u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
R
Nomor 2033 K/PID.SUS/2017
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah memutuskan
do
gu sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama Lengkap : SUHARTO, AMd.RO., A.Md.Kep., S.KM;
Tempat Lahir : Jawai;
In
A
Umur / Tanggal Lahir : 47 tahun / 12 September 1969;
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
ah
lik
Tempat Tinggal : Jalan Firdaus Rais II Nomor 97 RT.042
RW.15, Kelurahan Pasiran, Kecamatan
am
ub
Agama : Islam;
Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil);
Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN) oleh:
ep
k
R
Januari 2017;
si
3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 25 Januari 2017
ne
sampai dengan tanggal 23 Februari 2017;
ng
do
gu
26 Mei 2017;
7. Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi, sejak tanggal 27 Mei 2017
ah
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Terdakwa diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri Singkawang
R
karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:
si
DAKWAAN
ne
ng
Kesatu
Bahwa Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., pada hari
Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekira pukul 09.30 WIB atau setidak-tidaknya
do
gu pada suatu waktu dalam Bulan Agustus 2015 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2015 bertempat di Ruang Poly Mata UPT Puskesmas
In
A
Kecamatan Singkawang Tengah yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor
01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang atau
ah
pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
lik
Negeri Singkawang yang berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja
menggunakan alat, metode, atau cara lain memberikan pelayanan kepada
am
ub
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah
Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau
ep
surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud
k
dalam Pasal 73 Ayat (2). Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa antara lain
ah
si
Berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekitar pagi hari di saat
saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah (pasien) bangun
ne
ng
dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur atau pandangan tidak jelas.
Kemudian saksi korban pergi ke Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
do
gu
Singkawang Tengah sekitar pukul 09.00 WIB, saksi korban mendaftar di bagian
loket Puskesmas selanjutnya Petugas Loket Puskesmas Singkawang Tengah
ah
lik
mencatat keluhan tentang mata sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur.
Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB saksi korban diarahkan ke Ruang Poly Mata
m
ub
Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian poly mata yang bertugas
ka
mengentri data serta mencatat dalam buku register terhadap mata saksi korban
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Januari 2014 sebagai koordinator kesehatan indra mata yang telah mendapat
R
surat pelimpahan wewenang dari Dokter Puskesmas untuk melakukan
si
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan Mata pada pasien. Bahwa Terdakwa
ne
ng
tidak menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban mengenai alat, metode atau
cara saat melakukan tindakan lalu saksi korban diminta untuk duduk di kursi
Perawatan khusus mata dan dilakukan observasi dimana Terdakwa mengatakan
do
gu ada benda asing pada bagian bola mata atau puncak kornea saksi korban
sehingga menimbulkan kesan bahwa Terdakwa adalah Dokter spesialis mata
In
A
yang mempunyai keahlian spesialis di bidang mata kemudian Terdakwa
langsung meneteskan obat tetes sebanyak kurang lebih 1 (satu) tetes dan
ah
lik
jarum lembut atau seperti lidi tapi tidak keras namun lentur berwarna coklat dan
melakukan irigasi terhadap mata saksi korban dengan menggunakan air,
am
ub
mengambil benda asing yang ada di kornea mata saksi korban dengan cara
menggeser alat yang digunakan Terdakwa tersebut atau disapukan ke bola mata
ep
kiri saksi korban tanpa didahului dengan mendapat tanda tangan atau cap jari
k
persetujuan tindakan medis dari saksi korban (Inform Consent Pasien) lalu
ah
Terdakwa memberikan salep mata kepada saksi korban dimana saksi korban
R
si
merasa sakit dan sempat menanyakannya namun Terdakwa menjawab bahwa
itu adalah reaksi dari obat yang telah diberikan, kemudian Terdakwa
ne
ng
memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah diambil tersebut tetapi
tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata saksi korban masih
do
gu
terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi korban resep obat untuk
diambil di bagian obat Puskesmas. Bahwa pasca pengobatan, mata saksi
korban tindak kunjung sembuh melainkan mata saksi korban terasa perih seperti
In
A
ditusuk-tusuk, kemudian pada hari Rabu tanggal 05 Agustus 2015 saksi korban
kembali datang ke Puskesmas menemui Terdakwa dan Terdakwa kembali
ah
lik
ub
korban selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan benda asing pada mata
sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud (pembersih telinga) lalu
ka
memberikan saksi korban resep obat. Pada malam harinya mata saksi korban
ep
tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau pedih terutama bila
ah
terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti nanah bergumpal di
R
bola mata. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus 2015 saksi korban
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
merujuk saksi korban untuk berobat ke Rumah Sakit Bethesda Serukam
R
Kabupaten Bengkayang. Bahwa dari hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata
si
Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang yakni dr. Edy Ariston
ne
ng
Lubis, Sp.M., M.Sc., menerangkan saksi korban mengalami Ulkus kornea
dengan Hipopion (luka di kornea dengan nanah di bilik mata depan) atau
terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan infeksi berat
do
gu atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit Bethesda
Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan) hari. Setelah
In
A
dirawat di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang, mata saksi
korban mengalami kemajuan dengan nanah yang ada di mata menjadi hilang
ah
dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai berkurang bengkak atau infeksinya
lik
namun mata saksi korban belum dapat kembali normal yang selama saksi
korban berobat jalan di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten
am
ub
Bengkayang, saksi korban meminta untuk dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di
Bandung atau Yogyakarta untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik demi
ep
menyembuhkan mata saksi korban namun oleh karena saksi korban
k
berobat ke Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah Sakit Umum
R
si
Daerah dr. Soedarso di Pontianak lebih dahulu yang berdasarkan hasil
pemeriksaan Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.
ne
ng
Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M. Kes., menerangkan mata
saksi korban mengalami cacat dan dapat diobati dengan cara transpalasi atau
do
gu
cangkok kornea mata hal ini didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal
Saad, SP.M., M.Kes., bahwa tampak jelas luka di kornea bagian central seluas
kurang lebih 2-3 mm yang sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu
In
A
stroma kornea yang sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau
jaringan parut yang bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat
ah
lik
disebabkan karena trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat
pelepasan benda asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya
m
ub
mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
ep
ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R
Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., dengan
es
hasil pemeriksaan:
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang
R
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.
si
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.
ne
ng
Bahwa Terdakwa bertugas di Poly Mata pada Puskesmas Kecamatan
Singkawang Tengah Kota Singkawang yang beralamat di Jalan Saman Diman
Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota
do
gu Singkawang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan
Singkawang Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 yang
In
A
ditandatangani oleh Saudara Mursalim, SKM., selaku kepala Puskesmas
Kecamatan Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri
ah
lik
Tengah yang baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas
Tambahan Bagi Staf Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Dalam
am
ub
Kegiatan Pelayanan dan Penunjang dan berdasarkan Surat Keputusan Walikota
Singkawang Nomor 824/16/MUTASI-A tahun 2015 tanggal 28 September 2015
ep
tentang Penempatan Tenaga Medis, Paramedis Dan Fungsional Umum pada
k
bahwa Terdakwa memiliki gelar A.Md.RO., (Ahli Madya Refraksi Optisen) yang
R
si
memiliki kemampuan sebagai tenaga kesehatan yang bersifat teknis dalam
melakukan pemeriksaan mata dasar dan pengobatan terhadap pasien dalam
ne
ng
hubungannya dengan pembuatan kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa
telah melakukan tindakan medis dengan mengambil di duga adanya benda
do
gu
asing di kornea mata sebelah kiri saksi korban melampaui SOP yang berlaku
pada Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dan telah
melampaui surat pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter
In
A
lik
ub
selama jam kerja/dinas” dan surat pelimpahan wewenang yang diberikan oleh
Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dr. Barita P Ompusunggu,
ka
MKM., Nomor 400.10/398/TU yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 perihal
ep
koordinasi atau konsultasi lebih dahulu kepada Dokter Umum Puskesmas yang
M
ng
bertugas sebelum melakukan tindakan medis terhadap saksi korban terlebih dr.
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Lulu Nonaria sudah pindah tugas dari Puskesmas Kecamatan Singkawang
R
Tengah saat tindakan medis yang dilakukan Terdakwa dan hal tersebut
si
dikuatkan sebagaimana penjelasan ahli dr. Husin Basir, M.Sc., M.Kes., selaku
ne
ng
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Singkawang yang menjelaskan
bahwa kasus yang dialami saksi korban adalah kasus dengan diagnosis adanya
benda asing di kornea yang dalam Standart Kompetensi Dokter Indonesia yang
do
gu diatur pada panduan praktik klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
2014, kompetensi Dokter umum untuk menangani kasus benda asing di kornea
In
A
adalah Tingkat Kemampuan 2 yang mana dijelaskan bahwa lulusan Dokter
dapat membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan
ah
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan lulusan
lik
Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan, sehingga
kewenangan yang dilimpahkan kepada Terdakwa seharusnya juga hanya
am
ub
mendiagnosis dan membuat rujukan ke Dokter Spesialis Mata dengan demikian
tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang
ep
dilimpahkan oleh Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang.
k
si
Kedokteran.
Atau
ne
ng
Kedua
Bahwa Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., pada hari
do
gu
Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekira pukul 09.30 WIB atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam Bulan Agustus 2015 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2015 bertempat di Ruang Poly Mata UPT Puskesmas
In
A
lik
pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Singkawang yang berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja
m
ub
menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan
bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi
ka
yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi
ep
Dokter Gigi dan/atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73
ah
Ayat (1). Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa antara lain dengan cara
R
sebagai berikut:
es
Berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekitar pagi hari di saat
M
ng
saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah (pasien) bangun
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur atau pandangan tidak jelas.
R
Kemudian saksi korban pergi ke Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
si
yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor 01 Kelurahan Condong
ne
ng
Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang untuk memeriksa mata
sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur. Sesampainya di Puskesmas
Singkawang Tengah sekitar pukul 09.00 WIB, saksi korban mendaftar di bagian
do
gu loket Puskesmas selanjutnya Petugas loket Puskesmas Singkawang Tengah
mencatat keluhan tentang mata sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur.
In
A
Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB saksi korban diarahkan ke Ruang Poly Mata
Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
ah
Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian Poly Mata yang bertugas
lik
sebagai Anamese yaitu menimbang badan, memeriksa tensi dan menerima
pasien serta menanyakan keluhan pasien kemudian membuat rujukan dan
am
ub
mengentri data serta mencatat dalam buku register terhadap mata saksi korban
selanjutnya saksi korban ditangani oleh Terdakwa Suharto A.Md.RO., A.Md.Kep.,
ep
SKM., (karyawan/Perawat puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
k
Januari 2014 sebagai koordinator kesehatan indra mata yang telah mendapat
R
si
surat pelimpahan wewenang dari Dokter Puskesmas untuk melakukan
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien. Bahwa di ruangan
ne
ng
do
gu
dengan penggunaan title/gelar yang dimiliki oleh Terdakwa dan Terdakwa tidak
ada menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban mengenai identitas gelar
Terdakwa yang merupakan seorang Perawat dengan gelar A.Md.RO.,
In
A
A.Md.Kep., SKM demikian juga tidak ada menjelaskan adanya surat pelimpahan
wewenang dari Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
ah
lik
Singkawang yang diberikan kepada Terdakwa lalu saksi korban diminta untuk
duduk di kursi perawatan khusus mata dan dilakukan observasi dimana
m
ub
Terdakwa mengatakan ada benda asing pada bagian bola mata atau puncak
kornea saksi korban sehingga menimbulkan kesan bahwa Terdakwa adalah
ka
(satu) tetes dan mengambil benda asing dimaksud dengan menggunakan alat
R
seperti bentuk jarum lembut atau seperti lidi tapi tidak keras namun lentur
es
berwarna coklat dan melakukan irigasi terhadap mata saksi korban dengan
M
ng
menggunakan air, mengambil benda asing yang ada di kornea mata saksi
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
korban dengan cara menggeser alat yang digunakan Terdakwa tersebut atau
R
disapukan ke bola mata kiri saksi korban tanpa didahului dengan mendapat
si
tanda tangan atau cap jari persetujuan tindakan medis dari saksi korban (Inform
ne
ng
Consent Pasien) lalu Terdakwa memberikan salep mata kepada saksi korban
dimana saksi korban merasa sakit dan sempat menanyakannya namun
Terdakwa menjawab bahwa itu adalah reaksi dari obat yang telah diberikan,
do
gu kemudian Terdakwa memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah
diambil tersebut tetapi tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata
In
A
saksi korban masih terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi
korban resep obat untuk diambil di bagian obat Puskesmas. Bahwa pasca
ah
pengobatan, mata saksi korban tindak kunjung sembuh melainkan mata saksi
lik
korban terasa perih seperti ditusuk-tusuk, kemudian pada hari Rabu tanggal 05
Agustus 2015 saksi korban kembali datang ke Puskesmas menemui Terdakwa
am
ub
dan Terdakwa kembali melakukan tindakan medis di mata sebelah kiri saksi
korban dikarenakan menurut Terdakwa masih ada sisa serpihan benda asing
ep
pada mata sebelah kiri korban selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan
k
benda asing pada mata sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud
ah
(pembersih telinga) lalu memberikan saksi korban resep obat. Pada malam
R
si
harinya mata saksi korban tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau
pedih terutama bila terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti
ne
ng
nanah bergumpal di bola mata. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus
2015 saksi korban kembali datang ke Puskesmas Kecamatan Singkawang
do
gu
lik
Ulkus kornea dengan Hipopion (luka di kornea dengan nanah di bilik mata
depan) atau terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan
m
ub
infeksi berat atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan)
ka
Bengkayang, mata saksi korban mengalami kemajuan dengan nanah yang ada
ah
di mata menjadi hilang dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai berkurang
R
bengkak atau infeksinya namun mata saksi korban belum dapat kembali normal
es
yang selama saksi korban berobat jalan di Rumah Sakit Bethesda Serukam
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang ada di Bandung atau Yogyakarta untuk mendapatkan pengobatan yang
R
lebih baik demi menyembuhkan mata saksi korban namun oleh karena saksi
si
korban menggunakan pelayanan pengobatan BPJS maka saksi korban
ne
ng
disarankan berobat ke Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soedarso di Pontianak lebih dahulu yang berdasarkan
hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.
do
gu Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., menerangkan mata
saksi korban mengalami cacat dan dapat diobati dengan cara transpalasi atau
In
A
cangkok kornea mata hal ini didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal
Saad, SP.M., M.Kes., bahwa tampak jelas luka di kornea bagian central seluas
ah
kurang lebih 2-3 mm yang sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu
lik
stroma kornea yang sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau
jaringan parut yang bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat
am
ub
disebabkan karena trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat
pelepasan benda asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya
ep
cacat permanen yang harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan
k
penetrasi atau semakin dalam benda asing tersebut masuk kelapisan kornea
ah
mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
R
si
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.
ne
ng
Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., dengan
hasil pemeriksaan:
do
gu
Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.
In
A
lik
ub
Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri Apriyanto,
ep
baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas Tambahan Bagi
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tenaga Medis, Paramedis Dan Fungsional Umum Pada Pusat Kesehatan
R
Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Singkawang, bahwa Terdakwa
si
memiliki gelar A.Md.RO., (Ahli Madya Refraksi Optisen) yang memiliki
ne
ng
kemampuan sebagai tenaga kesehatan yang bersifat teknis dalam melakukan
pemeriksaan mata dasar dan pengobatan terhadap pasien dalam hubungannya
dengan pembuatan kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa telah
do
gu melakukan tindakan medis dengan mengambil diduga adanya benda asing di
kornea mata sebelah kiri saksi korban melampaui SOP yang berlaku pada Poly
In
A
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dan telah melampaui surat
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter Puskesmas Kecamatan
ah
Singkawang Tengah yakni dr. Lulu Nonaria dengan Nomor 400.10/005/TU yang
lik
dikeluarkan pada tanggal 04 Januari 2012 perihal “untuk melakukan pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien yang berkunjung di Poli Mata
am
ub
Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah selama jam kerja/dinas” dan surat
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter Pusekesmas Kecamatan
ep
Singkawang Tengah dr. Barita P Ompusunggu, MKM., Nomor 400.10/398/TU
k
yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 perihal “untuk melakukan pelayanan
ah
si
kesehatan dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas selama jam
kerja/dinas” dimana Terdakwa tidak ada melakukaan koordinasi atau konsultasi
ne
ng
do
gu
lik
kornea yang dalam Standart Kompetensi Dokter Indonesia yang diatur pada
panduan praktik klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer 2014,
m
ub
kompetensi Dokter Umum untuk menangani kasus benda asing di kornea adalah
Tingkat Kemampuan 2 yang mana dijelaskan bahwa lulusan Dokter dapat
ka
yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan lulusan Dokter juga
ah
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang dilimpahkan oleh
R
Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang.
si
Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
ne
ng
pada Pasal 77 Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
Mahkamah Agung tersebut;
do
gu Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Singkawang tanggal 30 Maret 2017 sebagai berikut:
In
A
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., secara
sah dan meyakinkan telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana
ah
lik
pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda
am
ub
registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik”
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Kesatu Pasal 78
ep
Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
k
si
(enam) bulan dengan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan
dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan.
ne
ng
do
gu
tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah) atas kerugian inmateril
dan kerugian materil dari pengobatan lebih lanjut yang telah dilakukan oleh
saksi korban Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah yang penghitungan
In
A
lik
ub
2015;
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.
R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;
si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah
ne
ng
Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang Pembagian Tugas
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;
do
gu - 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding
In
A
barang bukti yang telah hilang);
- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;
ah
lik
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
am
ub
- 1 (satu) buah perban kasa;
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata
ep
Upt Puskesmas Singkawang Tengah I;
k
si
Apriyanto, SKM., MPH., selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang
Tengah Kota Singakwang atau saksi Sri Supriatin, A.Md. Kep., alias
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- 1 (satu) bundel Rekam Medik/Kartu Rawat Jalan Pasien An. YENNY
R
HESTIATY;
si
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari Puskesmas
ne
ng
Singkawang Tengah;
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata Puskesmas
Singkawang Tengah;
do
gu Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.
5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar
In
A
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Singkawang Nomor
ah
lik
sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, A.Md. RO., A.Md. Kep., S.KM.,
am
ub
tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau cara lain
ep
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-
k
olah yang bersangkutan adalah Dokter yang telah memiliki surat tanda
ah
si
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun dan 8 (delapan) bulan;
ne
ng
do
gu
lik
ub
2015;
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.
