Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III

“ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.M


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN KATARAK”

DI SUSUN OLEH :
NAMA : SUSANA GLORIA KERTY
NIM : 21606057

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMAKASSAR

TAHUN 2018/2019

LAPORAN PENDAHULUAN KATARAK

1
1. Definisi
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang
terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan
lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-
duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa
yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata
dapat bervariasi.

2. Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun
2. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun
4. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

3. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada
umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena
sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
 Faktor keturunan.
 Cacat bawaan sejak lahir.
 Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
 Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
 gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
 gangguan pertumbuhan,

2
 Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama.
 Rokok dan Alkohol
 Operasi mata sebelumnya.
 Trauma (kecelakaan) pada mata.
 Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

4. Patofisiologi
Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks
& kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring
dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa
proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi
sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam
melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.

5. Manifestasi Klinik
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada
akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).
Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan
dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata.

3
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

6. Pemeriksaan Diagnostik
 Keratometri.
 Pemeriksaan lampu slit.
 Oftalmoskopis.
 A-scan ultrasound (echography).
 Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

7. Komplikasi
 Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia
sensori
 Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

8. Penatalaksanaan Medis
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh
diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak
perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.Pembedahan
dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi
glaukoma dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular,
dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa
anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan
tersebut.Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder
karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang
matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien
berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula
zinn.

4
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya
diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan
rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

9. Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak
mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS KATARAK

5
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istrahat
Gejala:   Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan
b. Neurosensori
Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskasn kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Perubahan
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda:   Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil. Peningkatan air
mata
c. Nyeri/Kenyamanan
Gejala:   Ketidaknyamanan ringan atau mata berair

2. Prioritas Keperawatan
1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
2. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan atau penurunan ketajaman
penglihatan
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan
pengobatan.

3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori atau status organ indera.

6
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan – kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.

4. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori atau status organ indera.
Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,
mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
 Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
 Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

Intervensi Rasional

 Tentukan ketajaman penglihatan,  Penemuan dan penanganan awal


kemudian catat apakah satu atau komplikasi dapat mengurangi
dua mata terlibat. resiko kerusakan lebih lanjut.
 Orientasikan klien tehadap  Orientasikan klien tehadap
lingkungan. lingkungan.
 Pendekatan dari sisi yang tak  Penemuan dan penanganan awal
dioperasi, bicara dengan komplikasi dapat mengurangi
menyentuh. resiko kerusakan lebih lanjut.
 Perhatikan tentang suram atau  Meningkatkan keamanan
penglihatan kabur dan iritasi mata, mobilitas dalam lingkungan.
dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
 Ingatkan klien menggunakan  Komunikasi yang disampaikan
kacamata katarak yang tujuannya dapat lebih mudah diterima
memperbesar kurang lebih 25

7
persen, pelihatan perifer hilang dengan jelas.
dan buta titik mungkin ada.
 Ingatkan klien menggunakan
kacamata katarak yang tujuannya  Cahaya yang kuat menyebabkan
memperbesar kurang lebih 25 rasa tak nyaman setelah
persen, pelihatan perifer hilang penggunaan tetes mata dilator.
dan buta titik mungkin ada. Membantu penglihatan pasien.
 Letakkan barang yang dibutuhkan
berdekatan dengan klien
 Memudahkan pasien untuk
berkomunikasi

2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori


penglihatan – kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
Tujuan:
Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan
cedera.
Kriteria hasil :
 Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor
resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
 Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan
keamanan.

Intervensi Rasional

 Diskusikan apa yang terjadi tentang  Kondisi mata post operasi


kondisi paska operasi, nyeri, mempengaruhi visus pasien
pembatasan aktifitas, penampilan,
balutan mata.
 Beri klien posisi bersandar, kepala  Posisi menentukan tingkat
tinggi, atau miring ke sisi yang tak kenyamanan pasien.
sakit sesuai keinginan.

