Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CAMPAK PADA BALITA DAN


DEWASA

Disusun Oleh :

WAMARISI 616080619028

Dosen Pengampu :
Siti Husaidah,.SST,M,Kes,.M,Keb

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA


PRODI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN
PROFESI BIDAN
2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok Bahasan : Campak pada Balita dan Dewasa
Sasaran : Orang Dewasa dan Balita
Waktu : 30 Menit
Tempat : Puskesmas Botania
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Januari 2022

A. Latar Belakang
Campak merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus Paroxymyvirus genus morbili virus merupakan salah satu virus RNA.
Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring (jaringan
antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal hingga 24 jam
setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. Pada umumnya
menyerang anak-anak dan termasuk penyakit endemis di banyak belahan
dunia.
Penyakit ini menular dari orang ke orang dengan cara droplet dan
merupakan air borne disease sehingga mudah menular kepada orang lain
melalui udara. Penyakit ini akan menyerang saluran pernafasan dan sistem
imunitas, sehingga rentan terkena penyakit infeksi lainnya (Liwu,
Rampengan, & Tatura 2016).
Menurut data WHO (World Health Organization) Indonesia
termasuk 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar di dunia. Daerah
yang beresiko mengalami kejadian campak adalah daerah yang memiliki
pelayanan kesehatan yang kurang memadai seperti ketersedian sarana dan
prasarana vaksin (Ningtyas & Wibowo, 2015). Kejadian campak cenderung
terjadi pada daerah cakupan imunisasi rendah dan mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya. Pemberian vitamin A tidak cenderung mencegah
kejadian campak, tetapi berfungsi untuk menurunkan komplilasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak, diharapkan peserta
penyuluhan dapat mengetahui dan memahami penyakit campak.
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang campak
diharapkan peserta akan mampu :
a. Menyebutkan pengertian campak
b. Menyebutkan faktor penyebab campak
c. Menyebutkan tanda dan gejala campak
d. Menyebutkan cara penularan campak
e. Menyebutkan cara pencegahan campak
f. Menyebutkan cara pengobatan campak

C. Pelakasanaan Kegiatan.
1. Topik Kegiatan.
Melakukan Penyuluhan tentang Penyakit Campak dan Cara
Pencegahan.
2. Sasaran
Semua kalangan masyarakat yang berkunjung ke puskesmas
D. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan warga
dalam mengetahui tentang campak dan gejalanya.

E. Media dan Alat


1. Leaflet
2. Poster
F. Tempat
Puskesmas Botania

G. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Januari 2022
Jam : 09.00 – 09.30

H. Struktur
Moderator : Wamarisi
Penyaji : Wamarisi
Fasilitator : Niffianisha
Dokumentasi : Heriyanti
Observer : Putri Oktadini
Pembimbing Klinik : Tri Damayanti AM.Keb

I. Setting Tempat

: Audiens : Observer

: Penyaji : Moderator

: Dokumentasi : Fasilitator
J. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1) Membuka Acara
2) Memperkenalkan anggota
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu
b. Pada kegiatan inti
1) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atau
penjelasan yang tidak dipahami
2) Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab
pertanyaan dari audiens
c. Pada acara penutup
1) Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
2) Mengucapkan salam
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan audiens
c. Mendemonstrasikan cara mencuci tangan dengan benar
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan
penyuluhan
d. Mencatat pertanyaan audiens

e. Mencatat ringkasan materi


4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
a. Mengambil gambar-gambar pada saat penyuluhan berlangsung
b. Mengambil absensi peserta
K. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
a. Menjawab salam
a. Memberi salam
b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
c. Menyetujui
pembimbing dan mahasiswa
c. Memperjelas kontrak/topic,
waktu dan tujuan penyuluhan
2. 20 menit Pelaksanaan :
a. Mendengarkan dan
a. Penyampaian materi
memperhatikan
b. Menjelaskan pengertian
b. Memperhatikan dan
campak
mencatat
c. Menjelaskan penyebab campak
d. Menjelaskan gejala campak
e. Menjelaskan cara penularan
campak
f. Menjelaskan cara
pencegahan campak
g. Menjelaskan cara
pengobatan campak
3 5 menit Penutup :
a. mendengarkan dan
a. Memberikan kesempatan pada
memperhatikan
peserta untuk bertanya.
b. menjawab
b. Menanyakan kembali pada
pertanyaan
peserta tentang materi yang
c. menjawab salam
telah diberikan.
c. Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam.
L. Materi

PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK

A. Pengertian
C
ampak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala
kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang
disertai panas 38oC atau lebih dan
disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah.

B. Faktor Penyebab Campak


P
enyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan
paramyxovirus genus morbili virus merupakan salah satu virus RNA.
Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring (jaringan
antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal hingga 24 jam
setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.

Virus ini berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm
dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein.
Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan
struktur heliks 5 nukleoproteindari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung
luar muncul sebagai hemaglutinin.