R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;
si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah
ne
ng
Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang Pembagian Tugas
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;
do
gu - 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding
In
A
barang bukti yang telah hilang);
- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;
ah
lik
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
am
ub
- 1 (satu) buah perban kasa;
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata Upt
ep
Puskesmas Singkawang Tengah I;
k
yang dalam hal ini diwakilkan oleh saksi R. Hendri Apriyanto, SKM., MPH .,
R
si
selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singakwang;
- 1 (satu) lembar Surat ijin Registrasi Perawat Nomor 20 01 5 1 1 12 –
ne
ng
do
gu
lik
ub
HESTIATY;
es
ng
Singkawang Tengah;
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata puskesmas
R
Singkawang Tengah;
si
Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.
ne
ng
7. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Kalimatan Barat Nomor
do
gu 50/PID.SUS/2017/PT KALBAR., tanggal 07 Juli 2017 yang amar lengkapnya
sebagai berikut:
In
A
- Menerima permohonan banding dari Penuntut Umum dan Penasihat
Hukum Terdakwa;
ah
lik
2017 Nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw, sehingga amarnya berbunyi sebagai
berikut:
am
ub
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, AMd.RO., AMd.Kep., SKM.,
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
ep
pidana “Menggunakan alat, metode atau cara lain memberikan pelayanan
k
si
Dokter” sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan
ne
ng
do
gu
Terdakwa yakni sebesar Rp22.577.974,00 (dua puluh dua juta lima ratus
tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah);
ah
lik
ub
Oktober 2015;
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.
R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;
si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang
ne
ng
Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang
Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf
Puskesmas Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan
do
gu penunjangan;
- 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;
In
A
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding
barang bukti yang telah hilang);
ah
lik
- 1 (satu) buah salep Cloframphenocol;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
am
ub
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
- 1 (satu) buah perban kasa;
ep
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata
k
si
yang dalam hal ini diwakilkan oleh saksi R. Hendri Apriyanto, SKM., MPH.,
selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singakwang;
ne
ng
do
gu
lik
ub
YENNY HESTIATY;
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari
R
Puskesmas Singkawang Tengah;
si
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata puskesmas
ne
ng
Singkawang Tengah;
Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.
- Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
do
gu - Membebankan biaya perkara pada Terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan, sedangkan di tingkat banding sebesar Rp5.000,00 (lima ribu
In
A
rupiah);
Mengingat akan akta tentang Permohonan Kasasi Nomor 6/Akta
ah
lik
Pengadilan Negeri Singkawang yang menerangkan, bahwa pada tanggal 25 Juli
2017 Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan
am
ub
Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tersebut;
Mengingat akan akta tentang Permohonan Kasasi Nomor 6/Akta
ep
Pid/2017/PN Skw., Jo. Nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw., yang dibuat oleh Panitera
k
si
putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tersebut;
Memperhatikan Memori Kasasi tanggal 07 Agustus 2017 dari Penuntut
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2017 dan Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada
R
tanggal 26 Juli 2017 serta Memori Kasasinya telah diterima di Kepaniteraan
si
Pengadilan Negeri Singkawang pada tanggal 09 Agustus 2017 dengan demikian
ne
ng
permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;
do
gu Menimbang, bahwa alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:
In
A
Bahwa mencermati putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat
sebagaimana tersebut di atas, kekeliruan dan kesalahan Pengadilan Tinggi
ah
lik
1. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat yang telah
menjatuhkan putusan yang amarnya sebagaimana telah disebutkan di atas,
am
ub
dalam memeriksa dan mengadili perkara dimaksud, telah menerapkan
hukum tapi tidak sebagaimana mestinya mengenai besaran nilai
ep
penggantian kerugian atau restitusi yang dibebankan kepada Terdakwa,
k
si
kami selaku Penuntut Umum berkesimpulan bahwa putusan tersebut sama
dengan pertimbangan dan putusan dari Judex Facti (Majelis Hakim pada
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
persidangan yakni dari keterangan Ahli dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M.,
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
M.Kes., (selaku Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R
Soedarso di Pontianak yang membuat Surat Visum Et Repertum Nomor
si
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015) dijelaskan bahwa
ne
ng
“tanda putih yang ada di kornea mata saksi Yenny Hestiaty tidak bisa
hilang dan dapat disembuhkan dengan cara Transpalansi Kornea Mata
(sebagaimana termuat dalam putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
do
gu Singkawang halaman 37)” sehingga jelaslah berdasarkan fakta yang
terungkap di persidangan tersebut bahwasannya sudah ada rekomendasi
In
A
Dokter untuk dilakukannya cangkok mata terhadap saksi korban Yenny
Hestiaty.
ah
lik
Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan dengan Nomor Register Perkara
PDM-02/III/SKW/02/2017 tanggal 30 Maret 2017 adalah berdasarkan surat
am
ub
LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) Nomor R-237/3.1/LPSK/03/
2017 tanggal 23 Maret 2017 perihal Permohonan Restitusi yang ditujukan
ep
kepada Ketua Pengadilan Negeri Singkawang Up. Majelis Hakim Perkara
k
si
alias Yeni bin Mahmud Hanifah di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sudah seharusnya
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat
R
ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 Ayat (2)” yang mana
si
unsur pasal tersebut adalah bersifat alternatif yang tidak perlu dibuktikan
ne
ng
seluruhnya namun dibuktikan sesuai fakta hukum yang terungkap di
persidangan.
Perlu dijelaskan kembali dan bukan berarti untuk mengulang dari
do
gu tuntutan sebagaimana dimaksudkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Kalimantan Barat, bahwa sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan
In
A
sebelumnya pada tingkat pertama baik dari keterangan saksi-saksi,
keterangan ahli-ahli, surat, petunjuk maupun keterangan Terdakwa sendiri
ah
lik
berdasarkan keterangan saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud
Hanipah yang diperkuat dengan keterangan saksi Efdi dan saksi Herna Nelly
am
ub
menerangkan bahwa berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015
sekitar pagi hari disaat saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud
ep
Hanipah (pasien) bangun dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur
k
si
Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota
Singkawang untuk memeriksa mata sebelah kiri saksi korban yang terasa
ne
ng
do
gu
Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian Poly Mata yang bertugas
ah
lik
ub
dilihat dan disaksikan oleh Perawat lainnya yang barada di Poly Mata yakni
ep
saksi Sri Supriatin dimana menerangkan saksi korban datang dalam kondisi
ah
masih bisa melihat dan tidak dalam keadaan emergency yang dapat
R
menimbulkan kematian atau kebutaan pada mata saksi korban yang harus
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang) berdasarkan Surat
R
Penunjukkan Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014 sebagai koordinator
si
kesehatan indra mata dan sebagaiman Tupoksi Terdakwa di Poly Mata
ne
ng
Puskesmas Singkawang Tengah yang dikeluarkan pada tahun 2012 dan
sesuai dengan SK (Surat Keputusan) Walikota Singakwang yang dikerluarkan
pada tahun 2015 sebagai RO atau Refraksi Optisen Penyelia yang
do
gu berhubungan dengan visus mata atau ketajaman mata dalam hubungannya
dengan pembuatan lenca kaca mata dimana Terdakwa telah mendapat surat
In
A
pelimpahan wewenang dari Dokter puskesmas yakni dr. Lulu Nonaria yang
sudah pindah tugas saat tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa untuk
ah
lik
Bahwa Terdakwa tidak menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban
mengenai pelimpahan wewenang yang dimiliki oleh Terdakwa dan tidak
am
ub
menjelaskan mengenai alat, metode atau cara saat melakukan tindakan
dimana saksi korban sebelumnya tidak mengenal langsung dengan Terdakwa
ep
dan hal itu diperkuat dengan keterangan saksi Efdi yang menerangkan dan
k
diketahui sebelumnya bahwa yang penjadi Perawat mata atau mantri mata
ah
yang dikenal adalah bapak Juraimi sehingga saksi korban tidak mengetahui
R
si
siapa sebenarnya Terdakwa karena Terdakwa tidak menjelaskan apakah dia
sebagai Perawat atau Dokter yang ditugaskan di Poly Mata Puskesmas hal ini
ne
ng
juga diperkuat bahwa saksi korban tidak pernah bertemu dan komonikasi
langsung sebelumnya dengan Terdakwa sebelum tindakan yang dilakukan
do
gu
oleh Terdakwa, lalu saksi korban diminta untuk duduk dikursi Perawatan
khusus mata dan dilakukan observasi dimana Terdakwa mengatakan ada
benda asing pada bagian bola mata atau puncak kornea saksi korban
In
A
lik
ub
baik itu bisa dengan menggunakan jarum lembut/halus seperti lidi tapi tidak
keras namun lentur seperti berwarna coklat, pinset atau dengan
ka
mata saksi korban dengan menggunakan air, mengambil benda asing yang
ah
ada dikornea mata saksi korban dengan cara menggeser alat yang digunakan
R
Terdakwa tersebut atau disapukan ke bola mata kiri saksi korban tanpa
es
didahului dengan mendapat tanda tangan atau cap jari persetujuan tindakan
M
ng
medis dari saksi korban (Inform Consent Pasien) lalu Terdakwa memberikan
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
salep mata kepada saksi korban dimana saksi korban merasa sakit dan
R
sempat menanyakannya namun Terdakwa menjawab bahwa itu adalah reaksi
si
dari obat yang telah diberikan, bahwa tindakan Terdakwa mengambil benda
ne
ng
asing tersebut dengan menggunakan jarum sejalan dengan keterangan saksi
Dokter mata dr. Edy Eriston Lubis, SP.M., MS.c., yang menerangkan
mengambil benda asing dimata bisa dengan menggunakan jarum halus,
do
gu pinset atau cutton bud dan hal tersebut diperkuat dengan keterangan ahli
yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., yang menerangkan bahwa
In
A
benda asing di mata saksi korban sudah masuk pada bagian dalam lapisan
epitel sehingga harus dikeluarkan dengan menggunkan jarum halus atau
ah
pinset sedangkan dengan menggunakan cutton bud bisa juga dilakukan pada
lik
benda asing yang masih berada pada lapisan luar, kemudian Terdakwa dan
atau saksi Fitriani memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah
am
ub
diambil tersebut tetapi tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata
saksi korban masih terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi
ep
korban resep obat untuk diambil di bagian obat Puskesmas padahal
k
si
kaca mata dan membuat kaca mata bukan untuk melakukan tindakan medis
selain itu untuk membuat resep obat untuk pasien mata harus atau oleh
ne
ng
do
gu
mata pasien.
