PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.
penyimpangan prosedur, tidak memberikan pelayanan, dan penyalahgunaan
wewenang2.
Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dapat diterapkan untuk
berjalan secara efektif dan efisien, sehingga kualitas pelayanan terjaga. Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP merupakan adopsi dari COSO
2
Ombudsman Republik Indonesia. (2019). Laporan tahunan 2017. Jakarta : Sekretariat
Jenderal Ombudsman Republik Indonesia.
3
Ombudsman Republik Indonesia. (2017). Laporan tahunan 2017. Jakarta : Sekretariat
Jenderal Ombudsman Republik Indonesia.
4
Djanegara, Moermahadi Soerja. 2008. Menuju Good Corporate Governance –
Suatu Kajian Empiris. Bogor: Kesatuan Press.
dengan kebutuhan dan karakteristik pemerintahan di Indonesia. Selain itu, mengacu
negara. SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
yang dibuat untuk memberi jaminan keamanan bagi unsur-unsur yang ada dalam
perusahaan7. Sejalan dengan hal ini pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP memiliki
pemerintah.
5
Suwanda, Dadang. dan Dailibas. 2013. Panduan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Jakarta: PPM.
6
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. 2008. Lingkungan Pengendalian. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.
7
Sujarweni, V. W. (2015a). Sistem akuntansi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam
dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan
yang baik8.
daerah. Hal ini tercantum didalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51
8
Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
9
Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
10
Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 330.
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota sesuai fungsi dan
kewenangannya.”
dengan aturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No 80 Tahun 2006 tentang
Sulawesi Barat berada dilevel maladministrasi rendah dengan skor 4,38, seperti
Keterangan :
B. Rumusan Masalah
kabupaten mamasa?
C. Tujuan Penelitian
mamasa
11
Ombudsman Republik Indonesia. (2019). Laporan tahunan 2019. Jakarta : Sekretariat
Jenderal Ombudsman Republik Indonesia.
2. Untuk mengetahui kendala dalam menerapkan kebijakan terhadap
D. Manfaat Masalah
1. Manfaat”secara Teoritis”
2. ManfaatPsecara Praktis”
a. Bagi”Instansi Pemerintah”
intern pemerintah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Implementasi
provide the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan
dijelaskan juga menurut Van Meter dan Van Horn bahwa implementasi adalah
12
Abdul Wahab, Solichin (2008). Analisis Kebijaksaan dari formulasi ke implementasi
kebijaksanaan negara. Jakarta : Bumi Aksara
13
Carl Van Horn dan Donal Van Meter , 1975, Model-model dalam Kebijakan
Implementasi, yongyakarta
Mazmanian dan Sabatier juga mendefinisikan implementasi yang
bersangkutan14.
2. Pengertian Kebijakan
14
Mazmanian, Daniel A and Paul A. Sabatier. 1983. Implementation and Public
Policy, Scott Foresman and Company, USA.
sedangkan kebijakan mencakup peraturan-peraturan yang ada didalamnya
tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor
berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang sedang dihadapi.
yang sengaja dilakukan oleh aktor yang berkenaan dengan adanya masalah yang
2008:7) adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh
mengandung suatu unsur tindakan untuk mencapai tujuan dan umumnya tujuan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Hal tersebut berarti
dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja bersama-
sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang
diinginkan.
pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan
yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar suatu
masyarakat.
formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan tersebut. Oleh karena
itu, implementasi kebijakan yang telah dijelaskan oleh Nugroho merupakan dua
1. Comunication (Komunikasi)
3. Disposition (Disposisi)
ditransformasikan kepada para pelaksana, kelompok sasaran dan pihak lain yang
ditransmisikan kepada para pelaksana, target group dan pihak lain yang
sasaran.
tidak akan berjalan dengan efektif. Sumber daya yang dapat mendukung
sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, sumber daya informasi dan
daya manusia dalam implementasi kebijakan di samping harus cukup juga harus
perintah dari atasan (pimpinan). Oleh karena itu, sumber daya manusia harus ada
ketepatan dan kelayakan antara jumlah staf yang dibutuhkan dan keahlian yang
yaitu:
terbatasnya fasilitas sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat, tepat, andal,
kerelaan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi
yang baik, maka dia akan melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai dengan
Menurut Van Meter dan Van Horn (Widodo, 2007:105) terdapat tiga
pelaksanaan kebijakan. Dalam struktur birokrasi terdapat dua hal penting yang
mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi yang penting dari
operating procedures atau SOP). SOP ini merupakan pedoman bagi pelaksana
organisasi.
maka Van Meter dan Van Horn (Wahab, 2008:79) juga mengemukakan
2. Sumber-sumber kebijakan
pelaksanaan
a) Isi Kebijakan
b) Informasi
peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau sangat
berkaitan untuk dapat memainkan peranya dengan baik. Informasi ini justru
c) Dukungan
Pelaksaan suatu kebijakan public akan sangat sulit apabila pada
tersebut.
