Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN JIWA

“PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA”

Oleh:

Vina Vepbrianty
Nim :203110159

Kelas : 2A

Dosen pembimbing :

Heppi sasmita, SKp.MKep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatdan


karunia-Nya.Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah PERAN DAN
FUNGSI PERAWAT JIWA dengan baik.Dalam penyusunan makalah mungkin ada
sediki hambatan. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta
bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran


dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang pentingnya PERAN DAN FUNGSI PERAWAT JIWA.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami harap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Lereng Bukit, 11 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………......ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………..…..1
B. RumusanMasalah……………………………………………………………....1
C. TujuanPenulisan………………………………………………………………..1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Perawat Jiwa……………….…………………………………………....2
B. Fungsi Perwat Jiwa.............................................................................................3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………6
B. Saran………………………………………………………………………......6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan sebagian dari penerapan ilmu tentang perilaku
manusia, psikososial, bio-psik dan teori-teori kepribadian, dimana penggunaan diri
perawat itu sendiri secara terapeutik sebagai alat atau instrumen yang digunakan
dalam memberikan asuhan keperawatan (Erlinafsiah, 2010). Menurut riset terdapat 2
persen penduduk dunia mengalami gannguan jiwa dan di indonesia sendiri 1 dari 4
penduduk mengalami gangguan jiwa. Menurut laporan RIKESDAS 2007 prevalensi
gg jiwa tertinggi di Indonesia adalah DKI (2,03%), Aceh (1,9%) & Sumbar (1,6%).
Laporan nasional menurut Kemenkes (2013) hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia 1,7%, artinya ada sekitar 1,7 kasus
gangguan jiwa berat di antara 1000 orang penduduk Indonesia. Sedangkan hasil
Riskesdas (Kemenkes, 2018), prevalensi gangguan jiwa berat menurut provinsi (per
mil) sebanyak 6,7 per 1000 orang. Artinya, dari 1.000 orang terdapat 6,7% yang
mengidap gangguan jiwa berat.

Untuk menurunkan angka gangguan jiwa yang sangat tinggi tersebut tentunya
memerlukan orang yang berkompetensi dibidang tersebut. Disinilah fungsi dan peran
perawat jiwa sangat dibutuhkan, agar pasien gangguan jiwa tetap terpenuhi kebutuhan
dasarnya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka penulis merumuskan masalah apa peran dan fugsi
perawat jiwa ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengatahui apa fungsi dan peran
dari perawat jiwa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAN PERAWAT JIWA
Peran merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan sesuai kedudukan
sosialnya dalam sistem dan merupakan mekanisme utama yang dapat mendorong
sistem sosial. Pembentukan peran perawat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi,
individu perawat dan interaksi perawat dengan yang lain yang terlibat dalam set
peran tersebut. Dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa, perawat dituntut
melakukan aktifitas pada tiga area utama, yaitu :
1) Aktifitas asuhan langsung
2) Aktifitas komunikasi
3) Aktifitas pengelolaan / penatalaksanaan manajemen keperawatan.
Saat ini peran dan fungsi perawat jiwa telah berkembang secara kompleks dari
elemen aslinya ( Stuart 1998 : 3). Peran perawat jiwa sekarang mencakup parameter
kompetensi klinik, advokasi klien, tanggung jawab fiskal (keuangan), kolaborasi
profesional, akuntabilitas sosial, kewajiban etik dan legal.
a) Kompetensi klinik
Kemampuan klinik merupakan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam
memberikan asuhan kepada klien. Menurut stuart dan sunden, paling tidak ada enam
kompetensi yang harus dimiliki perawat dalam memberikan tindakan klinik, yaitu
kemampuan memberikan perawatan langsung (direct cere), pendidikan (teaching),
komunikasi (comunication), kerjasama (collaboration), pelimpahan (deligation), dan
manajemen.
b) Advokasi klien
Perawat berperan dalam memberikan dan menyampaikan informasi yang
berhubungan dengan penyakit klien.
c) Tanggung jawab fiskal (keuangan)
Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan klien secara tidak langsung menjadi