8
 Batasi aktifitas seperti
menggerakan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata, membongkok.  Aktivitas berlebih mampu
 Ambulasi dengan bantuan : berikan meningkatkan tekanan intra
kamar mandi khusus bila sembuh okuler mata.
dari anestesi.  Visus mulai berkurang, resiko
 Minta klien membedakan antara cedera semakin tinggi.
ketidaknyamanan dan nyeri tajam
tiba-tiba, Selidiki kegelisahan,  Pengumpulan Informasi dalam
disorientasi, gangguan balutan. pencegahan komplikasi

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan


dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.
Tujuan:
Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan
pengobatan.
Kriteria Hasil:
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi Rasional

 Pantau informasi tentang kondisi  Penemuan dan penanganan awal


individu, prognosis, tipe prosedur, komplikasi dapat mengurangi
lensa. resiko kerusakan lebih lanjut.
 Tekankan pentingnya evaluasi  Pengawasan periodik
perawatan rutin, beritahu untuk menurunkan resiko komplikasi
melaporkan penglihatan berawan. serius.
 Informasikan klien untuk
menghindari tetes mata yang dijual  Dapat bereaksi silang/campur
bebas. dengan obat yang diberikan
 Diskusikan kemungkinan

9
efek/interaksi antar obat mata dan
masalah medis klien.  Meminimalkan masalah seperti
 Anjurkan klien menghindari interaksi obat dan efek sistemik
membaca, berkedip, mengangkat yang tak diinginkan.
berat, mengejan saat defekasi,  Aktivitas-aktivitas tersebut dapat
membongkok pada panggul, dll. meningkatkan tekanan intra
 Anjurkan klien tidur terlentang okuler.

 Tidur terlentang dapat membantu


kondisi mata agar lebih nyaman.

10
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny “M”
DENGAN KATARAK

PENGKAJIAN
A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. Identitas Diri Klien

Nama lengkap : Ny “M” Pendidikan terakhir : Tidak


Tempat/tgl lahir : Jombang, 70 th sekolah
Jenis kelamin : Perampuan Diagnosis medis (bila ada) : -
Status perkawinan : Janda Alamat : Panti werdha teratai
Agama : Islam Palembang
Suku bangsa : Jawa

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi


 Nama : Ny “L”
 Alamat : Jl. Bangunan Pakjo
 No. telp :-
 Hub. Dengan klien : Anak Angkat

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


 Pekerjaan saat ini :-
 Pekerjaan sebelumnya : Tukang Pijat
 Sumber pendapatan :-
 Kecukupan pendapatan :-
4. Aktivitas rekresi
 Hobi :-
 Bepergian/wisata : -

 Keanggotaan organisasi :-
 Lain-lain :-

11
5. Riwayat keluarga
1. Saudara kandung : Tidak ada

Nama Keadaan saat ini Keterangan


1
2
3
4
5

2. Saudara yang meninggal


 Nama :
 Umur :
 Penyebab kematian :
3. Kunjungan keluarga :Kadang-kadang

6. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
 Frekuensi makan : 3x sehari
 Nafsu makan : Cukup
 Jenis makanan : Bubur, nasi,
ikan,sayur, buah-
buahan
 Kebiasaan sebelum makan : Mencuci tangan
 Makanan yang tidak disukai :-
 Alergi terhadap : Ada, Telur
 Pantangan makanan : Telur
 Keluhan yang berhubungan dengan makanan: Jika klien
mengkonsumsi telur, maka tubuh klien mengalami gatal-gatal, dan
wajah klien menjadi merah..

12
2. Eliminasi
1. BAK
 Frekuensi dan waktu : 6x/hari
 Kebiasaan BAK pada malam hari :1x
 Keluhan yang berhubungan dengan BAK: Tidak ada

2. BAB
 Frekuensi dan waktu : 4 hari sekali,
pagi hari
 Konsistensi : Padat
 Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
 Pengalamanan yang memakai laxantif/pencahar : tidak pernah

7. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
 Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : penglihatan kabur,
sakit pinggang
 Gejala yang dirasakan :klien mengatakan
penglihatan nya kabur sudah sejak 4 tahun yang lalu, kadang-
kadang mata klien berair sehingga penglihatan klien terganggu dan
Aklivitas klien sedikit terganggu karena penyakit yang dialaminya.
 Faktor pencetus : penyakit katarak :

1. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak (√ ) bertahap


2. Waktu mulai timbulnya keluhan : 4 tahun yang lalu
3. Upaya mengatasi :

( ) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik

( ) Pergi ke bidan/perawat

13
( ) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri

( √ ) Mengkonsumsi obat-obatan tradisional

2. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu, dll) :Alergi
mengkonsumsi telur
3. Riwayat kecelakaan : Tidak pernah
4. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tidak pernah
5. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi,


perkusi dan palpasi
1. Keadaan umum (TTV) : TD=140/90, N=88, RR= 24, T=36,5
2. BB/TB : BB=40 kg, TB=150 cm
3. Personal Hygiene
1. Mandi
 Frekuensi dan waktu mandi : 3x sehari, pagi, siang, sore
 Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya

2. Oral hygiene
 Frekuensi dan waktu gosok gigi : Tidak pernah (tidak
ada gigi)
 Menggunakan gosok gigi : Tidak pernah
3. Cuci rambut
 Frekuensi : 2 hari sekali
 Penggunaan shampoo (ya/tidak) : ya

4. Kuku dan tangan


 Frekuensi gunting kuku : 1x seminggu
 Kebiasaan cucui tangan pakai sabun : ya
4. Istirahat dan tidur

14
Lama tidur malam :6 jam
1
Tidur siang : jam
2
Keluhan yang berhubungan denga tidur :-
5. Kebiaasaan mengisi waktu luang
1. Olahraga : ya, setiap pagi jalan-jalan keliling
panti.
2. Nonton TV : ya
3. Berkebun atau memasak : Tidak
4. Lain-lain :-

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:(jenis/frekuensi/jumlah/lama


pakai)
1. Merokok (ya/tidak) : Tidak
2. Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
3. Ketergatungan terhadap obat : Tidak

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap


kegiatan
1. Mandi,sholat 40 menit

2. Sarapan pagi 30 menit

3. Membersihkan rumah dan 30 menit


Halaman
4. Berjalan-jalan di sekitar panti 30 menit

5. Duduk diteras dan mengobrol 2 jam


bersama penghuni panti yang
lain

15
B. MASALAH KESEHATAN KRONIS

No Keluhan kesehatan atau


gejala yang dirasakan Selalu Sering Jarang T.
klien dalam waktu 3 (3) (2) (1) Pernah
bulan terakhir berkaitan (0)
dengan fungsi-fungsi
A Fungsi penglihatan
Mata berair √
Nyeri pada mata √
B Fungsi pendengaran √
Pendengaran berkurang
Telinga bordering √
C Fungsi paru (pernafasan)
Batuk lama disertai √
keringat malam
Sesak nafas √
Berdahak/Sputum √
D Fungsi jantung √
Jantung berdebar-debar √
Cepat lelah √
Nyeri dada √
E Fungsi pencernaan
Mual/muntah √
F Nyeri ulu hati √
Makan dan minum √
banyak (berlebihan)
Perubahan kebiasaan √

16
buang air besar
(mencret/sembelit)
G Fungsi pergerakan
Nyeri kaki saat berjalan √
Nyeri pinggang atau √
tulang belakang
Nyeri persendian atau √
bengkak
H Fungsi persyarafan √
Lumpuh/kelemahan kaki
atau tangan
Kehilangan rasa √
Gemetar/tremor √
Nyeri/pegal pada daerah √
tengkuk
I Fungsi saluran
perkemihan
Buang air kecil √
Sering buang air kecil √
pada malam hari
Tidak mampu √
mengontrol pengeluaran
air kemih (mengompol)
JUMLAH=23 (Masalah 4 15 5
kesehatan kronis sedang)

Analisis Hasil
Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalh kesehatan
kronis ringan
Skor : 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang
Skor : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat

17
1. Telinga : berkurangnya pendengaran
2. Mulut, gigi, dan bibir : Tidak ada masalah
3. Dada : Tidak ada masalah
4. Abdomen : Tidak ada masalah
5. Kulit : Keriput
6. Ekstremitas atas : Tidak terjadi kelumpuhan
7. Ekstremitas bawah : Tidak terjadi kelumpuhan

1. Hasil pengkajian khusus


1. Masalah kesehatan kronis : JUMLAH=24 (Masalah kesehatan kronis
sedang)
2. Fungsi kognitif : JUMLAH BENAR= 4 (ada gangguan)
3. Status fungsional : JUMLAH POIN MANDIRI= 15 (Mandiri)
4. Status psikologis :JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU=
10 (Depresi ringan sampai sedang)
5. Dukungan keluarga : Cukup, karena klien mengatakan kadang-
kadang anak angkatnya mengunjunginya ke panti, dan bisanya satu hari
sebelum lebaran klien pulang ke rumah anak angkatnya, lalu 3 hari
kemudian baru kembali ke panti.

