Anda di halaman 1dari 12

Nama : Vina Vepbrianty

Nim : 203110159

Tk : 2A

Mata kuliah : KMB 2

Dosen : Yossi Suryarinilsih, M.Kep,Sp.KMB

SISTEM PERKEMIHAN

1. ANFIS SISTEM PERKEMIHAN

Sistem urinaria terdiri dari :

1. Ginjal, yang berfungsi mengeluarkan sekret urine

2. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih

3. Kandung kemih, yang bekerja sebagai penampung dan,

4. Uretra, yang berfungsi mengeluarkan urine dari kandung kemih.

Keempat sistem urinaria tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

STRUKTUR ANATOMI GINJAL

Ginjal adalah alat ekskresi utama dalam tubuh manusia. Kedudukan ginjal terletak
dibelakang dari cavum abdominalis (rongga perut) di belakang peritonium pada kedua sisi
vertebrata lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen/perut. Ginjal berbentuk
seperti kacang merah (kara/ercis). Sisi dalamnya atau sering dinamakan hilum menghadap ke
tulang punggung sedangkan sisi uarnya berbentuk cembung. Jumlah ginjal ada dua yaitu ginjal
kanan dan ginjal kiri. Ukuran ginjal sebelah kiri lebih besar dibanding dengan ginjal sebelah
kanan. Ginjal memiliki ukuran panjang ± 0-12 cm dan lebar ± 6-8 cm dan tebal 2,5 cm
dengan ukuran berat sekitar 200 gram.

1. Piramida ginjal

2. Arteri interlobuler

3. Arteri renalis

4. Vena ginjal

5. Ginjal hilus

6. Pelvis ginjal

7. Ureter

8. Tambuk kecil

9. Kapsula ginjal

10. Kapsula ginjal inferior

11. Kapsula ginjal superior

12. Vena interlobular

13. Nefron

14. Kaliks minor

15. Tambuk mayor

16. Papilla ginjal

17. Kolumna ginjal

Batas bagian atas ginjal kanan adalah organ hati, sedangkan batas atas ginjal kiri
adalah organ limpa. Makna batas ginjal ini, saat kita menarik nafas maka ginjal akan
bergerak ke bawah. Pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dibanding dengan ginjal
perempuan.

Setiap ginjal secara anatomis dibagi menjadi bagian korteks (di sebelah luar) yang
mengandung semua kapiler glomerulus dan sebagian segmen tubulus pendek, dan bagian
medulla di sebelah dalam tempat sebagian besar segmen tubulus berada. Perkembangan segmen-
segmen tubulus dari glomerulus ke tubulus proksimal, kemudian sampai di tubulus distal, dan
akhirnya hingga ke duktus pengumpul (collecting duct). Gabungan organ glomerulus, tubulus
proksimal, tubulus distal, duktus coleduktus dinamakan nefron. Satu ginjal terdapat
1.000.000 nefron, kalau dua ginjal berarti ada sekitar 2.000.000 nefron.

ANATOMI URETER

Ureter adalah saluran muskuler berbentuk silinder yang mengantarkan urine dari ginjal
menuju kandung kemih (buli-buli/vesica urinaria). Dalam tubuh manusia terdapat dua
ureter. Panjang ureter pada orang dewasa ± 25-30 cm dengan luas penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian terletak pada rongga pelvis

Dinding ureter terdiri dari tiga lapisan yaitu :

1. Tunika mukosa

Adalah lapisan dari dalam keluar yang tersusun dari sel ephitelium

2. Tunika muskularis

Merupakan otot polos longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat dan anyaman
serabut elastis. Otot ini membentuk tiga stratum/lapisan yaitu, stratum longitodinal, stratum
sirkuler dan stratum longitudinal eksternum.