2
tanggung jawab perawat. Hal ini berhubungan dengan jumlah hari rawat yang
dialami klien dan ini merupakan tanggung jawab perawat.
d) Kolaborasi profesional
Peran ini merupakan sebuah keharusan mengingat pelayanan / perawatan klien
tidak dapat hanya menggantukan pada salah satu disiplin profesi kesehatan saja
namun harus dari berbagai profesi kesehatan agar perawatan yang di berikan
maksimal dan komprehensif.
e) Akuntabilitas sosial
Perawat hendaknya mampu mengambil tindakan ketika dalam suatu masyarakat
mempunyai masalah kesehatan, termasuk memberikan pemahaman yang benar
tentang pasien jiwa agar tidak terjadi diskriminasi dan tetap menghormati hak-hak
klien jiwa dimasyarakat.
f) Kewajiban etik dan legal
Dalam menjalankan perannya perawat wajib mematuhi aturan dan etika yang
telah di tentukan oleh organisasi profesi maupun undang-undang. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, komponen-komponen peran perawat jiwa adalah :
1) Merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan menjalin
hubungan terapeutik.
2) Manajemen lingkungan
3) Mengelola dan mengawasi pengobatan
4) Menfasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien
5) Pendidikan klien dan keluarga
6) Menfasilitasi kelompok dan keluarga
7) Bekerja dengan tim interdisiplin
Secara umum, perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan (care giver),
membela hak-hak klien (advovacy), konselor, edukator, kolaborator, koordinator,
dan change agent.
Dalam pelayanan kesehatan jiwa di indonesia, peran-peran perawat jiwa dapat

3
dilakukan dengan cara :
1) Harus proactive mengambil peran yang strategis dan implementasi
2) Mempersiapkan perawat jiwa yang memiliki kompetensi generalis,
spesialis, konsultan secara bertahap
3) Menetapkan tatanan pelayanan keperawatan jiwa strata I, II, III
4) Jika peran promosi, prevensi (prevention level 1,2) sukses maka
diharapkan angka kejadian penyakit jiwa menurun dan mencapai
masyarakat dengan jiwa sehat
5) Sistem pelayanan kesehatan terus berubah, diantisipasi penambahan,
perluasan peran perawat jiwa akan terjadi dan diperlukan.
Saat ini bagaimana peran perawat jiwa di Puskesmas, RS dan bentuk praktik
mandiri berada dalam sistem pelayanan kesehatan jiwa dan memiliki indikator
keberhasilan yang jelas dan bisa diukur.
B. FUNGSI PERAWAT JIWA
Fungsi perawat

1) Membentuk kesepakatan dengan klien tentang masalah sikap, mood, dan


interpretasi kenyataan
2) Mengeksplorasi konflik pikiran dan perasaan yang mengganggu klien
3) Menggunakan perasaan positif pasien sebagai keseimbangan
psikofisiologi
4) Konseling pasien
5) Menguatkan kondisi baik pasien
Dengan pemahaman dan kemampuan untuk melaksanakan peran dan fungsi
perawat diharapkan tercipta perawat-perawat yang mempunyai tanggung jawab
yang kuat dalam melaksanakan praktik keperawatan secara akontabel, etik, dan
legal, melaksanakan asuhan keperawatan dan manajemen keperawatan, serta mampu
mengembangkan profesionalisme.
Profesionalisme perawat akan berkembang dengan cara :

4
1) Meningkatkan profesionalisme keperawatan
a. Meningkatkan dan mempertahankan citra profesi keperawatan
b. Memperjuangkan hak untuk berperanserta di dalam
pengembangan kebijakan dan rencana program kesehatan
c. Mengelola penelitian untuk mengembangkan keperawatan
d. Bertindak sebagai role model yang efektif
2) Meningkatkan kualitas pelayanan
a. Menggunakan sumber informasi yang akurat dan sah dalam
mengevaluasi kualitas praktik keperawatan
b. Berpratisipasi aktif dalam pendidikan berkelanjutan
3) Berperan aktif dalam pendidikan berkelanjutan
4) Meningkatkan pengakuan profesional, menguasai keahlian yang
diperlukan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan sesuai kedudukan
sosialnya dalam sistem dan merupakan mekanisme utama yang dapat mendorong
sistem sosial. Saat ini peran dan fungsi perawat jiwa telah berkembang secara
kompleks dari elemen aslinya ( Stuart 1998 : 3). Peran perawat jiwa sekarang
mencakup parameter kompetensi klinik, advokasi klien, tanggung jawab fiskal
(keuangan), kolaborasi profesional, akuntabilitas sosial, kewajiban etik dan legal.
Secara umum, perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan (care giver),
membela hak-hak klien (advovacy), konselor, edukator, kolaborator, koordinator,
dan change agent.
Fungsi perawat

1) Membentuk kesepakatan dengan klien tentang masalah sikap, mood, dan


interpretasi kenyataan
2) Mengeksplorasi konflik pikiran dan perasaan yang mengganggu klien
3) Menggunakan perasaan positif pasien sebagai keseimbangan
psikofisiologi
4) Konseling pasien
5) Menguatkan kondisi baik pasien

B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan tentang peran dan fungsi perawat jiwa,
penulis tau makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
mangharapkan kritik dan saran agar bisa lebih baik kedepannya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Mundakir, (2014). Buku Ajar Keperawatn Kesehatan Jiwa, Surabaya : UM Surabaya
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai