Anda di halaman 1dari 54

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 2033 K/PID.SUS/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi telah memutuskan

do
gu sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:
Nama Lengkap : SUHARTO, AMd.RO., A.Md.Kep., S.KM;
Tempat Lahir : Jawai;

In
A
Umur / Tanggal Lahir : 47 tahun / 12 September 1969;
Jenis Kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
ah

lik
Tempat Tinggal : Jalan Firdaus Rais II Nomor 97 RT.042
RW.15, Kelurahan Pasiran, Kecamatan
am

Singkawang Barat, Kota Singkawang;

ub
Agama : Islam;
Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri Sipil);
Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN) oleh:
ep
k

1. Penyidik tidak melakukan penahanan;


2. Penuntut Umum, sejak tanggal 05 Januari 2017 sampai dengan tanggal 24
ah

R
Januari 2017;

si
3. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 25 Januari 2017

ne
sampai dengan tanggal 23 Februari 2017;
ng

4. Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 31 Januari 2017 sampai dengan


tanggal 01 Maret 2017;

do
gu

5. Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal 02 Maret 2017


sampai dengan tanggal 30 April 2017;
6. Hakim Pengadilan Tinggi, sejak tanggal 27 April 2017 sampai dengan tanggal
In
A

26 Mei 2017;
7. Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi, sejak tanggal 27 Mei 2017
ah

lik

sampai dengan tanggal 25 Juli 2017;


8. Berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia u.b.
m

ub

Ketua Kamar Pidana, Nomor 3626/2017/S.1026.Tah.Sus/PP/2017/MA tanggal 27


Juli 2017 Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 50 (lima puluh) hari,
ka

terhitung sejak tanggal 25 Juli 2017;


ep

9. Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik


Indonesia u.b. Ketua Kamar Pidana, Nomor 3627/2017/S.1026.Tah.Sus/
ah

PP/2017/MA tanggal 27 Juli 2017 Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama


es

60 (enam puluh) hari, terhitung sejak tanggal 13 September 2017;


M

ng

on
gu

Hal. 1 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terdakwa diajukan di depan persidangan Pengadilan Negeri Singkawang

R
karena didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:

si
DAKWAAN

ne
ng
Kesatu
Bahwa Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., pada hari
Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekira pukul 09.30 WIB atau setidak-tidaknya

do
gu pada suatu waktu dalam Bulan Agustus 2015 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2015 bertempat di Ruang Poly Mata UPT Puskesmas

In
A
Kecamatan Singkawang Tengah yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor
01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang atau
ah

pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan

lik
Negeri Singkawang yang berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja
menggunakan alat, metode, atau cara lain memberikan pelayanan kepada
am

ub
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah
Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau
ep
surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud
k

dalam Pasal 73 Ayat (2). Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa antara lain
ah

dengan cara sebagai berikut:


R

si
Berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekitar pagi hari di saat
saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah (pasien) bangun

ne
ng

dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur atau pandangan tidak jelas.
Kemudian saksi korban pergi ke Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah

do
gu

yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor 01 Kelurahan Condong


Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang untuk memeriksa mata
sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur. Sesampainya di Puskesmas
In
A

Singkawang Tengah sekitar pukul 09.00 WIB, saksi korban mendaftar di bagian
loket Puskesmas selanjutnya Petugas Loket Puskesmas Singkawang Tengah
ah

lik

mencatat keluhan tentang mata sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur.
Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB saksi korban diarahkan ke Ruang Poly Mata
m

ub

Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian poly mata yang bertugas
ka

sebagai Anamese yaitu menimbang badan, memeriksa tensi dan menerima


ep

pasien serta menanyakan keluhan pasien kemudian membuat rujukan dan


ah

mengentri data serta mencatat dalam buku register terhadap mata saksi korban
R

selanjutnya saksi korban ditangani oleh Terdakwa Suharto A.Md.RO., A.Md.Kep.,


es

SKM., (karyawan/Perawat Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota


M

ng

Singkawang) berdasarkan Surat Penunjukkan Nomor 800/48/TU tanggal 02


on
gu

Hal. 2 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Januari 2014 sebagai koordinator kesehatan indra mata yang telah mendapat

R
surat pelimpahan wewenang dari Dokter Puskesmas untuk melakukan

si
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan Mata pada pasien. Bahwa Terdakwa

ne
ng
tidak menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban mengenai alat, metode atau
cara saat melakukan tindakan lalu saksi korban diminta untuk duduk di kursi
Perawatan khusus mata dan dilakukan observasi dimana Terdakwa mengatakan

do
gu ada benda asing pada bagian bola mata atau puncak kornea saksi korban
sehingga menimbulkan kesan bahwa Terdakwa adalah Dokter spesialis mata

In
A
yang mempunyai keahlian spesialis di bidang mata kemudian Terdakwa
langsung meneteskan obat tetes sebanyak kurang lebih 1 (satu) tetes dan
ah

mengambil benda asing dimaksud dengan menggunakan alat seperti bentuk

lik
jarum lembut atau seperti lidi tapi tidak keras namun lentur berwarna coklat dan
melakukan irigasi terhadap mata saksi korban dengan menggunakan air,
am

ub
mengambil benda asing yang ada di kornea mata saksi korban dengan cara
menggeser alat yang digunakan Terdakwa tersebut atau disapukan ke bola mata
ep
kiri saksi korban tanpa didahului dengan mendapat tanda tangan atau cap jari
k

persetujuan tindakan medis dari saksi korban (Inform Consent Pasien) lalu
ah

Terdakwa memberikan salep mata kepada saksi korban dimana saksi korban
R

si
merasa sakit dan sempat menanyakannya namun Terdakwa menjawab bahwa
itu adalah reaksi dari obat yang telah diberikan, kemudian Terdakwa

ne
ng

memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah diambil tersebut tetapi
tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata saksi korban masih

do
gu

terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi korban resep obat untuk
diambil di bagian obat Puskesmas. Bahwa pasca pengobatan, mata saksi
korban tindak kunjung sembuh melainkan mata saksi korban terasa perih seperti
In
A

ditusuk-tusuk, kemudian pada hari Rabu tanggal 05 Agustus 2015 saksi korban
kembali datang ke Puskesmas menemui Terdakwa dan Terdakwa kembali
ah

lik

melakukan tindakan medis di mata sebelah kiri saksi korban dikarenakan


menurut Terdakwa masih ada sisa serpihan benda asing pada mata sebelah kiri
m

ub

korban selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan benda asing pada mata
sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud (pembersih telinga) lalu
ka

memberikan saksi korban resep obat. Pada malam harinya mata saksi korban
ep

tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau pedih terutama bila
ah

terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti nanah bergumpal di
R

bola mata. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus 2015 saksi korban
es

kembali datang ke Puseksmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota


M

ng

Singkawang untuk menemui Terdakwa dan Terdakwa lalu menyuruh atau


on
gu

Hal. 3 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merujuk saksi korban untuk berobat ke Rumah Sakit Bethesda Serukam

R
Kabupaten Bengkayang. Bahwa dari hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata

si
Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang yakni dr. Edy Ariston

ne
ng
Lubis, Sp.M., M.Sc., menerangkan saksi korban mengalami Ulkus kornea
dengan Hipopion (luka di kornea dengan nanah di bilik mata depan) atau
terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan infeksi berat

do
gu atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit Bethesda
Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan) hari. Setelah

In
A
dirawat di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang, mata saksi
korban mengalami kemajuan dengan nanah yang ada di mata menjadi hilang
ah

dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai berkurang bengkak atau infeksinya

lik
namun mata saksi korban belum dapat kembali normal yang selama saksi
korban berobat jalan di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten
am

ub
Bengkayang, saksi korban meminta untuk dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di
Bandung atau Yogyakarta untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik demi
ep
menyembuhkan mata saksi korban namun oleh karena saksi korban
k

menggunakan pelayanan pengobatan BPJS maka saksi korban disarankan


ah

berobat ke Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah Sakit Umum
R

si
Daerah dr. Soedarso di Pontianak lebih dahulu yang berdasarkan hasil
pemeriksaan Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.

ne
ng

Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M. Kes., menerangkan mata
saksi korban mengalami cacat dan dapat diobati dengan cara transpalasi atau

do
gu

cangkok kornea mata hal ini didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal
Saad, SP.M., M.Kes., bahwa tampak jelas luka di kornea bagian central seluas
kurang lebih 2-3 mm yang sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu
In
A

stroma kornea yang sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau
jaringan parut yang bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat
ah

lik

disebabkan karena trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat
pelepasan benda asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya
m

ub

cacat permanen yang harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan


penetrasi atau semakin dalam benda asing tersebut masuk kelapisan kornea
ka

mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
ep

79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan


ah

ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R

Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., dengan
es

hasil pemeriksaan:
M

ng

on
gu

Hal. 4 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang

R
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.

si
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.

ne
ng
Bahwa Terdakwa bertugas di Poly Mata pada Puskesmas Kecamatan
Singkawang Tengah Kota Singkawang yang beralamat di Jalan Saman Diman
Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota

do
gu Singkawang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan
Singkawang Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 yang

In
A
ditandatangani oleh Saudara Mursalim, SKM., selaku kepala Puskesmas
Kecamatan Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri
ah

Apriyanto, SKM., MPH., selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Singkawang

lik
Tengah yang baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas
Tambahan Bagi Staf Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Dalam
am

ub
Kegiatan Pelayanan dan Penunjang dan berdasarkan Surat Keputusan Walikota
Singkawang Nomor 824/16/MUTASI-A tahun 2015 tanggal 28 September 2015
ep
tentang Penempatan Tenaga Medis, Paramedis Dan Fungsional Umum pada
k

Pusat Kesehatan Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Singkawang,


ah

bahwa Terdakwa memiliki gelar A.Md.RO., (Ahli Madya Refraksi Optisen) yang
R

si
memiliki kemampuan sebagai tenaga kesehatan yang bersifat teknis dalam
melakukan pemeriksaan mata dasar dan pengobatan terhadap pasien dalam

ne
ng

hubungannya dengan pembuatan kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa
telah melakukan tindakan medis dengan mengambil di duga adanya benda

do
gu

asing di kornea mata sebelah kiri saksi korban melampaui SOP yang berlaku
pada Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dan telah
melampaui surat pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter
In
A

Pusekesmas Kecamatan Singkawang Tengah yakni dr. Lulu Nonaria dengan


Nomor 400.10/005/TU yang dikeluarkan pada tanggal 04 Januari 2012 perihal
ah

lik

“untuk melakukan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien


yang berkunjung di Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
m

ub

selama jam kerja/dinas” dan surat pelimpahan wewenang yang diberikan oleh
Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dr. Barita P Ompusunggu,
ka

MKM., Nomor 400.10/398/TU yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 perihal
ep

“untuk melakukan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pada pasien yang


ah

berkunjung di unit pelayanan kesehatan dalam gedung maupun di luar gedung


R

Puskesmas selama jam kerja/dinas” dimana Terdakwa tidak ada melakukaan


es

koordinasi atau konsultasi lebih dahulu kepada Dokter Umum Puskesmas yang
M

ng

bertugas sebelum melakukan tindakan medis terhadap saksi korban terlebih dr.
on
gu

Hal. 5 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lulu Nonaria sudah pindah tugas dari Puskesmas Kecamatan Singkawang

R
Tengah saat tindakan medis yang dilakukan Terdakwa dan hal tersebut

si
dikuatkan sebagaimana penjelasan ahli dr. Husin Basir, M.Sc., M.Kes., selaku

ne
ng
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Singkawang yang menjelaskan
bahwa kasus yang dialami saksi korban adalah kasus dengan diagnosis adanya
benda asing di kornea yang dalam Standart Kompetensi Dokter Indonesia yang

do
gu diatur pada panduan praktik klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer
2014, kompetensi Dokter umum untuk menangani kasus benda asing di kornea

In
A
adalah Tingkat Kemampuan 2 yang mana dijelaskan bahwa lulusan Dokter
dapat membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan
ah

rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan lulusan

lik
Dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan, sehingga
kewenangan yang dilimpahkan kepada Terdakwa seharusnya juga hanya
am

ub
mendiagnosis dan membuat rujukan ke Dokter Spesialis Mata dengan demikian
tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang
ep
dilimpahkan oleh Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang.
k

Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana


ah

pada Pasal 78 Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik


R

si
Kedokteran.
Atau

ne
ng

Kedua
Bahwa Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., pada hari

do
gu

Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekira pukul 09.30 WIB atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam Bulan Agustus 2015 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2015 bertempat di Ruang Poly Mata UPT Puskesmas
In
A

Kecamatan Singkawang Tengah yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor


01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang atau
ah

lik

pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan
Negeri Singkawang yang berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja
m

ub

menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan
bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi
ka

yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi
ep

Dokter Gigi dan/atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73
ah

Ayat (1). Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa antara lain dengan cara
R

sebagai berikut:
es

Berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015 sekitar pagi hari di saat
M

ng

saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah (pasien) bangun
on
gu

Hal. 6 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur atau pandangan tidak jelas.

R
Kemudian saksi korban pergi ke Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah

si
yang beralamat di Jalan Saman Diman Nomor 01 Kelurahan Condong

ne
ng
Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang untuk memeriksa mata
sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur. Sesampainya di Puskesmas
Singkawang Tengah sekitar pukul 09.00 WIB, saksi korban mendaftar di bagian

do
gu loket Puskesmas selanjutnya Petugas loket Puskesmas Singkawang Tengah
mencatat keluhan tentang mata sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur.

In
A
Kemudian sekitar pukul 09.30 WIB saksi korban diarahkan ke Ruang Poly Mata
Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
ah

Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian Poly Mata yang bertugas

lik
sebagai Anamese yaitu menimbang badan, memeriksa tensi dan menerima
pasien serta menanyakan keluhan pasien kemudian membuat rujukan dan
am

ub
mengentri data serta mencatat dalam buku register terhadap mata saksi korban
selanjutnya saksi korban ditangani oleh Terdakwa Suharto A.Md.RO., A.Md.Kep.,
ep
SKM., (karyawan/Perawat puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
k

Singkawang) berdasarkan Surat Penunjukkan Nomor 800/48/TU tanggal 02


ah

Januari 2014 sebagai koordinator kesehatan indra mata yang telah mendapat
R

si
surat pelimpahan wewenang dari Dokter Puskesmas untuk melakukan
pelayanan pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien. Bahwa di ruangan

ne
ng

Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang baik di


dalam maupun di luar ruangan tidak terdapat papan nama Terdakwa berikut

do
gu

dengan penggunaan title/gelar yang dimiliki oleh Terdakwa dan Terdakwa tidak
ada menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban mengenai identitas gelar
Terdakwa yang merupakan seorang Perawat dengan gelar A.Md.RO.,
In
A

A.Md.Kep., SKM demikian juga tidak ada menjelaskan adanya surat pelimpahan
wewenang dari Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
ah

lik

Singkawang yang diberikan kepada Terdakwa lalu saksi korban diminta untuk
duduk di kursi perawatan khusus mata dan dilakukan observasi dimana
m

ub

Terdakwa mengatakan ada benda asing pada bagian bola mata atau puncak
kornea saksi korban sehingga menimbulkan kesan bahwa Terdakwa adalah
ka

Dokter spesialis mata yang mempunyai keahlian spesialis di bidang mata


ep

kemudian Terdakwa langsung meneteskan obat tetes sebanyak kurang lebih 1


ah

(satu) tetes dan mengambil benda asing dimaksud dengan menggunakan alat
R

seperti bentuk jarum lembut atau seperti lidi tapi tidak keras namun lentur
es

berwarna coklat dan melakukan irigasi terhadap mata saksi korban dengan
M

ng

menggunakan air, mengambil benda asing yang ada di kornea mata saksi
on
gu

Hal. 7 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korban dengan cara menggeser alat yang digunakan Terdakwa tersebut atau

