Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA PKRS

RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. Pendahuluan
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit adalah upaya Rumah Sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat
mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-
kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah
masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama sesuai sosial
budaya, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Rumah sakit
melaksanakan edukasi terhadap pasien dan keluarganya sehingga diharapkan
mendapat pengetahuan serta keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan
pengambilan keputusan asuhan pasien. Rumah sakit mengembangkan/memasukkan
edukasi ke dalam proses asuhan sesuai dengan misi, jenis pelayanan yang diberikan,
dan populasi pasien. Edukasi direncanakan untuk menjamin bahwa setiap pasien
diberikan edukasi sesuai dengan kebutuhannya. Rumah sakit menetapkan
pengorganisasian sumber daya edukasi secara efektif dan efisien.

Rumah sakit perlu menetapkan organisasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS),
menciptakan pelayanan edukasi, dan mengatur penugasan seluruh staf yang
memberikan edukasi secara terkoordinasi. Edukasi kepada pasien dan keluarga
diberikan oleh staf klinis terutama profesional pemberi asuhan ( PPA) yang sudah
terlatih (dokter, perawat, nutrisionis, apoteker dan lainnya). Mengingat banyak
profesi yang terlibat dalam edukasi pasien dan keluarganya maka perlu koordinasi
kegiatan dan fokus pada kebutuhan edukasi pasien. Promosi Kesehatan di Rumah
Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan kemampuan pasien, keluarga, pengunjung
rumah sakit dan masyarakat sekitar tentang penyakit dan pencegahannya serta
berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh
karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisah
dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.

B. Latar Belakang
Pergeseran paradigma dalam upaya promosi kesehatan menuntut tenaga kesehatan
khususnya penyuluh kesehatan rumah sakit untuk selalu berkembang. Terlebih lagi
pada era revolusi industri 4.0 pada masa pandemi Covid-19 mengharuskan penyuluh
kesehatan rumah sakit untuk tidak ketinggalan jaman. Brosur, leaflet, dan spanduk
yang berada di area pelayanan rumah sakit akan tidak bisa dibaca oleh warga yang
#DirumahAja. Pengumpulan orang/warga dalam beberapa bulan bahkan beberapa
tahun kedepan akan dicegah karena aturan physical distancing. Jadi media daring
(online) wajib hukumnya digunakan oleh penyuluh kesehatan rumah sakit.

Para pimpinan rumah sakit jangan melihat dampak jangka pendek tetapi harus melihat
dampak jangka panjang. Bila melihat jangka pendek memang rumah sakit saat ini
mengalami penurunan jumlah pasien yang begitu signifikan pada masa-masa pandemi
Covid-19. Pada suatu waktu bila program vaksin sudah memenuhi target sehingga
terjadi herd immunity (kekebalan kelompok), dan tentunya masyarakat harus sudah
siap hidup berdampingan dengan virus ini. WHO pun telah menyatakan virus ini akan
tetap ada di muka Bumi. Tinggal tunggu waktu kapan warga dapat beraktivitas
kembali diluar rumah. Maka yang terjadi Rumah Sakit akan dibanjiri pasien yang
datang untuk mendapatkan layanan pencegahan/ prevensi kesehatan selain pasien
yang butuh layanan kuratif/ pengobatan. Rumah Sakit yang aktif dimasa pandemi
Covid-19 dalam memberikan promosi kesehatan akan mendapatkan peningkatan
kunjungan pasien. Masih adanya anggapan bahwa Promosi Kesehatan hanya buang-
buang uang bisa dibilang keliru. Promosi kesehatan dapat menjadi jalan mengenalkan
nama rumah sakit, logo, alamat, call center dan situs / web rumah sakit. Selain
memberi manfaat bagi masyarakat (edukasi kesehatan) juga mampu menjadi bagian
dari soft selling rumah sakit.

