu) [5]. Pada
pada material baja tidak dapat dihentikan namun sistem perpipaan kapal umumnya korosi
hanya dapat dikurangi dan dikendalikan laju disebabkan oleh tekanan, temperatur, serta jenis
korosinya agar proses kerusakan yang terjadi fluida yang mengalir dalam pipa dan untuk baja
melambat. Cara pencegahan korosi pada baja dapat dengan jenis ini yang penggunaan umumnya dialiri

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 1


air laut tentu saja sangat riskan untuk terkena Unsur Kandungan
korosi karena air laut memiliki konsentrasi ion (%)
klorida yang tinggi. Peristiwa korosi pada baja C 0.2-0.3
jenis ini dapat dicegah salah satunya dengan Si 0.15-0.35
metode Hot Dip Galvanizing yaitu pelapisan baja Mo 0.2-0.3
dengan logam seng (Zn) yang telah dileburkan P 0.035
diatas titik leburnya pada suhu 419,53ºC [6]. Proses Cr 0.9-1.4
ini harus dilakukan pada bak berbahan baja baru Mn 0.5-0.7
selanjutnya seng murni ini dapat dileburkan.
Lapisan seng akan melapisi seluruh permukaan
daerah yang dicelupkan pada bak galvanis. Tabel 2. Mechanical Properties Baja AISI 1020
Berdasarkan studi terdahulu pada pipa [9]
galvanis baja ASTM G31-72 yang direndam dalam Mechanical Kekuatan
tiga sumber air laut berbeda yatiu Lamongan, Properties
Surabaya, dan Gresik dalam waktu 12 jam, 24 jam, Yield Strength 245-300
48 jam, 168 jam, dan 240 jam, didapatkan bahwa (Mpa)
seluruh pipa galvanis pada setiap waktu Tensile Strength 420-440
perendaman telah memiliki nilai laju korosi [7]. (Mpa)
Dalam studi terdahulu lainnya mengenai korosi Elongation 27-30
pada baja karbon rendah meggunakan metode hot
dip galvanizing dijelaskan bahwa pada studi ini Berdasarkan kandungan umum tersebut baja
peneliti menggunakan 3 model plat spesimen uji AISI 1020 termasuk dalam jenis baja karbon
dengan bentuk silinder, siku, dan plat. Seluruh rendah (Low Carbon Steel). Spesimen pada
spesimen direndam pada media H2SO4 dan NaCl penelitian ini menggunakan baja produksi SeAH
dan didapatkan bahwa spesimen dengan bentuk Besteel Corp Korea dengan ukuran spesimen uji 50
siku memiliki nilai laju korosi paling rendah pada mm x 30 mm x 8 mm, spesimen total yang
semua media korosi serta spesimen dengan model digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30
silinder dan plat nilai laju korosinya tidak jauh spesimen yang akan diberi perlakuan berbeda-beda
berbeda [8]. sesuai variasi yang ditentukan.
Berdasarkan penjelasan studi terdahulu
tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisa pengaruh perubahan temperatur
hot dip galvanizing serta lama waktu pencelupan
spesimen ke dalam galvanis terhadap laju korosi
dengan media korosif air laut. Penelitian ini akan
menggunakan spesimen baja AISI 1020 yang
sering digunakan pada pipa-pipa air laut dalam
kapal. Perhitungan laju korosi akan menggunakan
metode kehilangan berat. Setelah melakukan
pengujian laju korosi spesimen akan melalui
pengujian foto makro guna mengetahui perbedaan
struktur permukaan spesimen yang melalui proses Gambar 1. Spesimen Baja AISI 1020
galvanis dengan yang tidak serta antar spesimen
galvanis yang variasinya berbeda. 2.2. Hot Dip Galvanizing

2. METODE Hot Dip Galvanizing merupakan metode


pelapisan logam menggunakan logam pelapis yaitu
2.1. Objek Penelitian seng (Zn) yang dileburkan dalam bak galvanis
dengan suhu 440 ºC – 480 ºC, logam yang akan
Baja dengan jenis AISI 1020 adalah jenis baja dilapisi dicelupkan dalam bak galvanis dalam
yang sering digunakan dalam pipa-pipa air laut rentang waktu yang telah ditentukan agar terjadi
kapal. Spesifikasi standart umum yang ditetapkan proses pelapisam logam dengan logam pelapis
oleh American Iron and Steel Institute mengenai yaitu Zn yang telah dileburkan [10]. Secara garis
kandungan yang terdapat pada Baja AISI 1020 besar metode Hot Dip Galvanizing terdiri dari tiga
adalah sebagai berikut : tahapan yang harus dilakukan agar hasil dari
pelapisan ini dapat maksimal. Tahapan pertama
Tabel 1. Kandungan Baja AISI 1020 [9] adalah pre treatment yang merupakan proses