R
disapukan ke bola mata kiri saksi korban tanpa didahului dengan mendapat

si
tanda tangan atau cap jari persetujuan tindakan medis dari saksi korban (Inform

ne
ng
Consent Pasien) lalu Terdakwa memberikan salep mata kepada saksi korban
dimana saksi korban merasa sakit dan sempat menanyakannya namun
Terdakwa menjawab bahwa itu adalah reaksi dari obat yang telah diberikan,

do
gu kemudian Terdakwa memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah
diambil tersebut tetapi tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata

In
A
saksi korban masih terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi
korban resep obat untuk diambil di bagian obat Puskesmas. Bahwa pasca
ah

pengobatan, mata saksi korban tindak kunjung sembuh melainkan mata saksi

lik
korban terasa perih seperti ditusuk-tusuk, kemudian pada hari Rabu tanggal 05
Agustus 2015 saksi korban kembali datang ke Puskesmas menemui Terdakwa
am

ub
dan Terdakwa kembali melakukan tindakan medis di mata sebelah kiri saksi
korban dikarenakan menurut Terdakwa masih ada sisa serpihan benda asing
ep
pada mata sebelah kiri korban selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan
k

benda asing pada mata sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud
ah

(pembersih telinga) lalu memberikan saksi korban resep obat. Pada malam
R

si
harinya mata saksi korban tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau
pedih terutama bila terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti

ne
ng

nanah bergumpal di bola mata. Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus
2015 saksi korban kembali datang ke Puskesmas Kecamatan Singkawang

do
gu

Tengah Kota Singkawang untuk menemui Terdakwa dan Terdakwa lalu


menyuruh atau merujuk saksi korban untuk berobat ke Rumah Sakit Bethesda
Serukam Kabupaten Bengkayang. Bahwa dari hasil pemeriksaan Dokter
In
A

Spesialis Mata Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang yakni


dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M., M.Sc., menerangkan saksi korban mengalami
ah

lik

Ulkus kornea dengan Hipopion (luka di kornea dengan nanah di bilik mata
depan) atau terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan
m

ub

infeksi berat atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan)
ka

hari. Setelah dirawat di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten


ep

Bengkayang, mata saksi korban mengalami kemajuan dengan nanah yang ada
ah

di mata menjadi hilang dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai berkurang
R

bengkak atau infeksinya namun mata saksi korban belum dapat kembali normal
es

yang selama saksi korban berobat jalan di Rumah Sakit Bethesda Serukam
M

ng

Kabupaten Bengkayang, saksi korban meminta untuk dirujuk ke Rumah Sakit


on
gu

Hal. 8 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang ada di Bandung atau Yogyakarta untuk mendapatkan pengobatan yang

R
lebih baik demi menyembuhkan mata saksi korban namun oleh karena saksi

si
korban menggunakan pelayanan pengobatan BPJS maka saksi korban

ne
ng
disarankan berobat ke Rumah Sakit Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soedarso di Pontianak lebih dahulu yang berdasarkan
hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.

do
gu Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., menerangkan mata
saksi korban mengalami cacat dan dapat diobati dengan cara transpalasi atau

In
A
cangkok kornea mata hal ini didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal
Saad, SP.M., M.Kes., bahwa tampak jelas luka di kornea bagian central seluas
ah

kurang lebih 2-3 mm yang sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu

lik
stroma kornea yang sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau
jaringan parut yang bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat
am

ub
disebabkan karena trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat
pelepasan benda asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya
ep
cacat permanen yang harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan
k

penetrasi atau semakin dalam benda asing tersebut masuk kelapisan kornea
ah

mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
R

si
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.

ne
ng

Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., dengan
hasil pemeriksaan:

do
gu

Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.
In
A

Bahwa Terdakwa bertugas di Poly Mata pada Puskesmas Kecamatan


Singkawang Tengah Kota Singkawang yang beralamat di Jalan Saman Diman
ah

lik

Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota


Singkawang beradasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan
m

ub

Singkawang Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 yang


ditandatangani oleh Sdr. Mursalim, SKM., selaku Kepala Puskesmas Kecamatan
ka

Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri Apriyanto,
ep

SKM., MPH., selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah yang


ah

baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas Tambahan Bagi
R

Staf Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Dalam Kegiatan Pelayanan


es

dan Penunjang dan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor


M

ng

824/16/MUTASI-A tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang Penempatan


on
gu

Hal. 9 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tenaga Medis, Paramedis Dan Fungsional Umum Pada Pusat Kesehatan

R
Masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Singkawang, bahwa Terdakwa

si
memiliki gelar A.Md.RO., (Ahli Madya Refraksi Optisen) yang memiliki

ne
ng
kemampuan sebagai tenaga kesehatan yang bersifat teknis dalam melakukan
pemeriksaan mata dasar dan pengobatan terhadap pasien dalam hubungannya
dengan pembuatan kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa telah

do
gu melakukan tindakan medis dengan mengambil diduga adanya benda asing di
kornea mata sebelah kiri saksi korban melampaui SOP yang berlaku pada Poly

In
A
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah dan telah melampaui surat
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter Puskesmas Kecamatan
ah

Singkawang Tengah yakni dr. Lulu Nonaria dengan Nomor 400.10/005/TU yang

lik
dikeluarkan pada tanggal 04 Januari 2012 perihal “untuk melakukan pelayanan
pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien yang berkunjung di Poli Mata
am

ub
Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah selama jam kerja/dinas” dan surat
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter Pusekesmas Kecamatan
ep
Singkawang Tengah dr. Barita P Ompusunggu, MKM., Nomor 400.10/398/TU
k

yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 perihal “untuk melakukan pelayanan
ah

pemeriksaan dan pengobatan pada pasien yang berkunjung di unit pelayanan


R

si
kesehatan dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas selama jam
kerja/dinas” dimana Terdakwa tidak ada melakukaan koordinasi atau konsultasi

ne
ng

lebih dahulu kepada Dokter Umum Puskesmas yang bertugas sebelum


melakukan tindakan medis terhadap saksi korban terlebih dr. Lulu Nonaria sudah

do
gu

pindah tugas dari Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah saat tindakan


medis yang dilakukan Terdakwa dan hal tersebut dikuatkan sebagaimana
penjelasan ahli dr. Husin Basir, M.Sc., M.Kes., selaku Ketua Ikatan Dokter
In
A

Indonesia (IDI) Cabang Singkawang yang menjelaskan bahwa kasus yang


dialami saksi korban adalah kasus dengan diagnosis adanya benda asing di
ah

lik

kornea yang dalam Standart Kompetensi Dokter Indonesia yang diatur pada
panduan praktik klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer 2014,
m

ub

kompetensi Dokter Umum untuk menangani kasus benda asing di kornea adalah
Tingkat Kemampuan 2 yang mana dijelaskan bahwa lulusan Dokter dapat
ka

membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan


ep

yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dan lulusan Dokter juga
ah

mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan, sehingga kewenangan


R

yang dilimpahkan kepada Terdakwa seharusnya juga hanya mendiagnosis dan


es

membuat rujukan ke Dokter spesialis mata dengan demikian tindakan yang


M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang dilimpahkan oleh

R
Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang.

si
Bahwa perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

ne
ng
pada Pasal 77 Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
Mahkamah Agung tersebut;

do
gu Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Singkawang tanggal 30 Maret 2017 sebagai berikut:

In
A
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., secara
sah dan meyakinkan telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana
ah

“dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau cara lain memberikan

lik
pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda
am

ub
registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik”
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Kesatu Pasal 78
ep
Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
k

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO.,


ah

A.Md.Kep., SKM., dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 6


R

si
(enam) bulan dengan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan
dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan.

ne
ng

3. Membebankan penggantian kerugian atau restitusi kepada Terdakwa


yakni sebesar Rp302.577.974,00 (tiga ratus dua juta lima ratus tujuh puluh

do
gu

tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah) atas kerugian inmateril
dan kerugian materil dari pengobatan lebih lanjut yang telah dilakukan oleh
saksi korban Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah yang penghitungan
In
A

kerugian tersebut diketahui dan berdasarkan keputusan dari LPSK (Lembaga


Perlindungan Saksi dan Korban).
ah

lik

4. Menyatakan barang bukti berupa:


- 1 (satu) lembar Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Sdri. MUJI
m

ub

LESTARI Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014;


- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. LULU MONARIA
ka

Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012;


ep

- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. BARITA P


ah

OMPUSUNGGU, MKM., Nomor 400.10/398/TU diterbitkan bulan Oktober


R

2015;
es

-2 (dua) lembar Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor


M

ng

824/16/MUTASI-A Tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang


on
gu

Hal. 11 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.

R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;

si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah

ne
ng
Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang Pembagian Tugas
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;

do
gu - 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding

In
A
barang bukti yang telah hilang);
- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;
ah

- 1 (satu) buah salep Cloframphenocol;

lik
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
am

ub
- 1 (satu) buah perban kasa;
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata
ep
Upt Puskesmas Singkawang Tengah I;
k

Dikembalikan kepada Puskesmas Singkawang Tengah Kota


ah

Singkawang yang dalam hal ini diwakilkan oleh saksi R. Hendri


R

si
Apriyanto, SKM., MPH., selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang
Tengah Kota Singakwang atau saksi Sri Supriatin, A.Md. Kep., alias

ne
ng

Titin selaku Perawat pada Puskesmas Singakwang Tengah Kota


Singkawang.

do
gu

- 1 (satu) lembar Surat ijin Registrasi Perawat Nomor 20 01 5 1 1 12 –


0562503 An. SUHARTO;
- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja Perawat An. SUHARTO, A.Md.Kep., SKM.,
In
A

tanggal 25 Januari 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota


Singkawang;
ah

lik

- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja REFRAKSIONIS OPTISIEN an.


SUHARTO, A.Md.Ro., SKM., tanggal 02 Januari 2015 yang dikeluarkan
m

ub

oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang;


Dikembalikan kepada Terdakwa Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM.
ka

- 1 (satu) bundel Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda


ep

Serukam Kecamatan Samalanan Kabupaten Bengkayang Nomor RM 11 34


ah

46 atas nama YENNY HESTIATY;


R

Dikembalikan kepada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam


es

Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang.


M

ng

on
gu

Hal. 12 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 1 (satu) bundel Rekam Medik/Kartu Rawat Jalan Pasien An. YENNY

R
HESTIATY;

si
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari Puskesmas

ne
ng
Singkawang Tengah;
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata Puskesmas
Singkawang Tengah;

do
gu Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.
5. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar

In
A
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Singkawang Nomor
ah

16/Pid.Sus/2017/PN Skw., tanggal 27 April 2017 yang amar lengkapnya

lik
sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, A.Md. RO., A.Md. Kep., S.KM.,
am

ub
tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau cara lain
ep
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-
k

olah yang bersangkutan adalah Dokter yang telah memiliki surat tanda
ah

registrasi Dokter”, sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu;


R

si
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun dan 8 (delapan) bulan;

ne
ng

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan


seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

do
gu

4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;


5. Membebankan penggantian kerugian atau restitusi kepada Terdakwa
yakni sebesar Rp22.577.974,00 (dua puluh dua juta lima ratus tujuh puluh
In
A

tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah);


6. Menetapkan barang bukti berupa:
ah

lik

- 1 (satu) lembar Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Sdri. MUJI


LESTARI Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014;
m

ub

- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. LULU MONARIA


Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012;
ka

- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. BARITA P


ep

OMPUSUNGGU, M.K.M Nomor 400.10/398/TU diterbitkan bulan Oktober


ah

2015;
R

-2 (dua) lembar Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor


es

824/16/MUTASI-A Tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang


M

ng

on
gu

Hal. 13 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.

R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;

si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah

ne
ng
Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang Pembagian Tugas
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;

do
gu - 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding

In
A
barang bukti yang telah hilang);
- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;
ah

- 1 (satu) buah salep Cloframphenocol;

lik
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
am

ub
- 1 (satu) buah perban kasa;
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata Upt
ep
Puskesmas Singkawang Tengah I;
k

Dikembalikan kepada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang


ah

yang dalam hal ini diwakilkan oleh saksi R. Hendri Apriyanto, SKM., MPH .,
R

si
selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singakwang;
- 1 (satu) lembar Surat ijin Registrasi Perawat Nomor 20 01 5 1 1 12 –

ne
ng

0562503 An. SUHARTO;


- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja Perawat An. SUHARTO, A.Md.Kep., SKM.,

do
gu

tanggal 25 Januari 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota


Singkawang;
- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja REFRAKSIONIS OPTISIEN an.
In
A

SUHARTO, A.Md.Ro., SKM., tanggal 02 Januari 2015 yang dikeluarkan


oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang;
ah

lik

Dikembalikan kepada Terdakwa Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM.


- 1 (satu) bundel Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda
m

ub

Serukam Kecamatan Samalanan Kabupaten Bengkayang Nomor RM 11 34


46 atas nama YENNY HESTIATY;
ka

Dikembalikan kepada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam Kecamatan


ep

Samalantan Kabupaten Bengkayang.


ah

- 1 (satu) bundel Rekam Medik/Kartu Rawat Jalan Pasien An. YENNY


R

HESTIATY;
es

- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari Puskesmas


M

ng

Singkawang Tengah;
on
gu

Hal. 14 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata puskesmas

R
Singkawang Tengah;

si
Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.

ne
ng
7. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Kalimatan Barat Nomor

do
gu 50/PID.SUS/2017/PT KALBAR., tanggal 07 Juli 2017 yang amar lengkapnya
sebagai berikut:

In
A
- Menerima permohonan banding dari Penuntut Umum dan Penasihat
Hukum Terdakwa;
ah

- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Singkawang tanggal 27 April

lik
2017 Nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw, sehingga amarnya berbunyi sebagai
berikut:
am

ub
1. Menyatakan Terdakwa SUHARTO, AMd.RO., AMd.Kep., SKM.,
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
ep
pidana “Menggunakan alat, metode atau cara lain memberikan pelayanan
k

kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah olah yang


ah

bersangkutan adalah Dokter yang telah memiliki surat tanda registrasi


R

si
Dokter” sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan

ne
ng

pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan;


3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa

do
gu

dikurangikan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;


4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
5. Membebankan penggantian kerugian atau restitusi kepada
In
A

Terdakwa yakni sebesar Rp22.577.974,00 (dua puluh dua juta lima ratus
tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah);
ah

lik

6. Menetapkan barang bukti berupa:


- 1 (satu) lembar Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Sdri.
m

ub

MUJI LESTARI Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014;


- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. LULU
ka

MONARIA Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012;


ep

- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. BARITA P


ah

OMPUSUNGGU, M.K.M Nomor 400.10/398/TU diterbitkan bulan


R

Oktober 2015;
es

- 2 (dua) lembar Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor


M

ng

824/16/MUTASI-A Tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang


on
gu

Hal. 15 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.

R
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;

si
- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang

ne
ng
Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang
Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf
Puskesmas Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan

do
gu penunjangan;
- 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;

In
A
- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding
barang bukti yang telah hilang);
ah

- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;

lik
- 1 (satu) buah salep Cloframphenocol;
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;
am

ub
- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
- 1 (satu) buah perban kasa;
ep
- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata
k

Upt Puskesmas Singkawang Tengah I;


ah

Dikembalikan kepada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang


R

si
yang dalam hal ini diwakilkan oleh saksi R. Hendri Apriyanto, SKM., MPH.,
selaku Kepala pada Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singakwang;

ne
ng

- 1 (satu) lembar Surat ijin Registrasi Perawat Nomor 20 01 5 1 1 12


– 0562503 An. SUHARTO;

do
gu

- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja Perawat An. SUHARTO, A.Md.Kep.,


SKM., tanggal 25 Januari 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
Kota Singkawang;
In
A

- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja REFRAKSIONIS OPTISIEN an.


SUHARTO, A.Md.Ro., SKM., tanggal 02 Januari 2015 yang dikeluarkan
ah

lik

oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang;


Dikembalikan kepada Terdakwa Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM.
m

ub

- 1 (satu) bundel Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda


Serukam Kecamatan Samalanan Kabupaten Bengkayang Nomor RM 11
ka

34 46 atas nama YENNY HESTIATY;


ep

Dikembalikan kepada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam Kecamatan


ah

Samalantan Kabupaten Bengkayang.


R

- 1 (satu) bundel Rekam Medik/Kartu Rawat Jalan Pasien An.


es

YENNY HESTIATY;
M

ng

on
gu

Hal. 16 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari

R
Puskesmas Singkawang Tengah;

si
- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata puskesmas

ne
ng
Singkawang Tengah;
Dirampas untuk selanjutnya dilampirkan dalam berkas perkara.
- Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

do
gu - Membebankan biaya perkara pada Terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan, sedangkan di tingkat banding sebesar Rp5.000,00 (lima ribu

In
A
rupiah);
Mengingat akan akta tentang Permohonan Kasasi Nomor 6/Akta
ah

Pid/2017/PN Skw., Jo. Nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw., yang dibuat oleh Panitera

lik
Pengadilan Negeri Singkawang yang menerangkan, bahwa pada tanggal 25 Juli
2017 Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan
am

ub
Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tersebut;
Mengingat akan akta tentang Permohonan Kasasi Nomor 6/Akta
ep
Pid/2017/PN Skw., Jo. Nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw., yang dibuat oleh Panitera
k

Pengadilan Negeri Singkawang yang menerangkan, bahwa pada tanggal 26 Juli


ah

2017 Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap


R

si
putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tersebut;
Memperhatikan Memori Kasasi tanggal 07 Agustus 2017 dari Penuntut

ne
ng

Umum sebagai Pemohon Kasasi I yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan


Negeri Singkawang pada tanggal 07 Agustus 2017;

do
gu

Memperhatikan Memori Kasasi tanggal 07 Agustus 2017 dari Penasihat


Hukum Terdakwa berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 Juli 2017 sebagai
Pemohon Kasasi II yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
In
A

Singkawang pada tanggal 09 Agustus 2017;


Membaca surat-surat yang bersangkutan;
ah

lik

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat


tersebut telah diberitahukan kepada Penuntut Umum tanggal 17 Juli 2017 dan
m

ub

Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 25 Juli 2017


serta Memori Kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ka

Singkawang pada tanggal 07 Agustus 2017 dengan demikian permohonan kasasi


ep

beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan


ah

dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi


R

tersebut formal dapat diterima;


es

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat


M

ng

tersebut telah diberitahukan kepada Penasihat Hukum Terdakwa tanggal 17 Juli


on
gu

Hal. 17 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2017 dan Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada

R
tanggal 26 Juli 2017 serta Memori Kasasinya telah diterima di Kepaniteraan

si
Pengadilan Negeri Singkawang pada tanggal 09 Agustus 2017 dengan demikian

ne
ng
permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

do
gu Menimbang, bahwa alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut:

In
A
Bahwa mencermati putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat
sebagaimana tersebut di atas, kekeliruan dan kesalahan Pengadilan Tinggi
ah

Kalimantan Barat dari fakta sebagai berikut:

lik
1. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat yang telah
menjatuhkan putusan yang amarnya sebagaimana telah disebutkan di atas,
am

ub
dalam memeriksa dan mengadili perkara dimaksud, telah menerapkan
hukum tapi tidak sebagaimana mestinya mengenai besaran nilai
ep
penggantian kerugian atau restitusi yang dibebankan kepada Terdakwa,
k

dimana dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan


ah

Barat tidak memberikan pertimbangan yuridis yang lebih mendalam sehingga


R

si
kami selaku Penuntut Umum berkesimpulan bahwa putusan tersebut sama
dengan pertimbangan dan putusan dari Judex Facti (Majelis Hakim pada

ne
ng

tingkat pertama pada Pengadilan Negeri Singkawang) yang menyatakan


“bahwa tentang permohonan restitusi yang masih dalam bentuk estimasi

do
gu

operasi cangkok kornea dan pemeliharaan kesehatan sebesar


Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) yang tidak didukung oleh bukti surat
ataupun rekomendasi Dokter untuk dilakukan cangkok mata terhadap
In
A

saksi korban Yenny Hestiaty sehingga Majelis Hakim berpendapat restitusi


yang dimohonkan tidak didukung oleh bukti yang cukup sehingga tidak dapat
ah

lik

dikatakan sebagai kerugian yang nyata sebagaimana dikehendaki peraturan


perundangan sehingga restitusi yang dikabulkan oleh Majelis Hakim
m

ub

sebagaimana dalam amar putusan adalah sebesar Rp22.577.974,00 (dua


puluh dua juta lima ratus tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh
ka

empat rupiah)” sebagaimana termuat dalam putusan Majelis Hakim


ep

Pengadilan Negeri Singkawang halaman 64 dan dalam putusan Majelis


ah

Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat halaman 22 menerangkan


R

keberatan Penuntut Umum mengenai ganti rugi (restitusi).


es

Bahwa berdasarkan alat bukti berupa keterangan ahli yang diperoleh di


M

ng

persidangan yakni dari keterangan Ahli dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M.,
on
gu

Hal. 18 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
M.Kes., (selaku Dokter Spesialis Mata pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.

R
Soedarso di Pontianak yang membuat Surat Visum Et Repertum Nomor

si
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015) dijelaskan bahwa

ne
ng
“tanda putih yang ada di kornea mata saksi Yenny Hestiaty tidak bisa
hilang dan dapat disembuhkan dengan cara Transpalansi Kornea Mata
(sebagaimana termuat dalam putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

do
gu Singkawang halaman 37)” sehingga jelaslah berdasarkan fakta yang
terungkap di persidangan tersebut bahwasannya sudah ada rekomendasi

In
A
Dokter untuk dilakukannya cangkok mata terhadap saksi korban Yenny
Hestiaty.
ah

Bahwa besaran nilai penggantian kerugian atau restitusi yang diajukan

lik
Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan dengan Nomor Register Perkara
PDM-02/III/SKW/02/2017 tanggal 30 Maret 2017 adalah berdasarkan surat
am

ub
LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) Nomor R-237/3.1/LPSK/03/
2017 tanggal 23 Maret 2017 perihal Permohonan Restitusi yang ditujukan
ep
kepada Ketua Pengadilan Negeri Singkawang Up. Majelis Hakim Perkara
k

dimaksud sehingga menurut Penuntut Umum terkait dengan nilai estimasi


ah

operasi cangkok kornea dan pemeliharaan kesehatan saksi Yenny Hestiaty


R

si
alias Yeni bin Mahmud Hanifah di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sudah seharusnya

ne
ng

dipertimbangkan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang demikian juga


oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat dalam putusannya

do
gu

oleh karena perhitungan penggantian kerugian atau restitusi tersebut sudah


sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan telah diputuskan oleh
LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) yang merupakan Lembaga
In
A

Pemerintah yang bertugas untuk menjaga pemenuhan hak saksi maupun


korban tindak pidana sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang RI
ah

lik

Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13


tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
m

ub

Menurut hemat kami tidak adanya pertimbangan Majelis Hakim


Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat mengenai penggantian kerugian atau
ka

restitusi terhadap korban yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri


ep

Singkawang kurang sesuai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang


ah

yang mengaturnya karena Terdakwa telah terbukti secara sah dan


R

meyakinkan “Dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau cara lain


es

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-


M

ng

olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki
on
gu

Hal. 19 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat

R
ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 Ayat (2)” yang mana

si
unsur pasal tersebut adalah bersifat alternatif yang tidak perlu dibuktikan

ne
ng
seluruhnya namun dibuktikan sesuai fakta hukum yang terungkap di
persidangan.
Perlu dijelaskan kembali dan bukan berarti untuk mengulang dari

do
gu tuntutan sebagaimana dimaksudkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Kalimantan Barat, bahwa sebagaimana fakta yang terungkap di persidangan

In
A
sebelumnya pada tingkat pertama baik dari keterangan saksi-saksi,
keterangan ahli-ahli, surat, petunjuk maupun keterangan Terdakwa sendiri
ah

diperoleh fakta hukum di persidangan pada pokoknya bahwa bahwa

lik
berdasarkan keterangan saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud
Hanipah yang diperkuat dengan keterangan saksi Efdi dan saksi Herna Nelly
am

ub
menerangkan bahwa berawal pada hari Senin tanggal 03 Agustus 2015
sekitar pagi hari disaat saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud
ep
Hanipah (pasien) bangun dan merasakan mata sebelah kirinya terasa kabur
k

atau pandangan tidak jelas, kemudian saksi korban pergi ke Puskesmas


ah

Kecamatan Singkawang Tengah yang beralamat di Jalan Saman Diman


R

si
Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota
Singkawang untuk memeriksa mata sebelah kiri saksi korban yang terasa

ne
ng

kabur. Sesampainya di Puskesmas Singkawang Tengah sekitar pukul 09.00


WIB, saksi korban mendaftar di bagian loket Puskesmas selanjutnya Petugas

do
gu

loket Puskesmas Singkawang Tengah mencatat keluhan tentang mata


sebelah kiri saksi korban yang terasa kabur.
Sekitar pukul 09.30 WIB saksi korban diarahkan ke Ruang Poly Mata
In
A

Puskesmas Singkawang Tengah lalu oleh saksi Fitriana alias Apit binti Chairil
Anwar yang merupakan pegawai magang di bagian Poly Mata yang bertugas
ah

lik

sebagai Anamese yaitu menerima kedatangan saksi korban untuk


menimbang badan, memeriksa tensi dan menerima pasien serta menanyakan
m

ub

keluhan pasien kemudian membuat rujukan dan mengentri data serta


mencatat dalam buku register terhadap mata saksi korban dan hal tersebut
ka

dilihat dan disaksikan oleh Perawat lainnya yang barada di Poly Mata yakni
ep

saksi Sri Supriatin dimana menerangkan saksi korban datang dalam kondisi
ah

masih bisa melihat dan tidak dalam keadaan emergency yang dapat
R

menimbulkan kematian atau kebutaan pada mata saksi korban yang harus
es

segera dilakukan tindakan selanjutnya saksi korban ditangani oleh Terdakwa


M

ng

Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., (karyawan/Perawat Puskesmas


on
gu

Hal. 20 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kecamatan Singkawang Tengah Kota Singkawang) berdasarkan Surat

R
Penunjukkan Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014 sebagai koordinator

si
kesehatan indra mata dan sebagaiman Tupoksi Terdakwa di Poly Mata

ne
ng
Puskesmas Singkawang Tengah yang dikeluarkan pada tahun 2012 dan
sesuai dengan SK (Surat Keputusan) Walikota Singakwang yang dikerluarkan
pada tahun 2015 sebagai RO atau Refraksi Optisen Penyelia yang

do
gu berhubungan dengan visus mata atau ketajaman mata dalam hubungannya
dengan pembuatan lenca kaca mata dimana Terdakwa telah mendapat surat

In
A
pelimpahan wewenang dari Dokter puskesmas yakni dr. Lulu Nonaria yang
sudah pindah tugas saat tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa untuk
ah

melakukan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan mata pada pasien.

lik
Bahwa Terdakwa tidak menjelaskan sebelumnya kepada saksi korban
mengenai pelimpahan wewenang yang dimiliki oleh Terdakwa dan tidak
am

ub
menjelaskan mengenai alat, metode atau cara saat melakukan tindakan
dimana saksi korban sebelumnya tidak mengenal langsung dengan Terdakwa
ep
dan hal itu diperkuat dengan keterangan saksi Efdi yang menerangkan dan
k

diketahui sebelumnya bahwa yang penjadi Perawat mata atau mantri mata
ah

yang dikenal adalah bapak Juraimi sehingga saksi korban tidak mengetahui
R

si
siapa sebenarnya Terdakwa karena Terdakwa tidak menjelaskan apakah dia
sebagai Perawat atau Dokter yang ditugaskan di Poly Mata Puskesmas hal ini

ne
ng

juga diperkuat bahwa saksi korban tidak pernah bertemu dan komonikasi
langsung sebelumnya dengan Terdakwa sebelum tindakan yang dilakukan

do
gu

oleh Terdakwa, lalu saksi korban diminta untuk duduk dikursi Perawatan
khusus mata dan dilakukan observasi dimana Terdakwa mengatakan ada
benda asing pada bagian bola mata atau puncak kornea saksi korban
In
A

sehingga menimbulkan kesan bahwa Terdakwa adalah Dokter Spesialis Mata


yang mempunyai keahlian spesialis di bidang mata kemudian Terdakwa
ah

lik

dengan disadari langsung meneteskan obat tetes sebanyak kurang lebih 1


(satu) tetes dan mengambil benda asing dimaksud dengan menggunakan alat
m

ub

baik itu bisa dengan menggunakan jarum lembut/halus seperti lidi tapi tidak
keras namun lentur seperti berwarna coklat, pinset atau dengan
ka

menggunakan cutton bud dan kemudian Terdakwa melakukan irigasi terhadap


ep

mata saksi korban dengan menggunakan air, mengambil benda asing yang
ah

ada dikornea mata saksi korban dengan cara menggeser alat yang digunakan
R

Terdakwa tersebut atau disapukan ke bola mata kiri saksi korban tanpa
es

didahului dengan mendapat tanda tangan atau cap jari persetujuan tindakan
M

ng

medis dari saksi korban (Inform Consent Pasien) lalu Terdakwa memberikan
on
gu

Hal. 21 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
salep mata kepada saksi korban dimana saksi korban merasa sakit dan

R
sempat menanyakannya namun Terdakwa menjawab bahwa itu adalah reaksi

si
dari obat yang telah diberikan, bahwa tindakan Terdakwa mengambil benda

ne
ng
asing tersebut dengan menggunakan jarum sejalan dengan keterangan saksi
Dokter mata dr. Edy Eriston Lubis, SP.M., MS.c., yang menerangkan
mengambil benda asing dimata bisa dengan menggunakan jarum halus,

do
gu pinset atau cutton bud dan hal tersebut diperkuat dengan keterangan ahli
yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., yang menerangkan bahwa

In
A
benda asing di mata saksi korban sudah masuk pada bagian dalam lapisan
epitel sehingga harus dikeluarkan dengan menggunkan jarum halus atau
ah

pinset sedangkan dengan menggunakan cutton bud bisa juga dilakukan pada

lik
benda asing yang masih berada pada lapisan luar, kemudian Terdakwa dan
atau saksi Fitriani memperlihatkan kepada saksi korban benda yang telah
am

ub
diambil tersebut tetapi tidak dapat dilihat jelas oleh saksi korban karena mata
saksi korban masih terasa kabur selanjutnya Terdakwa memberikan saksi
ep
korban resep obat untuk diambil di bagian obat Puskesmas padahal
k

sebegaimana keterangan saksi A Charge dr. MM. Djoko S. Tardan, Sp.M.,


ah

menerangkan lulusan RO (Refraksi Optisen Penyelia) hanya untuk mengukur


R

si
kaca mata dan membuat kaca mata bukan untuk melakukan tindakan medis
selain itu untuk membuat resep obat untuk pasien mata harus atau oleh

ne
ng

sepengetahuan Dokter Spesialis Mata sedangkan untuk penyakit yang


diderita oleh saksi korban seharusnya dirujuk ke RSUD dr. Abdul Aziz

do
gu

Singkawang karena dikota Singkawang ada ditugaskan Dokter Spesialis Mata


jadi tidak alasan bahwa dibenarkan Perawat atau Dokter umum sekalipun
dapat melakukan tindakan untuk mengeluarkan benda asing/extraksi pada
In
A

mata pasien.
Bahwa pasca pengobatan, mata saksi korban tindak kunjung sembuh
ah

lik

melainkan mata saksi korban terasa perih seperti ditusuk-tusuk dan hal
tersebut diketahui oleh saksi Efdi yang menyarankan untuk menanyakan
m

ub

kembali hasil pemeriksaannya kembali kepada Terdakwa, kemudian pada hari


Rabu tanggal 05 Agustus 2015 saksi korban kembali datang ke Puskesmas
ka

dengan diantar oleh saksi Efdi menemui Terdakwa dan sebagaimana


ep

keterangan saksi korban menerangkan bahwa Terdakwa kembali melakukan


ah

tindakan medis di mata sebelah kiri saksi korban dan hal tersebut diketahui
R

oleh saksi Fitriana yang dapat dibuktikan dari kartu rawat jalan seperti yang
es

telah ditunjukkan di persidangan dan sebagiamana keterangan Terdakwa di


M

ng

BAP (Berita Acara Pemeriksaan) tersangka/Terdakwa yang telah dibenarkan


on
gu

Hal. 22 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh Terdakwa dipersidangan, yang sebagaimana keterangan saksi korban