Kebebasan informasi di era digital ini juga sering disebut sebagai era disruptif, yaitu
era dimana teknologi dan masyarakat dapat berkembang secara dinamis dalam waktu
yang sangat cepat, baik dalam hal positif maupun negatif dan dapat menjadi viral
hanya dalam hitungan detik. Dalam bidang kesehatan, informasi yang beredar bebas
sering kali tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menjadi hoaks yang
menyesatkan masyarakat. Oleh karena itu, tenaga kesehatan di era ini dituntut untuk
dapat berinovasi dalam promosi kesehatan salah satunya promosi kesehatan digital
untuk mengatasi tantangan tersebut. Promosi kesehatan digital merupakan peluang
dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat mengingat sebagian besar
penduduk Indonesia menggunakan smartphone, dapat mengakses internet, dan
memiliki media sosial.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien rumah sakit serta
pemeliharaan lingkungan rumah sakit dan memanfaatkan dengan baik semua
pelayanan yang disediakan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi
kesehatan yang komprehensif, terpercaya dan menyeluruh kepada setiap
pasien, keluarga pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit.
b. Membangun sistem kerja Promosi Kesehatan Rumah Sakit berbasis digital
untuk meningkatan pelayanan bagi masyarakat.
c. Mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan dan promosi
kesehatan khususnya dalam kaitannya dengan pengembangan sistem kesehatan
nasional.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian


Kegiatan
1. Kegiatan PKRS

No. Kegiatan Rincian Kegiatan


1. Rapat Tim Penjadwalan penyuluh kesehatan
Pembuatan media informasi dan edukasi kesehatan
Perencanaan pelatihan dan pengembangan SDM
2. Penyuluhan Penyediaan media informasi kesehatan
Pasien dan Penyediaan box untuk leaflet
Keluarga Pasien Komunikasi efektif PPA dalam CPPT (rekam medik)
3. Penyuluhan Penyuluhan kesehatan
kesehatan Penyediaan media informasi kesehatan
Pengunjung dan Penyediaan box untuk leaflet
komunitas Penyediaan poster, banner dan neon box.
pasien Penyediaan layanan TV Sentral RS
4. Penyuluhan Pengelolaan website dan kontent media sosial RS
kesehatan Penyelenggaraan webinar dan zoom meeting kesehatan
karyawan dan Pembuatan PODCAST masalah kesehatan
masyarakat Sosialisasi PHBS di daerah Binaan
sekitar RS

2. Fasilitas Penunjang Kegiatan

Fasilitas Tujuan Waktu Pelaksana


1. TV 42” Sarana untuk melakukan Januari 2022 Tim PKRS
2. LCD promosi kesehatan kepada
3. Mixer dan pasien, keluarga pasien,
Wireless pengunjung, karyawan dan
Microphone masyarakat sekitar RS.
4. Speaker

3. Anggaran Dana
(Lampiran)

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Koordinasi Tim PKRS
a. Rapat Tim PKRS
b. Penyusunan laporan kegiatan
c. Perencanaan pelatihan dan pengembangan SDM
1) Pelatihan komunikasi efektif untuk Tim PKRS
2) Melakukan benchmarking atau studi banding ke RS Kariadi Semarang dan
RS Cempaka Putih Jakarta
2. Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
a. Pemberdayaan pasien, keluarga pasien, pengunjung dan masyarakat.
1) Internal Rumah Sakit
a) Edukasi kesehatan untuk pasien rawat inap oleh petugas-petugas
kesehatan, kemudian dicatat dalam CPPT di rekam medis
b) Penyuluhan kesehatan untuk pasien rawat jalan dan keluarga pasien
serta pengunjung di poliklinik, fisioterapi, hemodialisa dan ruang tunggu
rawat inap.
c) Kampanye kesehatan pada event seputar kesehatan
d) Pembuatan video podcast masalah kesehatan
2) Eksternal Rumah Sakit
a) Edukasi kesehatan melalui pembinaan komunitas lansia senam sehat
b) Promosi kesehatan di masyarakat, melalui bakti sosial maupun melalui
media sosial dan website RS Roemani Muhammadiyah Semarang

b. Bina Suasana
1) Pemasangan poster dan banner kesehatan
2) Penyediaan leaflet untuk internal rumah sakit
3) Pemutaran video edukasi kesehatan layanan Hospital TV
c. Advokasi
Advokasi dilakukan dalam bentuk kebijakan kawasan tanpa rokok dan PHBS
di RS
d. Kemitraan
Kemitraan dengan Stakeholder RS bidang kesehatan