C. Tanda dan Gejala Campak

Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:


a. Stadium Kataral atau Prodormal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu,
batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang
timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi atau daerah
mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini
berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang
dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu
diagnosa pasti terhadap penyakit campak.
b. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena
panas tinggi, kadang-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya
rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari demam.
Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang
telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan
akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak.

c. Stadium konvalensi atau penyembuhan


Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas
kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan
hilang sendiri. Panas badan menurun sampai normal bila tidak
terjadi komplikasi.

D. Cara Penularan Campak


Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak,
yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut
maupun tenggorokan penderita morbili atau campak artinya, seseorang
dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat
umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan
selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala
muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia prasekolah dan
anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya
dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak
diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada
seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1
tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
a. Bayi berumur lebih dari 1 tahun
b. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
c. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.

E. Cara Pencegahan Campak

a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya
faktor predisposisi atau resiko terhadap penyakit campak. Sasaran
dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan
belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko
yang tinggi untuk penyakit campak. Edukasi kepada orang tua anak
sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial.
Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai
pendidikan kesehatan, konseling nutrisi dan penataan rumah yang
baik.

b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk
kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi
berpotensi untuk terkena penyakit campak. Pada pencegahan primer
ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor
tersebut.
1. Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan mengenai campak. Di samping kepada penderita
campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu
diberikan kepada pasien campak adalah definisi penyakit
campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya
campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan
campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi
campak.
2. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak
dilakukan dengan vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan
pada bayi berumur 9-15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah
Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang diolah menjadi lemah.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. Vaksin
campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan
TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin campak
dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu
vaksin measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin monovalen
diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen
diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan
penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature
antara 2oC-8oC atau ± 4oC, vaksin tersebut harus dihindarkan
dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan
kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam. Dimana imunisasi
ini terbagi atas 2 yaitu :
a. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi
aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963
telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang
berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan (tipe
Edmonstone B); vaksin yang berasal dari virus campak yang
dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam
alumunium).

Namun sejak tahun1967, vaksin yang berasal dari virus campak


yang telah dimatikan tidak digunakan lagi, oleh karena efek
proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan
gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari
virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone
strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi
strais Moraten (1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin
campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun
dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai
efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya diberikan dalam
bentuk kombinasi dengan campak Jerman (vaksin MMR atau
mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan
pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama
diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia
4-6 tahun. Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan
vaksin rubela dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin
polio oral, difteri, tetanus, polio dan lain-lain. Laporan beberapa
peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya
aman dan tetap efektif.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa,
kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma
globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan
pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune
serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB
intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah
terpapar, atau sesegera mungkin.
Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-
anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah
sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari
masa inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus
ditingkatkan untuk mendapatkan derajat perlindungan yang
diharapkan. Kontraindikasi vaksin: reaksi anafilaksis terhadap
neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan
hematologi atau tumor padat), imunodefisiensi kongenital,
terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan
imunosupresi berat.
c. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang
terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari,
demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-
30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan
seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini
campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama
kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau
penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak
awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13 kemungkinan
terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang
peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan
akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah
perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan
rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami
kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait
dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit
campak. Begitu pun dengan pelayanan kesehatan yang holistik dan
terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama di
rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

F. Cara Pengobatan Campak


Penderita campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga
pengobatannya bersifat symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan
umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dengan pemberian vitamin
A.
Cara pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita :
a. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah
(200.000 SI) untuk balita
b. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih

c. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak
membuang sedikitpun isi kapsul.
d. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1
kapsul untuk diminum.

Pada dewasa :

a. Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi


b. Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih
sensitif terhadap cahaya dan
c. Minum obat penurun demam dan obat pereda sakit serta nyeri.
G. Evaluasi
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses penyuluhan dan pada
akhir dari proses penyuluhan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan evaluasi
struktur, proses dan hasil.
1. Evaluasi Struktur
a. Klien menyepakati kontrak yang telah dibuat dan bersedia
mendengarkan penyuluhan
b. Alat dan media tersedia sesuai dengan rencana
c. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) telah disepakati
d. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan apa yang telah
direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Klien dan guru berpartisipasi aktif selama kegiatan penyuluhan dari
awal sampai akhir

c. Lingkungan tidak bising dan pelaksanaan sesuai rencana

3. Evaluasi Hasil
a. Audiens dapat menyebutkan tentang pengertian campak
b. Audiens mampu menyebutkan faktor penyebab campak
c. Audiens mampu menyebutkan tanda dan gejala campak
d. Audiens mampu menyebutkan cara penularan campak
e. Audiens mampu menyebutkan cara mencegah campak
f. Audiens mampu menyebutkan cara mengobati campak
LEMBAR PERSETUJUAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
CAMPAK PADA BALITA DAN DEWASA

Disusun Oleh

WAMARISI 616080619028

Telah diselesaikan Satuan Acara Penyuluhan yang berjudul Pecegahan Stunting


dan telah disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing pendidikan

Pada Tanggal :

Kamis, 27 Januari 2022

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

(Tri Damayanti Am.Keb) (Siti Husaidah.,SST,.M,Kes,.M,Keb)

Mengetahui
Ka.Prodi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan

(Desi Ernita Amru., S.ST., MKM.)

Anda mungkin juga menyukai