2. Lingkungan tempat tinggal


1. Kebersihan dan kerapian ruangan: Cukup
2. Penerangan : Cukup
3. Sirkulasi udara : Cukup
4. Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
5. Pembuangan air kotor : Ada
6. Pembuangan sampah : Ada
7. Sumber pencemaran : Tidak ada
8. Penataan halaman (kalau ada) : Cukup
9. Privasi :-
10. Risiko injuri :-

18
C. FUNGSI KOGNITIF
Pengkaijian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya
ingat.

Petunjuk : isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien.

No Item Pertanyaan Benar Salah


1 Jam berapa sekarang? √
Jawab : tidak tahu
2 Tahun berapa sekarang: √
Jawab : 2010
3 Kapan bapak/ibu lahir ? √
Jawab : tidak tahu
4 Berapa umur bapak/ibu sekarang ? √
Jawab : 70 tahun
5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang ? √
Jawab : Pakjo Palembang
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal √
bersama bapak/ibu ?
Jawab : 6 orang
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama √
bapak/ibu ?
Jawab : Lasmi, Mashar, Eri, Ati, Dewi, Tia
8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ? √
Jawab : tidak tahu
9 Siapa nama presiden republik Indonsia ? √
Jawab : Tidak tahu
10 Coba hitung terbalik dari angka 20-1 ? √

19
Jawan : 20, 19, 21, 22, 23, 24, dst.
JUMLAH BENAR 4

Analisis hasil :
Skor Benar : 8-10 : tidak ada gangguan
Skor Salah : 0-7 : ada gangguan

D. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dlam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa
pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan
pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien
menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

No Aktivitas Mandiri Tergantung


(Nilai 1) (Nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok, √
membersihkan, dan mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan √
mengenakan
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
4 Memelihara kebersihan diri untuk √
penampilan diri (menyisir rambut, memcuci
rambut, menggosok gigi, dam mencukur
kumis)
5 Buang air besar di WC (memberishkan dan √
megeringkan daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √

20
7 Buang air kecil di kamar mandi √
(membersihkan dan mengosongkan daerah
kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau √
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan √
kepercayaan yang dianut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti : √
merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak dan membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau √
kebutuhan keluarga
13 Megelola keuangan (menyimpan dan √
menggunakan uang sendiri)
14 Bepergian √
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai √
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan √
untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.
17 Melakukan aktivitas di waktu luang √
(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,
olahraga, dan menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 15

Analisis hasil
Point : 13-17 : Mandiri

21
Point : 0-12 : ketergatungan

E. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)

No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir Ya Tidak


1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? √
2 Banyak meningglakan kesenangan/ minat dan √
aktivitas anda ?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? √
4 Sering merasa bosan ? √
5 Penuh pengharapan akan masa depan ? √
6 Mempunyai semangat yang baik untuk setiap waktu √
?
7 Diganggu oleh fikiran-fikiran yang tidak dapat √
diungkapkan ?
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu ? √
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? √
10 Sering kali merasa tidka berdaya ? √
11 Sering merasa gelisah atau gugup ? √
12 Memilih tinggal di rumah dari pada melakukan √
sesuatu yang bermanfaat ?
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan ? √
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan √
daya ingat dibandingkan orang lain ?
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan √
sekarang ?
16 Sering kali merasa merana ? √
17 Merasa kurang bahagia ? √

22
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu ? √
19 Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? √
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu yang baru ? √
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? √
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? √
23 Berfikir banyak orang lain yang lebih baik dari √
pada anda ?
24 Sering kali merasa kesal karena hal sepele ? √
25 Sering merasa ingin menangis ? √
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? √
27 Menikmati tidur ? √
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? √
29 Mudah mengambil keputusan ? √
30 Mempunyai fikiran yang jernih √
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 10

Analisis hasil

: terganggu nilai 1

: normal nilai 0

Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang

Nilai : 16-30 : Depresi berat

Nilai : 0-5 : Normal

23
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.EGC :


Jakarta
Doengoes A Marylin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta
Ilyas, 2008.Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. FKUI, Jakarta
Istiqomah, 2003.Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC : Jakarta
Muttaqin, 2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif  Konsep, Proses, dan
Aplikasi. Salemba Medika ; Jakarta
Nursalam, 2001.Proses & Dokumentasi Keperawatan . Salemba Medika :
Jakarta
Tamsuri, 2008.Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal
Bedah.EGC : Jakarta
http://www.suaramedia.com/kesehatan/penyakit-katarak-menyerang-
anamuda.html

24

Anda mungkin juga menyukai