Bahwa pasca pengobatan, mata saksi korban tindak kunjung sembuh
ah
lik
melainkan mata saksi korban terasa perih seperti ditusuk-tusuk dan hal
tersebut diketahui oleh saksi Efdi yang menyarankan untuk menanyakan
m
ub
tindakan medis di mata sebelah kiri saksi korban dan hal tersebut diketahui
R
oleh saksi Fitriana yang dapat dibuktikan dari kartu rawat jalan seperti yang
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
oleh Terdakwa dipersidangan, yang sebagaimana keterangan saksi korban
R
bahwa tindakan medis tersebut dilakukan dikarenakan menurut Terdakwa
si
masih ada sisa serpihan benda asing pada mata sebelah kiri korban
ne
ng
selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan benda asing pada mata
sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud (pembersih telinga) lalu
memberikan saksi korban resep obat. Pada malam harinya mata saksi korban
do
gu tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau pedih terutama bila
terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti nanah bergumpal di
In
A
bola mata dan hal tersebut diketahui dan dilihat langsung oleh saksi Herna
Nelly seorang Perawat dan bekerja di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang dan
ah
merupakan kakak dari saksi korban yang datang ke rumah saksi korban dan
lik
menyarankan saksi korban untuk diobati oleh ahli mata karena mata saksi
korban sudah mengalami infeksi berat.
am
ub
Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus 2015 saksi korban
kembali datang ke Puseksmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
ep
Singkawang bersama saksi Herna Nelly untuk menemui Terdakwa dan
k
Terdakwa lalu menyuruh atau merujuk saksi korban untuk berobat ke Rumah
ah
si
rujukan secara umum. Bahwa dari hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata
Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang yakni dr. Edy
ne
ng
do
gu
atau terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan infeksi
berat atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan)
In
A
lik
ada di mata menjadi hilang dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai
berkurang bengkak atau infeksinya namun mata saksi korban belum dapat
m
ub
kembali normal yang selama saksi korban berobat jalan di Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang, saksi korban meminta untuk
ka
Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso di
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mata pada rumah sakit umum daerah dr. Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal
R
Saad, SP.M., M.Kes., menerangkan mata saksi korban mengalami cacat dan
si
dapat diobati dengan cara transpalasi atau cangkok kornea mata hal ini
ne
ng
didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., bahwa
tampak jelas luka di kornea bagian central seluas kurang lebih 2-3 mm yang
sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu stroma kornea yang
do
gu sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau jaringan parut yang
bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat disebabkan karena
In
A
trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat pelepasan benda
asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya cacat
ah
lik
penetrasi atau semakin dalam benda asing tersebut masuk kelapisan kornea
mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
am
ub
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.
ep
Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M. Kes
k
Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang
R
si
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.
ne
ng
do
gu
lik
ub
Kecamatan Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tengah yang baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas
R
Tambahan Bagi Staf Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Dalam
si
Kegiatan Pelayanan dan Penunjang dan berdasarkan Surat Keputusan
ne
ng
Walikota Singkawang Nomor 824/16/MUTASI-A tahun 2015 tanggal 28
September 2015 tentang Penempatan Tenaga Medis, Paramedis Dan
Fungsional Umum pada Pusat Kesehatan Masyarakat Dilingkungan
do
gu Pemerintah Kota Singkawang, bahwa Terdakwa memiliki gelar A.Md.RO (Ahli
Madya Refraksi Optisen) yang memiliki kemampuan sebagai tenaga
In
A
kesehatan yang bersifat teknis dalam melakukan pemeriksaan mata dasar
dan pengobatan terhadap pasien dalam hubungannya dengan pembuatan
ah
kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa telah melakukan tindakan medis
lik
dengan mengambil diduga adanya benda asing di kornea mata sebelah kiri
saksi korban melampaui atau tidak sesuai dengan SOP dan Algoritma Klinik
am
ub
yang berlaku pada Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
dan telah melampaui atau tidak sesuai dengan surat pelimpahan wewenang
ep
yang diberikan oleh Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah yakni
k
si
dan pengobatan mata pada pasien yang berkunjung di Poly Mata Puskesmas
Kecamatan Singkawang Tengah selama jam kerja/dinas” dan surat
ne
ng
do
gu
lik
ub
tersebut terhadap saksi korban terlebih dr. Lulu Nonaria sudah pindah tugas
dari Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah saat tindakan medis yang
ka
ng
dr. Lulu Nonaria pindah dan baru memberi pelimpahan wewenang setelah
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tindakan medis yang dilakukan Terdakwa terhadap saksi korban dan hal
R
tersebut dikuatkan sebagaimana penjelasan ahli dr. Husin Basir, M.Sc.,
si
M.Kes., selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Singkawang yang
ne
ng
menjelaskan bahwa kasus yang dialami saksi korban adalah kasus dengan
diagnosis adanya benda asing di kornea yang dalam Standart Kompetensi
Dokter Indonesia yang diatur pada panduan praktik klinis bagi Dokter di
do
gu Fasilitas Kesehatan Primer 2014, kompetensi Dokter Umum untuk menangani
kasus benda asing di kornea adalah Tingkat Kemampuan 2 yang mana
In
A
dijelaskan bahwa lulusan Dokter dapat membuat diagnosis klinik terhadap
penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi
ah
lik
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan, sehingga kewenangan yang
dilimpahkan kepada Terdakwa seharusnya juga hanya mendiagnosis dan
am
ub
membuat rujukan ke Dokter Spesialis Mata hal ini dengan demikian tindakan
yang dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang dilimpahkan
ep
oleh Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang dan hal ini sejalan
k
dengan penjelasan Pasal 32 Ayat (4) dan Ayat (5) Undang-Undang RI Nomor
ah
si
tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara deligatif antara lain adalah
menyuntik, memasang infus dan memberikan imunisasi dasar sesuai dengan
ne
ng
do
gu
ini kepada saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah.
Bahwa mengenai pelimpahan wewenang tersebut juga dijelaskan oleh ahli
ah
lik
ub
2004 Tentang Praktik Kedokteran dengan mengacu pada pendapat ahli dari
ah
kesehatan maupun dari ahli penyakit saksi korban yakni Dokter Spesialis
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa atas perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut mata
R
saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah sampai
si
sekarang masih terasa sakit dan kadang-kadang diberikan obat tetes mata
ne
ng
sehingga menghambat dalam bekerja untuk mencari pencaharian sehari-hari
sebagai penjahit dan akibat perbuatan Terdakwa, saksi korban Yenny Hestiaty
alias Yeny bin Mahmud Hanipah mengalami kerugian inmateril dan kerugian
do
gu materil karena saksi melakukan pengobatan selanjutnya untuk penyembuhan
mata saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah hal ini
In
A
sebagaimana laporan kerugian atau permohonan restitusi dari Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yakni dengan total kerugian ±
ah
sebesar Rp302.577.974,00 (tiga ratus dua juta lima ratus tujuh puluh tujuh
lik
ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah).
Bahwa dari kronologis singkat tersebut di atas, secara yuridis telah ditemukan
am
ub
fakta hukum sebagai berikut:
Bahwa dapat kami jelaskan dari seluruh keterangan yang diberikan oleh
ep
saksi dan ahli tersebut di atas, telah menunjukan bahwa Terdakwa adalah
k
pelaku dalam tindak pidana Praktik Kedokteran, hal ini dapat kita lihat dari
ah
keterangan para saksi dan ahli tersebut di atas yang telah disumpah dan
R
si
diberikan pada persidangan tingkat pertama yang keterangannya juga
termuat didalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) saksi yang terlampir di
ne
ng
do
gu
lik
ub
saksi korban dan keluarga juga telah meengalami kerugian materil untuk
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mendapatkan pengobatan lebih intensif dengan melakukan rawat inap
R
untuk pemulihan mata saksi korban supaya tidak terjadi kebutaan
si
walaupun akhirnya mata saksi korban tetap mengalami cacat permanan
ne
ng
dan diarasakan sampai sekarang oleh saksi korban.
Bahwa dalam Pasal 185 ayat (1) KUHAP menyatakan:
“Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di
do
gu sidang pengadilan”
Bahwa dalam Pasal 185 Ayat (4) KUHAP menyatakan:
In
A
“Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu
kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang
ah
sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang
lik
lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu
kejadian atau keadaan tertentu.”
am
ub
Bahwa apabila kita mencermati ketentuan Pasal 185 Ayat (1) dan Ayat (4)
KUHAP tersebut, artinya keterangan yang telah diberikan oleh para saksi
ep
mempunyai nilai pembuktian yang sempurna yang sah menurut ketentuan
k
si
adanya perbuatan pidana dari Terdakwa terhadap saksi korban.
