NI NENGAH TIASTININGSIH
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan mewajibkan semua sektor ikut berperan dalam
mendukung dan melaksanakan setiap kegiatan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
Tahun 2009 Tentang Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
Faktor sumber daya manusia disini sangat erat kaitannya dengan mutu produk organisasi itu
sendiri baik produk yang berupa barang maupun publik adalah jasa pelayanan kesehatan,
dimana jika faktor sumber daya manusia tidak dikelola dengan baik tentunya akan
Mutu pelayanan kesehatan menjadi puncak tertinggi dalam menilai kualitas penyedia
kesehatan mendorong setiap organisasi pelayanan kesehatan untuk sadar mutu dalam
permasalahan yang muncul dalam organisasi pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan
mutu layanan kesehatan, terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul. Konsep tersebut
pasien) tidak puas dengan layanan yang diberikan, dia tidak akan mencar layanan itu atau
menerimanya, walaupun layanan tersebut tersedia, mudah didapat, dan mudah dijangkau. Oleh
karena itu, mutu layanan yang ditawarkan merupakan hal penting dalam layanan kesehatan.
namu, mutu harus berasal dari perspektif konsumen karena mutu layanan merupakan jasa yang
Salah satu program yang dapat diterapkan oleh organisasi building management untuk
mengendalikan aktivitas dalam tahap operasional bangunan gedung adalah Sistem Manajemen
Mutu. Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-
praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses
dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu
ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem Manajemen Mutu
Pengukuran merupakan konsep sentral dalam peningkatan mutu. Dengan pengukuran akan
tergambarkan apa yang sebenarnya sedang dilakukan sarana pelayanan kesehatan dan
membandingkannya dengan target sesungguhnya atau harapan tertentu dengan tujuan untuk
kesehatan baik di tingkat primer seperti Puskesmas dan tingkat lanjut seperti rumah sakit
memerlukan indikator mutu yang jelas. Namun menyusun indikator yang tepat tidaklah mudah.
Kita perlu mempelajari pengalaman berbagai institusi yang telah berhasil menyusun indikator
mutu pelayanan kesehatan yang kemudian dapat digunakan secara efektif mengukur mutu dan
meningkatkan mutu.
BAB II
PEMBAHASAN
a.Manajemen
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Andrew F. Sikula Management is
some product of service. Artinya : Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas
organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien Menurut
controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human
being and other resources. Artinya : Manajemen adalah suatu proses yang khas yang
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran- sasaran yang telah ditentukan
Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Management is getting things done
through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a
manager plans, organizes, staffs, direct, and control the activities other people. Artinya :
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain
pengendalian.
Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan penyediakan kepuasan
pelanggan. Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby. Pelayanan adalah produk- produk
yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan
menggunakan peralatan. Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gonroos
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat
mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
Menurut Kotler Pelayanan adalah “ A service any Act or performance that one party can
offer to another that is essentially intangible and does not result in the Ownership of anything,
its production may may no be to a physical product”. Maksudnya yaitu bahwa pelayanan adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikannya apapun produksinya
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
berarti Menanam Kesadaran diri, menanamkan pelayanan dengan benar, Enthusiasm yang
berarti pelayanan dengan penuh gairah, Reform yang berarti memperbaiki kinerja pelayanan,
Value berarti Pelayanan dengan nilai tambah lalu Impressive Penampilan Menarik, Care
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang
bersifat jasa, peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat yaitu untuk memberikan
pelayanan kepada pasien dengan sebaik mungkin. Pada umumnya layanan dalam bentuk
perbuatan dilakukan oleh karyawan-karyawan rumah sakit, karena itu faktor keahlian dan
keterampilan karyawan tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.
Disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi keinginan setiap pelanggan dan disertai
Manajemen Mutu
Manajemen mutu terpadu diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen, semua
bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas dan kepuasan pelanggan. Definisi lainnya
menyatakan bahwa Manajemen Mutu Terpadu merupakan sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi. Manajemen Mutu merupakan sistem manajemen yang berfokus pada
orang/karyawan dan bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan pada
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan
terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan
sumber daya secara wajar, efisien, efekif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan
masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma
Pengaruh Mutu pelayanan kesehatan sudah memenuhi dan melebihi kebutuhan dan harapan
pelanggan melalui peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputi
pasien, keluarga, dan lainnya yang datang untuk mendapatkan pelayanan atau lainnya. Dokter,
Mutu Pelayanan Kesehatan yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan
kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
Komponen pelayanan tersebut dapat terdiri dari masukan (input, disebut juga structure),
1. Masukan (Input)
Masukan (Input) yang dimaksud disini adalah sarana fisik, perlengkapan dan peralatan,
organisasi dan manajemen, keuangan, serta sumber daya manusia dan sumber daya (resources)
lainnya di puskesmas dan rumah sakit. Beberapa aspek penting yang harus mendapat perhatian
dalam hal ini adalah kejujuran, efektifitas dan efisiensi, serta kuantitas dan kualitas dari masukan
yang ada.
Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Semua
sumber daya yang ada perlu diorganisasikan dan dikelola sesui dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan prosedur kerja yang berlaku dengan maksud pelayanan kesehatan
Proses adalah semua kegiatan atau aktvitas dari seluruh karyawan dan tenaga profesi dalam
interaksinya dengan pelanggan, baik pelanggan internal (sesama petugas atau karyawan)
maupun pelanggan eksternal (pasien, pemasok barang, masyarakat yang datang ke puskesmas
atau rumah sakit untuk maksud tertentu). Baik atau tidaknya proses yang dilakukan di
Semakin patuh petugas (profesi) terhadap standar pelayanan, maka semakin bermutu pula
Hasil (outcome) yang dimaksud di sini adalah tindak lanjut dari keluaran berupa hasil akhir
kegiatan dan tindakan tenaga profesi serta seluruh karyawan terhadap pelanggan. Hasil yang
diharapkan dapat berupa perubahan yang terjadi pada pelanggan, baik secara fisik-fisiologis
tidak langsung, namun sangat bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan di puskesmas, rumah
Logika yang dipakai adalah jika masukan telah tersedia sesuai rencana, maka proses akan
bisa terlaksana. Apabila proses dilaksanakan sesuai yan direncanakan berdasarkan standar yang
Definisi mutu Menurut kamus Bahasa Indonesia, mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf
tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa. Mutu adalah perpaduan sifat-sifat dan
karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau pelanggan.
Menurut A.A. Gde Muninjaya, mutu adalah apa yang diharapkan atau ditentukan oleh
langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa
suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya. Dening dalam
Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin mendefinisikan mutu atau kualitas adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diketahui
bahwa mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat
dari segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, dan
kenyamanan konsumen.
Dimensi mutu Sehubungan dengan proses pemberian pelayanan, maka terdapat beberapa
dimensi atau ukuran yang dapat dilihat melalui kacamata mutu. Ukuran-ukuran inilah yang
kemudian menjadi karakteristik dari mutu pelayanan. Parasuraman, Zeithaml, dan Berry melalui
keamanan dan bukti fisik. Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Parasuraman, dkk
(2010), diperoleh lima dimensi utama yaitu bukti fisik, daya tanggap, kehandalan, jaminan, dan
1. Bukti fisik atau bukti langsung (tangible), dapat berupa ketersediaan sarana dan
prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan /staf yang menyenangkan.
2. Kehandalan (reliability), adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan segera,
dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keraguraguan.
5. Empati (empathy), dalam hal ini karyawan/staf mampu menempatkan dirinya pada
pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk
perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan.
Menurut Fitzsimmons dan Fitzsimmons mutu pelayanan terdiri dari lima aspek yang
mempengaruhi, yaitu: 1. Realibility yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar 2.
Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang menandai sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya 3. Responsiveness yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan
cepat 4. Assurance yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan
pelayanan 5. Empaty yang ditandai tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
masyarakat. Kelima dimensi tersebut diatas dikenal sebagai Service Quality (ServQual).
mengetahui atribut apa saja yang diharapkan para pelanggan dari perusahaan atau instansi
tertentu. Inti dari ServQual adalah melakukan pengukuran antara harapan (ekspektasi) dan
persepsi (realitas) pelayanan yang diterima. Dengan cara dibandingkan nilai antara harapan dan
persepsi. Jika harapan sama dengan persepsi layanan kesehatan yang diterima berarti mereka
puas. Model ServQual merupakan salah satu model yang banyak dipakai untuk mengukur
kepuasan pelanggan dengan cara membuat penilaian kepuasan pelanggan secara komprehensif
bagi pelayanan di bidang barang dan jasa yang mengutamakan aspek pelayanan. Model ini
menganalisis gap (kesenjangan) antara persepsi dan ekspektasi (harapan) pelanggan terhadap
kualitas layanan melalui beberapa dimensi yaitu tangible, responsiveness, reliability, assurance,
dan emphaty.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
Penyelenggaraannya juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan. Pasien cenderung memilih atau menetapkan prioritas indikator kualitas pelayanan
Gonross dalam pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan
menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk (Kotler,
2014). Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak
bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi oleh UndangUndang Dasar (Daryanto dan
Ismanto Setyabudi, 2014). Oleh karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya
merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera
(welfare society). Pelayanan kesehatan (Mubarak dan Nurul Chayatin, 2009) adalah suatu
Peranan pelayanan dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah untuk memberikan pelayanan
kepada pasien dengan sebaik mungkin (Dedi Mulyadi, dkk, 2013). Menurut Pohan (2006)
pemberi layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan
masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan
kesehatan.
Dimensi Tangible
Tangible atau bukti fisik yaitu kemampuan rumah sakit dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pasien maupun keluarga pasien. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
rumah sakit dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit harus memiliki fasilitas- fasilitas yaitu seperti area parkir motor dan mobil
yang luas dan terjangkau, terdapat masjid yang cukup besar ini diberikan untuk keluarga pasien,
karyawan, tamu yang berkunjung dan masyarakat setempat yang ada disekitar rumah sakit,
kemudian rumah sakit memiliki tempat sarana pendidikan namun pendidikan disini untuk usia
dini dan ada area tempat bermain anak-anak, terdapat beberapa kantin dan warung dibelakang
Dalam ruangan perawatan atau Instalasi Rawat Inap mulai dari ruangan VIP hendaknya
memiliki fasilitas seperti tempat tidur yang nyaman bersih dan ruangan yang harum, lalu
didalam ruangan ada satu buah televisi, lemari pakaian, lemari makanan, lemari es, ruanganpun
ber ac memiliki sofa bad untuk keluarga pasien yang menunggu dan dilengkapi dengan fasilitas
kamar mandi yang nyaman bahkan pasien dapat memilih akan menggunakan air hangat maupun
air biasa. Sedangkan pada kelas I harus memiliki fasilitas satu buah tempat tidur, televisi,
ruangan ac, lemari es, lemari pakaian, sofa bad dan dilengkapi kamar mandi didalam ruangan,
lalu di kelas II dilengkapi dengan fasilitas dalam satu ruangan ada 3 tempat tidur pasien, ada
lemari pakaian masing-masing untuk satu pasien, dibatasi oleh tirai antara pasien satu dengan
pasien lainnya, ruangan ber ac, tempat duduk satu buah untuk keluarga pasien tersedia televisi
dan kamar mandi, sedangkan pada kelas III dilengkapi dengan fasilitas dalam satu ruangan
dengan lemari pakaian kecil masing-masing untuk satu pasien, dibatasi oleh tirai antara pasien
satu dengan pasien lainnya, ruangan disediakan kipas angin, dan satu buah tempat tunggu
keluarga pasien, dan kamar mandi yang bersamaan dengan pasien lainnya.
Sedangkan fasilitas yang diberikan kepada pasien rawat jalan yaitu adanya fasilitas
pelayanan untuk beraneka keluhan pasien atau penyakit yang diderita oleh sang pasien yaitu
pelayanan klinik umum, klinik jantung, klinik bedah, klinik paru, klinik gigi, klinik kebidanan,
klinik penyakit dalam, klinik kulit dan kelamin, semua ruangan klinik beruangan ac sehingga
pasien merasa nyaman untuk berkonsultasi dengan dokter tetapi kekurangan yang ada di rumah
Rumah sakit hendaknya memiliki fasilitas untuk pengambilan darah atau pemeriksaan
melalui instalasi laboratorium, instalasi radiologi, instalasi gizi dan instalasi pembinaan
kerohanian, dan instalasi farmasi banyak keluhan diberikan untuk radiologi dan instalasi farmasi
terkadang pasien mengeluh lama dalam menunggu giliran panggilan ketika akan dironset ini
diakibatkan terbatasnya karyawan untuk instalasi radiologi, sedangkan farmasi mengeluh bahwa
dalam penebusan obat masih terlalu lama menunggunya terkadang obat yang diberikan oleh
dokter masih memiliki kekurangan sehingga terkadang keluarga pasien membelinya diluar
rumah sakit dan ini sangat.
Perlengkapan atau peralatan yang dimilik rumah sakit harus cukup tetapi menurut pihak
rumah sakit masih terdapat beberapa alat yang belum dimiliki terkadang apabila ada pasien yang
harus menerima pelayanan khusus dalam bertindak rumah sakit selalu melempar atau mereprar
ke rumah sakit umum atau rumah sakit lain karena dipandang pihak rumah sakit belum memiliki
alat untuk menanggapi hal tersebut seperti contohnya ruangan icu, ruang isolasi dan pihak rumah
sakit berencana akan menambah fasilitas perlengkapan tersebut sehingga terpenuhinya pelayanan
yang memuaskan untuk pasien. Alat komunikasi dipandang cukup didalam melayani pasien
seperti bertanya jadwal dokter, berkonsultasi melalui siaran- siaran radio, dan komunikasi
melalui jaringan internet seperti melalui percakapan di facebook bahkan info-info mengenai
fasilitas pelayanan pun ada terkadang ada beberapa masyarakat bertanya atau berkonsultasi
melalui jaringan internet, tetapi kekurangan yang ada di rumah sakit biasanya yaitu tidak
memiliki tempat resepsionis atau penyambung atau penerima apabila ada penelepon masuk
Dimensi Reliability
pelayanan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya,
keharusan dan kesesuaian dengan harapan pasien dalam kinerja yang tepat waktu,
Dalam aspek ini pihak rumah sakit harus memberikan akurasi pelayanan yaitu
memiliki surat ijin penyelenggaran rumah sakit, surat ijin operasional, surat ijin bapeten,
surat ijin pembuangan limbah, surat ijin pemadam kebakaran, surat ijin diesel atau
genset, surat ijin dokter, perawat dan bidan, kemudian rumah sakit pun memiliki
sertifikat akreditasi pelayanan, lalu rumah sakit pun membuat suatu peraturan atau tata
tertib karyawan.
Di rumah sakit pun harus dibuatkan jadwal praktek dokter spesialis dan dokter
umum, tetapi kendala yang dihadapi adalah mengenai kedatangan atau ketepatan waktu
kehadiran dokter dalam melakukan visit dan praktek kepada pasien baik itu pasien rawat
jalan maupun rawat inap dan memiliki keterbatasan jumlah dokter yang ada.
Dimensi Responsiveness
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien, dengan penyampaian
informasi yang jelas. Membiarkan pasien menunggu tanpa alasan yang jelas
Pihak rumah sakit harus mengadakan pertemuan perawat dan bidan setiap bulannya
dalam pertemuan itu terdiri dari koreksi dari kinerja-kinerja sebelumnya keluh kesah
Dimensi Assurance
kemampuan para karyawan rumah sakit untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan
Standar aspek jaminan yang perlu diterapkan di Rumah Sakit melalaui cara 5 S yaitu
Salam Senyum Sapa Sopan dan Santun dalam melayani pasiennya. Pihak rumah sakit
baik itu karyawan yang terjun langsung kepada konsumen atau pasien harus memiliki
Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada pasien dengan berupaya memahami keinginan pasien dimana
rumah sakit diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pasien,
memahami kebutuhan pasien secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang
Kemudahan pelayanan yang harus diberikan oleh rumah sakit, setiap pasien yang
datang ke rumah sakit untuk berobat tidak dimintai uang muka terlebih dahulu apalagi
apabila ada pasien yang perlu secepatnya dilakukan tindakan contohnya seperti pasien
tabrakan atau pasien yang dinilai harus segera untuk ditangani, sehingga ini
memudahkan dalam pelayanan, hanya saja dalam pengurusan seperti data pasien
Komunikasi yang baik perlu terjalin antara pasien, keluarga pasien dengan pihak
rumah sakit terutama perawat dan dokter yang ada di rumah sakit. Pihak rumah sakit
harusnya menyediakan tempat duduk pasien dan meja untuk berkonsul dengan dokter,
biasanya pasien tersebut ketika kontrol maupun berobat secara rawat jalan, dengan
ruangan ber-ac sehingga memberikan kemudahan dan kenyaman buat pasien dan ini
harus sangat diperhatikan oleh pihak rumah sakit agar kualitas pelayanan dan kepuasan
Kemudahan pelayanan pun diberikan oleh Pihak Rumah Sakit pada setiap pasien
yang datang ke rumah sakit untuk berobat tidak dimintai uang muka terlebih dahulu
apalagi apabila ada pasien yang perlu secepatnya dilakukan tindakan contohnya seperti
pasien tabrakan atau pasien yang dinilai harus segera untuk ditangani, sehingga ini
memudahkan dalam pelayanan di rumah sakit, hanya saja dalam pengurusan seperti data
pasien diserahkan kepada keluarga pasien sedangkan pasien tetap ditangani dan
terkecuali pasien tersebut akan diadakan tindakan operasi harus membayar setengah dari
Komunikasi yang baik perlu terjalin antara pasien, keluarga pasien dengan pihak
rumah sakit terutama perawat dan dokter yang ada di rumah sakit. Pihak rumah sakit
menyediakan tempat duduk pasien dan meja untuk berkonsul dengan dokter, biasanya
pasien tersebut ketika kontrol maupun berobat secara rawat jalan, dengan ruangan ber-ac
Manajemen mutu pelayanan kesehatan pada rumah sakit dipandang perlu peningkatan
karena masih terdapat sebagian permasalahan yang terjadi dalam penanganan pelayanan yang
bersumber dengan standar yang sudah ada atau sudah ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Rumah
sakit pun perlu meningkatkan pelaksanaan terhadap standar manajemen mutu pelayanan
kesehatan masih diperoleh beberapa permasalahan yang terjadi namun secara keseluruhan
prosedur atau pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar yang ada ini semua meliputi segala
jenis pelayanan yang ada atau diberikan oleh pihak rumah sakit dan dari hasil standar manajemen
mutu pelayanan kesehatan tersebut karena sudah memenuhi syarat maka dampak yang timbul
kepada pihak rumah sakit yaitu lonjakan kunjungan pasien yang terjadi dan ini berdampak positif