d) Pembagian potensi
pelaku yang terlibat dalam implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan
yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang dapat menjadi
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Pemerintah atau Negara, sehingga
B. Maladministrasi
1. Pengertian Maladministrasi
Maladministrasi berasal dari gabungan dua kata, yaitu „mala‟ dan
yang berarti buruk.15 „Malum‟ dalam bahasa Latin dapat juga berarti
arti pelaksanaan kewajiban pemerintah yang salah atau buruk dan pelaksanaan
warga negara. Maladministrasi adalah pelayanan publik yang salah atau buruk.
in an official capasity).19
15
Bryan A Garner, Black‟s Law Dictionary, Eighth Edition, (St. Paul: Thomson West, 2004),
hlm. 975.
16
Daniel Oran, Oran‟s Dictionary of The Law, 3rd edition, (Canada: West Legal Studies Thomson
Learning, 2000), hlm.15.
17
Donna Batten, Gale Encyclopedia of American Law, 3rd edition, (Farmington HillL Gale
Cengage Learning, 2010), hlm.11. 2
18
Henry Campbell black, Black‟s Law Dictionary Definition of Term and Phrases of American
and English Jurisprudence, Ancient and Modern, ST. Paul Minn: West Publishing Co.
19
Bryan A. Garner (ed), Black‟s Law Dictionary, Eighth Edition, (St. Paul: Thomson West, 2004),
hlm. 976.
20
K.C. Wheare, Maladmininistration and its Remedies, (London: Stevens & Sons Publication,
1933), hlm.1.
Department for Work and Pensions tidak mendefinisikan arti dari
menjelaskan ketika perbuatan kita atau ketika kita tidak berbuat apapun sehingga
kepada konsumen. Hal tersebut turut berlaku pada keadaan di mana kita tidak
buruk.21
2. Bentuk-bentuk Maladministrasi
“Maladministrasi adalah:
1) Perilaku dan perbuatan melawan hukum,
2) Perilaku dan perbuatan melampaui wewenang,
3) Menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang itu,
4) Kelalaian,
5) Pengabaian kewajiban hukum,
6) Dalam penyelenggaraan pelayanan publik,
7) Dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan,
8) Menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial,
9) Bagi masyarakat dan orang perseorangan.”
21
Departement for Work and Pension, Financial Redress for Maladministration, special payment
Scheme: Policy and Giding Principles, April 2012, hlm.5. 3
22
Hendra Nurtjahjo, Yustus Maturbongs, Diani Indah Rachmitasari, op.cit., hlm. 5. 3
Termasuk bentuk tindakan maladministrasi adalah tindakan-tindakan yang
birokrat.
keuangan negara.
d) Rigidity yaitu penyakit birokrasi yang sifatnya kaku. Ini efek dari
melihat kasus-perkasus.
melayani publik dan hati nurani. Gejala ini bisa juga dikatakan
efisiensi.
fungsinya.
keuangan.
komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk
(2001:252).
manajamen.
seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan
sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) Keandalan laporan
keuangan, (b) Efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap
bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur
dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi
perusahaan.
unsur-unsur tersebut.
3. Komponen pengendalian intern
1. Lingkungan Pengendalian
Risiko dapt timbul atau berubah karena keadaan seperti berikut ini:
yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan
digunakan untuk:
2. Gangguan.
3. Kolusi.
semu.
tersebut.
D. Inspektorat Daerah
24
Penjelasan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 2007
tersebut diatas, Inspektorat Daerah mempunyai kewenangan penyelenggaran
fungsi :25
pengawasan
Daerah
Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis organisasi Dan
Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pada Pasal 1 ayat (2)
dinyatakan bahwa:
walikota”
25
Handriyas Putra, Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Fungsional Di Inspektorat Kota
Solok,Padang,2011,dalamhttp://repository.unand.ac.id/17421/1/PELAKSANAAN_FUNGSI_PENG
AWASAN_FUNGSIONAL_DI_INSPEKTORAT_KOTA_Makassar.pdf
“Inspektorat kabupaten/kota berkedudukan di bawah dan
negara; dan
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
c. Inspektorat Provinsi;
d. Inspektorat Kabupaten/Kota.
nonkementrian,
pemerintah;
tingkat
undangan;
fungsi
Kabupaten/Kota
2. Fungsi Inspektorat
fungsi yaitu :
Daerah lainnya;
berbagai pihak;
e. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja
Daerah lainnya;
berbagai pihak;
pihak;
pengawasan;
meliputi :
pengawasan
Inspektur Provinsi.
daya pengawasan.
menyebutkan :
ruang lingkup;
b. sasaran pemeriksaan;
c. SKPD yang diperiksa;
e. jumlah tenaga;
menyatakan :
meliputi:
daerah,urusan pemerintahan;
negeri.