Demikian halnya juga dalam artiannya dengan keterangan para ahli
ne
ng
do
gu
lik
ub
Ketentuan Pasal 189 Ayat (3) KUHAP ini mengandung arti bahwa apapun
yang Terdakwa terangkan dalam persidangan, baik berupa pembenaran
ka
Terdakwa sendiri.
ah
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sesuai ketentuan undang-undang. Bahwa sesuai fakta, dalam hal memeriksa
R
dan mengadili perkara dimaksud, Majelis Hakim Pengadilan Negeri
si
Singkawang dan Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tidak
ne
ng
mengutamakan dalam menerapkan hukum pembuktian dengan
memperhatikan secara seksama adanya kekuatan pembuktian dan alat bukti
yang diperoleh di persidangan di pengadilan. Fakta yuridis ini dapat terlihat
do
gu dari hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa dalam pertimbangan putusannya, Mejalis Hakim
In
A
Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat pada tingkat banding sependapat
dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang pada tingkat
ah
lik
para saksi terutama keterangan dari saksi Yenny Hestiaty alias Yeny bin
Mahmud Hanipah yang merupakan korban dari perbuatan yang telah
am
ub
dilakukan oleh Terdakwa yang telah secara nyata mengalami penderitaan
karena telah mengalami infeksi dan cacat permanen pada mata saksi
ep
korban sehingga menggangu penglihatan dari saksi korban dan
k
si
keterangan dari saksi korban tersebut juga diperkuat dari keterangan saksi-
saksi lainnya maupun keterangan ahli yang telah memberikan
ne
ng
do
gu
lik
Terdakwa sebesar Rp22.577.974,00 (dua puluh dua juta lima ratus tujuh
puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah).
m
ub
Bahwa hal ini berkaitan dengan Pasal 158 KUHAP yang berbunyi:
“Hakim dilarang menunjukkan sikap atau mengeluarkan pernyataan di
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
cara lain memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan
R
kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang
si
telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter
ne
ng
Gigi atau surat ijin praktik” sebagaimana yang terurai dalam dakwaan Kesatu
melanggar ketentuan Pasal 78 Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran.
do
gu Akan tetapi Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat menjatuhkan
putusan terhadap Terdakwa yang lebih rendah dari putusan Majelis Hakim
In
A
Pengadilan Negeri Singkawang pada tingkat pertama hanya didasarkan pada
alasan atau perihal yang meringankan Terdakwa (omstanding heid) hanya
ah
lik
persidangan.
Bahwa mengenai alasan bahwa Terdakwa belum pernah dihukum adalah
am
ub
dapat dibenarkan dan terhadap alasan tersebut juga kami sertakan dalam
pertimbangan kami selaku Penuntut Umum sebelum menjatuhkan tuntutan
ep
pidana terhadap Terdakwa namun bila dicermati kembali atau mundur ke
k
si
Terdakwa tidak mengaku akan kesalahannya sebagaimana yang didakwakan
Penuntut Umum kepadanya sehingga menurut kami Terdakwa tidak termasuk
ne
ng
do
gu
ahli yang telah dihadirkan di persidangan dikaitkan dengan barang bukti dan
peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan perbuatan yang
ah
lik
ub
Bahwa dari semua uraian tersebut di atas, kami menilai penjatuhan hukuman
ep
yang telah Terdakwa lakukan kepada saksi korban sesuai ketentuan perundang-
R
undangan.
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
berujung pada hukuman pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam)
R
bulan kepada Terdakwa dari dakwaan Penuntut Umum sehingga atas alasan-
si
alasan sebagimana point 1, 2 dan 3 di atas, kami menilainya adalah kurang
ne
ng
tepat dan kurang mencerminkan rasa keadilan didalam masyarakat.
Bahwa dalam SEMA Nomor 03 Tahun 1979 dinyatakan bahwa putusan-putusan
PN/PT yang tidak disertai dengan pertimbangan-pertimbangan yang dikehendaki
do
gu oleh Undang-undang Pasal 23 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970
tidak atau kurang adanya pertimbangan/alasan-alasan, ataupun alasan kurang
In
A
jelas, sukar dimengerti atau bertentangan satu sama lain, dapat menimbulkan
suatu kelalaian dalam acara (Vormverzuim) oleh karena itu dapat menimbulkan
ah
lik
Menimbang, bahwa karena ketentuan-ketentuan yang menjadi alasan Kasasi
telah diuraikan sebagaimana ketentuan Pasal 253 Ayat (1) KUHAP, maka
am
ub
keberatan Kasasi Penuntut Umum kiranya dinyatakan dapat dipertimbangkan.
Menimbang, bahwa alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
ep
Kasasi II/Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut:
k
si
diajukan Pemohon Kasasi dalam nota pembelaan yang telah
disampaikan pada tanggal 20 April 2017dan memori banding.
ne
ng
do
gu
lik
ub
oleh dr. Lulu Nonaria, dan yang diketahui plt. Kepala Puskesmas Kecamatan
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Puskesmas dan limpahan wewenang yang diberikan berdasarkan peraturan
R
perundang-undang bidang Tenaga Kesehatan.
si
Bahwa Pasal 33 Ayat (3) Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
ne
ng
Puskesmas dikatakan Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan di Puskesmas. Artinya, Terdakwa bekerja mempunyai Atasan
Langsung dan berada dibawah pengawasan Kepala institusinya.
do
gu Dalam pengaturan tata kerjanya, Perawat bekerja di bawah payung
hukum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Keperawatan (lex
In
A
specialis).
Dalam praktik keperawatan, fungsi Perawat diantaranya yakni,
ah
lik
be within nursing’s scope of diagnoses and treatment. Dalam fungsi ini
tindakan Perawat tidak membutuhkan perintah Dokter, kedua, fungsi
am
ub
interdependen adalah carried out in conjunction with other health team
members. Tindakan Perawat yang berdasarkan pada kerja sama dengan tim
ep
keperawatan atau tim kesehatan. Kewenangan yang dimiliki dalam
k
si
Di sini, Perawat bertindak membantu Dokter dalam memberikan pelayanan
medik, memberikan pelayanan pengobatan, dan tindakan khusus yang
ne
ng
do
gu
Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa tanggung jawab utama tetap
pada Dokter yang memberikan tugas. Sedangkan Perawat mempunyai
ah
lik
ub
khusus gawat darurat, Perawat pasien gangguan jiwa, Perawat bedah, dan
es
seterusnya.
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dalam peran terapeutik maka berlaku extended role doctrine (doktrin
R
perpanjangan tangan Dokter). Dimana Tanpa delegasi atau pelimpahan,
si
Perawat tidak diperbolehkan mengambil inisiatif sendiri.
ne
ng
Penasihat Hukum Terdakwa keberatan terhadap hukuman yang
dijatuhkan Judex Facti Singkawang terhadap Terdakwa sangat tidak tepat
bahkan keliru sehingga menimbulkan rasa ketidak-adilan bagi Terdakwa
do
gu (Pasal 67 KUHAP).
Bahwa Perawat merupakan aspek penting dalam pembangunan
In
A
kesehatan, Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Bahkan
ah
lik
jenis tenaga kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu
berhubungan langsung dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam
am
ub
menjalankan tugas tak jarang Perawat bersinggungan dengan masalah
hukum.
ep
Bahkan profesi Perawat sangat rentan dengan kasus hukum seperti
k
si
kesehatan yang pasif.
Dalam ruang lingkup modern dan pandangan baru itu, selain adanya
ne
ng
do
gu
malpraktik medik (yang dilakukan oleh Dokter) dan mal praktik (yang
dilakukan oleh Perawat).
ah
lik
ub
diputuskan itu sudah terang dan sangat jelasdiatur kepada siapa Pasal 78
ep
Pasal 78:
es
“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara-
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau
R
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda
si
registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam
ne
ng
Pasal 73 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)“
Sedangkan sebagaimana bunyi Pasal 73, selengkapnya berbunyi:
do
gu 1).Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain
yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan
In
A
adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
dan/ atau surat izin praktik.
ah
2).Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam
lik
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan
seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah
am
ub
memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
3).Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
ep
berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh
k
peraturan perundang-undangan.
ah
si
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran MENGECUALIKAN
terhadap Tenaga Kesehatan, karena menyebutkan hubungan antar pasal
ne
ng
pun harus menjadi perhatikan agar penerapan pasal itu akan jelas dan
memang tepat.
do
gu
lik
ub
pendapat saksi Ahli Hukum Pidana, Dr. Syarif Hasim Azizurahman, S.H.,
ep
M.Hum., frase “setiap orang” kita juga pahami itu biasa dan umum saja
ah
Akan tetapi juga harus kita ingat bahwa unsur setiap orang tidak boleh
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dipukul rata karena ada pengecualian-pengecualian tertentu dalam
R
penerapan (pasal) hukumnya.
si
Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Agung
ne
ng
Bahwa pada peraturan pasal yang didakwakan dan dituntutkan serta
diputuskan itu sudah terang dan sangat jelas telah diatur kepada siapa Pasal
78 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 yang diterapkan, itu terjadi
do
gu kesalahan dalam penerapan hukumnya.
Bahwa terhadap Terdakwa, diputus telah terbukti secara sah dan
In
A
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang berbunyi sebagai
berikut:
ah
lik
Kedokteran
“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara-
am
ub
cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau
ep
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat
k
tanda registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud
ah
dalam Pasal 73 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
R
si
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) “
ne
ng
do
gu
2).Setiap orang dilarang menggunakan alat, netode atau cara lain dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan
ah
lik
ub
3).Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh
ka
peraturan perundang-undangan.
ep
Kesehatan.
es
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau
R
surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik (Pasal 78 Undang-
si
undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran) adalah
ne
ng
orang umum yang bersikap dan berbuat dan menimbulkan kesan seolah-olah
yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi (seperti: Dokter
gadungan).
do
gu Jadi bukanlah untuk Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud oleh
Pasal 78 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
In
A
itu, dimana Terdakwa Suharto, A.Md., RO., AMd.Kep., SKM., yang disebut
Tenaga Kesehatan Keperawatan.
ah
lik
ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, kecuali dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
am
ub
Keperawatan dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, menyebutkan berturut, mendefinisikan:
ep
I.Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
k
Keperawatan, menyebutkan :
ah
si
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
ne
ng
do
gu
lik
d. tenaga kebidanan;
e. tenaga kefarmasian;
m
ub
h. tenaga gizi;
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
(2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis
R
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri atas Dokter,
si
Dokter Gigi, Dokter spesialis, dan Dokter Gigi spesialis.
ne
ng
II. Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, menyebutkan :
(6).Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
do
gu bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
In
A
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Jadi pengertian Tenaga Kesehatan (Perawat) sebagaimana
dimaksud Pasal 78 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 itu
ah
lik
dikecualikan tegas dengan Pasal 73 Ayat (3) Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, itu sendiri.
am
ub
Memang, sekilas mudah menunjuk orangnya (Terdakwa) tetapi itu
lebih kepada penentuan subjektif dan yang bilamana kita dihadapkan pada
mengklasifikasi pada peran tugas dan pelimpahan wewenang yang
ep
k
si
dan sesuai dengan asas perundang-undangan dan asas-asas hukum
yang dianut dan berlaku.
ne
ng
do
Kedokteran tidak mengatur tentang apa yang dimaksud dengan setiap orngg
gu
dalam unsur ini. Menurut saksi Ahli Hukum Pidana, Dr. Syarif Hasim
Azizurahman, S.H., M.Hum., frase “setiap orang” yang dirumuskan dalam
In
A
lik
yang dengan sengaja dan disadari oleh yang melakukan perbuatan atau
tindakan dalam hal kesehatan …..” isi putusan halaman 69.
Bahwa dengan pendapat ahli tersebut di atas, menurut Majelis Hakim
m
ub
unsur “setiap orang” dalam pasal ini mencakup semua orang tidak terbatas
ka
es
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Pasal 78 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
R
Kedokteran.
si
Asas peraturan perundang-undangan,
ne
ng
Bahwa asas-asas peraturan perundang-undangan yang kita kenal
diantaranya asas lex specialis derogat legi generalis adalah salah satu
asas hukum, yang mengandung makna bahwa aturan hukum yang khusus
do
gu akan mengesampingkan aturan hukum yang umum. Dan asas Lex specialis
derogat legi generali adalah asas yang berlaku dalam penafsiran hukum.
In
A
Dimana asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis merupakan
pengetahuan hukum yang melihat persoalan hukum dalam berbagai
ah
lik
bukunya yang berjudul Hukum Positif Indonesia (hal. 56) ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam asas lex specialis derogat legi
am
ub
generalis, yaitu:
1. Ketentuan-ketentuan yang didapati dalam aturan hukum umum
ep
tetap berlaku, kecuali yang diatur khusus dalam aturan hukum khusus
k
tersebut;
ah
si
ketentuan-ketentuan lex generalis (undang-undang dengan undang-
undang);
ne
ng
do
gu
lik
“Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur
pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah
m
ub
yang diterapkan.”
Jadi menurut kami Penasihat Hukum, dimana Terdakwa adalah seorang
ka
penerapan hukum.
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Dalam pertimbangannya pada halaman 55 putusan, Judex Facti untuk
R
membuktikan unsur DENGAN SENGAJA menggunakan alat, metode, atau
si
cara lain yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
ne
ng
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda
registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam
do
gu Pasal 73 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran.
In
A
Dasar menimbang, bahwa unsur ini bersifat alternatif sehingga tidak
harus keseluruhan dalam unsur alternatif ini terpenuhi, cukup apabila salah
ah
lik
Bahwa Judex Facti dalam amar putusannya, menimbang kesengajaan
sangat berhubungan dengan sikap bathin yang untuk membuktikannya cukup
am
ub
dinilai dari sikap bathin tersebut dalam tindakan atau perbuatan pelaku tindak
pidana;
ep
Bahwa dikatakan lebih lanjut, kesengajaan mengandung elemen
k
(willens en weten vevoorzaken van een gevollg) yang harus ditafsirkan secara
R
si
luas. Artinya pelaku menginsyafi perbuatannya bukan berarti pelaku harus
benar-benar tahu secara pasti perbuatannya tersebut dilarang peraturan
ne
ng
do
gu
umum;
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri, dalam dalam amar putusan
pada bagian menimbang di halaman 55-56 putusan perkara a quo
In
A
lik
ub
1. Kesengajaan.
es
ng
3. Dapat dipertanggungjawabkan.
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ketiganya merupakan unsur subyektif syarat pemidanaan dan mengenai
R
masalah kesengajaan.
si
Memang kesengajaan dalam hukum pidana, adalah merupakan bagian
ne
ng
dari kesalahan. Kesengajaan pelaku mempunyai hubungan kejiwaan yang
lebih erat terhadap suatu tindakan (yang terlarang) dibanding dengan
kealpaan (culpa).
do
gu Apa itu yang disebut dengan kesengajaan?
Bahwa KUHP kita juga tidak memberi definisi mengenai hal tersebut.
In
A
Dimana petunjuk untuk dapat mengetahui arti kesengajaan, dapat diambil dari
M.v.T. (Memorie van Toelichting), yaitu “Pidana pada umumnya hendaknya
ah
lik
dengan dikehendaki dan diketahui”.
Bahwa kesengajaan diartikan sebagai: “menghendaki dan
am
ub
mengetahui” (willens en wetens). Artinya, seseorang yang melakukan suatu
tindakan dengan sengaja, harus menghendaki serta menginsafi tindakan
ep
tersebut dan/atau akibatnya.
k
si
dengan sengaja menghendaki perbuatan itu dan disamping itu
mengetahui atau menyadari tentang apa yang dilakukan itu dan akibat
ne
ng
do
gu
lik
ub
tepat, ditempatkan di bagian Poli mata itu cukup dan sangat beralasan,
dimana setiap ganti pimpinan di PUSKESMAS tersebut, dimana sudah
ka
Terdakwa memiliki:
ep
1. Surat Ijin Kerja (SIK) Perawat, (bukti T-2 dalam memori banding)
ah
S.KM.
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat, [bukti T-3 dalam memori
R
banding]
si
Nomor 20 01 5 1 1 12-0562503, tertanggal 05 Januari 2013, yang
ne
ng
dikeluarkan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia an. Menteri Kesehatan
RI.
3. Surat Ijin Kerja (SIK) Refraksionis Optisien, [bukti T-4 dalam
do
gu memori banding]
Nomor 503/01/Yankes-A, tertanggal 2 Januari 2015 yang dikeluarkan Dinas
In
A
Kesehatan Pemerintah Kota Singkawang An. SUHARTO, A.Md.RO., S.KM.
4. Surat Tanda Registrasi (STR) Refraksionis Optisien, [bukti T-
ah
lik
Nomor 20 05 5 1 1 16-1177992, tertanggal 25 Mei 2016, yang dikeluarkan
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia an. Menteri Kesehatan RI.
am
ub
5. Surat Pelimpahan Wewenang, (bukti T-6 dalam memori banding)
Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012, diberikan oleh: dr. Lulu
ep
Nonaria, dan yang diketahui plt. Kepala Puskesmas Kecamatan
k
Singkawang Tengah.
ah
si
Terdakwa ditempat sesuai dengan kompetensinya dan juga sudah mendapat
pelimpahan wewenang dari seorang Dokter (dr. Lulu Nonaria) sebagaimana
ne
ng
do
gu
Sebagaimana juga pendapat Ahli dr. Husin Basir., M.Sc., M.Kes., pada
halaman 32 putusan perkara in casu, mengatakan: bahwa di dalam
Undang-Undang Keperawatan dan Undang-Undang Tenaga Kesehatan
In
A
lik
ub
tiga paket undang-undang di bidang kesehatan tak ada satu pasal pun
yang menyebutkan bahwa karena kelalaian seorang tenaga kesehatan
ka
pula pada:
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Selanjutnya, Pasal 51 Ayat (1) KUHPidana, mengatakan:
R
“Barang siapa yang melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah
si
jabatan yang diberikan oleh Penguasa yang berwenang tidak dipidana”.
ne
ng
Bahwa dalam kedua hal itu ada alasan pembenar, sehingga apa yang
dilakukan Terdakwa benar dan sudah semestinya, kiranya tidak memerlukan
penjelasan.
do
gu (Prof. Moeljatno, SH., Asas-asas Hukum pidana, hal.161)
Perintah Jabatan diterangkan dalam Pasal 51 Ayat (2) KUHPidana,
In
A
menyatakan:
“Perintah jabatan tanpa wewenang tidak menyebabkan hapusnya pidana,
ah
kecuali jika yang diperintah dengan itikad baik mengira bahwa perintah
lik
diberikan dengan wewenang, dan pelaksanaannya termasuk dalam
lingkungan pekerjaan”.
am
ub
Bahwa selanjutnya terhadap tindakan Standard Operating Prosedur
[SOP] pada peristiwa hukumnya yang terjadi adalah di tanggal 03 Agustus
ep
2015 sekitar pukul 09.30 WIBa Saksi Yenny Hestiaty datang ke Puskesmas
k
sendirian, untuk berobat dengan kondisi mata sebelah kirinya sudah agak
ah
merah yang juga ditutup dengan jari-jari tangan kirinya, selanjutnya dilakukan
R
si
anamnesa, menimbang dan mengukur tekanan darah pasien yang dilakukan
oleh saksi Sri Suprihatin, AM.d.Kep., di bagian poli mata. Selanjutnya, pasien
ne
ng
do
gu
lik
asing dalam mata pasien, (bahasa medis disebut Corpus Alieum) dan
Terdakwa menanyakan kepada pasien “mau dikeluarkan disini atau di
m
ub
rumah sakit ?”, pasien menjawab: “tidak ada orang yang antar, minta
disini saja”.
ka
cepat diambil benda asing dimatanya biar sembuh. Terdakwa pun dalam
R
pledooi (halaman 4) nya sudah terang menjelaskan pada saat itu pasien
es
ng
unit poli mata. Dalam ruangan itu hanya ada Terdakwa dan Pasien, dan logika
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sehat kita tergelitik, tidak mungkin Terdakwa memaksa, kalau itu secara lisan
R
pasien sudah mengatakan kata “Tidak”, dikarenakan kemauan lisan pasien
si
sendiri, jelas Terdakwa melakukan tindakan kesehatan karena niat baik
ne
ng
Terdakwa ingin pasiennya itu bisa sembuh. Dan itu sangat manusiawi sekali di
samping karena tuntutan tugas jelasnya.
Bahwa kenyataan ini benar, sesuai dengan pendapat Ahli dr. Husin
do
gu Basir., M.Sc., M.Kes., mengatakan bahwa Tenaga Kesehatan wajib meminta
persetujuan dari pasien maupun klien, apabila pasien tersebut setuju atau
In
A
membuat penolakan terhadap tindakan yang akan diambil dan hal tersebut
biasa disebut dengan inform Consent yang bisa dilakukan secara lisan
ah
lik
tersebut, pasien wajib diminta persetujuan secara tertulis (halaman 31
putusan dalam perkara ini);
am
ub
Jadi, cara kerja Terdakwa sejalan dengan pendapat Ahli sebagaimana
diuraikan di atas, yakni sudah mendapat persetujuan lisan dari pasien (saksi
ep
Yenny Hestiaty). Dan kami keberatan, atas bukti tertulis dalam pada halaman
k
si
Puskesmas Singkawang Tengah,....
Seharusnya, dalam blangko lembaran Persetujuan/Penolakan
ne
ng
Tindakan Medis, jadi tidak ada tanda garis miring (/) sebagai alternatif
pilihan. Dan kalimat tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam putusan perkara a
do
gu
Bahwa kami keberatan, Ahli dr. Husin Basir., M.Sc., M.Kes., dengan
memberi keterangan di halaman 34 putusan ini, namun berbeda bila kita
ah
lik
ub
3. Di Mata
ep
Buka mata pasien dan terangi mata pasien dengan lampu sorot
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bila benda asing agak besar maka ambil dengan pinset, kemudian
R
tutup mata pasien dengan kassa dan segera rujuk pasien ke rumah
si
sakit.
ne
ng
Sebagaimana yang dimaksud SOP pengambilan Corpus Alienum
adalah standar yang digunakan untuk pengambilan corpus alienum pada
pasien UGD (Unit Gawat Darurat) agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk
do
gu melakukan pelayanan yang dilakukan di UGD Puskesmas Pasar Singkawang.
Bukan dengan menggunaka jarum kecil seperti yang saksi korban sampaikan
In
A
dan dalam memori banding jaksa. Dan Terdakwa sudah sangat tahu yang
digunakan itu adalah pakai cotton but. Hal ini sudah ditolak mentah oleh
ah
lik
bahwa Saksi Korban sangat mengada-ngada tentang nama alat kesehatan.
Jadi standar operating prosedur itu sudah dilaksanakan oleh Terdakwa,
am
ub
sebagai sebuah pemikiran kalau kita bahwa perkiraan pasien di poli mata
Puskesmas Pasar Singkawang itu dalam 1 (satu) bulan bisa berobat sekira 50
ep
pasien s/d. 300 an pasien. Dan Terdakwa pun sudah bekerja di unit Poli Mata
k
si
sudah pasti Terdakwa sangat mengetahui jelas prosedurnya.
Bahwa selanjutnya, menyangkut tindakan pengobatan yang dilakukan
ne
ng
do
gu
lik
Dalam hal ini pembuat bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang.
2. Kesengajaan dengan sadar kepastian (opzet met
m
ub
voorwaardelijk-opzet).
R
Dalam hal ini keadaan tertentu yang semula mungkin terjadi kemudian
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa apa yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap pasien sikap niat
R
baik, di samping menjalankan tugas kedinasan, juga tidak berniat jahat
si
sedikitpun kepada pasien, termasuk saksi Yenny Hestiaty. Dan sangat jauh
ne
ng
sekali niat untuk berbuat jahat dengan sengaja, sedang peralatan kesehatan
di Poli Mata itu di Puskesmas memang sudah baku disediakan dan tidak perlu
dijelaskan.
do
gu Dengan demikian, jelas bahwa pertimbangan-pertimbangan Majelis
Hakim yang terlah kami sebutkan dan uraikan diatas dalam putusan
In
A
mengenai unsur “DENGAN SENGAJA” kami keberatan dikatakan telah
terbukti secara sah dan menyakinkan.
ah
lik
Bahwa menurut dr. Abdul Mun’im Idries, KeDokteran Forensik, hal.4,
1997., Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
am
ub
seorang Dokter tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang
mempunyai daya bukti dalam perkara pidana. Dan Visum et Repertum
ep
prosesnya dibuat harus sesuai dengan ketentuan peraturan, dan surat
k
permintaan Visum et Repertum hanya boleh dimintakan oleh pihak yang diberi
ah
wewenang sesuai dengan KUHAP, dalam hal ini pihak Penyidik (PP Nomor 27
R
si
Tahun 1983 Tentang pelaksanaan KUHAP).
Bahwa terhadap perkara yang dihadapi Terdakwa, sebagaimana kalau
ne
ng
kita baca di halaman 28 putusan perkara ini, keterangan Saksi dr. Edy
Ariston Lubis, Sp.M., MSc., specialis mata (Dokter RS. Bethesda Serukam,
do
gu
dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M., MSc., dan juga telah menjalani rawat jalan,
sebagaimana dikatakan saksi Efdi, bahwa berobat di RS. Bethesda Serukam
ah
lik
itu selama 5 (lima) bulan tetapi hasilnya menurut saksi dr. Edy Ariston Lubis
Sp.M., MSc., mata masih menyisakan sisa luka di bening mata.
m
ub
Lebih lanjut, Keterangan Ahli dr. Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., spesialis
mata mengatakan bahwa Ahli tidak dapat menyimpulkan apakah sikatrit
ka
saudari Yenny Hestiaty itu sendiri. Akibat dari Sikatrit yang dialami
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Bahwa ketika berada di RS. Sudarso Pontianak menurut Ahli dr.
R
Muhammad Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., yang membuat visum et repertum an.
si
Yenny Hestiaty (termuat bundle berkas permohonan Restitus LPSK-RI). Dan
ne
ng
seperti dijelaskan diatas diketahui tindakan medis itu sudah lebih dahulu dan
cukup lama ditangani saksi dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M., MSc., specialis mata,
Dokter RS. Bethesda Serukam, Kabupaten Bengkayang, selama 5 (bulan)
do
gu sebagaimana kesaksian Efdi Ibrahim di persidangan.
Bahwa rujukan di RS. Cicendo Bandung hasil pemeriksaan hanya perlu
In
A
kacamata silinder sesuai resep yang diberikan. Artinya, bila memakai
kacamata kembali akan dapat lebih jelas melihat, dan dalam jarak 3 (tiga)
ah
meter akan kabur melihat itu sudah pasti, kecuali saksi Yenny Hestiaty
lik
kembali memakai kacamata. Kondisi mata saksi Yenny Hestiaty seperti itu
mengalami gangguan tajam penglihatan dalam artian tidak terjadi kebutaan
am
ub
demikian pendapat dr. Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., spesialis mata RS.
Sudarso Pontianak.
ep
Bahwa terhadap permohonan Polres atas hasil Visum et Repertum
k
si
(selisih, didahului 7 hari).
Kesimpulannya, jadi dibuat dulu Visum et Repertum baru sekira 7
ne
ng
[tujuh] hari kemudian baru ada di mohon oleh Polres Singkawang, dan
tentang keabsahan proses Visum et Repertum kami serahkan kepada Yang
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mohon dapat kira memberi pertimbangan dan memutuskan terhadap
R
Gugatan Keperdataan Perbuatan Melawan Hukum dari permohonan
si
Restitusi diperiksa secara terpisah di Pengadilan Negeri Singkawang,
ne
ng
supaya akan lebih baik dan memberikan rasa berkeadilan dalam
pemeriksaan nantinya.