R
bahwa tindakan medis tersebut dilakukan dikarenakan menurut Terdakwa

si
masih ada sisa serpihan benda asing pada mata sebelah kiri korban

ne
ng
selanjutnya Terdakwa mengambil sisa serpihan benda asing pada mata
sebelah kiri korban dengan menggunakan cutton bud (pembersih telinga) lalu
memberikan saksi korban resep obat. Pada malam harinya mata saksi korban

do
gu tidak dapat melihat sama sekali dan terasa sakit atau pedih terutama bila
terkena cahaya serta mata saksi korban memutih seperti nanah bergumpal di

In
A
bola mata dan hal tersebut diketahui dan dilihat langsung oleh saksi Herna
Nelly seorang Perawat dan bekerja di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang dan
ah

merupakan kakak dari saksi korban yang datang ke rumah saksi korban dan

lik
menyarankan saksi korban untuk diobati oleh ahli mata karena mata saksi
korban sudah mengalami infeksi berat.
am

ub
Selanjutnya pada hari Kamis tanggal 06 Agustus 2015 saksi korban
kembali datang ke Puseksmas Kecamatan Singkawang Tengah Kota
ep
Singkawang bersama saksi Herna Nelly untuk menemui Terdakwa dan
k

Terdakwa lalu menyuruh atau merujuk saksi korban untuk berobat ke Rumah
ah

Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang dengan menggunakan form


R

si
rujukan secara umum. Bahwa dari hasil pemeriksaan Dokter Spesialis Mata
Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang yakni dr. Edy

ne
ng

Ariston Lubis, Sp.M., M.Sc., menerangkan saksi korban mengalami Ulkus


kornea dengan Hipopion (luka di kornea dengan nanah di bilik mata depan)

do
gu

atau terdapat luka goresan pada kornea mata sehingga menyebabkan infeksi
berat atau bengkak oleh karena itu saksi korban dirawat Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang selama kurang lebih 9 (sembilan)
In
A

hari. Setelah dirawat di Rumah Sakit Bethesda Serukam Kabupaten


Bengkayang, mata saksi korban mengalami kemajuan dengan nanah yang
ah

lik

ada di mata menjadi hilang dan tidak mengalami iritasi serta sudah mulai
berkurang bengkak atau infeksinya namun mata saksi korban belum dapat
m

ub

kembali normal yang selama saksi korban berobat jalan di Rumah Sakit
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang, saksi korban meminta untuk
ka

dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Bandung atau Yogyakarta untuk


ep

mendapatkan pengobatan yang lebih baik demi menyembuhkan mata saksi


ah

korban namun oleh karena saksi korban menggunakan pelayanan


R

pengobatan BPJS maka saksi korban disarankan berobat ke Rumah Sakit


es

Provinsi Kalimantan Barat yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso di
M

ng

Pontianak lebih dahulu yang berdasarkan hasil pemeriksaan Dokter spesialis


on
gu

Hal. 23 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mata pada rumah sakit umum daerah dr. Soedarso yakni dr. Muhammad Iqbal

R
Saad, SP.M., M.Kes., menerangkan mata saksi korban mengalami cacat dan

si
dapat diobati dengan cara transpalasi atau cangkok kornea mata hal ini

ne
ng
didasarkan pemeriksaan dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., bahwa
tampak jelas luka di kornea bagian central seluas kurang lebih 2-3 mm yang
sudah sampai kejaringan pada lapisan kedua yaitu stroma kornea yang

do
gu sifatnya menetap dan menimbulkan jaringan Sikatrit atau jaringan parut yang
bersifat permanen atau cacat permanen yang dapat disebabkan karena

In
A
trauma dari luka tusuk benda asing maupun luka pada saat pelepasan benda
asing yang menempel di lapisan Stroma yang dapat timbulnya cacat
ah

permanen yang harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan

lik
penetrasi atau semakin dalam benda asing tersebut masuk kelapisan kornea
mata, hal tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Visum Et Repertum Nomor
am

ub
79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah dr.
ep
Soedarso di Pontianak yakni dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M. Kes
k

dengan hasil pemeriksaan:


ah

Tampak jelas luka di kornea bagian sentral seluas kurang lebih 2-3 mm, yang
R

si
sudah sampai kejaringan stroma kornea, yang sifatnya menetap.
Kesimpulan: orang yang bersangkutan mendapat cacad mata kiri.

ne
ng

Bahwa ahli dr. Muhammad Iqbal Saad, SP.M., M.Kes., menerangkan


Perawat dengan gelar RO atau Dokter umum sekalipun tidak dapat

do
gu

melakukan tindakan mengeluarkan benda asing (extraksi) karena hal tersebut


harus dilakukan oleh ahlinya atau Dokter Spesialis Mata hal ini juga diperkuat
dengan keterangan saksi Drs. Akhmad Kismed, Apt. M.Kes., selaku Kadis
In
A

Kesehatan Kota Singkawang, saksi Muji Lestari selaku Plt. Kepala


Puskesmas Singkawang Tengah dan saksi dr. Edy Eriston Lubis, SP.M., Msc.,
ah

lik

yang menerangkan bahwa tindakan di mata saksi korban harus dilakukan


oleh Dokter Spesilias Mata;
m

ub

Bahwa Terdakwa bertugas di Poly Mata pada Puskesmas Kecamatan


Singkawang Tengah Kota Singkawang yang beralamat di Jalan Saman Diman
ka

Nomor 01 Kelurahan Condong Kecamatan Singkawang Tengah Kota


ep

Singkawang beradasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan


ah

Singkawang Tengah Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 yang


R

ditandatangani oleh Saudara Mursalim, SKM., selaku kepala Puskesmas


es

Kecamatan Singkawang Tengah yang dulu dan diketahui oleh saksi R. Hendri
M

ng

Apriyanto, SKM., MPH., selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Singkawang


on
gu

Hal. 24 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tengah yang baru tentang Pembagian Tugas Pokok dan Fungsi, serta Tugas

R
Tambahan Bagi Staf Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Dalam

si
Kegiatan Pelayanan dan Penunjang dan berdasarkan Surat Keputusan

ne
ng
Walikota Singkawang Nomor 824/16/MUTASI-A tahun 2015 tanggal 28
September 2015 tentang Penempatan Tenaga Medis, Paramedis Dan
Fungsional Umum pada Pusat Kesehatan Masyarakat Dilingkungan

do
gu Pemerintah Kota Singkawang, bahwa Terdakwa memiliki gelar A.Md.RO (Ahli
Madya Refraksi Optisen) yang memiliki kemampuan sebagai tenaga

In
A
kesehatan yang bersifat teknis dalam melakukan pemeriksaan mata dasar
dan pengobatan terhadap pasien dalam hubungannya dengan pembuatan
ah

kaca mata atau lensa kaca namun Terdakwa telah melakukan tindakan medis

lik
dengan mengambil diduga adanya benda asing di kornea mata sebelah kiri
saksi korban melampaui atau tidak sesuai dengan SOP dan Algoritma Klinik
am

ub
yang berlaku pada Poly Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
dan telah melampaui atau tidak sesuai dengan surat pelimpahan wewenang
ep
yang diberikan oleh Dokter Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah yakni
k

dr. Lulu Nonaria dengan Nomor 400.10/005/TU yang dikeluarkan pada


ah

tanggal 04 Januari 2012 perihal “untuk melakukan pelayanan pemeriksaan


R

si
dan pengobatan mata pada pasien yang berkunjung di Poly Mata Puskesmas
Kecamatan Singkawang Tengah selama jam kerja/dinas” dan surat

ne
ng

pelimpahan wewenang yang diberikan oleh Dokter Puskesmas Kecamatan


Singkawang Tengah dr. Barita P Ompusunggu, MKM Nomor 400.10/398/TU

do
gu

yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2015 perihal “untuk melakukan


pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pada pasien yang berkunjung diunit
pelayanan kesehatan dalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas
In
A

selama jam kerja/dinas” dimana Terdakwa tidak ada melakukan koordinasi


atau konsultasi lebih dahulu kepada Dokter Umum Puskesmas yang bertugas
ah

lik

sebelum melakukan tindakan medis mengenai batasan wewenang atau apa


saja wewenang atau tugas yang diakomodir dalam pelimpahan wewenang
m

ub

tersebut terhadap saksi korban terlebih dr. Lulu Nonaria sudah pindah tugas
dari Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah saat tindakan medis yang
ka

dilakukan Terdakwa dan saksi R. Hendri Apriyanto, SKM., MPH., selaku


ep

Kepala Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah tidak bijak untuk


ah

menunjuk Dokter lainnya memberi pelimpahan wewenang yang baru dari


R

Dokter yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah terlebih setelah dr.


es

Barita Ompusunggu tidak mau memberi surat pelimpahan wewenang setelah


M

ng

dr. Lulu Nonaria pindah dan baru memberi pelimpahan wewenang setelah
on
gu

Hal. 25 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tindakan medis yang dilakukan Terdakwa terhadap saksi korban dan hal

R
tersebut dikuatkan sebagaimana penjelasan ahli dr. Husin Basir, M.Sc.,

si
M.Kes., selaku Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Singkawang yang

ne
ng
menjelaskan bahwa kasus yang dialami saksi korban adalah kasus dengan
diagnosis adanya benda asing di kornea yang dalam Standart Kompetensi
Dokter Indonesia yang diatur pada panduan praktik klinis bagi Dokter di

do
gu Fasilitas Kesehatan Primer 2014, kompetensi Dokter Umum untuk menangani
kasus benda asing di kornea adalah Tingkat Kemampuan 2 yang mana

In
A
dijelaskan bahwa lulusan Dokter dapat membuat diagnosis klinik terhadap
penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi
ah

penanganan pasien selanjutnya dan lulusan Dokter juga mampu

lik
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan, sehingga kewenangan yang
dilimpahkan kepada Terdakwa seharusnya juga hanya mendiagnosis dan
am

ub
membuat rujukan ke Dokter Spesialis Mata hal ini dengan demikian tindakan
yang dilakukan oleh Terdakwa telah melebihi kewenangan yang dilimpahkan
ep
oleh Dokter yang memberikan pelimpahan wewenang dan hal ini sejalan
k

dengan penjelasan Pasal 32 Ayat (4) dan Ayat (5) Undang-Undang RI Nomor
ah

38 Tahun 2014 tentang Keperawatan yang menjelaskan bahwa Ayat (4)


R

si
tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara deligatif antara lain adalah
menyuntik, memasang infus dan memberikan imunisasi dasar sesuai dengan

ne
ng

program pemerintah, ayat (5) menerangkan tindakan medis yang dilimpahkan


secara mandat antara lain pemberian terapi parental dan penjahitan luka

do
gu

sehingga jelas pelimpahan wewenang yang diberikan kepada Terdakwa tidak


terakomodir bahwa dapat dibenarkan Terdakwa melakukan tindakan medis
mengambil atau mengeluarkan benda asing pada mata pasien atau dalam hal
In
A

ini kepada saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah.
Bahwa mengenai pelimpahan wewenang tersebut juga dijelaskan oleh ahli
ah

lik

pidana DR. Syarif Hasyim Azizurahman, S.H., M.Hum., yang menerangkan


bahwa surat pelimpahan wewenang yang tidak diberi tanggal dan tidak
m

ub

diketahui kapan berakhirnya pelimpahan wewenang tersebut harus diabaikan


dan lebih lanjut menerangkan bahwa perbuatan yang ditujukan kepada pelaku
ka

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun


ep

2004 Tentang Praktik Kedokteran dengan mengacu pada pendapat ahli dari
ah

kesehatan maupun dari ahli penyakit saksi korban yakni Dokter Spesialis
R

Mata mengenai batasan kewenangan dari Dokter Umum yang telah


es

memberikan pelimpahan wewenang tersebut.


M

ng

on
gu

Hal. 26 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa atas perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut mata

R
saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah sampai

si
sekarang masih terasa sakit dan kadang-kadang diberikan obat tetes mata

ne
ng
sehingga menghambat dalam bekerja untuk mencari pencaharian sehari-hari
sebagai penjahit dan akibat perbuatan Terdakwa, saksi korban Yenny Hestiaty
alias Yeny bin Mahmud Hanipah mengalami kerugian inmateril dan kerugian

do
gu materil karena saksi melakukan pengobatan selanjutnya untuk penyembuhan
mata saksi korban Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah hal ini

In
A
sebagaimana laporan kerugian atau permohonan restitusi dari Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yakni dengan total kerugian ±
ah

sebesar Rp302.577.974,00 (tiga ratus dua juta lima ratus tujuh puluh tujuh

lik
ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah).
Bahwa dari kronologis singkat tersebut di atas, secara yuridis telah ditemukan
am

ub
fakta hukum sebagai berikut:
Bahwa dapat kami jelaskan dari seluruh keterangan yang diberikan oleh
ep
saksi dan ahli tersebut di atas, telah menunjukan bahwa Terdakwa adalah
k

pelaku dalam tindak pidana Praktik Kedokteran, hal ini dapat kita lihat dari
ah

keterangan para saksi dan ahli tersebut di atas yang telah disumpah dan
R

si
diberikan pada persidangan tingkat pertama yang keterangannya juga
termuat didalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) saksi yang terlampir di

ne
ng

dalam berkas perkara An. Tersangka/ Terdakwa SUHARTO, A.Md.RO.,


A.Md.Kep., SKM.

do
gu

Bahwa pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat dan


Mejelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang yang telah menyatakan
bahwa Terdakwa terbukti melakukan pidana sebagaimana yang
In
A

didakwakan adalah sesuai namun mengingat Terdakwa sebagai anggota


PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang seharusnya memberikan contoh yang
ah

lik

baik kepada masyarakat sehingga menurut hemat kami baik putusan


Majelis Hakim tingkat pertama maupun putusan Mejelis Hakim tingkat
m

ub

banding tersebut kurang mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat


terutama terhadap Saksi Yenny Hestiaty alias Yeny bin Mahmud Hanipah
ka

dan keluarga yang merupakan korban yang sudah pasti mengalami


ep

penderitaan dikarenakan mata yang dialami saksi korban mengalami


ah

infeksi karena perbuatan Terdakwa yang dilakukan tidak sesuai dengan


R

peraturan perundang-undangan yang mengatur dan melingkupinya. Bahwa


es

saksi korban dan keluarga juga telah meengalami kerugian materil untuk
M

ng

melakukan pengobatan penyembuhan mata saksi korban dan sempat


on
gu

Hal. 27 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendapatkan pengobatan lebih intensif dengan melakukan rawat inap

R
untuk pemulihan mata saksi korban supaya tidak terjadi kebutaan

si
walaupun akhirnya mata saksi korban tetap mengalami cacat permanan

ne
ng
dan diarasakan sampai sekarang oleh saksi korban.
Bahwa dalam Pasal 185 ayat (1) KUHAP menyatakan:
“Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di

do
gu sidang pengadilan”
Bahwa dalam Pasal 185 Ayat (4) KUHAP menyatakan:

In
A
“Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu
kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang
ah

sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang

lik
lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu
kejadian atau keadaan tertentu.”
am

ub
Bahwa apabila kita mencermati ketentuan Pasal 185 Ayat (1) dan Ayat (4)
KUHAP tersebut, artinya keterangan yang telah diberikan oleh para saksi
ep
mempunyai nilai pembuktian yang sempurna yang sah menurut ketentuan
k

undang-undang, dikarenakan masing-masing keterangan saksi tersebut


ah

dapat diambil sebagai keterangan saksi yang menunjukan bahwa telah


R

si
adanya perbuatan pidana dari Terdakwa terhadap saksi korban.
Demikian halnya juga dalam artiannya dengan keterangan para ahli

ne
ng

yang telah memberikan keterangannya didepan persidangan dapat


digunakan sebagai alat bukti keterangan ahli yang sah sebagaimana

do
gu

diatur dalam ketentuan Pasal 186 KUHAP.