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 2


perlakuan awal pada logam yang akan digalvanis, - Oven
dilanjutkan dengan tahap pencelupan logam dalam - Penjepit
galvanis, serta diakhiri dengan tahap pendinginan - Dapur peleburan galvanis
dan finishing. Kandungan seng (Zn) yang - Kawat
digunakan pada metode ini harus memiliki - Timer
kemurnian minimal 98%. Penelitian ini - Surf grind
menggunakan seng milik PT. Anugrah Cemerlang
Nusantara yang telah diseritfikasi oleh BKI Bahan-bahan yang diperlukan untuk
kandungan kiminya sesuai dengan tabel 3. penelitian ini adalah:
- Plat baja AISI 1020
Tabel 3. Kandungan zinc dalam proses - High Grade Zinc 99,57%
galvanis - Air laut Kota Semarang, Jawa Tengah
Zn Fe Pb Al Cd Cu - Aquades
99,57 0,005 0,006 0,325 0,093 0,005 - Hcl 10%
- NaOH 5%
- Zinc Ammonium Chloride (ZAC) 20%
- Na₂Cr₂O₇ 0,015%
- NH₄Cl 10%

2.5. Pembuatan Spesimen

Spesimen pada penelitian ini menggunakan


plat baja AISI 1020 yang kegunaan pada kapal
sebagai salah satu material pipa-pipa kapal,
Gambar 2. Zinc digunakan pada penelitian
spesimen dipotong menggunakan gerinda hingga
berukuran 50 mm x 30mm x 8mm dan pada salah
2.3. Prosedur Penelitian
satu ujung tengah sisi spesimen akan dilubangi
menggunakan bor sebesar 5mm tiap spesimennya
Penelitian ini menggunakan pedoman standar
untuk memudahkan pelaksanaan penelitian.
yang diatur dalam ASTM A123 Zinc (Hot-Dip
Galvanized) Coatings on Iron and Steel Products
2.6. Proses Pelapisan Metode Hot Dip
serta ASTM G31-72 Standard Practice for
Galvanizing
Laboratory Immersion Corrosion Testing of Metal.
Kedua standar tersebut mengatur pelaksanaan
Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam
prosedur penelitian mencakup kemurnian seng
ASTM A123, terdapat tiga tahapan utama dalam
(Zn) yang digunakan, suhu optimal untuk
melakukan pelapisan pada spesimen menggunakan
melakukan proses hot dip galvanizing, volume air
metode Hot Dip Galvanizing:
laut sebagai media pengkorosi baja, pelaksanaan
pembersihan spesimen setelah pelaksanaan
1. Pre Treatment
pengujian, perhitungan laju korosi, dan standar
Proses pre treatment bertujuan untuk
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan
menghilangkan asam, basa, serta partikel-partikel
pengujian penelitian ini.
pengotor lainnya yang menempel pada spesimen.
Proses ini dilakukan dengan dua cara yaitu
2.4. Persiapan Alat dan Bahan
pembersihan secara fisik dan pembersihan secara
kimia. Proses pembersihan secara fisik dilakukan
Peralatan yang dipersiapkan sebelum
dengan menghaluskan seluruh permukaan
penelitian dilaksanakan adalah:
spesimen menggunakan surf grind untuk
- Stirring
menghilangkan kerak maupun goresan pada
- Gerinda
permukaan spesimen. Proses pembersihan secara
- Timbangan Analitik
kimia bertujuan untuk membersihkan permukaan
- Box Sterofoam
spesimen dan memberi perlakuan awal pada
- Penggaris dan pulpen
spesimen sebelum dicelupkan dalam bak galvanis,
- Kamera
pembersihan ini meliputi:
- Mesin bor dan mata bor 5mm
- Degreasing
- Infrared Thermometer PM6530D
Spesimen akan direndam dalam gelas beker berisi
- Stereozoom Microscope
larutan NaOH 5% pada suhu 70ºC selama 600
- Tali nilon
detik. Proses ini dilaksanakan dengan bantuan
- Gelas beker