F. Sasaran
Sasaran PKRS adalah masyarakat di Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pasien
2. Keluarga Pasien
3. Pengunjung
4. Masyarakat sekitar rumah sakit

G. Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tim PKRS

No. Kegiatan Tahun 2022 / Bulan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Rapat Tim √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Penyuluhan kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
internal Rumah Sakit

3. Penyuluhan kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
eksternal Rumah Sakit
rumah sakit.
4. Podcast Masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kesehatan

5. Pelatihan komunikasi √ √
efektif
6. Study banding ke RS √ √
Kariadi Semarang dan RS
Cempaka Putih Jakarta

H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan
dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengendalian merupakan metode atau alat melakukan kontrol terhadap input proses
dan output pelayanan agar tetap sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengawasan
dan pengendalian bertujuan agar semua kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara
berdaya guna dan berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan tujuan, rencana,
pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bentuk-bentuk pengawasan dan pengendalian pelayanan
PKRS adalah sebagai berikut :
1. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan merupakan alat untuk pengawasan dan pengendalian
kegiatan pelayanan, adapun bentuk-bentuk pencatatan dan pelaporan adalah
sebagai berikut :
a. Formulir edukasi terintegrasi
b. Laporan kegiatan
c. Laporan Triwulan
2. Kegiatan Pertemuan/ Rapat Koordinasi
a. Rapat Rutin
Rapat internal Tim PKRS dilakukan pada minggu pertama tiap 1 bulan sekali.
Rapat ini dihadiri oleh seluruh Tim PKRS untuk membahas penjadwalan
penyuluh kesehatan, permasalahan dan lain sebagainya.
b. Rapat Triwulan
Rapat internal Tim PKRS dilakukan pada minggu pertama tiap 3 bulan sekali.
Rapat ini dihadiri oleh seluruh Tim PKRS untuk membahas laporan kegiatan
yang sudah dilakukan dalam 3 bulan.
c. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau
sesuatu hal yang perlu dibahas dan sosialisasi kebijakan baru.
3. Evaluasi Kegiatan
Hasil kegiatan dijadikan masukan dalam mengevaluasi kegiatan PKRS.
Pembinaan hendaknya dilakukan terhadap perkembangan dari masukan (input),
proses, dan keluaran (output), dengan menggunakan indikator-indikator tertentu.
Evaluasi pelaksanaan PKRS perlu dilakukan untuk mengetahui efektifitas PKRS
terhadap indikator dampak seperti PHBS di rumah sakit, Evaluasi dapat dilakukan
oleh pihak rumah sakit, dan pihak ketiga, seperti misalnya perguruan tinggi atau
lembaga penelitian. Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi program kegiatan
program PKRS setiap 3 bulan.
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
TIM PKRS TAHUN 2022

NO PROGRAM PELAYANAN & INVESTASI JML BIAYA SATUAN (Rupiah) JML BIAYA (Rupiah) INVESTASI (Rupiah)
1. Kegiatan PKRS Internal (Rawat Jalan dan Inap)
Penyuluhan Kesehatan 60 200.000 12.000.000
Cetak Leaflet, Poster, dan Banner 5.000.000
Cetak Media Luar Ruang/Neon Box 10.000.000
2. Kegiatan PKRS Eksternal
Podcast Masalah Kesehatan 50 500.000 25.000.000
Sosialisasi PHBS di daerah Binaan 4 1.500.000 6.000.000
Webinar atau zoom meeting kesehatan 4 5.000.000 20.000.000
benchmarking ke RS Cempaka Putih Jakarta 2 2.000.000 4.000.000
3. Sarana dan Prasarana PKRS
Sistem Hospital TV 60.000.000
TV LED 42 " 1 5.000.000
LCD 1 5.000.000
Wireless Microphone 1 2.500.000
Mixer Yamaha MG10XU 1 2.500.000
Speaker 1 2.000.000
Souvenir 250 20.000 5.000.000
Sub Total 83.000.000 81.000.000
Total Biaya 164.000.000

Anda mungkin juga menyukai