Bahwa dalam perkara a quo, meskipun terjadi penyangkalan Terdakwa
atas keterangan para saksi serta ahli dan surat maupun barang bukti yang
In
A

diajukan dalam persidangan, Majelis Hakim seharusnya tetap berpedoman


kepada ketentuan Pasal 189 Ayat (3) KUHAP:
ah

lik

“Keterangan Terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya


sendiri“
m

ub

Ketentuan Pasal 189 Ayat (3) KUHAP ini mengandung arti bahwa apapun
yang Terdakwa terangkan dalam persidangan, baik berupa pembenaran
ka

ataupun penyangkalan, maka keterangannya itu hanya untuk kepentingan


ep

Terdakwa sendiri.
ah

2. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat dan Mejelis


R

Hakim Pengadilan Negeri Singkawang yang telah menjatuhkan putusan yang


es

amarnya sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam memeriksa dan


M

ng

mengadili perkara dimaksud tidak melaksanakan cara-cara yang benar yang


on
gu

Hal. 28 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai ketentuan undang-undang. Bahwa sesuai fakta, dalam hal memeriksa

R
dan mengadili perkara dimaksud, Majelis Hakim Pengadilan Negeri

si
Singkawang dan Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tidak

ne
ng
mengutamakan dalam menerapkan hukum pembuktian dengan
memperhatikan secara seksama adanya kekuatan pembuktian dan alat bukti
yang diperoleh di persidangan di pengadilan. Fakta yuridis ini dapat terlihat

do
gu dari hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa dalam pertimbangan putusannya, Mejalis Hakim

In
A
Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat pada tingkat banding sependapat
dengan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang pada tingkat
ah

pertama tidak mengutamakan fakta-fakta yang diberikan dari keterangan

lik
para saksi terutama keterangan dari saksi Yenny Hestiaty alias Yeny bin
Mahmud Hanipah yang merupakan korban dari perbuatan yang telah
am

ub
dilakukan oleh Terdakwa yang telah secara nyata mengalami penderitaan
karena telah mengalami infeksi dan cacat permanen pada mata saksi
ep
korban sehingga menggangu penglihatan dari saksi korban dan
k

mengganggu optimalisasi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari guna


ah

mendapatkan nafkah atau pencaharian sebagai tukang jahit. Bahwa


R

si
keterangan dari saksi korban tersebut juga diperkuat dari keterangan saksi-
saksi lainnya maupun keterangan ahli yang telah memberikan

ne
ng

keterangannya dipersidangan sebagaimana fakta hukum yang sebelumnya


telah dijabarkan di atas.

do
gu

b. Bahwa pertimbangan Mejalis Hakim Pengadilan Tinggi


Kalimantan Barat pada tingkat banding tidak mengkupas atau membahas
mengenai apa yang menjadi diktum tuntutan dari Penuntut Umum dan
In
A

amar putusan dari majelis Hakim Pengadilan Negeri Singkawang terlebih


khusus sehingga diputuskan penggantian kerugian atau restitusi kepada
ah

lik

Terdakwa sebesar Rp22.577.974,00 (dua puluh dua juta lima ratus tujuh
puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh empat rupiah).
m

ub

Bahwa hal ini berkaitan dengan Pasal 158 KUHAP yang berbunyi:
“Hakim dilarang menunjukkan sikap atau mengeluarkan pernyataan di
ka

sidang tentang keyakinan mengenai salah atau tidaknya Terdakwa“.


ep

3. Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat yang telah


ah

menjatuhkan putusan yang amarnya sebagaimana telah disebutkan di atas,


R

telah melampaui batas wewenangnya.


es

Bahwa Terdakwa dihadapkan ke depan persidangan dengan dakwaan telah


M

ng

melakukan tindak pidana “dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau


on
gu

Hal. 29 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
cara lain memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan

R
kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang

si
telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda registrasi Dokter

ne
ng
Gigi atau surat ijin praktik” sebagaimana yang terurai dalam dakwaan Kesatu
melanggar ketentuan Pasal 78 Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran.

do
gu Akan tetapi Mejelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat menjatuhkan
putusan terhadap Terdakwa yang lebih rendah dari putusan Majelis Hakim

In
A
Pengadilan Negeri Singkawang pada tingkat pertama hanya didasarkan pada
alasan atau perihal yang meringankan Terdakwa (omstanding heid) hanya
ah

dikarenakan Terdakwa belum pernah dihukum dan Terdakwa sopan di

lik
persidangan.
Bahwa mengenai alasan bahwa Terdakwa belum pernah dihukum adalah
am

ub
dapat dibenarkan dan terhadap alasan tersebut juga kami sertakan dalam
pertimbangan kami selaku Penuntut Umum sebelum menjatuhkan tuntutan
ep
pidana terhadap Terdakwa namun bila dicermati kembali atau mundur ke
k

belakang pada persidangan pada tingkat pertama seharusnya menjadi


ah

pertimbangan dari Majelis Hakim Pengadilan Kalimantan Barat bahwa


R

si
Terdakwa tidak mengaku akan kesalahannya sebagaimana yang didakwakan
Penuntut Umum kepadanya sehingga menurut kami Terdakwa tidak termasuk

ne
ng

kualifikasi sebagai pihak yang bersikap sopan selama persidangan


berlangsung hal ini ditambah lagi Terdakwa berbelit-belit dalam memberikan

do
gu

keterangan dan tidak sesuai dengan BAP yang bersangkutan sebagai


tersangka saat diperiksa dan dimintai keterangannya oleh Penyidik Kepolisian
Resort Singkawang maupun tidak sesuai dengan keterangan para saksi dan
In
A

ahli yang telah dihadirkan di persidangan dikaitkan dengan barang bukti dan
peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan perbuatan yang
ah

lik

dilakukan oleh Terdakwa, sehingga kami selaku Penuntut Umum


berkesimpulan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat
m

ub

telah melampaui batas wewenangnya dalam menjatuhkan putusannya


terhadap Terdakwa.
ka

Bahwa dari semua uraian tersebut di atas, kami menilai penjatuhan hukuman
ep

terhadap Terdakwa adalah kurang tepat bila dihubungkan dengan perbuatan


ah

yang telah Terdakwa lakukan kepada saksi korban sesuai ketentuan perundang-
R

undangan.
es

Bahwa mencermati pertimbangan hukum-pertimbangan hukum atas putusan


M

ng

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat tersebut di atas yang


on
gu

Hal. 30 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berujung pada hukuman pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam)

R
bulan kepada Terdakwa dari dakwaan Penuntut Umum sehingga atas alasan-

si
alasan sebagimana point 1, 2 dan 3 di atas, kami menilainya adalah kurang

ne
ng
tepat dan kurang mencerminkan rasa keadilan didalam masyarakat.
Bahwa dalam SEMA Nomor 03 Tahun 1979 dinyatakan bahwa putusan-putusan
PN/PT yang tidak disertai dengan pertimbangan-pertimbangan yang dikehendaki

do
gu oleh Undang-undang Pasal 23 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970
tidak atau kurang adanya pertimbangan/alasan-alasan, ataupun alasan kurang

In
A
jelas, sukar dimengerti atau bertentangan satu sama lain, dapat menimbulkan
suatu kelalaian dalam acara (Vormverzuim) oleh karena itu dapat menimbulkan
ah

batalnya putusan PN/PT oleh MA dalam putusan Kasasi.

lik
Menimbang, bahwa karena ketentuan-ketentuan yang menjadi alasan Kasasi
telah diuraikan sebagaimana ketentuan Pasal 253 Ayat (1) KUHAP, maka
am

ub
keberatan Kasasi Penuntut Umum kiranya dinyatakan dapat dipertimbangkan.
Menimbang, bahwa alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon
ep
Kasasi II/Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut:
k

I. Pemohonan Kasasi keberatan atas putusan Judex Facti ternyata Judex


ah

Facti sama sekali tidak mempertimbangkan keberatan-keberatan yang


R

si
diajukan Pemohon Kasasi dalam nota pembelaan yang telah
disampaikan pada tanggal 20 April 2017dan memori banding.

ne
ng

Bahwa Judex Facti tidak dengan cermat dan sungguh-sungguh, baik


yang berhubungan denganstatus dan sistem kerja sebagai pelayanan

do
gu

kesehatan (Puskesmas) maupun yang berhubungan dengan penerapan


hukumnya.
Bahwa tentang keberadaan dan sistem kerja Terdakwa Suharto, A.Md.,
In
A

RO., AMd.Kep., SKM., sebagai Tenaga Kesehatan (Perawat) yang sudah


mengabdi bekerja 20 (dua puluh) tahun di Puskesmas Kecamatan
ah

lik

Singkawang Tengah yang dahulu masih disebut Balai Pelayanan Kesehatan


Unit Poli Mata bersama saksi Sri Supriatin, A.Md.Kep. Dimana, posisi tugas
m

ub

dan kompetensi Terdakwa sesuai dengan Surat Keputusan Kepala


Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah Nomor 800/14/TU/1012 04
ka

Januari 2012, pada angka 6 (bukti T-1 dalam memori banding)


ep

Bahwa selaku Perawat, Terdakwa sudah mendapat Surat Pelimpahan


ah

Wewenang, Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012, dilimpahkan


R

oleh dr. Lulu Nonaria, dan yang diketahui plt. Kepala Puskesmas Kecamatan
es

Singkawang Tengah, sebagaimana itu artinya ada perintah jabatan pimpinan


M

ng

on
gu

Hal. 31 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Puskesmas dan limpahan wewenang yang diberikan berdasarkan peraturan

R
perundang-undang bidang Tenaga Kesehatan.

si
Bahwa Pasal 33 Ayat (3) Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

ne
ng
Puskesmas dikatakan Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan di Puskesmas. Artinya, Terdakwa bekerja mempunyai Atasan
Langsung dan berada dibawah pengawasan Kepala institusinya.

do
gu Dalam pengaturan tata kerjanya, Perawat bekerja di bawah payung
hukum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Keperawatan (lex

In
A
specialis).
Dalam praktik keperawatan, fungsi Perawat diantaranya yakni,
ah

pertama, fungsi independent, adalah those activities that are considered to

lik
be within nursing’s scope of diagnoses and treatment. Dalam fungsi ini
tindakan Perawat tidak membutuhkan perintah Dokter, kedua, fungsi
am

ub
interdependen adalah carried out in conjunction with other health team
members. Tindakan Perawat yang berdasarkan pada kerja sama dengan tim
ep
keperawatan atau tim kesehatan. Kewenangan yang dimiliki dalam
k

menjalankan fungsi ini disebut sebagai kewenangan delegasi yang diperoleh


ah

karena adanya suatu pendelegasian tugas dari Dokter kepada Perawat.


R

si
Di sini, Perawat bertindak membantu Dokter dalam memberikan pelayanan
medik, memberikan pelayanan pengobatan, dan tindakan khusus yang

ne
ng

menjadi kewenangan Dokter yang seharusnya dilakukan oleh Dokter seperti


pemasangan infus dan lainnya.

do
gu

Tugas pokok Perawat apabila dalam kerja, adalah memberikan


pelayanan berbagai perawatan paripurna. Oleh karena itu tanggung jawab
Perawat harus dilihat dari peran Perawat di atas.
In
A

Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa tanggung jawab utama tetap
pada Dokter yang memberikan tugas. Sedangkan Perawat mempunyai
ah

lik

tanggung jawab sebagai pelaksana. Pelimpahan hanya dapat dilaksanakan


setelah Perawat tersebut mendapat pendidikan dan kompetensi yang cukup
m

ub

untuk menerima pelimpahan. Pelimpahan jangka panjang atau terus


menerus dapat diberikan kepada Perawat kesehatan dengan kemahiran
ka

khusus, yang diatur dengan peraturan tersendiri (standing order).


ep

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya pengaturan tentang


ah

pelimpahan tugas yang sesuai dengan keahlian Perawat, misalnya Perawat


R

khusus gawat darurat, Perawat pasien gangguan jiwa, Perawat bedah, dan
es

seterusnya.
M

ng

on
gu

Hal. 32 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam peran terapeutik maka berlaku extended role doctrine (doktrin

R
perpanjangan tangan Dokter). Dimana Tanpa delegasi atau pelimpahan,

si
Perawat tidak diperbolehkan mengambil inisiatif sendiri.

ne
ng
Penasihat Hukum Terdakwa keberatan terhadap hukuman yang
dijatuhkan Judex Facti Singkawang terhadap Terdakwa sangat tidak tepat
bahkan keliru sehingga menimbulkan rasa ketidak-adilan bagi Terdakwa

do
gu (Pasal 67 KUHAP).
Bahwa Perawat merupakan aspek penting dalam pembangunan

In
A
kesehatan, Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Bahkan
ah

dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, tenaga Perawat merupakan

lik
jenis tenaga kesehatan terbesar yang dalam kesehariannya selalu
berhubungan langsung dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam
am

ub
menjalankan tugas tak jarang Perawat bersinggungan dengan masalah
hukum.
ep
Bahkan profesi Perawat sangat rentan dengan kasus hukum seperti
k

gugatan mal praktik sebagai akibat kesalahan yang dilakukannya dalam


ah

pelayanan kesehatan. Terlebih lagi Perawat bukan lagi sekedar tenaga


R

si
kesehatan yang pasif.
Dalam ruang lingkup modern dan pandangan baru itu, selain adanya

ne
ng

perubahan status yuridis dari “perpanjangan tangan” menjadi “kemitraan”


atau “kemandirian”, seorang Perawat juga telah dianggap bertanggung jawab

do
gu

secara hukum untuk mal praktik keperawatan yang dilakukannya,


berdasarkan standar profesi yang berlaku. Dalam hal ini dibedakan tanggung
jawab untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian, yakni dalam bentuk
In
A

malpraktik medik (yang dilakukan oleh Dokter) dan mal praktik (yang
dilakukan oleh Perawat).
ah

lik

II. Keberatan terhadap putusan a quo yang salah menerapkan ketentuan


hukum bahwa Terdakwa adalah seorang Perawat bukan seorang Dokter.
m

ub

Yang Mulia, Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia,


Pada peraturan pasal yang didakwakan dan dituntutkan serta
ka

diputuskan itu sudah terang dan sangat jelasdiatur kepada siapa Pasal 78
ep

Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 yang diterapkan, dengan bunyi


ah

selengkapnya, sebagai berikut:


R

Pasal 78:
es

“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara-
M

ng

cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang


on
gu

Hal. 33 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau

R
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda

si
registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam

ne
ng
Pasal 73 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)“
Sedangkan sebagaimana bunyi Pasal 73, selengkapnya berbunyi:

do
gu 1).Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain
yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan

In
A
adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi
dan/ atau surat izin praktik.
ah

2).Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain dalam

lik
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan
seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah
am

ub
memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
3).Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
ep
berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh
k

peraturan perundang-undangan.
ah

Jadi sangat terang dan jelas, di Pasal 73 Ayat (3) Undang-Undang RI


R

si
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran MENGECUALIKAN
terhadap Tenaga Kesehatan, karena menyebutkan hubungan antar pasal

ne
ng

pun harus menjadi perhatikan agar penerapan pasal itu akan jelas dan
memang tepat.

do
gu

Itulah, Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik


Indonesia, yang kami pelajari dan baca dengan seksama bahwa telah
terjadi kesalahan dalam penerapan hukumnya terhadap kasus Terdakwa
In
A

Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM.


Bahwa Judex Facti, dalam pertimbangannya tersebut kurang cermat
ah

lik

dalam memperhatikan cukup kapasitas Terdakwa selaku Perawat yang


menjalankan tugasnya dan didasari pula atas adanya suratpelimpahan yang
m

ub

telah diberikan Dokter kepada Terdakwa sebagaimana telah diatur.