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 3


stirring untuk menngaduk larutan serta D1
mengontrol suhu. Tujuan dari proses ini agar 2 menit D2
permukaan spesimen bersih dari minyak, cat, serta D3
kotoran padat lainnya. E1
- Rinsing I 455ºC 4 menit E2
Spesimen dibilas dengan air mengalir untuk E3
membersihkan larutan NaOH F1
- Pickling 6 menit F2
Spesimen akan direndam dalam gelas beker berisi F3
larutan HCl 10% pada suhu 60ºC selama 600 detik G1
dengan tujuan membersihkan spesimen dari karat 2 menit G2
serta lapisan oksida yang dapat menyebabkan G3
korosi. Proses ini menggunakan bantuan stirring H1
untuk mencampur larutan serta mengontrol suhu. 480ºC 4 menit H2
- Rinsing II H3
Spesimen dibilas kembali menggunakan air I1
mengalir untuk menghilangkan larutan HCl yang 6 menit I2
menempel pada permukaan spesimen. I3
- Fluxing
Proses ini bertujuan untuk memberi perlakuan awal Untuk spesimen yang tidak melalui proses
perpindahan panas dan membantu proses perekatan galvanis akan dikelompokkan sendiri dengan
seng (Zn) dengan permukaan spesimen. Spesimen penamaan spesimen:
akan direndam dalam gelas beker berisi larutan
Zinc Amonium Cloride (ZAC) atau ZnNH₄Cl 20% Tabel 5. Penamaan Spesimen Non Galvanis
pada suhu 60ºC selama 300 detik. Proses ini
Perlakuan Spesimen
menggunakan bantuan stirring untuk mencampur
larutan dan menjaga kestabilan suhu. J1
- Drying Non Galvanis J2
Pada proses ini seluruh spesimen akan dikeringkan J3
dalam oven pada suhu 100ºC hingga benar-benar
kering. 3. Tahap Pendinginan
Spesimen yang telah melalui proses galvanis
2. Tahap Pencelupan selanjutnya akan langsung melalui tahap
Pada tahap ini spesimen akan dipisah menjadi pendinginan atau biasa disebut dengan proses
27 spesimen akan melalui proses galvanis dan 3 quenching dengan direndam dalam larutan sodium
spesimen tanpa diberi perlakuan galvanis. bikromat dengan konsentrasi 0,015% dalam air.
Spesimen yang digalvanis akan dikelompokkan Proses ini bertujuan untuk mengurangi
berdasarkan variasi temperatur pemanasan kemungkinan timbulnya white rust (karat putih)
galvanis sebesar 440ºC, 455ºC, dan 480ºC serta pada spesimen uji.
lama waktu pencelupan 2 menit, 4 menit, dan 6
menit. Berikut pengelompokkan penamaan 2.7. Penimbangan Berat Awal Spesimen
spesimen berdasarkan variasi yang ditetapkan:
Setelah seluruh spesimen melalui metode
Tabel 4. Penamaan Spesimen Galvanis pelapisan Hot Dip Galvanizing akan dilakukan
Waktu Spesimen penimbangann berat awal pada spesimen, spesimen
Temperatur yang tidak melalui proses galvanis juga ditimbang
Pencelupan
untuk mengetahui berat awalnya. Penimbangan
A1
dilakukan menggunkan timbangan analitik pada
2 menit A2
laoratorium material Teknik Mesin Universitas
A3
Diponegoro.
B1
440ºC 4 menit B2
2.8. Perendaman Spesimen Dalam Media
B3
Korosif
C1
6 menit C2
Media korosif yang digunakan dalam
C3
penelitian ini adalah air laut Pantai Cipta Kota
Semarang, Jawa Tengah. Perendaman dilakukan