3. Tunika adventisia ; tersusun dari jaringan ikat longgar.

ANATOMI KANDUNG KEMIH/VESICA URINARIA

Kandung kemih adalah organ yang mengumpulkan urine yang diekskresikan organ
ginjal melalui ureter sebelum dibuang ke luar tubuh melalui uretra. Kandung kemih merupakan
kantong berongga yang terpenuhi otot-otot dan dapat digelembungkan (elastis). Kandung kemih
ini secara anatomi berada di belakang simfisis pubis. Dipersilahkan saudara melihat gambar
sistem urinaria di atas. Bagian kandung kemih terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Fundus

yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah. Bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectosiikale yang terdiri dari jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis
dan prostat.

2. Korpus

yaitu bagian antara verteks dan fundus

3. Verteks

yaitu bagian yang maju ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.

ANATOMI URETRA
Uretra adalah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang luar, dilapisi
membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung kemih. Pada laki-
laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan
fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis yang panjangnya sekitar 20 cm. Uretra laki-
laki terdiri dari : uretra prosaria, uretra membranosa, dan uretra kavernosa.

Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis. Panjangnya sekitar 3-4 cm. Lapisan
uretra pada wanita terdiri dari tunika muskularis. Muara uretra pada wanita terletak di sebelah
atas vagina (antara klitoris dan vagina). Uretra wanita dikelilingi oleh sfingter uretra dan
disyarafi oleh saraf pudenda. Secara seksualitas daerah di ujung uretra ini sangat sensitif karena
ada ujung-ujung syaraf pudenda. Daerah ini disebut zona erotis uretra atau titik-U

2. PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan Fisik Pada Sistem Perkemihan

Pemeriksaan fisik sistem perkemihan adalah pemeriksaan yang dilakukan pada ginjal,
vesika urinaria, dan meatus urinaria. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan dilakukan dengan
metode inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.

Tujuan pemeriksaan fisik abdomen:

1. Mendapatkan kesan kondisi dan fungsi organ perkemihan.

2. Mengetahui keluhan klien yang muncul dari sistem perkemihan

Langkah-langkah pemeriksaan fisik system perkemihan

A. Persiapan Alat

1. Stetoskop

2. Sarung tangan bersih

3. Alat tulis

4. Bengkok

B. Pemeriksaan Inspeksi

Posisi pasien terlentang. Inspeksi pada abdomen, catat ukuran, kesimetrisan, warna kulit,
tekstur, turgor kulit, adanya massa atau pembengkakan, distensi, dan luka. Kulit dan membran
mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Penurunan turgor kulit
merupakan indikasi dehidrasi. Edema, indikasi retensi dan penumpukkan cairan.

C. Pemeriksaan Auskultasi

Gunakan diafragma/bel stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovertebral


dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri
renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).
D. Pemeriksaan Ginjal

1. Palpasi Ginjal

Ginjal kanan

- Atur posisi klien supinasi, palpasi dilakukan dari sebelah kanan.

- Letakkan tangan kiri di bawah costa 12

- Letakkan tangan kanan dibagian atas, sedikit di bawah lengkung iga kanan

- Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan ke bawah sementara tangan
kiri mendorong ke atas. Pada puncak inspirasi tekan tangan kanan kuat dan dalam.
Raba ginjal kanan antara 2 tangan. Tentukan ukuran, nyeri tekan.

Ginjal kiri

Prinsipnya sama dengan ginjal kanan, bedanya :

- Pemeriksa pindah ke sisi kiri penderita

- Gunakan tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang

- Letakkan tangan kiri di kuadran kiri atas

- Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kiri menekan ke bawah sementara tangan
kanan mendorong ke atas. Pada puncak inspirasi tekan tangan kiri kuat dan dalam.
Raba ginjal kanan antara 2 tangan. Tentukan ukuran, nyeri tekan. Normalnya jarang
teraba.
2. Perkusi Ginjal

Perkusi ginjal dilakukan untuk mengkaji adanya nyeri. Perkusi ginjal dilakukan pada akhir
pemeriksaan. Perkusi costovertebral ginjal (costovertebral angle)

- Atur posisi klien berbaring dengan posisi miring/duduk

- Letakkan telapak tangan kiri di atas sudut


costovertebral/costovertebral angel (setinggi vertebra torakalis 12 dan lumbal 1) dan
perkusi dengan tangan kananyang mengepal. Lakukan kanan dan kiri.
Lakukan perkusi ginjal dengan cukup kekuatan sampa pasien dapat merasakan
pukulan.