Bahwa pembuktian terhadap unsur Setiap Orang, sebagaimana
ka

pendapat saksi Ahli Hukum Pidana, Dr. Syarif Hasim Azizurahman, S.H.,
ep

M.Hum., frase “setiap orang” kita juga pahami itu biasa dan umum saja
ah

penjelasannnya. Karena yang diajukan Jaksa Penuntut Umum adalah


R

orang yang harus dibuktikan yang bersangkutan harus dipersalahkan.


es

Akan tetapi juga harus kita ingat bahwa unsur setiap orang tidak boleh
M

ng

on
gu

Hal. 34 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dipukul rata karena ada pengecualian-pengecualian tertentu dalam

R
penerapan (pasal) hukumnya.

si
Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Agung

ne
ng
Bahwa pada peraturan pasal yang didakwakan dan dituntutkan serta
diputuskan itu sudah terang dan sangat jelas telah diatur kepada siapa Pasal
78 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 yang diterapkan, itu terjadi

do
gu kesalahan dalam penerapan hukumnya.
Bahwa terhadap Terdakwa, diputus telah terbukti secara sah dan

In
A
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang berbunyi sebagai
berikut:
ah

Pasal 78 Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

lik
Kedokteran
“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara-
am

ub
cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau
ep
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat
k

tanda registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud
ah

dalam Pasal 73 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
R

si
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) “

ne
ng

Pasal 73 ,lebih lanjut menjelaskan bahwa:


1).Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk

do
gu

lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang


bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat
tanda registrasi dan/ atau surat izin praktik.
In
A

2).Setiap orang dilarang menggunakan alat, netode atau cara lain dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan
ah

lik

seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi yang


telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
m

ub

3).Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh
ka

peraturan perundang-undangan.
ep

Jadi terang sudah di Pasal 73 Ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun


ah

2004 tentang Praktik Kedokteran MENGECUALIKAN tehadap Tenaga


R

Kesehatan.
es

Bahwa terhadap orang yang memberikan pelayanan kepada


M

ng

masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah


on
gu

Hal. 35 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau

R
surat tanda registrasi Dokter Gigi atau surat izin praktik (Pasal 78 Undang-

si
undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran) adalah

ne
ng
orang umum yang bersikap dan berbuat dan menimbulkan kesan seolah-olah
yang bersangkutan adalah Dokter atau Dokter Gigi (seperti: Dokter
gadungan).

do
gu Jadi bukanlah untuk Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud oleh
Pasal 78 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

In
A
itu, dimana Terdakwa Suharto, A.Md., RO., AMd.Kep., SKM., yang disebut
Tenaga Kesehatan Keperawatan.
ah

Bahwa dalam Ketentuan Umum definisi tenaga Kesehatan tidak

lik
ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, kecuali dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
am

ub
Keperawatan dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, menyebutkan berturut, mendefinisikan:
ep
I.Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
k

Keperawatan, menyebutkan :
ah

(1)Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam


R

si
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

ne
ng

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.


Selanjutnya, ditegaskan kualifikasi dan pengelompokan Tenaga Kesehatan:

do
gu

Pasal 11 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan


(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. tenaga medis;
In
A

b. tenaga psikologi klinis;


c. tenaga kePerawatan;
ah

lik

d. tenaga kebidanan;
e. tenaga kefarmasian;
m

ub

f. tenaga kesehatan masyarakat;


g. tenaga kesehatan lingkungan;
ka

h. tenaga gizi;
ep

i. tenaga keterapian fisik;


ah

j. tenaga keteknisian medis;


R

k. tenaga teknik biomedika;


es

l. tenaga kesehatan tradisional; dan


M

ng

m. tenaga kesehatan lain


on
gu

Hal. 36 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(2) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga medis

R
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri atas Dokter,

si
Dokter Gigi, Dokter spesialis, dan Dokter Gigi spesialis.

ne
ng
II. Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, menyebutkan :
(6).Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

do
gu bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

In
A
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Jadi pengertian Tenaga Kesehatan (Perawat) sebagaimana
dimaksud Pasal 78 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 itu
ah

lik
dikecualikan tegas dengan Pasal 73 Ayat (3) Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, itu sendiri.
am

ub
Memang, sekilas mudah menunjuk orangnya (Terdakwa) tetapi itu
lebih kepada penentuan subjektif dan yang bilamana kita dihadapkan pada
mengklasifikasi pada peran tugas dan pelimpahan wewenang yang
ep
k

diberikan kepada Terdakwa dengan kaitan peristiwa hukum tersebut,


ah

dimana haruslah jeli dalam penerapan peraturan hukum yang tepat


R

si
dan sesuai dengan asas perundang-undangan dan asas-asas hukum
yang dianut dan berlaku.

ne
ng

Atas keberatan terhadap unsur setiap orang.


Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

do
Kedokteran tidak mengatur tentang apa yang dimaksud dengan setiap orngg
gu

dalam unsur ini. Menurut saksi Ahli Hukum Pidana, Dr. Syarif Hasim
Azizurahman, S.H., M.Hum., frase “setiap orang” yang dirumuskan dalam
In
A

Pasal 78 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


tidak hanya ditujukan kepada pihak kesehatan saja tetapi kepada siapa saja
ah

lik

yang dengan sengaja dan disadari oleh yang melakukan perbuatan atau
tindakan dalam hal kesehatan …..” isi putusan halaman 69.
Bahwa dengan pendapat ahli tersebut di atas, menurut Majelis Hakim
m

ub

unsur “setiap orang” dalam pasal ini mencakup semua orang tidak terbatas
ka

pada Dokter dan Dokter Gigi. Dan benar termasuklahTerdakwa Suharto,


ep

A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM.


Akan tetapi, dalam ketentuan pasal yang diputuskan oleh Majelis
ah

Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan Barat sependapat pula dengan Majelis


R

es

Hakim Pengadilan Negeri Singkawang dan tetap memutuskan terbukti secara


M

sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur


ng

on
gu

Hal. 37 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 78 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

R
Kedokteran.

si
Asas peraturan perundang-undangan,

ne
ng
Bahwa asas-asas peraturan perundang-undangan yang kita kenal
diantaranya asas lex specialis derogat legi generalis adalah salah satu
asas hukum, yang mengandung makna bahwa aturan hukum yang khusus

do
gu akan mengesampingkan aturan hukum yang umum. Dan asas Lex specialis
derogat legi generali adalah asas yang berlaku dalam penafsiran hukum.

In
A
Dimana asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis merupakan
pengetahuan hukum yang melihat persoalan hukum dalam berbagai
ah

peraturan perundang-undangan. Menurut Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., dalam

lik
bukunya yang berjudul Hukum Positif Indonesia (hal. 56) ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam asas lex specialis derogat legi
am

ub
generalis, yaitu:
1. Ketentuan-ketentuan yang didapati dalam aturan hukum umum
ep
tetap berlaku, kecuali yang diatur khusus dalam aturan hukum khusus
k

tersebut;
ah

2. Ketentuan-ketentuan lex specialis harus sederajat dengan


R

si
ketentuan-ketentuan lex generalis (undang-undang dengan undang-
undang);

ne
ng

3. Ketentuan-ketentuan lex specialis harus berada dalam lingkungan


hukum (rezim) yang sama dengan lex generalis. Kitab Undang-Undang

do
gu

Hukum Dagang dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sama-sama


termasuk lingkungan hukum keperdataan.
Sebagai contoh, peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
In
A

asas lex specialis derogat legi generalis:


Pasal 63 Ayat (2) KUHPidana:
ah

lik

“Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur
pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus itulah
m

ub

yang diterapkan.”
Jadi menurut kami Penasihat Hukum, dimana Terdakwa adalah seorang
ka

Perawat bukan Dokter tetapi diterapkan Undang-Undang Praktik


ep

Kedokteran bukan Undang–Undang Keperawatan (lex specialis),


ah

tepatnya. Jadi kami mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim


R

Pengadilan Tinggi, untuk menyatakan bahwa terjadi kesalahan dalam


es

penerapan hukum.
M

ng

Atas keberatan terhadap pengertian unsur dengan sengaja.


on
gu

Hal. 38 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam pertimbangannya pada halaman 55 putusan, Judex Facti untuk

R
membuktikan unsur DENGAN SENGAJA menggunakan alat, metode, atau

si
cara lain yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

ne
ng
menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah Dokter atau
Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi Dokter atau surat tanda
registrasi Dokter Gigi atau surat ijin praktik sebagaimana dimaksud dalam

do
gu Pasal 73 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran.

In
A
Dasar menimbang, bahwa unsur ini bersifat alternatif sehingga tidak
harus keseluruhan dalam unsur alternatif ini terpenuhi, cukup apabila salah
ah

satu alternatif terbukti maka Terdakwa sudah dapat dipersalahkan;

lik
Bahwa Judex Facti dalam amar putusannya, menimbang kesengajaan
sangat berhubungan dengan sikap bathin yang untuk membuktikannya cukup
am

ub
dinilai dari sikap bathin tersebut dalam tindakan atau perbuatan pelaku tindak
pidana;
ep
Bahwa dikatakan lebih lanjut, kesengajaan mengandung elemen
k

“menghendaki dan menginsyafi” terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya


ah

(willens en weten vevoorzaken van een gevollg) yang harus ditafsirkan secara
R

si
luas. Artinya pelaku menginsyafi perbuatannya bukan berarti pelaku harus
benar-benar tahu secara pasti perbuatannya tersebut dilarang peraturan

ne
ng

perundang-undangan, cukuplah pelaku mengerti secara umum bahwa


perbuatannnya itu bertentangan dengan ketertiban masyarakat dan ketertiban

do
gu

umum;
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri, dalam dalam amar putusan
pada bagian menimbang di halaman 55-56 putusan perkara a quo
In
A

mengatakan bahwa karena unsur ini bersifaf alternatif, maka kesengajaan


harus meliputi setiap alternatif ….dst
ah

lik

Bahwa Majelis Hakim Perkara a quo, berpendapat bahwa ada fakta


hukum yang sah dan menyakinkan. Terdakwa dan Penasihat Hukum
m

ub

keberatan atas kesimpulan Majelis Hakim tersebut dengan alasan-alasan


sebagai berikut:
ka

Bahwa hal-hal yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim untuk


ep

menyatakan adanya unsur Dengan Sengaja dinyatakan sebagai berikut:


ah

bahwa kesalahan dalam arti yang luas meliputi:


R

1. Kesengajaan.
es

2. Kelalaian/ kealpaan (culpa).


M

ng

3. Dapat dipertanggungjawabkan.
on
gu

Hal. 39 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ketiganya merupakan unsur subyektif syarat pemidanaan dan mengenai

R
masalah kesengajaan.

si
Memang kesengajaan dalam hukum pidana, adalah merupakan bagian

ne
ng
dari kesalahan. Kesengajaan pelaku mempunyai hubungan kejiwaan yang
lebih erat terhadap suatu tindakan (yang terlarang) dibanding dengan
kealpaan (culpa).

do
gu Apa itu yang disebut dengan kesengajaan?
Bahwa KUHP kita juga tidak memberi definisi mengenai hal tersebut.

In
A
Dimana petunjuk untuk dapat mengetahui arti kesengajaan, dapat diambil dari
M.v.T. (Memorie van Toelichting), yaitu “Pidana pada umumnya hendaknya
ah

dijatuhkan hanya pada barang siapa melakukan perbuatan yang dilarang,

lik
dengan dikehendaki dan diketahui”.
Bahwa kesengajaan diartikan sebagai: “menghendaki dan
am

ub
mengetahui” (willens en wetens). Artinya, seseorang yang melakukan suatu
tindakan dengan sengaja, harus menghendaki serta menginsafi tindakan
ep
tersebut dan/atau akibatnya.
k

Jadi dapatlah dikatakan, bahwa sengaja berarti menghendaki dan


ah

mengetahui apa yang dilakukan. Orang yang melakukan perbuatan


R

si
dengan sengaja menghendaki perbuatan itu dan disamping itu
mengetahui atau menyadari tentang apa yang dilakukan itu dan akibat

ne
ng

yang akan timbul daripadanya.


Bahwa Terdakwa sebagaimana diketahui (sedang) bekerja di Pusat

do
gu

Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Poli Mata bersama saksi Supriatin,


A.md.Kep., sesuai dengan SK. Kepala Puskesmas Kecamatan Singkawang
Tengah Nomor 800/14/TU/2012, tertanggal 04 Januari 2012.
In
A

Bahwa sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat Terdakwa sudah


bekerja di bagian Poly Mata itu lebih kurang sudah 20 (dua puluh tahun) dan
ah

lik

tidak pindah-pindah tempat tugasnya.


Bahwa keberadaan Terdakwa sesuai dengan kompetensinya wajar dan
m

ub

tepat, ditempatkan di bagian Poli mata itu cukup dan sangat beralasan,
dimana setiap ganti pimpinan di PUSKESMAS tersebut, dimana sudah
ka

Terdakwa memiliki:
ep

1. Surat Ijin Kerja (SIK) Perawat, (bukti T-2 dalam memori banding)
ah

Nomor 503/09/Yankes-A, tertanggal 25 Januri 2015 yang dikeluarkan Dinas


R

Kesehatan Pemerintah Kota Singkawang An. SUHARTO, A.Md.Kep.,


es

S.KM.
M

ng

on
gu

Hal. 40 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat, [bukti T-3 dalam memori

R
banding]

si
Nomor 20 01 5 1 1 12-0562503, tertanggal 05 Januari 2013, yang

ne
ng
dikeluarkan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia an. Menteri Kesehatan
RI.
3. Surat Ijin Kerja (SIK) Refraksionis Optisien, [bukti T-4 dalam

do
gu memori banding]
Nomor 503/01/Yankes-A, tertanggal 2 Januari 2015 yang dikeluarkan Dinas

In
A
Kesehatan Pemerintah Kota Singkawang An. SUHARTO, A.Md.RO., S.KM.
4. Surat Tanda Registrasi (STR) Refraksionis Optisien, [bukti T-
ah

5dalam memori banding]

lik
Nomor 20 05 5 1 1 16-1177992, tertanggal 25 Mei 2016, yang dikeluarkan
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia an. Menteri Kesehatan RI.
am

ub
5. Surat Pelimpahan Wewenang, (bukti T-6 dalam memori banding)
Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012, diberikan oleh: dr. Lulu
ep
Nonaria, dan yang diketahui plt. Kepala Puskesmas Kecamatan
k

Singkawang Tengah.
ah

Bahwa dalam bukti-bukti surat poin 1 s/d. 5 menunjukan bahwa


R

si
Terdakwa ditempat sesuai dengan kompetensinya dan juga sudah mendapat
pelimpahan wewenang dari seorang Dokter (dr. Lulu Nonaria) sebagaimana

ne
ng

yang digariskan dalam prosedur oleh perundang-undangan dan dalam


Permenkes Nomor 5 Tahun 2014.

do
gu

Sebagaimana juga pendapat Ahli dr. Husin Basir., M.Sc., M.Kes., pada
halaman 32 putusan perkara in casu, mengatakan: bahwa di dalam
Undang-Undang Keperawatan dan Undang-Undang Tenaga Kesehatan
In
A

dibenarkan adanya pelimpahan wewenang Dokter kepada tenaga


kesehatan lainnya Perawat;
ah

lik

Kelalaian tenaga kesehatan dan Dokter dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat/pasien tidak dapat dipidana. Sebab, dalam
m

ub

tiga paket undang-undang di bidang kesehatan tak ada satu pasal pun
yang menyebutkan bahwa karena kelalaian seorang tenaga kesehatan
ka

termasuk Dokter bisa dipidana.


ep

Dipertegas, sebelumnya dengan peraturan perundangan-undangan


ah

pula pada:
R

Pasal 50 KUHPidana menjelaskan, bahwa:


es

“Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan


M

ng

undang-undang, tidak dipidana”.


on
gu

Hal. 41 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya, Pasal 51 Ayat (1) KUHPidana, mengatakan:

R
“Barang siapa yang melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah

si
jabatan yang diberikan oleh Penguasa yang berwenang tidak dipidana”.

ne
ng
Bahwa dalam kedua hal itu ada alasan pembenar, sehingga apa yang
dilakukan Terdakwa benar dan sudah semestinya, kiranya tidak memerlukan
penjelasan.

do
gu (Prof. Moeljatno, SH., Asas-asas Hukum pidana, hal.161)
Perintah Jabatan diterangkan dalam Pasal 51 Ayat (2) KUHPidana,

In
A
menyatakan:
“Perintah jabatan tanpa wewenang tidak menyebabkan hapusnya pidana,
ah

kecuali jika yang diperintah dengan itikad baik mengira bahwa perintah

lik
diberikan dengan wewenang, dan pelaksanaannya termasuk dalam
lingkungan pekerjaan”.
am

ub
Bahwa selanjutnya terhadap tindakan Standard Operating Prosedur
[SOP] pada peristiwa hukumnya yang terjadi adalah di tanggal 03 Agustus
ep
2015 sekitar pukul 09.30 WIBa Saksi Yenny Hestiaty datang ke Puskesmas
k

sendirian, untuk berobat dengan kondisi mata sebelah kirinya sudah agak
ah

merah yang juga ditutup dengan jari-jari tangan kirinya, selanjutnya dilakukan
R

si
anamnesa, menimbang dan mengukur tekanan darah pasien yang dilakukan
oleh saksi Sri Suprihatin, AM.d.Kep., di bagian poli mata. Selanjutnya, pasien

ne
ng

diperiksa oleh Terdakwa yang sudah mendapat pelimpahan wewenang dari


Dokter dan pasien ditangani berdasarkan petunjuk Standard Operation

do
gu

Prosedur (bukti T-7 dalam memori banding) dilakukan observasi dengan


lampu sorot dan dengan lup yang diketahui mata pasien (saksi Yenny
Hestiaty) tidak lepas menutup mata kirinya dengan tangan dikarenakan ada
In
A

benda asing menempel ada putih sekitarnya.