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 4


dalam kotak styrofoam dengan ukuran 39x25x16 SZ61 terhadap satu spesimen uji yang tidak
cm. Terdapat 6 kotak styrofoam yang digunakan digalvanis dengan satu spesimen uji yang
sebagai wadah pada penelitian ini, 5 kotak digalvanis dari tiap variasi waktu pencelupan dan
digunakan sebagai wadah perendaman spesimen temperature pemanasan galvanis. Tujuan dari
yang digalvanis dengan pembagian 2 kotak berisi 6 pelaksanan foto makro ini untuk mengetahui
spesimen dan 3 kotak berisi 5 spesimen, 1 wadah kondisi permukaan spesimen yang telah direndam
digunakan sebagai wadah spesimen yang tidak pada media korosif.
melalui proses galvanizing.
Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam 2.11. Penghitungan Laju Korosi menggunakan
ASTM G 31-72 mengenai minimal volume air laut Metode Kehilangan Berat
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengujian
korosi sebesar 0,2ml/mm2. Dengan luas permukaan Setelah didapatkan seluruh data berupa berat
spesimen uji yang terendam dalam media korosif awal dan akhir spesimen, selanjutnya dapat
sebesar 4280 mm2 maka minimal volume media ditentukan nilai laju korosi dari setiap spesimen
korosif yang diperlukan untuk tiap spesimen menggunakan rumus yang terdapat dalam ASTM
sebesar 856 ml. Untuk kotak styrofoam yang berisi G 31-72:
6 spesimen minimal volume air laut yang 𝐾 .𝑊
dibutuhkan sebesar 5136 ml, untuk kotak yang 𝐶𝑅 =
𝐴𝑠 . 𝐷 . 𝑇
berisi 5 spesimen minimal volume air laut yang Laju korosi ini menggunakan satuan
dibutuhkan sebesar 4280 ml, dan untuk kotak yang milimeter per year (mmpy), K merupakan
berisi 3 spesimen uji tanpa digalvanis minimal konstanta dengan nilai yang tetap yaitu 8,76x104,
volume air laut yang dibutuhkan sebesar 2568 ml. W merupakan selisih berat awal dengan akhir
Selanjutnya spesimen akan digantung dan spesimen selama pengujian dinyatakan dalam
diikat menggunakan tali nilon pada batang kayu satuan gram, As merupakan luas permukaan
dan direndam dalam masing-masing kotak spesimen yang terendam dalam media korosif
styrofoam selama 192 jam. Pada batang kayu diberi dengan satuan cm2, D merupakan densitas dari
label spesimen untuk memudahkan pengamatan spesimen dinyatakan dalam satuan gram/cm3, dan
pada spesimen uji. T merupakan lama waktu perendaman spesimen
dalam media korosif dalam satuan jam.
2.9. Pengangkatan dan Pembersihan Spesimen
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengangkatan dilakukan setelah spesimen
direndam selama 192 jam dalam media korosif. 3.1. Pengujian Laju Korosi
Setelah diangkat, spesimen akan dibersihkan
dengan masing-masing larutan pembersih seperti Berdasarkan penelitian yang telah
yang diatur dalam ASTM G 1-90, larutan HCl dilaksanakan, didapatkan data berupa laju korosi
digunakan untuk membersihkan spesimen tanpa dengan metode kehilangan berat dari setiap variasi
galvanis dan larutan NH4Cl untuk membersihkan temperatur dan lama waktu pencelupan dalam
spesimen yang digalvanis. Tujuan dari galvanis. Data hasil penelitian dapat dilihat pada
pembersihan ini untuk membersihkan karat beserta tabel 5:
senyawa lainnya yang menempel pada permukaan
spesimen. Setelah dibersihkan seluruh spesimen Tabel 6. Laju Korosi Spesimen Galvanis dan Non
akan dibilas dengan aquades lalu dikeringkan Galvanis
menggunakan oven, spesimen tanpa galvanis akan Perlakuan Temperatur Waktu Laju
dipisah ketika dikeringkan dalam oven untuk Pencelupan Korosi
mencegah timbulnya reaksi antar spesimen. (mmpy)
2 menit 0,03086
2.10. Penimbangan Akhir Spesimen dan 440ºC 4 menit 0,02153
Pengujian Foto Makro 6 menit 0,01796
2 menit 0,02505
Spesimen yang telah dibersihkan akan Galvanis 455ºC 4 menit 0,01433
ditimbang kembali menggunakan timbangan 6 menit 0,01289
analitik pada laoratorium material Teknik Mesin 2 menit 0,01033
Universitas Diponegoro untuk mengetahui berat 480ºC 4 menit 0,0074
yang hilang selama proses uji korosi dalam media 6 menit 0,00778
korosif. Selanjutnya akan dilakukan pengujian foto Non - - 1,81462
makro menggunakan Mikroskop Stereo Olympus Galvanis