Bahwa dalam memeriksaan dan mengadili suatu perkara seharusnya
do
gu tidak boleh terjadi adanya salah menerapkan hukum. Ini dikarenakan pasal
yang didakwakan menjadi dasar pijakan utama dalam memeriksa dan
In
A
mengadili suatu perkara, namun akibat dari salah dalam menerapkan hukum
itu menimbulkan kerugian bagi Terdakwa dan pencari keadilan, baik moril
ah
maupun materiil dalam berbagai aspeknya. Di sisi lain pula adalah berkenaan
lik
pada kepastian hukum;
Bahwa dampak putusan yang salah dari penerapan hukum dapat
am
ub
merampas kemerdekaan seseorang juga merupakan pelanggaran terhadap
Hak Asasi Manusia dalam hal ini Terdakwa Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep.,
ep
SKM., dan mohon untuk melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum
k
si
didakwakan, dituntutkan dan kemudian diputus oleh Judex Facti dalam
perkara ini adalah telah terbukti adalah keliru dalam penerapan
ne
ng
hukumnya.
V. Kesimpulan dan Permohonan
do
gu
lik
ub
pertimbangan hukum yang salah, tidak berdasarkan pada fakta hukum yang
ah
relevan secara yuridis dengan tepat dan benar, serta tidak sesuai dengan
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter yang telah memiliki Surat
R
Tanda Registrasi Dokter;
si
- Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di muka sidang,
ne
ng
ternyata memang benar Terdakwa Suharto, Amd.RO,. A.Md.Kep., S.KM.,
bukan seorang dokter, dan Terdakwa adalah seorang Pegawai Negeri Sipil
bertugas sebagai Perawat dan Refraksionis Optisien Penyelia pada Poli Mata
do
gu Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah - Kota Singkawang, sesuai
dengan Surat lzin Registrasi Perawat Nomor 200151112-0562503, Surat lzin
In
A
Kerja Perawat tanggal 25 Januari 2017 dan Surat lzin Kerja Refraksionis
Optisien tanggal 02 Januari 2015;
ah
lik
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah pada jam kerja hari Senin
tanggal 03 Agustus 2015 pukul 09.00 WIB dengan keluhan mata kiri terasa
am
ub
sakit, pandangan kabur dan ada garis-garis melintang menghalangi
pandangan. Namun selama pemeriksaan di muka persidangan sama sekali
ep
tidak terungkap sejak kapan mata kiri saksi pelapor mulai terasa sakit dan
k
pandangan kabur, serta apakah saksi pelapor selama itu dan sebelum datang
ah
si
- Bahwa keadaan pasien sedemikian itu sangat penting diketahui terlebih
dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena tindakan pasien
ne
ng
do
gu
lik
ub
Terdakwa pun menjelaskan temuannya itu kepada saksi pelapor dan sekalian
ep
dengan cara mengusap corpus alienum yang menempel pada puncak cornea
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mata menggunakan cutton bud, bukan dengan mencabutnya menggunakan
R
jarum lembut;
si
- Bahwa sampai pada tahap sedemikian rupa itu, ternyata keterangan saksi
ne
ng
pelapor berdiri sendiri karena dibantah Terdakwa dan tidak didukung oleh alat
bukti lain yang sah. Sekiranya benar saksi pelapor menerangkan keadaan
yang sebenarnya, quod non, tentu seharusnya Penuntut Umum mengajukan
do
gu barang bukti "jarum lembut" itu kemuka persidangan, bukannya mengajukan
cutton bud sebagaimana diterangkan Terdakwa;
In
A
- Bahwa selain itu, dari sekian banyak barang bukti yang diajukan Penuntut
Umum ke muka sidang diantaranya 2 (dua) lembar Kartu lnventaris Ruangan
ah
(KIR) poli mata, ternyata "jarum lembut" yang dimaksud saksi pelapor tidak
lik
termasuk, tidak ada dan tidak terdaftar sebagai barang inventaris pada Poli
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah;
am
ub
- Bahwa berdasarkan fakta hukum yang relevan tersebut, tidak ternyata
Terdakwa melakukan extraksi corpus alienum yang menempel pada selaput
ep
epitel cornea mata kiri saksi pelapor sama sekali tidak menggunakan "jarum
k
si
Lubis, Sp.M., M.Sc., dokter MM. Djoko S. Tardan, Sp.M., dokter Husin Basir,
M.Sc., M.Kes., dan dokter Muhammad Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., sepanjang
ne
ng
do
gu
dikesampingkan, karena para saksi ini merupakan saksi de auditu yang hanya
mendengar cerita dari orang lain dan tidak melihat sendiri dan tidak
In
mengetahui sendiri kejadiannya;
A
lik
ub
Sarita P. Ompusungu;
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Bahwa tentang tampak jejas Iuka pada cornea bagian sentral sampai ke
R
jaringan stroma cornea mata kiri saksi pelapor, sesuai Visum Et Repertum
si
Nomor 79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan
ne
ng
ditandatangani oleh dokter Muhammad Iqbal, Sp.M., dokter pada RSUD
dokter Soedarso Pontianak, adalah merupakan persoalan lain karena menurut
keterangan saksi dokter Edy Aristo Lubis, Sp.M., M.Sc., penyebab ulkus
do
gu cornea dengan hipopion pada mata kiri saksi pelapor tidak dapat dipastikan,
diantaranya juga bisa disebabkan bakteri, trauma kuman atau virus sebagai
In
A
faktor resiko masuknya benda asing;
- Bahwa demikian juga halnya dengan tindakan Terdakwa sebagai tenaga
ah
lik
pada jam kerja di Puskesmas Singkawang Tengah, tidak mengkonsultasikan
kondisi saksi pelapor setelah dilakukan anamnesa atau setelah dilakukan
am
ub
observasi ke dokter Puskesmas, atau tidak melaksanakan Inform Consent,
atau tidak segera merujuk pasien ke rumah sakit - terlepas dari ada atau tidak
ep
adanya tenaga dokter pada saat itu di Puskesmas, adalah merupakan
k
29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, oleh karena itu Penuntutan dari
R
si
Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi Pemohon Kasasi I/
ne
ng
do
gu
lik
sebagaimana mestinya;
- Bahwa oleh karena permohonan kasasi Terdakwa dikabulkan dan
m
ub
relevan untuk dipertimbangkan dan oleh karena itu permohonan kasasi dari
ep
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
yang memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Singkawang Nomor
R
16/Pid.Sus/2017/PN Skw., tanggal 27 April 2017 tidak dapat dipertahankan lagi,
si
oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung mengadili sendiri
ne
ng
perkara a quo sebagaimana termuat dalam amar putusan di bawah ini;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan
penahanan yang sah, dan penuntutan terhadap Terdakwa dinyatakan tidak
do
gu dapat diterima maka sesuai dengan Pasal 193 Ayat (2) huruf b jo Pasal 21 Ayat
(4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, maka Majelis Hakim Agung
In
A
mempunyai cukup alasan untuk menetapkan agar Terdakwa dikeluarkan dari
tahanan;
ah
lik
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagaimana termuat dalam amar putusan
a quo:
am
ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, lagipula
ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
ep
hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi dari Pemohon
k
Kasasi I/Penuntut Umum tersebut harus ditolak dan permohonan kasasi dari
ah
si
Menimbang, bahwa oleh karena penuntutan terhadap Terdakwa
dinyatakan tidak dapat diterima maka biaya perkara dalam tingkat kasasi
ne
ng
do
gu
lik
ub
MENGADILI SENDIRI:
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Menyatakan penuntutan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
R
Singkawang terhadap Terdakwa SUHARTO, AMd.RO., A.Md.Kep., S.KM.,
si
tidak dapat diterima;
ne
ng
- Memerintahkan Terdakwa dikeluarkan dari tahanan;
- Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) lembar Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Saudari MUJI
do
gu LESTARI Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014;
- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. LULU MONARIA
In
A
Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012;
- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. BARITA P
ah
lik
2015;
-2 (dua) lembar Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor
am
ub
824/16/MUTASI-A Tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.
ep
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;
k
si
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;
ne
ng
do
gu
lik
ub
- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja Perawat An. SUHARTO, A.Md.Kep., SKM.,
ah
Singkawang;
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja REFRAKSIONIS OPTISIEN an.
R
SUHARTO, A.Md.Ro., SKM., tanggal 02 Januari 2015 yang dikeluarkan
si
oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang;
ne
ng
- 1 (satu) bundel Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda
Serukam Kecamatan Samalanan Kabupaten Bengkayang Nomor RM 11 34
46 atas nama YENNY HESTIATY;
do
gu - 1 (satu) bundel Rekam Medik/ Kartu Rawat Jalan Pasien An. YENNY
HESTIATY;
In
A
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari Puskesmas
Singkawang Tengah;
ah
lik
Singkawang Tengah;
Dikembalikan kepada Penuntut Umum.
am
ub
- Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
ep
pada hari Kamis tanggal 09 November 2017 oleh Sri Murwahyuni, S.H., M.H.,
k
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
ah
Majelis, Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum., dan H. Eddy Army, S.H.,
R
si
M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis beserta
ne
ng
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Rozi Yhond Roland, S.H.,
M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi I/Penuntut
do
gu
lik
ub
Ttd.
Rozi Yhond Roland, S.H., M.H.
ka
ep
ah
Untuk Salinan
R
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
ROKI PANJAITAN, S.H.
NIP. 19590430 198512 1001
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
am
ub
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54