Bahwa sesuai dengan observasi, Terdakwa menjelaskan ada benda
ah

lik

asing dalam mata pasien, (bahasa medis disebut Corpus Alieum) dan
Terdakwa menanyakan kepada pasien “mau dikeluarkan disini atau di
m

ub

rumah sakit ?”, pasien menjawab: “tidak ada orang yang antar, minta
disini saja”.
ka

Bahwa jawaban pasien (saksi Yenny Hestiaty) itu wajar dan


ep

manusiawi, di samping hanya datang sendiri dan naluri sadarnya ingin


ah

cepat diambil benda asing dimatanya biar sembuh. Terdakwa pun dalam
R

pledooi (halaman 4) nya sudah terang menjelaskan pada saat itu pasien
es

mengatakan menyetujui secara lisan untuk diambil tindakan di Puskesmas


M

ng

unit poli mata. Dalam ruangan itu hanya ada Terdakwa dan Pasien, dan logika
on
gu

Hal. 42 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sehat kita tergelitik, tidak mungkin Terdakwa memaksa, kalau itu secara lisan

R
pasien sudah mengatakan kata “Tidak”, dikarenakan kemauan lisan pasien

si
sendiri, jelas Terdakwa melakukan tindakan kesehatan karena niat baik

ne
ng
Terdakwa ingin pasiennya itu bisa sembuh. Dan itu sangat manusiawi sekali di
samping karena tuntutan tugas jelasnya.
Bahwa kenyataan ini benar, sesuai dengan pendapat Ahli dr. Husin

do
gu Basir., M.Sc., M.Kes., mengatakan bahwa Tenaga Kesehatan wajib meminta
persetujuan dari pasien maupun klien, apabila pasien tersebut setuju atau

In
A
membuat penolakan terhadap tindakan yang akan diambil dan hal tersebut
biasa disebut dengan inform Consent yang bisa dilakukan secara lisan
ah

maupun tertulis dan apabila berdampak luas/berisiko tinggi dari tindakan

lik
tersebut, pasien wajib diminta persetujuan secara tertulis (halaman 31
putusan dalam perkara ini);
am

ub
Jadi, cara kerja Terdakwa sejalan dengan pendapat Ahli sebagaimana
diuraikan di atas, yakni sudah mendapat persetujuan lisan dari pasien (saksi
ep
Yenny Hestiaty). Dan kami keberatan, atas bukti tertulis dalam pada halaman
k

66 putusan perkara ini terbaca:


ah

a. 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari


R

si
Puskesmas Singkawang Tengah,....
Seharusnya, dalam blangko lembaran Persetujuan/Penolakan

ne
ng

Tindakan Medis, jadi tidak ada tanda garis miring (/) sebagai alternatif
pilihan. Dan kalimat tuntutan Jaksa Penuntut Umum dalam putusan perkara a

do
gu

quo diketik Persetujuan Penolakan, itu kami anggap penggiringan opini.


Terbantahkan secara lisan pun pasien sudah menyatakan setuju diambil
tindakan/diobati.
In
A

Bahwa kami keberatan, Ahli dr. Husin Basir., M.Sc., M.Kes., dengan
memberi keterangan di halaman 34 putusan ini, namun berbeda bila kita
ah

lik

habis membaca Dokumen Standard Operating Prosedure (SOP) Puskesmas


Singkawang Tengah yang dikeluarkan Pemerintah Kota Singkawang pada
m

ub

Judul Dokumen: 7.11.15: SOP Pengambilan Corpus Alienum, angka 3


dikatakan bahwa Penatalaksanaan pengambilan Corpus Alienum:
ka

3. Di Mata
ep

 Pegang Kepala Pasien hinggga tidak bergerak.


ah

 Buka mata pasien dan terangi mata pasien dengan lampu sorot
R

 Perhatikan baik-baik posisi benda asing pada mata pasien


es

Bila benda asing kecil maka ambil pakai cotton but.


M


ng

 Lalu teteskan tetes mata tersil untuk mencegah iritasi mata.


on
gu

Hal. 43 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bila benda asing agak besar maka ambil dengan pinset, kemudian

R
tutup mata pasien dengan kassa dan segera rujuk pasien ke rumah

si
sakit.

ne
ng
Sebagaimana yang dimaksud SOP pengambilan Corpus Alienum
adalah standar yang digunakan untuk pengambilan corpus alienum pada
pasien UGD (Unit Gawat Darurat) agar dapat dijadikan sebagai acuan untuk

do
gu melakukan pelayanan yang dilakukan di UGD Puskesmas Pasar Singkawang.
Bukan dengan menggunaka jarum kecil seperti yang saksi korban sampaikan

In
A
dan dalam memori banding jaksa. Dan Terdakwa sudah sangat tahu yang
digunakan itu adalah pakai cotton but. Hal ini sudah ditolak mentah oleh
ah

Terdakwa dalam depan persidangan dan dituangkan dalan nota pembelaan

lik
bahwa Saksi Korban sangat mengada-ngada tentang nama alat kesehatan.
Jadi standar operating prosedur itu sudah dilaksanakan oleh Terdakwa,
am

ub
sebagai sebuah pemikiran kalau kita bahwa perkiraan pasien di poli mata
Puskesmas Pasar Singkawang itu dalam 1 (satu) bulan bisa berobat sekira 50
ep
pasien s/d. 300 an pasien. Dan Terdakwa pun sudah bekerja di unit Poli Mata
k

di Pusat Pelayanan sekitar 20 tahun (dua puluh tahun) tahun lamanya.


ah

Dengan lama masa tugas dalam memberi layanan kesehatan setidaknya


R

si
sudah pasti Terdakwa sangat mengetahui jelas prosedurnya.
Bahwa selanjutnya, menyangkut tindakan pengobatan yang dilakukan

ne
ng

Terdakwa sebagaimana keterangan Terdakwa terbaca di halaman 44-45


putusan perkara ini.

do
gu

Bahwa ada bentuk atau corak kesengajaan dalam hal seseorang


melakukan sesuatu dengan sengaja dapat dibedakan ke dalam 3 (tiga) bentuk
sikap batin, yang menunjukkan tingkatan dari kesengajaan sebagai berikut:
In
A

1. Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk) untuk


mencapai suatu tujuan (dolus directus).
ah

lik

Dalam hal ini pembuat bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang.
2. Kesengajaan dengan sadar kepastian (opzet met
m

ub

zekerheidsbewustzijn atau noodzakkelijkheidbewustzijn).


Dalam hal ini perbuatan berakibat yang dituju namun akibatnya yang tidak
ka

diinginkan tetapi suatu keharusan mencapai tujuan.


ep

3. Kesengajaan dengan sadar kemungkinan (dolus eventualis atau


ah

voorwaardelijk-opzet).
R

Dalam hal ini keadaan tertentu yang semula mungkin terjadi kemudian
es

benar-benar terjadi, contoh: meracuni seorang bapak, yang kena anaknya.


M

ng

on
gu

Hal. 44 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa apa yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap pasien sikap niat

R
baik, di samping menjalankan tugas kedinasan, juga tidak berniat jahat

si
sedikitpun kepada pasien, termasuk saksi Yenny Hestiaty. Dan sangat jauh

ne
ng
sekali niat untuk berbuat jahat dengan sengaja, sedang peralatan kesehatan
di Poli Mata itu di Puskesmas memang sudah baku disediakan dan tidak perlu
dijelaskan.

do
gu Dengan demikian, jelas bahwa pertimbangan-pertimbangan Majelis
Hakim yang terlah kami sebutkan dan uraikan diatas dalam putusan

In
A
mengenai unsur “DENGAN SENGAJA” kami keberatan dikatakan telah
terbukti secara sah dan menyakinkan.
ah

III. Keberatan Terhadap Bukti Tertulis yakni Visum Et Repetum

lik
Bahwa menurut dr. Abdul Mun’im Idries, KeDokteran Forensik, hal.4,
1997., Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
am

ub
seorang Dokter tentang apa yang dilihat pada benda yang diperiksanya yang
mempunyai daya bukti dalam perkara pidana. Dan Visum et Repertum
ep
prosesnya dibuat harus sesuai dengan ketentuan peraturan, dan surat
k

permintaan Visum et Repertum hanya boleh dimintakan oleh pihak yang diberi
ah

wewenang sesuai dengan KUHAP, dalam hal ini pihak Penyidik (PP Nomor 27
R

si
Tahun 1983 Tentang pelaksanaan KUHAP).
Bahwa terhadap perkara yang dihadapi Terdakwa, sebagaimana kalau

ne
ng

kita baca di halaman 28 putusan perkara ini, keterangan Saksi dr. Edy
Ariston Lubis, Sp.M., MSc., specialis mata (Dokter RS. Bethesda Serukam,

do
gu

Kabupaten Bengkayang) bahwa saksi tidak ada merujuk pasien Yenny


Hestiaty ke RS. SUDARSO Pontianak, tetapi saksi Yenny yang meminta
dirujuk, yang telah 8 (delapan) hari rawat inap dan ditangani langsung saksi
In
A

dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M., MSc., dan juga telah menjalani rawat jalan,
sebagaimana dikatakan saksi Efdi, bahwa berobat di RS. Bethesda Serukam
ah

lik

itu selama 5 (lima) bulan tetapi hasilnya menurut saksi dr. Edy Ariston Lubis
Sp.M., MSc., mata masih menyisakan sisa luka di bening mata.
m

ub

Lebih lanjut, Keterangan Ahli dr. Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., spesialis
mata mengatakan bahwa Ahli tidak dapat menyimpulkan apakah sikatrit
ka

yang menetap/cacat parmanen yang dialami saksi Yenny Hestiaty


ep

tersebut merupakan akibat tindakan yang dilakukan atau trauma dari


ah

saudari Yenny Hestiaty itu sendiri. Akibat dari Sikatrit yang dialami
R

Yenny Hestiaty ialah mengalami gangguan tajam penglihatan dalam


es

artian tidak terjadi kebutaan.


M

ng

on
gu

Hal. 45 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa ketika berada di RS. Sudarso Pontianak menurut Ahli dr.

R
Muhammad Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., yang membuat visum et repertum an.

si
Yenny Hestiaty (termuat bundle berkas permohonan Restitus LPSK-RI). Dan

ne
ng
seperti dijelaskan diatas diketahui tindakan medis itu sudah lebih dahulu dan
cukup lama ditangani saksi dr. Edy Ariston Lubis, Sp.M., MSc., specialis mata,
Dokter RS. Bethesda Serukam, Kabupaten Bengkayang, selama 5 (bulan)

do
gu sebagaimana kesaksian Efdi Ibrahim di persidangan.
Bahwa rujukan di RS. Cicendo Bandung hasil pemeriksaan hanya perlu

In
A
kacamata silinder sesuai resep yang diberikan. Artinya, bila memakai
kacamata kembali akan dapat lebih jelas melihat, dan dalam jarak 3 (tiga)
ah

meter akan kabur melihat itu sudah pasti, kecuali saksi Yenny Hestiaty

lik
kembali memakai kacamata. Kondisi mata saksi Yenny Hestiaty seperti itu
mengalami gangguan tajam penglihatan dalam artian tidak terjadi kebutaan
am

ub
demikian pendapat dr. Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., spesialis mata RS.
Sudarso Pontianak.
ep
Bahwa terhadap permohonan Polres atas hasil Visum et Repertum
k

dibuat di RS. Sudarso tanggal 14 Desember 2015, tetapi permintaan Visum


ah

et Repertum dari Polres Singkawang diajukan tanggal 21 Desember 2015


R

si
(selisih, didahului 7 hari).
Kesimpulannya, jadi dibuat dulu Visum et Repertum baru sekira 7

ne
ng

[tujuh] hari kemudian baru ada di mohon oleh Polres Singkawang, dan
tentang keabsahan proses Visum et Repertum kami serahkan kepada Yang

do
gu

Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tinggi yang bisa untuk menilainya.


IV. Keberatan Tehadap Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang dimohon
atas Restitusi
In
A

Bahwa permohonan Restitusi tanggal 23 Maret 2017 itu tidak jelas


menunjuk kepada untuk perkara apa dimohon. Dalam pengajuan permohonan
ah

lik

yang diajukan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) RI menujuk


pada perkara nomor register 16/Pen.Pid/2017/PN.Skw. Padahal perkara
m

ub

yang disidang mempunya dasar perkara nomor 16/Pid.Sus/2017/PN.Skw.