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 5


korosi sebesar 0,01433 mmpy. Untuk pencelupan
Data laju korosi tersebut dapat disajikan baja dalam galvanis selama 6 menit memiliki laju
juga dalam bentuk grafik berdasarkan temperatur korosi terendah yaitu 0,01289 mmpy. Pada grafik
dari masing-masing varian tersebut terlihat bahwa jika baja AISI 1020
dicelupkan dalam galvanis dengan temperatur
0,035 455ºC akan mempunyai ketahanan maksimal
terhadap korosi jikan dicelupkan selama 6 menit.
Laju Korosi (MMPY)

0,03
0,03086
0,025
0,02

Laju Korosi (Mmpy)


0,02153
0,015 0,01796 0,012
0,01 0,01
0,01033
0,005 0,008
0,0074 0,00778
0 0,006
2 4 6 0,004
Waktu Pencelupan (Menit) 0,002
0
Gambar 3. Laju Korosi Pada Temperatur 440ºC
2 4 6
Waktu Pencelupan (Menit)
Dapat dilihat pada gambar 3 merupakan
hasil pengujian laju korosi baja AISI 1020 dengan Gambar 5. Laju Korosi Pada Temperatur 480ºC
pencelupan galvanis pada temperatur 440ºC.
Berdasarkan data tersebut, pencelupan dalam Berdasarkan gambar 5 laju korosi baja AISI
galvanis selama 2 menit memiliki laju korosi 1020 yang telah digalvanis pada suhu 480ºC,
terbesar diantara pencelupan lainnya dengan laju didapatkan nilai laju korosi terbesar ketika
korosi sebesar 0,03086 mmpy, pada pencelupan dicelupkan selama 2 menit dengan laju korosi
selama 4 menit didapatkan laju korosi 0,02153 0,01033 mmpy. Namun, terdapat sedikit perbedaan
mmpy, dan untuk pencelupan selama 6 menit dengan pengujian pada temperatur lainnya dimana
didapatkan laju korosi 0,01796 mmpy yang pada temperatur 480ºC pencelupan selama 4 menit
merupakan laju korosi paling kecil. Berdasarkan memiliki laju korosi 0,0074 mmpy yang
data tersebut, waktu pencelupan paling optimal merupakan laju korosi terendah jika dibandingkan
baja AISI 1020 pada temperatur 440ºC didapat dengan lama waktu pencelupan 2 menit dan
dengan pencelupan selama 6 menit. pencelupan 6 menit yang memiliki laju korosi
0,00778 mmpy. Berdasarkan data tersebut, lama
waktu pencelupan optimum untuk mengurangi
tingkat korosi baja pada peleburan zinc 480ºC
0,03 didapat pada pencelupan selama 4 menit.
Laju Korosi (mmpy)

0,025
0,02 0,02505 2 1,81462
1,8
0,015 1,6
Laju Korosi (Mmpy)

0,01 0,01433 0,01289 1,4


0,005 1,2
1
0 0,8
2 4 6 0,6
Waktu Pencelupan (Menit) 0,4
0,2 0,01796 0,01289 0,0074
0
Gambar 4. Laju Korosi Pada Temperatur 455ºC

Dapat dilihat pada gambar 4 didapatkan


hasil pengujian laju korosi baja AISI 1020
pencelupan galvanis dengan temperatur 455ºC.
Diperoleh hasil pengujian laju korosi dengan Waktu Pencelupan (Menit)
pencelupan 2 menit sebesar 0,02505 mmpy.
Pencelupan selama 4 menit memiliki nilai laju Gambar 6. Laju Korosi Gabungan

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 6


Dari data yang dapat dilihat pada gambar 5 bahwa baja terkorosi. Pada spesimen ini korosi
yang merupakan data laju korosi gabungan antara yang terjadi merata pada seluruh permukaan
spesimen non galvanis dengan spesimen yang spesimen sehingga jenis korosi yang timbul pada
memiliki laju korosi terbaik dari tiap variasi spesimen ini adalah korosi serupa atau korosi
temperatur uji, laju korosi spesimen non galvanis homogen. Selanjutnya jika melihat spesimen baja
yang direndam dalam media korosif merupakan yang mendapatkan pelapisan seng dengan metode
laju korosi terbesar dengan 1,81462 mmpy. Hal hot dip galvanizing dimana tidak terdapat sama
tersebut disebabkan spesimen non galvanis tidak sekali bercak berwarna coklat pada permukaannya
memiliki perlindungan pada lapisan permukaannya yang menandakan bahwa spesimen tersebut tidak
sehingga tercipta reaksi kimia antara spesimen baja terkena korosi, hal tersebut disebabkan seng yang
dengan lingkungan sekitarnya. Laju korosi tersebut melapisi permukaan baja masih mampu mencegah
sangat jauh berbeda dengan spesimen yang diberi permukaan baja dari korosi.
pelapisan galvanis, pada temperatur 440ºC dengan
lama perendama 6 menit laju korosi yang tercipta
sebesar 0,01796 mmpy, pada temperature 455ºC
dengan lama pencelupan 6 menit tercipta laju
korosi 0,01289 mmpy, dan temperatur 480ºC lama
pencelupan 4 menit laju korosi yang tercipta
sebesar 0,0074 mmpy. Ketiga spesimen yang Gambar 8. Foto Makro Spesimen Galvanis
terlapisi galvanis dapat memiliki laju korosi yang 440ºC 2 Menit (kiri), 4 Menit (tengah), dan 6
rendah disebabkan seng yang melapisi permukaan Menit (kanan) Setelah Perendaman Dalam Media
spesimen membantu penurunan laju korosinya. Korosif Air Laut

3.2. Foto Makro Spesimen

Setelah melakukan pengujian laju korosi


selama 192 jam pada spesimen yang digalvanis
maupun yang tidak, selanjutnya spesimen akan Gambar 9. Foto Makro Spesimen Galvanis 455ºC
diuji foto makro untuk mengetahui kondisi 2 Menit (kiri), 4 Menit (tengah), dan 6 Menit
permukaan spesimen. Pengujian menggunakan (kanan) Setelah Perendaman Dalam Media
Mikroskop Stereo Olympus SZ61 pada Korosif Air Laut
laboratorium material Teknik Mesin Universitas
Diponegoro, pengujian ini dilakukan dengan
perbesaran sebesar 45 kali pada permukaan
spesimen Pengujian ini menggunakan satu
spesimen baja yang tidak digalvanis dan satu
spesimen baja yang digalvanis.
Gambar 10. Foto Makro Spesimen Galvanis
480ºC 2 Menit (kiri), 4 Menit (tengah), dan 6
Menit (kanan) Setelah Perendaman Dalam Media
Korosif Air Laut

Pada gambar 8, 9, dan 10 menunjukan hasil


foto permukaan spesimen yang telah digalvanis.
Foto makro dilaksanakan setelah seluruh spesimen
diuji laju korosinya dalam media korosi air laut dan
telah dilakukan pembersihan menggunakan larutan
Gambar 7. Foto Makro Spesimen Non Galvanis NH4Cl dengan hasil seluruh spesimen masih
(kiri) dan Galvanis (kanan) Setelah Perendaman terlapisi dengan baik oleh lapisan seng pada proses
Dalam Media Korosif Air Laut Hot Dip Galvanizing. Namun pada beberapa
spesimen seperti pada gambar 8 foto kiri, terlihat
Dapat dilihat pada gambar 7 merupakan pada beberapa daerah permukaan spesimen
foto makro permukaan spesimen baja yang tidak terdapat beberapa bintik-bintik hitam. Pada gambar
digalvanis dengan baja yang digalvanis. Terlihat 10 yang merupakan pengujian pada temperatur
bahwa setelah dilakukan perendaman dalam media 480ºC terlihat pada permukaan spesimen masing-
korosif air laut selama 192 jam permukaan masing waktu pencelupan terdapat beberapa
spesimen baja yang tidak digalvanis dipenuhi retakan kecil yang berarti pada suhu tersebut
dengan bercak berwarna coklat menandakan galvanis kurang maksimal untuk melapisi baja
Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 7
AISI 1020 sehingga mengakibatkan laju korosi 10.12962/j23373539.v8i1.39068.
berbeda dengan temperatur lainnya. [2] M. Zuchry and R. Magga, “Analisis Laju
Korosi Dengan Penambahan Pompa Pada
4. Kesimpulan Baja Komersil Dalam Media Air Laut,” J.
Mek., vol. 8, no. 2, pp. 737–741, 2017.
Setelah melakukan seluruh pengujian laju [3] T. Karyono, Budinto, and R. G.
korosi baja AISI 1020 yang digalvanis dan yang Pamungkas, “Analisis Teknik Pencegahan
tidak di dalam media korosif air laut selama 192 Korosi Pada Lambung Kapal dengan
jam didapatkan hasil bahwa penggunaan metode Variasi Sistem Pencegahan ICCP
hot dip galvanizing sangat berpengaruh dalam Dibandingkan dengan SACP,” J. Pendidik.
mengurangi laju korosi pada baja. Kemampuan Prof., vol. 6, no. 1, pp. 7–17, 2017.
lapisan seng untuk mengurangi laju korosi [4] I. Nurhayati, P. K. Karo, and S. Syafriadi,
sangatlah besar karena dilihat dari data pengujian “Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Maja
yang telah dilaksanakan, laju korosi yang tercipta Sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Aisi
pada baja tidak digalvanis adalah 1,81462 mmpy 1020 dalam Medium Korosif Nacl 3%
dan untuk laju korosi teroptimal pada baja yang dengan Variasi Waktu Perendaman,” J.
digalvanis dimiliki oleh spesimen yang mengalami Teor. dan Apl. Fis., vol. 8, no. 2, pp. 159–
pelapisan galvanis pada suhu 480ºC dengan lama 168, 2020, doi: 10.23960/jtaf.v8i2.1862.
waktu pencelupan 4 menit adalah 0,0074 mmpy. [5] D. Suprijanto, “Pengaruh Bentuk Kampuh
Dari data tersebut menunjukan bahwa laju korosi Terhadap Kekuatan Bending Las Sudut
pada spesimen yang diberi perlakuan galvanis pada Smaw Posisi Mendatar Pada Baja Karbon
suhu 480ºC selama 4 menit lebih efektif Rendah,” Jur. Tek. Mesin STTNAS
menurunkan laju korosi hingga 99% dibandingkan Yogyakarta, vol. 8, pp. 91–96, 2013.
spesimen yang tidak digalvanis. [6] H. Yugata Gama Widyanto, “Proses Hot
Pada pengujian laju korosi antar spesimen Dip Galvanizing Terhadap Ketebalan
yang digalvanis didapatkan bahwa laju korosi akan Baja,” vol. 6, no. 9, pp. 223–228, 2020.
semakin menurun hingga mencapai titik optimum [7] T. D. Fachrudin, “Laju Korosi Pipa
dalam pencelupan 6 menit untuk temperatur 440ºC Galvanis (Inlet Desalinasi) pada Sea Chest
dan 455ºC. Namun, pada pengujian pada Kapal Terhadap Waktu dan Salinitas Air
temperatur 480ºC laju korosi mencapai titik Laut,” J. Tek. Mesin, vol. 5, no. 3, pp. 87–
optimum pada pencelupan 4 menit, 94, 2017.
Dilihat dari permukaan spesimen yang [8] A. La Ode Arif Rahman, Muhammad
digalvanis dan yang tidak, menunjukkan perbedaan Hasbi, “ANALISA LAJU KOROSI PADA
permukaan yang kontras dimana spesimen yang BAJA KARBON RENDAH YANG
tidak digalvanis permukaannya terdapat bercak DILAPISI SENG DENGAN METODE
berwarna coklat yang menandakan permukaannya HOT DIP GALVANIZING,” Fak. Tek.
mengalami korosi, sedangkan spesimen yang Univ. Hulu Oleo, vol. 1, no. 2, pp. 25–29,
digalvanis permukaannya tidak terdapat bercak 2016.
karat dan masih terlindungi dengan lapisan seng [9] A. Handbook, “Properties and Selection:
yang menempel pada permukaan. Irons, Steels, and High-Performance
Alloys,” vol. 1, 1993.
UCAPAN TERIMA KASIH [10] F. A. Alamsyah, P. H. Setyarini, and F. G.
MF, “Pengaruh Kekasaran Permukaan
Terima kasih penulis ucapkan kepada, staff Terhadap Ketebalan Lapisan Hasil Hot
laboratorium material Teknik Mesin Universitas Dipped Galvanizing (HDG),” Rekayasa
Diponegoro dan CV. Galvanis Sur yang telah Mesin, vol. 3, no. 2, pp. 327–336, 2012.
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. S. Ali, H. Praktikno, and W. L.


Dhanistha, “Analisis Pengaruh Variasi
Sudut Blasting Dengan Coating Campuran
Epoxy dan Aluminium Serbuk terhadap
Kekuatan Adhesi, Prediksi Laju Korosi,
dan Morfologi pada Plat Baja ASTM
A36,” J. Tek. ITS, vol. 8, no. 1, 2019, doi:

Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. XX, No. X Januari 20XX 8

Anda mungkin juga menyukai