Kabupaten/Kota meliputi :
3) Kecamatan.
4) Desa/Kelurahan.
di Desa/Kelurahan.
6) Pelaksanaan Tugas Pembantuan dengan sumber anggaran dari
Audit.
E. Penelitian Terdahulu
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian
1 Nuryani Tadeko Pengaruh Sistem 2019 Penerapan sistem
Pengendalian Intern pengendalian intern
Pemerintah Terhadap yang terdiri dan
Kualitas Pelayanan lingkungan
Pada Satuan Kerja pengendalian,
Perangkat Daerah penilaian risiko,
(Survey Pada kegiatan
Pemerintah Daerah pengendalian,
Kabupaten Banggai) informasi dan
komunikasi, serta
pemantauan dan
kualitas pelayanan
pada
SKPD Kabupaten
Banggai menunjukkan
F. Kerangka Konseptual
Pengendalian intern mencakup 5 (lima) komponen dasar kebijakan dan prosedur yang
bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Adapun 5 komponen yang dimaksud yakni
lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta pemantauan. Menurut teori Van Meter dan Van Horn (2008:79)
yaitu (1) Ukuran dan tujuan kebijakan, (2) Sumber-sumber kebijakan (3) Ciri-ciri atau
sifat Badan/Instansi pelaksana (4) Komunikasi antar organisasi terkait dengan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan (5) Sikap para pelaksana, dan (6) Lingkungan Ekonomi, Sosial
dan Politik. Dengan indikator-indikator yang ada diatas dapat diketahui bahwa
Kabupaten/Kota
Maladministrasi
METODEPPENELITIAN
A. Tipe”dan Dasar”Penelitian
1. Tipe”Penelitian
hubungan antar variabel yang timbul, perbedaan”antar fakta yang ada serta
2. Dasar”Penelitian
individu dan dilakukan”secara ilmiah, sistematis dan logis dalam rangka untuk
akan”diteliti.
B. Lokasi”Penelitian
Sulawesi Barat.
C. Sumber”Data
bagian”yaitu :
1. Data”Sekunder
Dimaksudkan”untuk memperoleh data dan informasi mengenai objek yang
dari”majalah.
2. Data”Primer
responden, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti
dengan”narasumber.
D. Informan
kriteria”khusus yang dimiliki sampel tersebut atau pemahaman yang kuat terhadap
yang menjadi sasaran”atau perhatian penelitian dan ini biasanya ditandai oleh
yang”ditanyakan.
2. Informan”masih terikat secara penuh serta aktif pada lingkungan dan kegiatan
dimintai”informasi.
1. Kepala”Inspektorat
2. Sekretaris”
E. Teknik”Pengumpulan”Data
data sebagai”berikut :
1. Observasi”(pengamatan)
Adapun data”yang diteliti adalah laporan absensi sidik jari mengenai hasil
kinerja”pegawai.
2. Wawancara”(Interview)
3. Observasi”Pustaka”(Literatur Review)
F. Teknik”Analisis”Data
analisis data diatas yang dikemukakan”oleh Miles dan Hubermen dalam Jam’an
Satori dan Aan Komariah (2010:39) dapat diterapkan melalui tiga alur penerapan
sebagai”berikut :
1. Reduksi”Data
menelusuri tema memberi gugus-gugus dan menulis memo. Lebih lanjut Miles
2. Penyaji”Data
bentuk yang padu”dan mudah diraih. Misalnya dituangkan dalam berbagai jenis
matriks, grafik, jaringan dan bagan.”Lebih lanjut Miles dan Huberman (Sigiono,
ulang pada catatan lapangan atau meminta respon atau komentar responden
Pada Kantor Badan Pengelola”Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Toraja Utara
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
berwujud, seperti sumber daya manusia, dan sumber daya anggaran, sumber
daya peralatan, sumber daya informasi dan kewenangan. Sumber daya manusia
(pimpinan).
3. Disposisi
pelaksana kebijakan mempunyai karakteristik atau watak yang baik, maka dia
akan melaksanakan kebijakan dengan baik sesuai dengan sasaran tujuan dan
4. Struktur Birokrasi
mempengaruhinya salah satunya yaitu aspek struktur birokrasi yang penting dari
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 330.
Carl Van Horn dan Donal Van Meter , 1975, Model-model dalam Kebijakan
Implementasi, yongyakarta
Suwanda, Dadang. dan Dailibas. 2013. Panduan Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Skripsi
Departement for Work and Pension, Financial Redress for Maladministration, special
Solok,Padang,2011,dalamhttp://repository.unand.ac.id/17421/1/PELAKSA
NAAN_FUNGSI_PENGAWASAN_FUNGSIONAL_DI_INSPEKTORA
T_KOTA_Makassar.pdf
Sumber Lain
Pandangan-pandangan
Intern Pemerintah.
Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 Tentang
Daerah.