Jadi permohonan itu kabur dan mohon untuk tidak diterima.
ka

Bahwa permohonan Restitusi yang diajukan LPSK-RI yang diajukan


ep

melalui Jaksa Penuntut Umum dalam pemeriksaan dimohonkan Terdakwa


ah

Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep., SKM., yang harus ganti-rugi dan melakukan


R

gugatan perbuatan melawan hukum.


es

Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Agung RI,


M

ng

on
gu

Hal. 46 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mohon dapat kira memberi pertimbangan dan memutuskan terhadap

R
Gugatan Keperdataan Perbuatan Melawan Hukum dari permohonan

si
Restitusi diperiksa secara terpisah di Pengadilan Negeri Singkawang,

ne
ng
supaya akan lebih baik dan memberikan rasa berkeadilan dalam
pemeriksaan nantinya.
Bahwa dalam memeriksaan dan mengadili suatu perkara seharusnya

do
gu tidak boleh terjadi adanya salah menerapkan hukum. Ini dikarenakan pasal
yang didakwakan menjadi dasar pijakan utama dalam memeriksa dan

In
A
mengadili suatu perkara, namun akibat dari salah dalam menerapkan hukum
itu menimbulkan kerugian bagi Terdakwa dan pencari keadilan, baik moril
ah

maupun materiil dalam berbagai aspeknya. Di sisi lain pula adalah berkenaan

lik
pada kepastian hukum;
Bahwa dampak putusan yang salah dari penerapan hukum dapat
am

ub
merampas kemerdekaan seseorang juga merupakan pelanggaran terhadap
Hak Asasi Manusia dalam hal ini Terdakwa Suharto, A.Md.RO., A.Md.Kep.,
ep
SKM., dan mohon untuk melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum
k

(Onslag van rechtvervolging).


ah

Berdasarkan hal-hal yang telah uraikan di atas, jelas apa yang


R

si
didakwakan, dituntutkan dan kemudian diputus oleh Judex Facti dalam
perkara ini adalah telah terbukti adalah keliru dalam penerapan

ne
ng

hukumnya.
V. Kesimpulan dan Permohonan

do
gu

Berdasarkan uraian tersebut ditas maka Pemohon Kasasi berkesimpulan


bahwa Judex Facti dalam putusannya tidak menerapkan ketentuan hukum
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu cukup alasan bagi Pemohon Kasasi
In
A

untuk menhgajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung sesuai


dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 253 Ayat (1) KUHAP.
ah

lik

Menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi Pemohon Kasasi II/


Terdakwa tersebut Mahkamah Agung berpendapat:
m

ub

Bahwa alasan kasasi Terdakwa dapat dibenarkan dengan pertimbangan


sebagai berikut:
ka

- Bahwa putusan Judex Facti dibuat berdasarkan kesimpulan dan


ep

pertimbangan hukum yang salah, tidak berdasarkan pada fakta hukum yang
ah

relevan secara yuridis dengan tepat dan benar, serta tidak sesuai dengan
R

fakta hukum yang terungkap di muka sidang. Tidak ternyata Terdakwa


es

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menimbulkan


M

ng

on
gu

Hal. 47 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter yang telah memiliki Surat

R
Tanda Registrasi Dokter;

si
- Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di muka sidang,

ne
ng
ternyata memang benar Terdakwa Suharto, Amd.RO,. A.Md.Kep., S.KM.,
bukan seorang dokter, dan Terdakwa adalah seorang Pegawai Negeri Sipil
bertugas sebagai Perawat dan Refraksionis Optisien Penyelia pada Poli Mata

do
gu Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah - Kota Singkawang, sesuai
dengan Surat lzin Registrasi Perawat Nomor 200151112-0562503, Surat lzin

In
A
Kerja Perawat tanggal 25 Januari 2017 dan Surat lzin Kerja Refraksionis
Optisien tanggal 02 Januari 2015;
ah

- Bahwa meskipun kedatangan pasien saksi pelapor Yenny Hestiaty ke Poli

lik
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah pada jam kerja hari Senin
tanggal 03 Agustus 2015 pukul 09.00 WIB dengan keluhan mata kiri terasa
am

ub
sakit, pandangan kabur dan ada garis-garis melintang menghalangi
pandangan. Namun selama pemeriksaan di muka persidangan sama sekali
ep
tidak terungkap sejak kapan mata kiri saksi pelapor mulai terasa sakit dan
k

pandangan kabur, serta apakah saksi pelapor selama itu dan sebelum datang
ah

ke Poliklinik Mata Puskesmas pernah menggosok-gosok matanya kirinya itu;


R

si
- Bahwa keadaan pasien sedemikian itu sangat penting diketahui terlebih
dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena tindakan pasien

ne
ng

yang menggosok-gosok matanya sendiri karena kemasukan corpus alienum


(benda asing) dapat menyebabkan iritasi pada conjungtiva mata dan atau

do
gu

pada cornea, bahkan karena seringnya digosok menyebabkan corpus


alienum dapat melukai cornea mata pasien sendiri;
In
- Bahwa meskipun saksi pelapor menerangkan di muka persidangan,
A

bahwa Terdakwa memeriksa matanya dengan cara mengusapkan "jarum


lembut" pada mata kirinya. Namun Terdakwa membantah dan menyatakan
ah

lik

keterangan saksi pelapor tersebut tidak benar. Terdakwa menerangkan


sebelum memeriksa mata saksi pelapor terlebih dahulu melihat bola mata kiri
m

ub

saksi pelapor menggunakan kaca pembesar, maka terlihat corpus alienum


menempel (bukan menancap) pada bagian puncak cornea mata kiri,
ka

Terdakwa pun menjelaskan temuannya itu kepada saksi pelapor dan sekalian
ep

menjelaskan secara lisan benda asing itu harus dikeluarkan;


ah

- Bahwa selanjutnya Terdakwa melakukan irigasi mata kiri menggunakan


R

jarum irigasi dan baru kemudian mengangkat (extraksi) corpus alienum,


es

dengan cara mengusap corpus alienum yang menempel pada puncak cornea
M

ng

on
gu

Hal. 48 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mata menggunakan cutton bud, bukan dengan mencabutnya menggunakan

R
jarum lembut;

si
- Bahwa sampai pada tahap sedemikian rupa itu, ternyata keterangan saksi

ne
ng
pelapor berdiri sendiri karena dibantah Terdakwa dan tidak didukung oleh alat
bukti lain yang sah. Sekiranya benar saksi pelapor menerangkan keadaan
yang sebenarnya, quod non, tentu seharusnya Penuntut Umum mengajukan

do
gu barang bukti "jarum lembut" itu kemuka persidangan, bukannya mengajukan
cutton bud sebagaimana diterangkan Terdakwa;

In
A
- Bahwa selain itu, dari sekian banyak barang bukti yang diajukan Penuntut
Umum ke muka sidang diantaranya 2 (dua) lembar Kartu lnventaris Ruangan
ah

(KIR) poli mata, ternyata "jarum lembut" yang dimaksud saksi pelapor tidak

lik
termasuk, tidak ada dan tidak terdaftar sebagai barang inventaris pada Poli
Mata Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah;
am

ub
- Bahwa berdasarkan fakta hukum yang relevan tersebut, tidak ternyata
Terdakwa melakukan extraksi corpus alienum yang menempel pada selaput
ep
epitel cornea mata kiri saksi pelapor sama sekali tidak menggunakan "jarum
k

lembut" sebagaimana didakwakan Penuntut Umum;


ah

- Bahwa demikian pula terhadap keterangan saksi dokter Edy Ariston


R

si
Lubis, Sp.M., M.Sc., dokter MM. Djoko S. Tardan, Sp.M., dokter Husin Basir,
M.Sc., M.Kes., dan dokter Muhammad Iqbal Saad, Sp.M., M.Kes., sepanjang

ne
ng

mengenai perbuatan Terdakwa melakukan extraksi corpus alienum pada


cornea mata kiri saksi pelapor menggunakan "jarum lembut" harus

do
gu

dikesampingkan, karena para saksi ini merupakan saksi de auditu yang hanya
mendengar cerita dari orang lain dan tidak melihat sendiri dan tidak
In
mengetahui sendiri kejadiannya;
A

- Bahwa meskipun tindakan Terdakwa melakukan extraksi corpus alienum


yang menempel pada cornea mata kiri saksi pelapor dengan cara diirigasi
ah

lik

terlebih dahulu, baru kemudian diusap mengunakan cutton bud, namun


demikian ternyata perbuatan Terdakwa dimaksud telah sesuai dengan
m

ub

Dokumen 7.11.15. Standard Operasional Prosedur Pengambilan Corpus


Alienum Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas Singkawang Tengah, Jo.
ka

Surat Pelimpahan Wewenang Kepala Puskesmas Singkawang Tengah Nomor


ep

400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012 ditandatangani oleh dokter Lulu


ah

Moniara Jis. Surat Pelimpahan Wewenang Kepala Puskesmas Singkawang


R

Tengah Nomor 400.10/398/TU Oktober 2015 ditandatangani oleh dokter


es

Sarita P. Ompusungu;
M

ng

on
gu

Hal. 49 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tentang tampak jejas Iuka pada cornea bagian sentral sampai ke

R
jaringan stroma cornea mata kiri saksi pelapor, sesuai Visum Et Repertum

si
Nomor 79/370/RSDS/pdl-a/2015 tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat dan

ne
ng
ditandatangani oleh dokter Muhammad Iqbal, Sp.M., dokter pada RSUD
dokter Soedarso Pontianak, adalah merupakan persoalan lain karena menurut
keterangan saksi dokter Edy Aristo Lubis, Sp.M., M.Sc., penyebab ulkus

do
gu cornea dengan hipopion pada mata kiri saksi pelapor tidak dapat dipastikan,
diantaranya juga bisa disebabkan bakteri, trauma kuman atau virus sebagai

In
A
faktor resiko masuknya benda asing;
- Bahwa demikian juga halnya dengan tindakan Terdakwa sebagai tenaga
ah

kesehatan Perawat dalam rangka Praktik Pelayanan Kesahatan Masyarakat

lik
pada jam kerja di Puskesmas Singkawang Tengah, tidak mengkonsultasikan
kondisi saksi pelapor setelah dilakukan anamnesa atau setelah dilakukan
am

ub
observasi ke dokter Puskesmas, atau tidak melaksanakan Inform Consent,
atau tidak segera merujuk pasien ke rumah sakit - terlepas dari ada atau tidak
ep
adanya tenaga dokter pada saat itu di Puskesmas, adalah merupakan
k

permasalahan lain yang berada di luar ruang lingkup Undang-Undang Nomor


ah

29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, oleh karena itu Penuntutan dari
R

si
Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap alasan kasasi Pemohon Kasasi I/

ne
ng

Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat:


- Bahwa alasan kasasi Penuntut Umum tidak dapat dibenarkan dengan

do
gu

pertimbangan sebagai berikut:


- Bahwa terlepas dari alasan kasasi yang diajukan Penuntut Umum,
In
ternyata putusan Judex Facti yang menyatakan Terdakwa terbukti secara sah
A

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diuraikan di


bawah ini, tidak tepat, salah dan tidak menerapkan peraturan hukum
ah

lik

sebagaimana mestinya;
- Bahwa oleh karena permohonan kasasi Terdakwa dikabulkan dan
m

ub

Penuntutan dari Penuntut Umum dinyatakan tidak dapat diterima, maka


alasan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Penuntut Umum tidak
ka

relevan untuk dipertimbangkan dan oleh karena itu permohonan kasasi dari
ep

Pemohon Kasasi I/Penuntut Umum haruslah ditolak;


ah

Menimbang, bahwa dengan demikian permohonan kasasi dari Pemohon


R

Kasasi II/Terdakwa beralasan hukum dikabulkan dan permohonan kasasi dari


es

Pemohon Kasasi I/Penuntut Umum ditolak, maka Putusan Pengadilan Tinggi


M

ng

Kalimantan Barat Nomor 50/PID.SUS/2017/PT KALBAR., tanggal 07 Juli 2017


on
gu

Hal. 50 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Singkawang Nomor

R
16/Pid.Sus/2017/PN Skw., tanggal 27 April 2017 tidak dapat dipertahankan lagi,

si
oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung mengadili sendiri

ne
ng
perkara a quo sebagaimana termuat dalam amar putusan di bawah ini;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan
penahanan yang sah, dan penuntutan terhadap Terdakwa dinyatakan tidak

do
gu dapat diterima maka sesuai dengan Pasal 193 Ayat (2) huruf b jo Pasal 21 Ayat
(4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, maka Majelis Hakim Agung

In
A
mempunyai cukup alasan untuk menetapkan agar Terdakwa dikeluarkan dari
tahanan;
ah

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

lik
untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagaimana termuat dalam amar putusan
a quo:
am

ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, lagipula
ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan
ep
hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi dari Pemohon
k

Kasasi I/Penuntut Umum tersebut harus ditolak dan permohonan kasasi dari
ah

Pemohon Kasasi II/Terdakwa dikabulkan;


R

si
Menimbang, bahwa oleh karena penuntutan terhadap Terdakwa
dinyatakan tidak dapat diterima maka biaya perkara dalam tingkat kasasi

ne
ng

dibebankan kepada Negara;


Memperhatikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang

do
gu

Nomor 48 Tahun 2009, dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985


sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
In
A

2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;


MENGADILI
ah

lik

- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Penuntut Umum


pada Kejaksaan Negeri Singkawang tersebut;
m

ub

- Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa


SUHARTO, AMd.RO., A.Md.Kep., S.KM., tersebut;
ka

- Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Kalimatan Barat Nomor


ep

50/PID.SUS/2017/PT KALBAR., tanggal 07 Juli 2017 yang memperbaiki


ah

putusan Pengadilan Pengadilan Negeri Singkawang Nomor


R

16/Pid.Sus/2017/PN Skw., tanggal 27 April 2017;


es

MENGADILI SENDIRI:
M

ng

on
gu

Hal. 51 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Menyatakan penuntutan Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

R
Singkawang terhadap Terdakwa SUHARTO, AMd.RO., A.Md.Kep., S.KM.,

si
tidak dapat diterima;

ne
ng
- Memerintahkan Terdakwa dikeluarkan dari tahanan;
- Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) lembar Surat Penunjukan yang ditandatangani oleh Saudari MUJI

do
gu LESTARI Nomor 800/48/TU tanggal 02 Januari 2014;
- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. LULU MONARIA

In
A
Nomor 400.10/005/TU tanggal 04 Januari 2012;
- 1 (satu) lembar Surat Pelimpahan Wewenang dari Dr. BARITA P
ah

OMPUSUNGGU, M.K.M., Nomor 400.10/398/TU diterbitkan bulan Oktober

lik
2015;
-2 (dua) lembar Surat Keputusan Walikota Singkawang Nomor
am

ub
824/16/MUTASI-A Tahun 2015 tanggal 28 September 2015 tentang
Penempatan Tenaga Medis, Para Medis dan Fungsional Umum An.
ep
SUHARTO, S.Km., sebagai Refraksionis Optisien Penyelia;
k

- 1 (satu) bundel Surat Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah


ah

Nomor 800/14/TU/2012 tanggal 04 Januari 2012 tentang Pembagian Tugas


R

si
Pokok dan Fungsi serta Tugas Tambahan bagi Staf Puskesmas
Singkawang Tengah dalam kegiatan pelayanan dan penunjangan;

ne
ng

- 1 (satu) bundel SOP Poly Mata Puskesmas Singkawang Tengah;


- 1 (satu) buah Cutton Bud gagang warna biru (sebagai pembanding

do
gu

barang bukti yang telah hilang);


- 1 (satu) buah buku Algoritma Klinik;
- 1 (satu) buah salep Cloframphenocol;
In
A

- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan RECO;


- 1 (satu) buah obat tetes mata bertuliskan Otsu-WI;
ah

lik

- 1 (satu) buah perban kasa;


- 2 (dua) lembar Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Ruangan Polimata Upt
m

ub

Puskesmas Singkawang Tengah I;


- 1 (satu) lembar Surat ijin Registrasi Perawat Nomor 20 01 5 1 1 12 –
ka

0562503 An. SUHARTO;


ep

- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja Perawat An. SUHARTO, A.Md.Kep., SKM.,
ah

tanggal 25 Januari 2017 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota


R

Singkawang;
es
M

ng

on
gu

Hal. 52 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- 1 (satu) lembar Surat Ijin Kerja REFRAKSIONIS OPTISIEN an.

R
SUHARTO, A.Md.Ro., SKM., tanggal 02 Januari 2015 yang dikeluarkan

si
oleh Dinas Kesehatan Kota Singkawang;

ne
ng
- 1 (satu) bundel Rekam Medis Rumah Sakit Bethesda
Serukam Kecamatan Samalanan Kabupaten Bengkayang Nomor RM 11 34
46 atas nama YENNY HESTIATY;

do
gu - 1 (satu) bundel Rekam Medik/ Kartu Rawat Jalan Pasien An. YENNY
HESTIATY;

In
A
- 1 (satu) lembar Persetujuan Penolakan Tindakan Medis dari Puskesmas
Singkawang Tengah;
ah

- 2 (dua) fotocopy buku register rawat jalan poli mata Puskesmas

lik
Singkawang Tengah;
Dikembalikan kepada Penuntut Umum.
am

ub
- Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
ep
pada hari Kamis tanggal 09 November 2017 oleh Sri Murwahyuni, S.H., M.H.,
k

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
ah

Majelis, Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum., dan H. Eddy Army, S.H.,
R

si
M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis beserta

ne
ng

Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Rozi Yhond Roland, S.H.,
M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi I/Penuntut

do
gu

Umum dan Pemohon Kasasi II/Terdakwa.


Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis:
Ttd. Ttd.
In
A

Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum. Sri Murwahyuni, S.H., M.H.


Ttd.
ah

lik

H. Eddy Army, S.H., M.H.


Panitera Pengganti:
m

ub

Ttd.
Rozi Yhond Roland, S.H., M.H.
ka

ep
ah

Untuk Salinan
R

Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
es

Panitera Muda Pidana Khusus


M

ng

on
gu

Hal. 53 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ROKI PANJAITAN, S.H.
NIP. 19590430 198512 1001

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 54 dari 53 hal, Putusan Nomor 2033 K/PID.SUS/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Anda mungkin juga menyukai