- Hasil normal, klien tidak merasakan nyeri, jika terdapat nyeri mengindikasikan
adanya batu atau pyelonephritis

E. Pemeriksaan Vesika
Urinaria

1. Palpasi Vesika
Urinaria

Palpasi vesika urinary untuk memeriksa adanya kesimetrisan, lokasi, ukuran, dan
sensasi. Dalam kondisi normal, vesika urinaria tidak teraba. Adanya distensi/pembesaran
vesika urinaria dapat dipalpasi di area antara simfisi pubis dan umbilical. Langkah-
langkah palpasi vesika urianaria:

- Atur posisi pasien supinasi

- Lakukan palpasi di bawah umbilikus ke arah


bawah mendekati simfisis.

- Palpasi adanya distensi kandung kemih/vesika


urinaria.

2. Perkusi Vesika Urinaria

Secara normal, vesika urinaria tidak dapat diperkusi, kecuali volume urin di atas 150
ml. Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat diperkusi sampai setinggi umbilicus.
Sebelum melakukan perkusi vesika urinaria, lakukan palpasi untuk mengetahui fundus
vesika urinaria. Setelah itu lakukan perkusi di atas area suprapubic. Jika vesika urinaria
penuh atau sedikitnya volume urin 500 ml, maka akan terdengar bunyi dullness (redup) di
atas simphysis pubis. Langkah-langkah perkusi vesika urinaria:

- Atur posisi pasien supinasi


- Lakukan perkusi dimulai dari suprapubic sampai ke area umbilicus.Vesika
urinaria dalam keadaan penuh akan terdengar “dullness”.

F. Pemeriksaan Meatus

Pemeriksaan meatus bukan pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan fisik system


perkemihan. Pemeriksaan ini sering dilakukan pada pasien dengan gangguan system
perkemihan infeksi.

Langkah-langkah pemeriksaan dengan inspeksi pada meatus

1. Pada pasien laki-laki

 Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri


 Gunakan sarung tangan
 Pegang penis dengan dua tangan, tekan ujung gland penis untuk membuka meatus
urinary. Lihat meatus adanya kemerahan, pembengkakan, discharge/cairan, luka,
pada meatus.

2. Pada pasien perempuan

 Atur pasien dalam posisi litotomi


 Gunakan sarung tangan
 Buka labia mayora dengan tangan yang dominan, lihat meatus adanya kemerahan,
pembengkakan, discharge/cairan, luka, pada meatus.

b. Pemeriksaan Labor Yang Perlu Dilakukan Untuk Menilai Adanya


Gangguan Sistem Perkemihan
 PEMERIKSAAN URIN MAKROSKOPIK

Adalah pemeriksaan urin tanpa menggunakan alat, dilihat dengan mata telanjang,
dengan penerangan sinar matahari. Hal yang dilaporkan : volume, warna, bau,
kekeruhan, berat jenis urine.

 PEMERIKSAAN URIN MIKROSKOPIK

Adalah pemeriksaan elemen elemen dalam urin dengan menggunakan mikroskop


cahaya biasa, fase kontras atau polarisasi, setelah sampel urin disentrifus. Indikasi
pemeriksaan : 1) membantu menetapkan proses patologis di ginjal atau non ginjal; 2)
Bila diperlukan diagnosis untuk mioglobinuri. 3) Untuk mengetahui apakah
hematuri atau hemoglobinuri.

 PEMERIKSAAN URIN KIMIA STIK

Pemeriksaan urin kimia stik adalah pemeriksaan urin, tanpa sentrifus,


menggunakan reagen kimia kering berupa multistik dengan parameter pengukuran
meliputi: pH, berat jenis, protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen, keton, nitrit, lekosit
esterase, dan darah.
c. Pemeriksaan Diagnostik Yang Dilakukan Untuk Menilai Adanya
Gangguan Sistem Perkemihan
 Ultrasound

Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarakan


ke dalam tubuh untukmendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam system urinarius akan
menghasilkan gambar-gambar ultrasoundyang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan,
massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupunobstruksi dapat diidentifikasi.
Pemeriksaan USG merupakan teknik noninvasif dan tidak memerlukan persiapankhusus
kecuali menjelaskan prosedur serta tujuannya kapada pasien. Karena sensitivitasnya,
pemeriksaan USGtelah menggantikan banyak prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan
diagnostic pendahuluan.

 Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya

Dalam pemeriksaan ini dibagi ke dalam beberapa macam, yaitu :

1. Kidney Ureter and Bladder (KUB)

Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan


untuk melihat ukuran,bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti
batu dalam ginjal atau traktus urinarius,hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau
pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringandisekitarnya.

2. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan


memberikan gambar penampangginjal serta saluran kemih yang sangat jelas.
Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnyalesi invasive pada ginjal.

3. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous pyelogram)

Pemeriksaan urografi intravena yang juga dikenal dengan nama intravenous


pyelogaram(IVP) memungkinkanvisualisasi ginjal ureter dan kandung kemih. Media kontras
radiopaque disuntikan secara intravena dankemudian dibersihkan dari dalam darah serta
dipekatkan oleh ginjal. Tebal nefrotomogram dapat dilaksanakansebagai bagian dari
pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap
lapisandan untuk membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau
trakrus urinarius.Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari penkajian pendahuluan
terhadap semua masalah urologiyang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi
pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini jugamemberikan perkiraan kasar terhadap fungsi
ginjal. Sesudah media kontras (sodium diatrisoat atau meglumindiatrisoat) disuntikan secara
intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan seril yang dilakukan untukmelihat
struktur drainase.
3. DIAGNOSTIK BNO _ IVP DAN USG GINJAL

a. Pengertian, Tujuan, Manfaat Dan Proses Pelaksanaan

 BNO-IVP (INTRAVENAPIELOGRAPHY)

Definisi
Pemeriksaan diagnostik kontras radiologi BNO-IVP adalah ilmu yang mempelajari
prosedur atau tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan buli-buli menggunakan sinar-x dengan
melakukan injeksi media kontras melalui vena. Pada saat media kontras diinjeksikan melalui
pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan mengikuti peredaran darah dan
dikumpulkan dalam ginjal dan saluran kemih, sehingga ginjal dan saluran kemih menjadi
berwarna putih. Dengan IVP, dokter ahli radiologi dapat melihat dan mengetahui anatomi
serta fungsi ginjal, ureter dan buli-buli. Pada pemeriksaan khusus BNO ditemukan 15 adanya
cacat pengisian dan pada IVP batu ginjal atau buli-buli serta hidronefrosis pada pemeriksaan
sonografi Anggari, Luthfy Kharisma, 2011.
Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan kontras radiologi BNO-IVP adalah untuk mendapatkan
gambaran radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari
ginjal, ureter,dan buli-buli. Pemeriksaan ini juga bertujuan menilai keadaan anatomi dan
fungsi ginjal.Selain itu BNO-IVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non
opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika BNO-IVP belum dapat
menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai
penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograde Purnomo BB, 2011.
Tujuan dari pemeriksaan IVP adalah :
1. Pemeriksaan IVP membantu mengetahui adanya kalainan pada system
urinary, dengan melihat kerja ginjal dan system urinary pasien
2. Pemeriksaan ini diergunkan untuk mengetahui gejala sepeti kencing darah
( hematuri) dan sakit pada daerah punggung
3. Mengetahui adanya kelainan pada system tractus urinary dari : batu ginjal,
pembesaran prostat, tumor pada ginjal, ureter dan blass.
Manfaat
  Manfaat BNO-IVP untuk melihat apakah ada batu atau sumbatan di sepanjang saluran
kemih dan untuk menilai fungsi eksresi saluran kemih. 
PROSEDUR PEMERIKSAAN BNO-IVP

1) Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien


2) Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikan media kontras melalui intravena 1 cc
saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergi.
3) Jika tidak ada reaksi alergi penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat
compressive ureter terlebih dahulu disekitar SIAS kanan dan kiri.
4) Setelah itu dilakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah
injeksi media kontras untuk melihat masuknya mediakontras ke collecting system,
terutama pada pasien yang hipertensi dan anak-anak.
5) Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran
film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
6) Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30
mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi kontras.
7) Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi
penuh media kontras. Film yang digunakna ukuran 30 x 40
8) Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya
dibuat foto blast oblique melihat prostate ( umumnya pada pasien yang lanjut usia).
9) Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk
melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi didaerah bladder. Dengan posisi erect
dapat menunjukan adanya ren mobile ( pergerakan ginjal yang tidak normal) pada
kasus pos hematuri.
 Usg Ginjal

DEFINISI

Ultrasound (USG) ginjal adalah prosedur pengambilan gambar non-invasif yang


menentukan dan menilai kondisi ginjal dan organ yang terkait seperti kandung kemih dan
ureter, yang juga dikenal sebagai sonografi ginjal,. USG Ginjal dilakukan sebagai tes
pemeriksaan untuk mendeteksi kista, tumor, gundukan cairan, batu ginjal, abses, dan infeksi
di dalam ginjal atau di sekitar ginjal.

TUJUAN

Tujuan dari usg ginjal ini adalah untuk mengatahui kondisi ginjal seseorang apakah ada
gangguan atau tidak.

MANFAAT

Untuk mengatahui kelain dari ginjal dan bentuknya.

PROSES PELAKSANAAN

Sebuah jel dingin kemudian dioleskan pada objek USG sebelum transduser (benda yang
terlihat seperti tongkat) dipindahkan ke daerah posisi ginjal, menghantarkan gelombang
suara. Glombang kemudian memantul oleh organ dan struktur seperti otot dan jaringan
sampai gambar ginjal dapat dilihat secara real time pada monitor. Seluruh tes membutuhkan
setidaknya 20 menit. Gambar yang diperoleh dapat dicetak, disimpan secara digital, dan
dikirim ke dokter, yang akan menginterpretasikan hasil.

b. Persiapaan Pasien Saat Akan Dilakukan Tindakan

 BNO-IVP (INTRAVENAPIELOGRAPHY)
a. Pasien makan bubur kecap saja 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO/IVP
dilakukan
b. Pasien tidak boleh minum susu, makna telur serta sayur-sayuran yang berserat.
c. Jam 20.00 pasien minum garam inggris ( magnesium sulfat), dicampur 1 gelas
air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
d. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus.
e. Jam 08.00 pasien datang keunit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan
sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk
mengosongkan blass
f. Berikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan penandatanganan informed consent.

 USG GINJAL
Tidak seperti jenis dari USG yang lain, USG ginjal tidak memerlukan persiapan
khusus. Pasien tidak harus berpuasa atau mengirimkan sampel urin. Prosedur ini biasanya
dilakukan di rumah sakit. Pasien akan diminta untuk melepaskan semua aksesoris sebelum
memakai pakaian lab dan berbaring di meja pemeriksaan. Pasien mungkin diminta untuk
berbaring telentang atau menyamping untuk memudahkan menemukan ginjal.
DAFTAR PUSTAKA

Basmajian J.V., Slonecker C.E., 1993. Grant’s Method of Anatomy, Jilid 1, Edisi XI,
Williams and Wilkins.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II. Edisi 8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dunstall M, Coad J,2001.Alih bahasa Brahm U Pendit. Anatomi&Fisiologi untuk


Bidan. Jakarta, EGC, p:1-9.

Suyono A.W, setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK. S. setiati s. eds. Buku ajar ilmu
penyakit dalam, jilld I edisi IV, pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam
FKUI, Jakarta, hal:51-55.

Anda mungkin juga menyukai